Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifiana Permata Sari
"Gasifikasi merupakan salah satu pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan, tetapi masih memiliki kelemahan, yaitu menghasilkan partikulat. Penggunaan plasma pada gasifikasi diharapkan dapat mengatasi kekurangan gasifikasi dan dapat menghasilkan gas sintesis. Pada penelitian ini dirancang sebuah reaktor fluidisasi plasma untuk gasifikasi batubara dengan jenis plasma yang digunakan adalah dielectric barrier discharge. Reaktor dirancang dengan ukuran diameter 10 cm dengan tinggi ruang fluidisasi 40 cm dan tinggi total 66 cm. Dilakukan uji kinerja reaktor untuk gasifikasi batubara menggunakan gas CO2 dengan laju alir 20 liter/menit dan batubara jenis sub bituminus dengan tinggi unggun batubara 3 cm dan ukuran batubara 120-200 mesh. Hasilnya didapatkan konsentrasi hidrogen hingga 10,28 % dan CO adalah 28 ppm dengan produktivitas alat mencapai 0,00327 Liter/Joule.

Gasification is one of the environmentally friendly use of coal, but still has a weaknesses, which produces particulate and less economical. The use of plasma gasification is expected to overcome the lack of gasification by producing synthesis gas. In this research designed a plasma reactor for gasification of coal fluidization with a type of plasma used is a dielectric barrier discharge. The reactor is designed with a diameter size of 10 cm, fluidization chamber with a height of 40 cm and a total height of 66 cm. Conducted performance tests using coal gasification reactor for CO2 gas with flowrate of 20 liters/minute and sub-bituminous coal with coal size 120-200 mesh and coal bed height of 3 cm. The results obtained up to 10.28% concentration of hydrogen and CO is 28 ppm with the productivity of the reactor reached 0.00327 Liters / Joule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S932
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Mulyatiningsih
"ABSTRAK
Sintesis gas (syngas) dapat diproduksi melalui proses CO2 reformation of methane. Pemecahan molekul CO2 memerlukan tekanan dan suhu tinggi, sehingga akan memakan biaya yang besar. Dengan memanfaatkan reaktor plasma non-termal berjenis dielectric barrier discharge (DBD), reduksi biaya dapat dilakukan karena proses pemecahan molekul CO2 dilakukan pada kondisi normal. Pemodelan reaktor ini pun diperlukan untuk mendapat model yang mampu menggambarkan kondisi reaktor plasma jenis DBD, sehingga menurunkan risiko kegagalan scale-up. Program yang digunakan untuk pemodelan adalah Computational Fluid Dynamic (CFD), yaitu COMSOL Multiphysics. Perhitungan dilakukan dengan mengombinasi data kinetika eksperimen dan peristiwa perpindahan sehingga didapat suatu model reaktor. Model disimulasi dengan variasi tegangan atau voltase, suhu dan rasio umpan masuk untuk melihat pengaruhnya terhadap konversi dan produksi gas-gas yang dihasilkan. Konversi CH4 dan CO2 terbesar adalah 63% dan 20% yang dicapai pada rasio umpan CH4/CO2 = 0,5. Pada rasio umpan 0,5 juga dihasilkan rasio syngas terbesar, yaitu H2/CO = 2. Konversi yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan naiknya suhu awal di dalam reaktor. Sedangkan produksi syngas baik H2 dan CO menurun dengan meningkatnya suhu.

ABSTRACT
Syngas can be produced using CO2 reforming of methane. Dissociation of molecule CO2 has to be done under high pressure and temperature condition. Therefore its process requires a lot of money. Using plasma non-thermal reactor or dielectric barrier discharge (DBD) can reduce cost requirement, because CO2 dissociation can be done under normal condition. Hence, modeling of plasma reactor is needed to get valid model in order to reduce risk of scale up failure. We use Computational Fluid Dynamic (CFD) program or COMSOL Multiphysics for modeling the reactor. Calculation is done using combination of kinetic experiments data and transfer phenomena to get a reactor model. Model will be simulated under voltage, tempperature, and feed ratio variation to analyze the effect to conversion, and syngas production. Highest conversion of CH4 and CO2 reach maximum at CH4/CO2=0.5 with 63% and 20% respectively. Syngas rasio also reach maximum at 0.5 feed ratio with H2/CO=2. There is no significant effect of temperature variazion to conversion. However, increasing temperature lead to low syngas production."
