Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marcha Adiwara P
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang perubahan pada indikator pengetahuan dan sikap kebencanaan para pemuda Indonesia yang menjadi homestay buddy dalam program Disaster Risk Reduction Homestay (DRR Homestay) 2013 selama tiga waktu pengukuran (sebelum program, saat program, dna setelah program). Selama menjalankan program DRR Homestay 2013, para pemuda ini menjalankan berbagai peran dalam target sasaran program, peran dalam rekan sebaya, maupun peran dalam isu pengurangan resiko bencana. secara umum.
This Thesis discusses the changes in Disaster knowledge and attitude indicators of Indonesian Youth who became homestay buddy during program’s of DRR Homestay 2013, which measured in three time measurement (Before program, during program, and after program). During the program of DRR Homestay 2013, these youth were running the variety of roles, both role in target of program, role in peer group, and role in disaster risk reduction issues generally.
2014
S53922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
CDKN,
001 CDKN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd Robi Amri
Abstrak :

Sukabumi merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki pengalaman terdampak bencana gempabumi. Potensi untuk terjadi guncangan akibat gempabumi juga masih besar mengingat daerah ini berada di busur depan tektonik Pulau Jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran pendekatan distribusi potensi bahaya gempabumi hingga potensi risikonya terhadap pertumbuhan distribusi jumlah penduduk. Metodologi yang digunakan untuk potensi bahaya gempabumi adalah dengan pendekatan Peak Ground Acceleration (PGA) yang dapat dikoreksi pada skala yang lebih baik dengan analisis AVS30. Selain itu, untuk melihat potensi dampak terhadap penduduk di tahun 2030, dilakukan pemodelan distribusi pertumbuhan tutupan lahan permukiman dengan menggunakan pendekatan Marcov-chain. Selanjutnya, dengan pendekatan gabungan antara pemodelan random forrest dan proyeksi lahan terbangun serta proyeksi geometrik jumlah penduduk diperoleh sebuah model kepadatan penduduk tahun 2030 dengan tingkat akurasi yang baik. Hasil akhir penelitian dapat memberikan gambaran potensi sebaran dan jumlah penduduk yang berada diwilayah berisiko guncangan permukaan gempabumi yang dikelompokan dalam tiga kategori, risiko rendah, sedang, dan tinggi. Risiko bencana gempabumi dinilai dari potensi gempabumi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak enam jenis, yaitu: potensi gempa bawah permukaan, kondisi fisik, infrastruktur, kebijakan, tutupan lahan, dan jumlah penduduk. Hasil kajian potensi dampak gempabumi dengan melihat proyeksi pertumbuhan permukiman dan penduduk di Sukabumi dapat memberikan informasi potensi risiko gempabumi terhadap pertumbuhan penduduk terbesar berada di wilayah Kota Sukabumi dan sekitar teluk Pelabuhan Ratu. Informasi tersebut dapat menjadi referensi yang lebih baik terutama dalam menyusun strategi antisipasi dalam upaya menjaga pembangunan yang berkelanjutan.

 


Sukabumi is one of the regions in Indonesia that has experience affected by earthquake. The potential for shocks due to earthquakes is still large considering that this area located at the front arc tectonic system of the Java island. The aims of this study is to illustrate the distribution of potential surface shaking based earthquake and it’s risk thought population distribution. The methodology used for potential earthquake hazards is the combination between Peak Ground Acceleration (PGA) approach and AVS30 analysis. In addition, to see the potential impact of the population in 2030, the distribution of residential land cover is developed using the Marcov Chain approach. Furthermore, with combination approach between random forrest modelling, projected land cover, and geometric projections of population, a population density model of 2030 was obtained with better accuracy. The final results of this study can provide an overview of distribution and number of residents in the potential surface shaking areas that are grouped into three different categories: low, medium, and high risk. Earthquake disaster risk is assessed from the potential of the earthquake. There are six variables that used in this study, namely: subsurface earthquake potential shaking, physical condition, infrastructure, regulation, land cover, and population. The results of the study of the potential impact of the earthquake by looking at the projected growth in settlements and residents in Sukabumi area. It can provide information on the potential risk of earthquakes to the largest population growth in the area of Sukabumi City and around the port of Pelabuhan Ratu. This information can be a better reference, especially in preparing anticipatory strategies for resilience sustainable development programme.

