Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephen Jhonatan
"Studi ini mengkaraterisasi struktur pasangan batu dengan cara mengulas studi kasus yang sudah tersedia terhadap dinding pasangan batu, berfokus pada sifat mode kegagalan dan batas sifat. Data yang tersedua menyatakan bahwa banyak struktur tua yang dibangun dengan materi pasangan batu, terutama yang dibangun sebelum tahuin 1970, tidak dikhususkan untuk menahan pembebanan lateral. Oleh karena itu, struktur tersebut sangat lemah terhadap guncangan gempa bumi. Studi ini mengulas studi yang telah tersedia terhadap struktur pasangan batu dan mengkarakterisasi sesuai dengan data yang ditemukan.
Terdapat perubahan tujuan studi saat studi ini berlangsung. Tujuan awal dari studi ini adalah untuk menemukan keuntungan dari memasang beton pada dinding geser pasangan batu, namun, proses eksperimen yang rumit tidak mungkin diselesaikan dalam jangka waktu yang tersedia. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini disederhanakan.

This study explains the characteristic of masonry structure by reviewing the past studies on masonry wall, focusing on its failure modes and limit states. Existing data show that older buildings built with masonry materials, especially those that were built before 1970 were not designed to resist lateral loading, therefore, they are very prone to collapsing if an earthquake hits. This study will review the recent studies related to masonry structure and characterize masonry structure based on the data gathered.
There was a change of aim of study before this project is started. The initial purpose of study was to find the benefit of concrete retrofit on a masonry shear wall, however, due to the limited time and the complicated experiment procedure, the goal of the study must be simplified.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirzan Gani
"Outrigger ditujukan untuk memberikan kekangan rotasi pada dinding geser dan kolom-kolom eksternal yang diperkaku belt truss merupakan komponen penahan aksial akibat aksi dari outrigger. Penelitian Lee (2008), Taranath (2010), Fawzia (2011) dan peneliti lainnya menunjukkan aksi outrigger ini dapat mereduksi momen nominal dinding geser dan meminimalisir simpangan lateral bangunan. Namun akibat kekangan outrigger ini menimbulkan tegangan tambahan pada dinding geser pada lokasi dimana outrigger terpasang. Selanjutnya beban aksial tambahan dari aksi outrigger pada kolom-kolom perimeter cenderung akan mempengaruhi kapasitas kolom pada kondisi kritis.
Dalam penelitian ini perilaku non-linier struktur shearwall-outrigger-belt truss 50 lantai yang didisain tanpa dan dengan faktor pembesar Ωo 2,5 dan modifikasi respon R sebesar 6 sesuai SNI 03-1726-2010 dievaluasi menggunakan analisis non-linier pushover.
Hasil penelitian menunjukkan untuk struktur tanpa penggunaan faktor pembesar Ωo mencapai damage index melebihi batas safety limit state yang diakibatkan oleh tercapainya secara dini sendi plastis pada bresing outrigger maupun pada couple beam. Sementara untuk struktur yang menggunakan faktor pembesar Ωo memberikan hasil yang lebih baik namun belum mampu mencapai kinerja struktur sesuai yang ditentukan FEMA 440. Modifikasi dilakukan pada couple beam di lokasi outrigger terpasang menggunakan disain rangka baja untuk memperbaiki kinerja struktur yang menggunakan faktor pembesar Ωo. Hasil modifikasi memberikan kinerja struktur yang meningkat.