2016
S64068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Endah Permata
"Limbah cair sintesis yang mengandung senyawa 2,4-diklorofenol (DCP) dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Teknologi plasma dengan reaktor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma non-termal diketahui dapat mendegradasi senyawa DCP menjadi senyawa yang lebih sederhana didegradasi oleh lingkungan. Lucutan plasma dihasilkan oleh pembangkit tegangan tinggi di antara celah elektroda yang dilapisi penghalang dielektrik sehingga limbah cair berfase gas akan terionisasi sehingga dihasilkan sepesi aktif. Spesies aktif yang dihasilkan yaitu elektron, senyawa radikal (hidroksil, ozon, hidrogen peroksida), dan partikel netral yang akan mendegradasi limbah cair dengan cara memutus ikatan senyawa limbah.
Tujuan penelitian ini adalah mendegradasi limbah cair sintetis senyawa DCP menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu CO2 dan H2O. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses degradasi DCP menggunakan reaktor DBD plasma selama 90 menit dapat mencapai 89,55. Penambahan ozon dalam proses degradasi DCP dapat meningkatkan degradasi DCP menjadi 99,62%.Kondisi optimum diperoleh ketika mengunakan laju alir udara 2,5 lpm, laju alir limbah 85 mlpm, tegangan plasmatron 13,6 kV, dan penambahan ozon pada aliran.

Synthesis of wastewater containing compounds 2,4-dichlorophenol can endanger human health and the environment. Plasma technology with a Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor non-thermal can degrade 2,4-dichlorophenol compounds into compounds that are more easily degraded by the environment. A plasma discharge is produced by a high voltage generator between the electrode leaks that the dielectric barrier requires so that the wastewater takes the gas to be ionized so that an active session is produced. The active species produced are electrons, radical compounds, and neutral particles that will degrade wastewater by breaking the joint bond of waste.
The purpose of this study was to degrade the wastes of synthetic manganese and 2,4-dichlorophenol compounds into simpler compounds, CO2 and H2O. From the results of the study, it was found that the DCP degradation process using a plasma DBD reactor for 90 minutes could reach 89,55%. Addition of ozone into the DCP degradation process can increase DCP degradation to 99,62%. The optimum condition is obtained when using an air flow rate of 2.5 lpm, 85 mlpm waste flow rate, 13.6 kV plasmatron voltage, and ozone injection system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Nabilla
"Sintesis fatty acid metil ester (FAME) menggunakan reaktor DBD (Dielectric Barrier Discharge) plasma non-termal berhasil diteliti dan memberikan hasil yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja purwarupa reaktor DBD plasma non-termal serta mendapatkan kondisi operasi optimum untuk sintesis biodiesel. Pada penelitian ini minyak nabati dicampur dengan minyak jelantah, kemudian direaksikan dengan metanol dalam reaktor DBD plasma. Gas Argon digunakan sebagai gas pembawa pada pembentukan pijar plasma. Reaktor dioperasikan pada tekanan atmosfer, laju alir umpan cair 1,33 ml/s, dan laju alir gas pembawa 25,27 ml/s.
Hasilnya, reaktor DBD plasma mampu menyintesis biodiesel tanpa katalis, tidak membutuhkan metanol berlebih, membutuhkan energi yang relatif rendah, serta tidak menghasilkan gliserol dan sabun sebagai produk samping. Kondisi optimal sintesis biodiesel adalah menggunakan bahan baku campuran minyak jelantah dan minyak sawit, rasio metanol:minyak 1:1, pelarut Pertamina DEX, temperatur reaksi 40 oC, tegangan plasma 10,2 kV, dan frekuensi plasma 25 kHz menghasilkan konversi biodiesel maksimal sebesar 89%. Biodiesel yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang berlaku.

Synthesis of fatty acid methyl esters (FAME) using non-thermal DBD plasma (Dielectric Barrier Discharge) reactor has been successfully investigated providing promising results. This study aims to examine the performance of DBD reactor prototypes and obtain optimum operating conditions for biodiesel synthesis. In this study, vegetable oil mixed with waste cooking oil are reacted with methanol in the DBD reactor. Argon gas is used as a gas carrier to generate plasma. The reactor is operated at atmospheric pressure, the liquid feed flow rate of 1.33 ml/s, and carrier gas flow rate of 25.27 ml/s.
