Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tony Hotland
"Gerbang abad 21 telah terbuka dan dibaliknya kita pun menemukan
satuan-satuan kecil pola budaya yang sedikit banyak terfragmentasi, terkontaminasi,
tersegmentasi dalam upaya mereka mendefinisikan diri, atau lebih tepatnya mencari
idertitas di r" yang mulai tercabik-cabik dibalik hebohnya globalisasi, intemasionalisasi
ataL:pun universalisasi, yang tidak hanya membentuk seouah desa global tetapi juga
mar1usia global dengan kesadaran global. Maka, semua kriteria kebudayaanpun terserap
yanu juga mempengaruhi hal-hal yang terkesan sepele seperti aQa itu cinta, keindahan,
kecantikan atau ketampanan yang universal.
Per:~elitian ini berusaha melihat bagaimana sebuah majalah pria
menbingkai maskulinitas. Unit analisa yang dia bil adalah majalah Men's Health edisi
Januari sampai Juli 2002. Unt k melakukan hal tersebut, dilakukan dengan analisa
diskursus kritis (Critical Discourse· Analysis). Analisa model ini berusaha melihat
keterkaitan antara tiga level yaitu level teks, discourse practice (produksi dan konsumsi
meciia) dan level sociocultural practice.
Dalam menganalisa isi media, banyak faktor yang terkait didalamnya.
Fakto;-faktor tersebut berkisar da;i faktor pekerja media sebagai lr.dividu, f
orga~nisas i, faktor rutini~as media, faktor dari luar media, sampai ke faktor ideologi. Posisi
mecia yang tidak C:iapat dihindarkan sebagai i nsi:i~usi bisnis pun ikut mempengaruhi isi
medianya.
Analisa yang dilakukan pada level teks menghasilkan 4 buah bingkai
maskulinitas yaitu bingkai seksi dan berotot, bingkai Don Juan, bingkai kesehatan dan
bingkai bisnis.
Analisa discourse practice melihat hubungan antara teks dan proses
proc uksi konsumsi media. Status majalah Men's Health sebagai media waralaba
mempengaruhi proses produksi isi media karena 60 persen edisi lokal merupakan
adaptasi dari edisi internasional yang di'lokal'kan dengan menambahkan sumber-sumber
loka;: Oari analisa ini terlihat bahwa faktor organisasi, audiens, pengiklan dan ideologi
media ikut mempengaruhi isi media. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi isi media
dennan caranya sendiri sehingga menghasilkan sebuah edisi majalah Men's Health Komodifikasi yang terjadi dalam majalah Men's Health meliputi komodifikasi
isi, audiens dan pekerja media. Dengan analisa ekonomi politik media (komodifikasi) ini,
terlihat posisi Men's Health sebagai sebuah institusi bisnis yang memperhitungkan
keuntungan yang akan didapat ketika mempersiapkan dan meram!.! sebuah edisi maja!ah.
Kapitalisme global mendapatkan keuntungan dari tampilan laki-laki seperti yang ada di
majalah Men's Health melalui ekspansi produk-produk bermerk internasional dan sirkulasi
yan!J meningkat diberbagai negara.
Analisa socio cultural dikaitkan dengan situasi kapitalisme media Indonesia,
konstruksi gender, budaya fetishisme dan narsisme dalam masyarakat. Kapitalisme
industri mengakibatkan komoditas pemujaan tubuh menjadi salah satu sarana
menghasilkan dan melipatgandakan kapital. Konstruksi gender menghasilkan konsep
feminin dan maskulin, yang kemudian tumbuh menjadi stereotip dalam masyarakat.
Konstruksi maskulinitas terjadi sejak dini melalui sosialisasi dari berbagai pihak dan
menjadi tuntutan sebuah budaya dari para laki-lakinya.
Fetishisme aan narsisme, yang memfokuskan pada bentuk dan penampilan
fisik juga menjadi faktor hadimya maskulinitas dala masyarakat dan timbulnya
kom.odifikasi maskulinitas. Media serta medium lainnya secara sadar ataupun tidak telah
ikut mengkampanyekan wacana p~mujaan tubuh ini sehingga memberikan perasaan tidak
nyaman bagi populash.mengenai penampilan dan perannya dalam masyarakat.