Outrigger intended to provide rotational restraint at shear wall and external columns stiffened by belt truss are axial bearing components due to the action of the outrigger. Lee (2008), Taranath (2010), Fawzia (2011) and others shows outrigger can reduce nominal moment of shear wall and building lateral drift. But the consequences of this outrigger restraints afford additional stresses to the shear wall at the location where outrigger attached. Furthermore additional axial load by outrigger action to the perimeter columns likely would affect the capacity of the column in critical condition.
In this study the behaviour of non-linear 50 story shearwall-outrigger-belt truss structure designed with and without magnifying factor Ωo 2,5 and response modification factor 6 required by SNI 03-1726-2010 evaluated using non-linear pushover analysis.
The results showed for the structure without magnifying factor Ωo reached damage index beyond safety limit state, caused by plastic hinge formed early at the outrigger bresing and couple beam. As for the structure that uses a magnifying factor Ωo give better results but have not been able to achieve the specified performance of the structure in accordance FEMA 440. Modification made to the couple beam at the location where the outrigger attached using steel frame design to improve the performance of a structure that using magnifying factor Ωo. Modified structures provide increased performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Erika RM
"ABSTRAK
Dalam proses desain struktur atau dalam menganalisa struktur yang telah ada, seorang perencana memulainya dengan membuat modelisasi suatu struktur. Model struktur yang dibuat direncanakan semirip mungkin dengan struktur asli dan model tersebut diharapkan dapat memberikan respon yang mendekati dengan struktur asli.
Berbagai macam pemodelan dinding geser berangkai telah dilakukan yaitu dengan menggunakan metode portal ekivalen, plane stress membrane element, plane stress membrane element – balok lentur.
Pada penulisan ini dilakukan pemodelan struktur dinding geser beserta balok perangkainya dengan menggunakan elemen membran dan balok geser. Dinding dimodelkan sebagai quadrilateral plane stress membrane element dan balok dengan elemen balok geser THB (Timoshenko Hecky Beam). Dengan pemodelan ini diharapkan akan didapat defleksi lateral pada dinding geser yang mendekati respons struktur sebenarnya. Respon sebenarnya dengan mengganggap semua elemen menggunakan quadrilateral plane stress membrane element.
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, jika ditinjau dari simpangan displacement ternyata pemodelan balok perangkai dengan menggunakan elemen balok geser (THB) dapat dilakukan jika perbandingan Lh>4 namun untuk balok perangkai dengan perbandingan Lh<4pemodelannya dengan balok lentur justru memberikan hasil yang mendekati model referensi.
Jika ditinjau dari simpangan gaya geser yang dihasilkan ternyata simpangan gaya geser terkecil dicapai jika pemodelan menggunakan elemen balok DSB (Discrete Shear Beam).

ABSTRACT
In the process of design structure or in analyzing existing structure, an engineer begins with main models of the structure. The model have to be as similar as the real structure, and the model were expected to give response as near as the real structures.
Some modeling coupled shear walls has been done by using equivalent frame method, plane stress membrane element, plane stress membrane element - link beam.
In this report, modeled coupled shear walls with coupling beam has been done by using membrane elements and shear beam. The walls were modeled as quadrilateral plane stress membrane element and the beams with THB (Timoshenko Hecky Beam) shear beam. With this modeled were hoped to get lateral deflection on shear walls that close with the real structures. The real response by considering all the elements were using quadrilateral plane stress membrane element.
From the simulation, according to the displacement differences, the modelization of coupling beam using shear beam element (THB) can be done if ratio of Lh>4 but for coupling beam with ratio of Lh<4, the modelization with link beam gave more accurate result to reference model.
According to the result of shear story differences, the smallest value were found if the model were using Discrete Shear Beam element."
2006
S35856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Achmad Damar Al Chamid
"Penelitian ini membahas mengenai metode desain sistem ganda dari struktur portal - dinding geser beton bertulang akibat beban gempa dan kebutuhan tulangan yang diperlukan untuk masing-masing metode perhitungan. Dalam penentuan sistem ganda sesuai peraturan SNI 03-1726-2002, pada penelitian ini dilakukan tiga metode desain, struktur portal - dinding geser yang berinteraksi, struktur portal dengan boundary element dinding geser, dan struktur portal dengan dengan dinding geser yang di non-aktifkan. Dalam metode portal - dinding geser yang berinteraksi, struktur bangunan di desain berdasarkan analisis dinamik dan analisis statik, tetapi untuk dua metode lainnya dilakukan dengan analisis statik.
Pada penelitian ini ditinjau bangunan 8 lantai pada lokasi gempa di Jakarta dengan tanah lunak dianalisis sebagai sistem ganda. Simulasi numerik menunjukkan bahwa pendekatan portal ? dinding geser saling berinteraksi dengan faktor reduksi R = 6,5 (SRPMM) menghasilkan tulangan paling besar dibandingkan dengan dua metode lainnya.