 

2019
T53716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanto Suryanto
Abstrak :
This study aims to obtain empirical evidence of disaster mitigation in Bantul, Indonesia. The expected utility theory and impact of regional characteristics on individual perceptions was used to describe the disaster risk management process. The regional mapping based on hazard level was conducted by a Geographical Information System (GIS). Data used in this research were primary and secondary data. Primary data were obtained by distributing questionnaire to some respondents. Sample amounts used were 395 respondents. The research empirical contribution was to economic valuation method used towards safety and efforts to link regional characteristics, individual perception and also their willingness to conduct mitigation. The research practical contribution was to identify some key obstacles in disaster risk management. Based on multiple regression analysis, this study found that educational level, risk aversion degree, trust towards earthquakeresistant building, control ability, income level, classification of hazard area contributes to higher Willingness To Pay (WTP) for mitigation. It also found that perception towards central governmental roles variable did not affect to WTP for mitigation. However, the income levels of the communities in Bantul positively correspond to WTP for mitigation suggesting that the findings were consistent with the expected utility theory.
Sebelas Maret University, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Ayu Faluthamia
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengurangan resiko bencana berbasis sekolah di SDN 1 Wantisari Lebak Banten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa implementasi pengurangan resiko bencana berbasis sekolah yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak tidak berjalan optimal terhadap pelaksanaan strategi pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi pengurangan resiko bencana di SDN 1 Wantisari, seperti aspek pengetahuan, sikap dan tindakan, serta aspek pengalaman.
This thesis discusses about school-based disaster risk reduction in SDN 1 Wantisari Lebak Banten. The research used a qualitative approach and descriptive study research. The research concludes that the implementation of school-based disaster risk reduction by Lebak District Education Authority doesn't run optimally on the implementation of disaster risk reduction mainstreaming strategies. There are some factors that affect the implementation of DRR in SDN 1 Wantisari, such as aspect of knowledge, attitudes and actions, and aspect of experience.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggala, Adithya Raja
Abstrak :
Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi mengalami bencana baik bencana alam ataupun bencana yang ditimbulkan oleh manusia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, 2013 menyebutkan bencana kebakaran adalah bencana yang terbanyak kedua yang terdapat di provinsi DKI Jakarta. Sumber dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta 2017, frekuensi kejadian kebakaran terbanyak di Jakarta Pusat khususnya kecamatan Johar Baru. Faktor penyebab kebakaran tertinggi adalah hubungan arus pendek listrik 34 dan kebocoran gas 26 . Peneliti melakukan program intervensi yang dilakukan pada komunitas warga di Rukun Warga RW 03 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru dengan menggunakan pendekatan Empowerment Community Setting ECS. Dimana dengan pendekatan ini mempunyai tujuan agar komunitas membentuk organisasi, yang dimana organisasi tersebut berfungsi sebagai agen perubahan di daerahnya. Intervensi ini mencakup kegiatan diskusi FGD mengenai permasalahan kebakaran, pembentukan organisasi yang meliputi penyusunan struktur organisasi, pemilihan ketua, penunjukan anggota, penentuan visi organisasi, penyusunan rencana kegiatan organisasi dan penyelenggaraan kegiatan inti salah satunya adalah workshop. Setelah dilakukan intervensi didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre-test dan post-test yang diukur menggunakan kuesioner disaster risk awareness dan resilience. Hal yang sama terjadi juga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kelompok yang diintervensi n=19 dan kelompok yang tidak diintervensi n=21.