The results showed that DBD plasma reactor is able to synthesize biodiesel without a catalyst, does not require excess methanol, requires relatively low energy also does not produce glycerol and soap as a by-product. The optimum conditions reaction required to produce biodiesel are using the mixture of waste cooking oil and palm oil as a feedstock, molar ratio of methanol:oil (1:1), Pertamina DEX as a solvent, reaction temperature of 40 oC, plasma voltage of 10.2 kV, plasma frequency of 25 kHz, resulting in maximum biodiesel conversion of 89%. Biodiesel resulting from this reaction is suitable with the Indonesian quality standard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Anissa Cahyani
"Fenol adalah salah satu kandungan berbahaya dalam limbah cair industri yang memiliki toksisitas akut dan sulit untuk didegradasi di lingkungan, maka dari itu diperlukan pengolahan limbah fenol yang efektif. Reaktor  Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma berkonfigurasi silinder spiral digunakan pada penelitian ini untuk mendegradasi limbah sintetik yang mengandung senyawa fenol melalui spesies aktif yang terbentuk dalam reaktor memiliki potensial oksidasi yang tinggi dan dapat menguraikan berbagai polutan organik dalam limbah. Teknik ozonasi juga diaplikasikan pada reaktor DBD dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah ozon dan radikal OH sehingga dapat memaksimalkan proses degradasi fenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengivestigasi kinerja reaktor DBD plasma dalam mendegradasi fenol dan membandingkan efektivitas reaktor DBD plasma dengan pengaplikasian teknik ozonasi dalam reaktor DBD terhadap proses degradasi. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses degradasi dalam 90 menit dengan reaktor DBD plasma mencapai 57,5%. Pengaplikasian teknik ozonasi pada reaktor DBD mampu meningkatkan degradasi fenol menjadi 98,41%. Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju alir air limbah 85 mL/menit, laju aliran udara 2,5 L/menit dan tegangan sekunder EPT 13,63 kV.

Phenol is one of the pollutant contain in industrial wastewater that has high toxicity and persistent in the environment, therefore, it is urgent to develop effective method to  remove phenol from wastewater. Reactor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma with sylinder coaxial configuration is employed in this study to degrade synthethic wastewater contain phenol, through large chemical active species that has high oxidation potential and able to degrade organic compound in wastewater. Ozonation technique is applied on DBD reactor which aims to increase ozone and OH radicals, thus maximize phenol degradation process.
This study aims to investigated DBD reactor performance in phenol degradation and compared DBD plasma reactor effectivity with application of ozonation technique on DBD plasma reactor in degradation process. From experiment result, it was found that in 90 minutes degradation process of phenol with DBD reactor achieve 57.5%. Application of ozonation on DBD reactor was able to increase the degradation of phenol to 98.41%. The optimum condition of the degradation process was obtained by using wastewater flow rate 85 mL/min, air flow rate 2.5 L/min, and secondary EPT voltage 13.63 kV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samantha Suryo
"Limbah cair yang mengandung senyawa 2-klorofenol dan 4-klorofenol cenderung mengalami bioakumulasi di lingkungan karena sulit didegradasi. Metode konvensional seperti klorinasi, adsorpsi, ekstraksi cair-cair, distilasi uap, fotokatalitik tidak efisien dan mahal. Teknologi plasma dengan reaktor plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) non-termal dapat mendegradasi senyawa klorofenol dengan efisien tanpa menghasilkan efek samping. Berbagai spesies aktif yang dihasilkan dalam reaktor DBD yaitu elektron dan senyawa radikal OH, O3, H2O2. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja degradasi dari reaktor plasma DBD, yaitu persentase degradasi, Chemical Oxygen Demand (COD), radikal OH yang terbentuk, konsentrasi degradasi senyawa 2klorofenol dan 4-klorofenol, dan konsentrasi ozon terlarut. Variasi yang dilakukan yaitu dengan tegangan plasmatron 15, 17, dan 19 kVolt, pH 4 dan 10, dan laju alir limbah yaitu 50, 65, 80 mL/menit. Nilai degradasi 2klorofenol dan 4-klorofenol dalam reaktor DBD mencapai 70,96% dan 23,42%, pada pH 4, secara berturut-turut. Namun pada pH 10, persentase degradasi 2-klorofenol dan 4-klorofenol mencapai 79,41% dan 53,54%, secara berturut-turut. Kondisi optimal proses degradasi didapatkan saat laju alir limbah 50 mL/menit, laju alir udara 2,5 L/menit, dan tegangan sekunder NST 19kV. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veny Luvita