This thesis discussed about method of design of a reinforced concrete shear wall - frame structure as dual system due to earthquake load and the requirement of rebar for each methods. In determining dual system structure based on SNI 03-1726-2002, some methods of design such as interaction of shear wall - frame structure, frame with boundary element, and frame with deactivated shear wall is considered in this thesis. In interaction of shear wall - frame structure method, building structure was designed based on dynamic and static analysis, however for two other methods static approach was employed.
In this thesis an 8-story building located in Jakarta and built on soft soil was analyzed as dual system. Numerical simulations show that interaction of shear wall ? frame structure approach with reduction factor R = 6,5 (IMRF) results the biggest required rebar compared with other methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Gibson Harsoning
"Bangunan hotel merupakan suatu bangunan dengan peruntukan komersil yang dapat terbilang memiliki kompleksitas terhadap desain perancangan dalam memenuhi aspek yang dibutuhkan. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian secara ilmiah untuk memberikan hasil yang lebih optimal dari segi perancangan dan biaya yang dikeluarkan, tanpa mengabaikan kekuatan dari struktur bangunan. Sistem struktur yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah post-tensioned flat slab dan sistem ganda dinding geser beton dengan rangka pemikul momen khusus. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbandingan kelayakan struktur antara kedua sistem bangunan akibat gaya gempa yang diberikan, serta efektivitas biaya pekerjaan. Analisis pada penelitian ini menggunakan gempa respon spektrum depok dan riwayat waktu linear, dengan software analisis yang digunakan adalah ETABS. Dari denah arsitektur hotel yang diberikan, penulis mendesain ulang struktur pada kedua sistem hingga mendapatkan hasil yang paling optimal untuk dibandingkan. Dengan segala keunggulanya, sistem post-tensioned flat slab memberikan hasil yang lebih baik dari segi efesiensi volume material dan biaya, walaupun diperlukan beberapa optimasi desain struktural untuk mendekati performa ketahanan lateral akibat gaya gempa seperti sistem ganda konvensional.

The hotel building is a commercial structure that possesses complexity in its design to meet the required aspects. Therefore, scientific research can be conducted to provide more optimal results in terms of design and cost without neglecting the strength of the building structure. The structural systems compared in this study are the post-tensioned flat slab system and the dual system of concrete shear walls with special moment-resisting frames. The purpose of this writing is to determine the structural feasibility comparison between the two building systems due to the given earthquake forces, as well as the cost-effectiveness of the work. The analysis in this study uses the Depok response spectrum earthquake and linear time history, with the analysis software used being ETABS. From the given architectural plan of the hotel, the author redesigned the structure in both systems to obtain the most optimal results for comparison. With all its advantages, the post-tensioned flat slab system provides better results in terms of material volume efficiency and cost, although some structural design optimizations are needed to approach the lateral resistance performance due to earthquake forces like the conventional dual system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audi van Shaf
"Keterbatasan lahan dikota-kota besar di Indonesia menyebabkan banyak dibangunnya gedung-gedung bertingkat tinggi untuk memenuhi kebutuhan akan ruang. Namun lokasi Indonesia yang terletak pada daerah pertemuan lempengan kerak bumi menyebabkan gedung-gedung tersebut rawan terhadap gempa bumi. Dilain pihak, tentu saja tidak ekonomis apabila membangun gedung bertingkat tinggi tahan gempa dengan dimensi yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan suatu konsep tertentu agar bangunan kuat terhadap beban gempa kuat dan strukturnya cukup ekonomis. Jawaban atas kondisi tersebut adalah dengan mereduksi beban gempa dan membuat system struktur yang tepat. Salah satu sistem struktur yang kuat terhadap beban gempa adalah struktur gedung sistem ganda (dual system structure). Struktur sistem ganda berupa gabungan rangka dengan dinding geser yang dapat bekerja sama dalam menahan beban gempa. Penerapan lainnya, adalah dengan memanfaatkan faktor reduksi gempa (R) untuk sistem ganda, seperti tercantum dalam Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002.
Permasalahan yang timbul dalam menggunakan faktor reduksi gempa (R) adalah pemilihan jenis rangka, dimana terdapat Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), serta metode penggunaannya. Metode penggunaan faktor reduksi gempa dapat secara langsung ataupun dihitung dengan motode pembobotan. Untuk itu, pada Tugas Akhir ini akan dibahas kedua hal tersebut dengan cara membuat model-model struktur sistem ganda rangka ruang dan menganalisa model-model tersebut, sehingga diperoleh rasio berat tulangan per volume beton (kg/m3 beton). Model-model struktur yang dibuat adalah struktur rangka beton bertulang dengan dinding geser kantilever pada zona gempa 3 tanah lunak (wilayah DKI Jakarta). Model-model tersebut memiliki variasi ketinggian 8 lantai, 12 lantai, 16 lantai dan 20 lantai.
Dari hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa desain sistem ganda dengan menggunakan metode penggunaan faktor reduksi gempa secara langsung memiliki rasio berat tulangan per volume beton (kg/m3 beton) yang lebih besar bila dibandingkan dengan metode pembobotan. Sedangkan rasio berat tulangan per volume beton (kg/m3 beton) SRPMK lebih besar dari SRPMM.