Indonesia is a country that has the potential to experience disasters either natural disasters or disasters caused by humans. The National Disaster Management Agency BNPB, 2013 mentions that the fire disaster is the second most prevalent disaster in the province of DKI Jakarta. Source from Jakarta Fire and Rescue Agency 2017, the frequency of most fires in Central Jakarta, especially Johar Baru district. The highest cause of fire was short circuit 34 and gas leakage 26. Researchers conducted an intervention program conducted on community residents in Rukun Warga RW 03 Tanah Tinggi Sub District, Johar Baru District using the Empowerment Community Setting ECS approach. Where this approach has a purpose for the community to form an organization, which where the organization serves as an agent of change in the region. This intervention includes focus group discussion activities on fire issues, the formation of organizations that include the preparation of organizational structure, election chairman, appointment of members, the determination of organizational vision, organizational activity plan and organizing core activities one of them is made a workshop. After the intervention, it was found that there were significant differences in pre post test results measured using disaster risk awareness and resilience questionnaires. Similarly, there were significant differences in the intervention group n 19 and the control group n 21.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Akbar Ridho Rizqullah
Abstrak :
Penelitian ini membahas program Desa Tangguh Bencana (Destana) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Caritas Bogor yang ditujukan kepada warga Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil dari pelaksanaan Program Desa Tangguh Bencana di Desa Cigorondong. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September tahun 2021 sampai Bulan Desember tahun 2021. Alasan penelitian ini adalah karena pentingnya program Destana ini jika bisa dilaksanakan dengan baik bagi keberlangsungan hidup masyarakat Desa Cigorondong, mengingat tiga tahun yang lalu mereka mengalami bencana alam tsunami. Tujuan program ini secara umum adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan aparat desa dalam melakukan pengurangan risiko bencana tsunami. Penelitian ini merupakan penitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program Destana telah berjalan dengan baik dan cukup optimal. Hal itu dikarenakan enam dari tujuh kegiatan Destana berdasarkan Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 telah dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain pengkajian risiko desa, rencana penanggulangan bencana, pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB), peningkatan kapasitas aparat dan warga dalam penanggulangan bencana, dan pemaduan PRB ke dalam rencana pembangunan desa. Namun, masih ada sedikit kekurangan dari hasil pelaksanaan program ini, yaitu masih kurangnya dukungan dari pihak luar dan partisipasi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Destana belum merata. Selain itu, program ini belum melaksanakan kegiatan evaluasi. ......This study discusses Desa Tangguh Bencana (Destana) program organized by Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) together with Caritas Bogor aimed at residents of Cigorondong Village, Sumur District, Pandeglang Regency, Banten. The purpose of this study was to determine the results of the implementation of Desa Tangguh Bencana Program in Cigorondong Village. This research was conducted from September 2021 to December 2021. The reason for choosing to do this research is because of the importance of this Destana program if it can be implemented properly for the survival of the people of Cigorondong Village, considering that three years ago they experienced a tsunami natural disaster. The general objective of this program is to increase the capacity of the community and village officials in reducing the risk of a tsunami disaster. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The results of this study indicate that the Destana program has been running well and is quite optimal. This is because six of the seven Destana activities based on Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 have been implemented. These activities include village risk assessments, disaster management plans, establishment of a Disaster Risk Reduction Forum or called Forum PRB, capacity building of officials and residents in disaster management, and the integration of Disaster Risk Reduction (DRR) into village development plans. However, there are still some shortcomings from the results of the implementation of this program, namely the lack of support from outside parties and the participation of those involved in Destana activities has not been evenly distributed. In addition, this program has not carried out any evaluation activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Leny
Abstrak :
Jayawijaya suffers from hazards stemming from natural and human-made-disaster (anthropogenic). Dani tribe resided in Jayawijaya is known to dwell on profound influence of culture and nature allowing genuine local knowledge in managing disaster risks to breed. This study aims to understand the cultural knowledge systems of Dani tribe relating to disaster and its practices. This study is developed from desk studies and interviews with stakeholders. Dani tribe has known the concept of human-and-human and human-and-nature unison. They define this concept as transcendence relationship. Harmonious relationship between human and nature is believed would influence livelihood and in contrast would engender various forms of disaster. As part of securing their well-being, Dani tribe formulates norms which is manifested in various practices such as: environmental protection which includes rules and sanctions; the establishment of war command post and tribal structure consisted of commander of war and the head of fertility who govern war threads and initiate peace; as well as ritual performances. Living in harmony with nature allows Dani tribe to interpret these signs of nature as an early warning of disaster. Hopefully, the results of this study would be beneficial to local governments, customary institutions, faith-based institutions, and stakeholders in an effort to build community resilience.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yerry Purba Wiratama
Abstrak :
Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 membawa dampak kerusakan yang luas di daerah Kabupaten Sleman, khususnya Desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan. Tak ingin dampak tersebut terulang kembali, Pemerintah mengeluarkan program Desa Tangguh Bencana yang ditujukan agar masyarakat memiliki kapasitas dalam mengurangi resiko bencana diwilayahnya. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis implementasi pengurangan resiko bencana pemerintah berbasis masyarakat melalui Program Desa Tangguh bencana di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, serta pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara dengan stakeholders terkait di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman dan studi pustaka. Hasil penelitian implementasi program Desa Tangguh Bencana di Desa Argomulyo menunjukkan adanya pola sinergitas multistakeholders baik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Non-Governmental Organization/Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun masyarakat setempat yang tergabung dalam komunitas relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa Argomulyo. Dalam interaksi antar aktor tersebut, masyarakat Desa Argomulyo tidak lagi menjadi obyek, namun pelaku utama yang bergerak dari bawah ke atas (bottom up) dalam upaya pengurangan resiko bencana di wilayahnya dengan keaktifannya menangani sejumlah bencana serta meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan dan simulasi kebencanaan. Meskipun demikian, dalam implementasi program tersebut juga menemui kendala seperti minimnya pendanaan, terlebih dengan tidak adanya keterlibatan peran dari sektor swasta. Disamping itu, perlu juga menemukan pendekatan dalam menjaga antusiasme masyarakat terhadap kegiatan pelatihan simulasi.