"Senyawa fenolik merupakan salah satu kandungan berbahaya dalam air limbah industri yang memiliki toksisitas akut dan sulit untuk didegradasi di lingkungan, maka dari itu diperlukan pengolahan limbah senyawa fenolik yang efektif. Pada penelitian ini dilakukan proses degradasi limbah yang mengandung senyawa fenolik cair artifisial dengan konsentrasi tertentu menggunakan teknologi ozon plasma gelembung nano yang dihasilkan dari reaktor plasma Dielectric Barrier Discharce (DBD). Gelembung nano merupakan fenomena pembentukan gelembung gas kecil dengan ukuran diameter < 200 nm dan memiliki kestabilan tinggi dalam larutan. Kinerja proses-proses oksidasi basah maupun oksidasi lanjut yang berbasiskan ozon maupun perokson dinilai masih banyak kelemahannya, salah satunya adalah karakteristik oksidasinya yang meliputi jalur rekasi yang terjadi terhadap senyawa-senyawa organik persisten dan juga senyawa-senyawa berbasis nitrogen-amonia. Usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja reaktor plasma yang digunakan perlu dilakukan dalam penelitian ini, terutama dalam hal intensivitas maupun reaktivitas spesi-spesi yang bereaksi maupun ukuran gelembungnya yang lebih halus/kecil (hambatan perpindahan massa dan difusivitas) dalam pelarut polar. Reaktor OPN (ozon plasma gelembung nano) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan integrasi medan plasma dalam reaktor tubular (PFR, plug flow reactor) yang dikombinasikan dengan nosel penghasil gelembung nano untuk meningkatkan kemampuan plasma dalam intesifikasi proses oksidasi. Hasil-hasil penelitian yang terpenting dalam penelitian ini adalah berupa kelarutan oksigen, kelarutan ozon, produksi H2O2 serta sinergitas dari spesi-spesi tersebut yang sangat dipengaruhi oleh besaran tegangan listrik yang digunakan, laju alir gas umpan maupun kemurnian oksigen yang digunakan dalam sistem injeksinya. Dari penelitian yang telah dilakukan, data tertinggi degradasi 4-klorofenol menggunakan input oksigen dengan konsentrasi awal 10 mg/L, 50 mg/L, 150 mg/L, 250 mg/L dan 500 mg/L masing-masing adalah 99,97%; 99,90%; 100%; 99,99% dan 99,69% dengan menggunakan tegangan 17 kV. Untuk ozon terlarut tertinggi adalah 3,39 g/jam, kelarutan oksigen 30,5 mg/L, dengan konsentrasi hidrogen peroksida terbentuk adalah 9 mmol. Hal ini menunjukkan bahwa reaktor OPN dapat berfungsi dengan optimal.

The phenolic compound is one of the hazardous substances in industrial liquid waste with high toxicity and is difficult to be degraded in the environment; therefore, effective phenol waste treatment is needed. In this research, the process of wastes degradation containing liquid phenolic compounds will be carried out using nanobubble technology generated from the Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor. Nanobubble ozone, formed in the DBD plasma reactor, has smaller bubbles than the existing system, and the bubbles have a longer lifetime stays in liquid. The performance of wet oxidation processes and advanced oxidation processes based on ozone and peroxone is considered to have many weaknesses, especially their oxidation characteristics against persistent organik compounds and nitrogen-ammonia and amine-phenolic-based compounds. It is also necessary to increase and improve the performance of the plasma reactor used, especially in terms of the intensity and reactivity of the reacting species and their finer bubble size to have a smaller impact on mass transfer or diffusivity in polar solvents. For this purpose, in this research, hydrodynamic characterization and several tests of the most important Physico-chemical parameters of a prototype nanobubble plasma ozone reactor are carried out so that its performance can be comprehensively known in a reaction system that takes place in an aqueous solvent. The reactor used in this study, also known as the OPN (Ozone Plasma Nanobubble) reactor, is a reaction vehicle that integrates the synergistic effect of a cold plasma field in a tubular reactor (PFR, plug flow reactor) with a nanobubble-producing nozzle to increase the plasma's ability to absorb water. Intensification of the accompanying oxidation or decomposition processes. The most important research results reported in this study are in the form of oxygen solubility, ozone solubility, H2O2 production, and the synergy of these species being strongly influenced by the amount of electric voltage used, the flow rate of the feed gas, and the purity of the oxygen used in the injection system. From this research, the highest data on the degradation of 4-chlorophenol using oxygen input by using a voltage 17 kV with initial concentrations of 10 mg/L, 50 mg/L, 150 mg/L, 250 mg/L and 500 mg/L were 99,97%, 99,90%, 100%, 99,99% dan 99,69% respectively. The highest dissolved oxygen is 3,39 g/h, dissolved oxygen 30,5 mg/L, with the concentration of hydrogen peroxide form is 9 mmol. It shows that the OPN reactor can work optimally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Pratiwi