Dalam konteks globalisasi, dimana batasan waktu dan tempat semakin
teratasi, dunia tumbuh menjadi sebuah desa global. Media-media pun kini melakukan
ekspansi ke seluruh penjuru dunia dan ikut menyebarkan budaya dan nilainya sendiri yang
dibc:wa dari tempat ia berasal. Maskulinitas dalam majalah Men'S Health juga dilihat
sebagai sebuah ekspansi budaya dari Amerika Serikat. Konsekuensinya adalah bahwa
media tidak semata dilihat sebagai respo dari l
kek11atan untuk membentuk masyarakat"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellys Lestari Pambayun
"Penelitian kritikal tentang voyeurisme di cyberporn ini berawal dari pengamatan terhadap realitas kegiatan para pengguna internet yang mengakses salah satu situs porno yang mayoritas dipresentasikan wanita, yaitu cyberporn. Kemudian dari hasil pengamatan tersebut ditemukan permasalahan, yaitu bahwa media massa baru (internet) melalui situs yang paling populernya ini, yaitu cyberporn, telah menunjukkan eksploitasi, subordinasi, dan komodifikasi terhadap perempuan di dalamnya.
Dasar teoretik yang digunakan untuk menganalisis masalah voyeurisme adalah paradigma kritikal (critical theory) yang secara khusus tujuan penelitiannya adalah mengungkap kesadaran palsu (false consciousness) di balik apa yang dilihat "objektif". Sementara secara umum, tujuannya adalah memperoleh temuan yang memiliki signifikansi sosial seperti kritik sosial, penyadaran, pemberdayaan atau transformasi sosial.
Penelitian ini pun diteropong oleh pemikiran teori kritikal politik ekonomi dengan salah satu variannya, yaitu instrumentalis, yang menjelaskan bahwa media itu dikuasai oleh para kapitalis dengan tujuan mendominasi kelas dalam suatu tatanan budaya dan masyarakat tertentu.
Pemikiran teoretik lain yang digunakan adalah perspektif feminis, khususnya perspektif feminis kritis marxis, yang bertujuan menemukan masalah-masalah timbulnya subordinasi dan eksploitasi melalui visualisasi wanita di cyberporn yang dikonsumsi oleh pengguna internet sebagai tayangan voyeuristic, di mana tayangan ini menjelaskan suatu kekuasaan pada tubuh wanita melalui strategi kapitalis dan hegemoni ekonomi. Dan, visualisasi wanita di cyberporn itu sendiri secara khusus akan ditelusuri oleh analisis kritis wacana, sehingga gambaran ideologi patriarki dapat terlihat jelas.
Selain itu secara metodologis digunakan dimensi ontologis, yaitu berusaha menganalisis voyeurisme sebagai suatu realitas semu (virtual reality) dan ini terjadi karena adanya konstruksi motivasi dan persepsi terhadap nilai-nilai pengguna Internet sebagai individu yang diciptakan kapitalis dan sistem patriarki. Sementara, melalui dimensi epistemologi dijelaskan interaksi peneliti dan objek yang diteliti dengan tujuan menemukan sistem nilai pengguna internet. Dan, metode penelitian kualitatif ini digali melalui analisis wacana dan secara etnografi yaitu metode yang berusaha mengungkap gambaran kegiatan voyeurisme sebagai perilaku yang patriarkis.
Penelitian ini menghasilkan atau menemukan bahwa telah terjadi bias gender dan kokohnya kontribusi ekonomi perempuan di dalam Internet atau cyberporn dan kuatnya ideologi patriarki di mana laki-laki digambarkan sebagai penonton yang diskriminatif dalam memandang objek tontonannya (perempuan), sementara para aktivis perempuan tidak melakukan reaksi atau aksi apa pun terhadap keberadaan wanita di cyberporn."
2000
T5663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subahagia Rendy Warman
"Penelitian ini membahas reaksi Pemerintah Rusia terhadap Referendum Krimea melalui Pidato Kenegaraan Presiden Vladimir Putin. Pembahasan yang dianalisis adalah teks pidato kenegaraan Presiden Vladimir Putin. Penelitian ini menggunakan teori Analisis Wacana Kritis oleh Norman Fairclough. Pada teori tersebut, penulis mengkaji pidato kenegaraan Presiden Vladimir Putin dari segi teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Penelitian ini menyimpulkan bahwa reaksi Pemerintah Rusia melalui pidato kenegaraan Presiden Vladimir Putin adalah untuk mengakui dan menyetujui Krimea kembali bergabung dengan Rusia melalui unsur sejarah dan perdamaian.

The aim of this study is to describe and understand the Russian Federation Government response to Crimea Referendum through President Putin?s Official Speech of the Nation Address. This research analyzed the text draft of President Vladimir Putin's official speech of the nation address by employing Critical Discourse Analysis theory of Norman Fairclough. Within this theory framework, the author examines the text of speech of President Vladimir Putin from the angle of text, discourse and sociocultural practices. The thorough analysis results in a conclusion that majority of the part of Putin?s nation address is to acknowledge and approve the Crimea reunification with Russian Federation through historical and peace lenses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library