Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schulz, Erich J.
New York : McGraw-Hill , 1983
621.436 SCH d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Calder, Nigel
Glasgow: J. Munroe & company, limited, 1927
623.872 CAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kates, Edgar J.
Chicago : American Technical Society , 1974
621.436 KAT d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraha W.S.
Abstrak :
Motor diesel sebagai motor bakar dengan prinsip kerja "Pressure Ignition" dapat menggunakan "Cyclone" pada "air intake manifold" untuk menimbulkan efek olakan dalam pola pemasukan udara sehingga terjadi pencampuran yang homogen agar kinerjanya meningkat. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan sudut pengarah cyclone terhadap perubahan kinerja motor, dilakukan percobaan. Berdasarkan hasil pengujian, ternyata penggunaan cyclone bersudut 300 dapat menurunkan BSFC rata-rata sebesar 2,8 % dan meningkatkan nilai efisiensi mekanik rata-rata sebesar 7,8 %. Sedangkan pada penggunaan cyclone bersudut pengarah 450 terdapat suatu fenomena pada pola pembakaran motor diesel sehingga sulit untuk dianalisa meskipun juga dapat menurunkan nilai BSFC dan meningkatkan efisiensi mekanik rata-rata sebesar 1,89 % dan 2,71 %. Tetapi juga terdapat dampak negatif dari pemasangan cyclone pada motor diesel, yaitu menurunnya efisiensi volumetrik dan daya keluaran sebesar 1,33 % dan 4,81 % untuk cyclone bersudut pengarah 300. Sementara untuk cyclone bersudut pengarah 450 dapat menurunkan daya keluaran rata-rata sebesar 3,09 % meskipun efisiensi volumetrik meningkat rata-rata sebesar 1,31 %. Dari nilai tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan cyclone bersudut pengarah 300 lebih tidak efektif dibandingkan cyclone bersudut pengarah 450 untuk meningkatkan kinerja motor diesel. ......Diesel engine as a pressure ignition type of engine can use cyclone on it's air intake manifold to build a swirl effect on air supply so the air and fuel can be homogenically mixed to increase its performance. To find our how big the change of the cyclone 's direction angle can influence the performance of diesel engine. Some tests are taken. From the result, we know that cyclone with 300 of direction angle can decrease BSFC to 2.8% in average and increase mechanical efficiency to 7.8% in average. Mean while, the use of cyclone with 450 of direction angle can make bizarre phenomena to diesel engine, as it's hard to analyze, although it can decrease BSFC and rise mechanical efficiency to 1.89 % and 2.71 % in average. Unfortunately, there are some weaknesses of using cyclone to the diesel engine, such as the decreaseing of volumetric efficiency and output power to 1.33 % and 4.81 % in average for cyclone with 300 of direction angle. While for cyclone with 450 of direction angle can decrease output power to 3.09 % in average, although the volumetric efficiency is rised to 1.31l % in average. lt means that the use of cyclone with 300 of direction angle to diesel engine is more inefficient than cyclone with 450 of direction angle to increase the performance of diesel engine.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranto Arismunandar
Jakarta: Pradnya Paramita, 1983
621.436 WIR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adnan
Abstrak :
Penggunaan mesin diesel telah berkembang dengan pesat sehingga dari total konsumsi bahan bakar minyak, minyak diesel (solar) digunakan sekitar 40 %. Peningkatan jumlah kendaraan bermesin diesel dengan konsumsi solar sebesar 20 juta kiloliter pada tahun 2002 menjadi salah satu penyebab polusi udara. Polusi udara yang merupakan masalah lingkungan terutama disebabkan tercemarinya udara ambien oleh gas buang dari kendaraan bermotor terutama mesin diesel seperti NOX, SO*, dan Partikulat yang berukuran < 10 μm (PM-10). Untuk mengurangi laju polusi udara maka perlu dilakukan perbaikan kualitas bahan bakar solar dengan peningkatan Cetane Number (CN). Semakin tinggi CN berarti waktu tunda penyalaan (ignition delay) lebih singkat dan jumlah minyak solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. CN yang tinggi juga menyebabkan rendahnya laju kenaikan tekanan dan meningkatkan kontrol pembakaran yang berarti meningkatkan eflsiensi mesin, mengurangi getaran, mengurangi jumlah kalor yang hilang serta mengurangi emisi NO* dan partikulat. Untuk mendapatkan solar dengan CN yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan mencampur minyak solar dengan metii ester dari minyak sawit yang mempunyai CN antara 50-60. Cara lainnya ialah dengan penambahan aditif. Aditif yang telah komersial merupakan senyawa organik nitrat, salah satu contohnya yaitu 2 Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN). Penambahan 2-EHN pada solar dengan dosis 0.05 % -0.4 % akan memberikan kenaikan CN sekitar 4-7 angka. Penelitian sebelumnya melaporkan pembuatan aditif berupa senyawa nitrat berbahab baku ester dari minyak sawit dengan proses nitrasi. Aditif tersebut meningkatkan CN 3 -4 angka dengan penambahan 0.5-1.5 % volume pada solar. Mengingat reaksi pra-nitrasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, maka perlu diteliti efektifitas dari salah sat metode yaitu dengan menggunakan reagensia Grignard. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif dengan metode analisis menggunakan Infrared untuk melihat daerah serapan atau gugus senyawa yang terbentuk, Atomic Absorption Spectrometry (AAS) untuk menghitung yield logam Magnesium yang bereaksi dan Gas Cromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). untuk menganalisa struktur metil ester serta berat molekulnya. Adapun tahapan reaksi yang dilakukan adalah sebagai berikut: reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester, hasilnya struktur palmitat dari minyak kelapa sawit dominan pada metil ester ini. Langkah selanjutnya dengan melakukan sintesis senyawa Grignard, yield dari reaksi ini adalah 66.67 %. Grignard hasil sintesis direaksikan dengan metil ester untuk menghasilkan senyawa antara yaitu alkohol tersier, yield reaksinya adalah 26.41 %. Lalu dilakukan reaksi nitrasi pada campuran alkohol tersier yang terbentuk dan metil ester sisa, sehingga dihasilkan aditif yang merupakan campuran senyawa Ester Nitrat dan senyawa Ester Nitrit. Penggunaan dosis 0,25-1.5 % meningkatkan CN minyak solar 0-8-4 angka. Penambahan 1 % sudah cukup meningkatkan CN minyak solar indonesia dari 45 menjadi 48 untuk memenuhi standar intemasional kategori I. Penambahan 2 % senyawa ini meningkatkan CN menjadi 11-15 angka dan minyak solar bersifat lebih eksplosif.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library