"Pada transesterifikasi, pemisahan metil ester dari gliserol masih mengandung kontaminan (crude biodiesel) yang harus diproses lebih lanjut agar dapat digunakan sebagai bahan bakar. Penggunaan air (water washing) sebagai salah satu metode pencucian crude biodiesel yang paling umum digunakan belum efektif dilakukan untuk menghilangkan pengotor yang masih terdapat pada biodiesel karena menyebabkan terjadinya emulsi antara air dan metil ester, dan menyebabkan pembentukan air limbah yang banyak, sehingga diperlukan alternatif yang mampu mengurangi permasalahan ini. Teknologi Plasma Dielectric Barrier Discharge merupakan salah satu alternatif yang dapat menggantikan metode water washing dengan metode plasma yang dapat menghasilkan radikal – radikal bebas dan mampu menghasilkan yield produk yang lebih tinggi, tanpa menghasilkan gliserol, dan sisa kontaminan lainnya. Pada penelitian ini, Crude biodiesel dialirkan menuju reaktor plasma untuk menghilangkan pengotor yang dihasilkan dari teknologi transesterifikasi konvensional, dan mampu menurunkan kadar air. Penggunaan teknologi plasma Dielectric Barrier Discharge ini dilakukan dengan memvariasikan tegangan 210 volt, 230 volt, dan 250 volt dan melihat pengaruhnya terhadap kualitas biodiesel agar sesuai dengan standar SNI 7182:2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tegangan 230 Volt terjadi peningkatan metil ester 93,31%, dengan penurunan kontaminan gliserol bebas 0,0158 % m/m , sisa methanol 0,05 %vol, dan peningkatan monogliserida 0,5278%. Pada penelitian ini dihasilkan kualitas biodiesel dengan karakteristik gliserol bebas, asam lemak bebas, densitas, kadar air, viskositas, dan monogliserida memenuhi standar SNI 7182:2015.

In transesterification, the separation of methyl ester from glycerol still contains contaminants (crude biodiesel) which must be further processed so that it can be used as fuel. The use of water (water washing) as one of the most commonly used methods of washing crude biodiesel has not been effectively carried out to remove impurities that are still present in biodiesel because it causes an emulsion between water and methyl ester, and causes the formation of a lot of water waste, so an alternative is needed. able to reduce this problem. Plasma Dielectric Barrier Discharge technology is an alternative that can replace the washing process with the water washing method with a technique to produce free radicals and can produce a higher product yield, without producing glycerol and other contaminants. In this research, Crude biodiesel is flowed into a plasma reactor to remove impurities and be able to reduce water content resulting from conventional transesterification technology. The use of plasma Dielectric Barrier Discharge technology is carried out by varying the voltage of 210 volts, 230 volts, and 250 volts and observing the effect on quality to comply with biodiesel specifications with SNI 7182: 2015 standards. The results showed that at 230 Volt there was an increase in methyl ester 93.31%, with a decrease in free glycerol contaminants 0.0158% m / m, residual methanol 0.05% vol, and an increase in monoglycerides 0.5278%. In this study, the quality of biodiesel was produced with the characteristics of free glycerol, free fatty acids, density, moisture content, viscosity, and monoglycerides that meet SNI 7182: 2015 standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Azzahra
"Air lindi merupakan air yang telah melalui tumpukan sampah sehingga berpotensi untuk merusak lingkungan dan menimbulkan penyakit. Lindi dapat diolah menggunakan teknik Advanced Oxidation Processes (AOPs) berbasis ozon yang digenerasikan dengan Sistem Reaktor Plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) Ozon Nanobubble dengan umpan gas oksigen. Ozon dan spesies reaktif lainnya berperan untuk mengoksidasi air lindi sehingga dapat menurunkan konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD), Biology Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), dan nitrat (NO3-), serta menetralisir pH larutan yang akan menjadi parameter penelitian. Penelitian dilakukan dengan lindi yang diambil di TPST Bantar Gebang dan diberi pre-treatment koagulasi menggunakan tawas dan filtrasi menggunakan karbon aktif. Penelitian dilakukan selama 60 menit dengan variasi laju alir, tegangan listrik, dan durasi uji. Hasil terbaik yang didapat dari masing- masing parameter percobaan adalah pH dengan penurunan 21,8%, TSS dengan degradasi 100%, TDS dengan kenaikan 514,4%, COD dengan penurunan 91,7%, nitrat dengan penurunan 78,8%, dan BOD dengan penurunan 75,1%.