The lack of space in large cities in Indonesia has supported the construction of tall buildings to fulfill the needs for urban space. The location of Indonesia on plate-meeting earth crust has rendered such construction to be bound to the risk of seismic disaster. In addition, it would be considered non-economic to build a tall building in a land with high risk of earthquake. Thus a certain concept is required to enable a construction of rigorous building with an economic structure. The answer to the condition is by reducing seismic load and constructing the adequate structure required. One of the robust structures against seismic load is a combination of frame using shear wall which may support the load of earthquake. Other alternative is by using seismic reduction factor (R) in dual system structure. For the dual system structure, as described in the Indonesian Building Code for Seismic Resistance Design (Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung) SNI 03-1726-2002.
The problem arising due to the implementation of seismic reduction factor (R) is the selection of frame's types, whereas Special Moment Resisting Frame (SMRF) and Intermediate Moment Resisting Frame (IMRF), as well is method of implementation is used. The method of seismic reduction factor implementation may be used directly or calculated based on the weighting method. For that matter, this Final Assignment shall discuss both matters by constructing models of dual system space frame's structure and analyzing the models, which acquired a ratio of reinforced frame's weigh per volume of concrete (kg/m3 concrete). The structure's models made are reinforced frame with cantilever shear wall on 3rd seismic zone on soft soil (DKI Jakarta region). The models varied from 8, 12, 16 and 20 stories.
From the analysis, the author arrive at a conclusion that dual system design using method of seismic reduction factor implementation has a direct ratio of reinforced frame weight per volume of concrete (kg/m3 concrete) which is bigger than the weighting method. While the ratio of reinforced frame's weigh per volume of concrete (kg/m3 concrete) SMRF is bigger than IMRF.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Bagas Nugroho
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat resiko terhadap gempa bumi yang cukup tinggi. Namun beberapa bangunan gedung di Indonesia dibangun sebelum diterapkannya standar perencanaan ketahanan gempa, SNI 03-1726-1989 yang kemudian diperbaharui menjadi SNI 03-1726-2002, sehingga diperkirakan tidak memperhitungkan aspek-aspek ketahanan gempa pada saat bangunan tersebut dibangun. Gedung X adalah bangunan beton bertulang portal terbuka empat (4) lantai yang dibangun pada tahun 1965 dan merupakan salah satu bangunan yang dimaksud.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja struktur eksisting Gedung X untuk memastikan kelayakan struktur bangunan dalam mengakomodir beban gempa sesuai SNI 03-1726-2002. Apabila ditemukan ketidaksesuaian struktur dalam menahan beban gempa maka dibutuhkan suatu perencanaan metode perbaikan (perkuatan/retrofit) terhadap bangunan tersebut sehingga bangunan itu dapat memenuhi kualifikasi ketahanan gempa sesuai dengan SNI 03-1726-2002 hingga umur pakainya berakhir. Salah satu metode perbaikan yang paling umum digunakan adalah dengan menambahkan elemen baru pada struktur gedung eksisting berupa penambahan dinding geser dan bresing baja konsentrik biasa.
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan elemen dinding geser dan bresing baja dapat memperbaiki defisiensi¬defisiensi yang ada pada Gedung X sehingga ketahanan bangunan eksisting terhadap gempa pun meningkat.

ABSTRACT
Indonesia is an archipelago with high level of seismic risk. However, some buildings in Indonesia was built before the adoption of seismic resistance standards of planning, SNI 03-1726-1989 which was then updated to SNI 03-1726-2002, so it could be assumed that the seismic resistance aspects were not taken into account when the building was built. X Building is an open frame reinforced concrete building and one of buildings in question.
This study was conducted to evaluate the performance of existing structures of X Building to ensure the feasibility of its structures to accommodate seismic loads in accordance with SNI 03-1726-2002. If discrepancies is found in the structures, it needs a repairing (strengthening/retrofit) method plan so that the building qualifies for seismic resistance in accordance with SNI 03-1726-2002 until its expiry date. One of the most common retrofit method is to add new elements to the existing building with addition of shear walls and ordinary concentric braced frame.
Based on the results of the study, the addition of shear walls and braced frame can remove the deficiencies that occur, so the resistance of X Building against seismic increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S822
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library