The eruption of Mount Merapi in 2010 brought widespread damage to the Sleman Regency, especially Argomulyo Village. Government issued a program called Desa Tangguh Bencana to improve the ability or capacity of the local community to reduce the risk of disasters in their areas. The purpose of the study was to analyze the implementation of community-based disaster risk reduction through Desa Tangguh Bencana Program in Argomulyo Village. This research is a qualitative research with a case study approach, as well as data collection conducted through interviews with relevant stakeholders in Argomulyo Village. The results of this research show a pattern of multistakeholder interaction between Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Non-Governmental Organizations, and local communities. In the interaction between these actors, the people of Argomulyo Village are no longer the objects of the program, but the main actors in the program to reduce disaster risk in their area by actively handling a number of disasters and increasing their capacity through various training and disaster simulations. However, in the implementation of the program also encountered obstacles such as lack of funding and maintaining the enthusiasm of the local community.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T54918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Boitulus H. M. L.
Abstrak :
Indonesia is famous as a country prone to natural disasters, and its threat continues to increase over time. On the other hand, most of the regions in Indonesia are vulnerable to many kinds of natural disaster. Thus, the damage caused by the natural disasters become extensive, and making the recovery costs enormous. Most of the time, local governments that experience adversities are unable to bear the costs of natural disaster recovery.  Though most of the local government realized that they needed to expend more on natural disaster mitigation, most of them are not allocating their budget as recommended. The main reason is that there are other expenditures that are more important to be allocated rather than to something that might not happening. But if we put the region on a hypothetical condition of disaster certainty, then the damage that needed to be recovered will be enourmous. In order to see the recovery cost needed, we simulate hypothetical natural disasters on each year from 2019-2023. We estimate the value of the regions and the natural disaster risks of each regions, and estimated the recovery costs. We found that almost all local governments are incapable on handling recovery costs for major natural disaster such as earthquake and tsunami, and most of local governments are incapable on handling recovery costs for the least hazardous yet frequently occuring natural disasters such as flood and drough. Eventhough they allocating the budget for natural disaster mitigation as recommended, most of them still unable to handle the recovery. Therefore, most of the regions are very vulnerable of natural disaster in the future, and most local governments are incapable of handling the recovery by themselves.
Indonesia terkenal sebagai negara yang rawan bencana alam, dan ancamannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, sebagian besar wilayah di Indonesia rentan terhadap berbagai jenis bencana alam. Dengan demikian, kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam menjadi luas, dan membuat biaya pemulihan sangat besar. Pada umumnya, pemerintah daerah yang mengalami kesulitan tidak mampu menanggung biaya pemulihan bencana alam. Meskipun sebagian besar pemerintah daerah menyadari bahwa mereka perlu mengeluarkan lebih banyak untuk mitigasi bencana alam, kebanyakan dari mereka tidak mengalokasikan anggaran mereka seperti yang direkomendasikan. Alasan utamanya adalah bahwa ada pengeluaran lain yang lebih penting untuk dialokasikan daripada untuk sesuatu yang mungkin tidak terjadi. Tetapi jika kita menempatkan daerah tersebut pada kondisi kepastian bencana, maka kerusakan yang perlu dipulihkan akan sangat besar. Untuk melihat biaya pemulihan yang diperlukan, kami mensimulasikan bencana-bencana alam hipotetikal pada setiap tahun dari 2019 - 2023. Kami memperkirakan nilai daerah dan risiko bencana alam masing-masing daerah, dan memperkirakan biaya pemulihan. Kami menemukan bahwa hampir semua pemerintah daerah tidak mampu menangani biaya pemulihan untuk bencana alam besar seperti gempa bumi dan tsunami, dan sebagian besar pemerintah daerah tidak mampu menangani biaya pemulihan untuk bencana alam yang tidak terlalu parah namun sering terjadi seperti banjir dan kekeringan. Walaupun mereka mengalokasikan anggaran untuk mitigasi bencana alam seperti yang direkomendasikan, kebanyakan dari mereka masih tidak mampu menangani pemulihan. Oleh karena itu, sebagian besar daerah sangat rentan terhadap bencana alam di masa depan, dan sebagian besar pemerintah daerah tidak mampu menangani pemulihan sendiri.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library