Leachate is water that has gone through a pile of garbage so it has the potential to damage the environment and cause disease. Leachate can be processed using the Advanced Oxidation Processes (AOPs) technique with the basis of ozonation generated by the Ozon Nanobubble Dielectric Barrier Discharge (DBD) Plasma Reaktor System with oxygen gas feed. Ozon and other reactive species play a role in oxidizing leachate so that it can reduce the concentrations of Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), and nitrate (NO3-), as well as neutralize the pH of the solution which will be the research parameter. This research was carried out with leachate taken at the Bantar Gebang TPST and pre-treated with coagulation using alum and filtration using activated carbon. The research was conducted for 60 minutes with variations in flow rate, voltage, and test duration. The best results obtained from each experimental parameter were pH with 21,8% decrease, TSS with 100% degradation, TDS with 514,4% increase, COD with 91,7% decrease, nitrate with 78,8% decrease, and BOD with a decrease of 75.1%."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Putri Suciutami
"Limbah amonia sebagai polutan yang dihasilkan dari berbagai industri kimia seperti industri pupuk, industri petrokimia sangat sulit untuk diolah dengan berbagai metode konvensional yang sudah ada. Metode yang digunakan untuk mendegradasi limbah cair yang mengandung amonia adalah metode plasma ozone nanobubble, karena metode ini tidak mengeluarkan banyak biaya, serta ramah lingkungan. Reaktor plasma yang digunakan merupakan dielectric barrier discharge yang bekerja dengan menerapkan proses oksidasi lanjut dengan mengandalkan spesi aktif yang kuat yaitu radikal hidroksil (·OH), dan ozon (O3). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja penggunaan Reaktor Plasma Ozon Nanobubble dalam mendegradasi kandungan senyawa amonia dalam limbah cair dengan variasi pH asam dan basa, variasi tegangan sebesar 5, 15, dan 17 kV, variasi laju alir gas sebesar 1, 3, 5 L/menit, dan variasi jenis gas umpan berupa udara dan oksigen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, selama proses degradasi dalam waktu 30 menit, dengan kondisi yang maksimum, reaktor plasma ozon nanobubble dapat mendegradasi limbah amonia dengan persentase degradasi sebesar 55,17% dengan kondisi pH limbah cair sebesar 10, tegangan plasma sebesar 17 kV, dan laju alir oksigen sebesar 5 L/menit.

Ammonia wastewater as a pollutant, produced from various chemical industries such as fertilizer industry, petrochemical industry, and it is very difficult to be processed using various conventional methods that already exist. In this research, the method used to degrade wastewater containing ammonia is Plasma Ozone Nanobubble method, because this method does not cost much, and is environmentally friendly. The plasma reactor used is dielectric barrier discharge which works by applying an Advanced Oxidation Process by relying on strong active species, hydroxyl radical (·OH), and ozone (O3). This study aims to examine the use of plasma ozone nanobubble in degrading ammonia compounds in wastewater under acidic and alkaline conditions, with concentration of ammonia wastewater are 50, and 200 mg/L, variations in the contact time of ozone nanobubble with wastewater for 1,5,10, 15, and 30 minutes, variation of the plasma reactor voltage are 5, 15, and 17 kV, with gas fluid used for ozone production are air and pure oxygen. Based on the research that has been done, in the process of 30 minutes, with maximum conditions, the nanobubble ozone plasma reactor can degrade with percentage of ammonia removal of 55,17% with pH of 10; plasma reactor voltage is 17 kV; and oxygen flowrate 5 L/minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>