Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wina Meiresta
Abstrak :
ABSTRAK
Aliran transmisi 150 kV subsistem Ungaran memiliki peranan penting dalam penyaluran energi listrik di wilayah semarang bagian barat. Untuk itu diperlukan sistem proteksi untuk menjaga keandalan dari sistem transmisi. Salah satu peralatan yang digunakan untuk melindungi saluran transmisi 150 kV adalah relai jarak. Relai jarak merupakan proteksi utama pada saluran transmisi 150 kV, dengan membandingkan impedansi gangguan dan impedansi setelan relai, diharapkan relai jarak dapat selektif dalam menangani gangguan. Keselektifan dan keandalan sistem proteksi pada relai jarak bergantung pada koordinasi penyetelan zonanya agar tidak terjadi overlapping. Oleh karena itu diperlukan simulasi gangguan untuk dapat mengetahui apakah penyetelan koordinasi relai jarak sudah tepat. Simulasi dilakukan pada kondisi saat ini/existing yang diberikan gangguan 3 fasa. Berdasarkan simulasi tersebut, penyetelan koordinasi relai jarak saat ini perlu dilakukan evaluasi kembali atau resetting karena terjadi tumpang overlapping pada zonanya. Salah satu relai jarak yang disetel ulang adalah relai jarak penghantar Ungaran arah Bukit Semarang Baru, dimana nilai sebelum disetel sebesar zona 1 = 2,9 ohm; zona 2 = 4,4 ohm; zona 3 = 33,9 ohm dan setelah disetel ulang menjadi zona 1 = 3,1 ohm; zona 2 = 4,7 ohm; zona 3 = 7,44 ohm.
ABSTRACT
Transmission line 150 kV Ungaran subsystem has an important role in the distribution of electrical energy in west Semarang. It is necessary for the protection system to safeguard the reliability of the transmission system. One of the tools used to protect the 150 kV transmission line is distance relays. Distance relays is the main protection of 150 kV transmission line, by comparing fault impedance and impedance settings relays, distance relays can be expected to be selective in dealing with distractions. Selectivity and reliability of the protection system at distance relay depends on the coordination of zoning adjustment in order to avoid overlapping. It is therefore necessary for the interference simulations can determine whether adjustments are appropriate coordination distance relays. Simulations performed on the current condition / existing 3-phase given disorder. Based on this simulation, tuning coordination distance relays this time needs to be evaluated again or resetting due to an overlap in the overlapping zones. One relay distance is distance relays reset conductor Ungaran Semarang directions Bukit Baru, where the value before the set of zone 1 = 2.9 ohm; Zone 2 = 4.4 ohm; zone 3 = 33.9 ohms and after reset into zone 1 = 3.1 ohm; Zone 2 = 4.7 ohm; zone 3 = 7.44 ohm.
2015
S59238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Cristof Naek
Abstrak :
Sistem proteksi adaptif merupakan salah satu alternatif koordinasi rele yang dapat disesuaikan dengan perubahan keadaan sistem transmisi (on-line) memungkinkan pengamanan yang lebih efektif dan efisien. Konsep adaptif dapat mencegah rele dari kegagalan operasi yang disebabkan oleh efek reaktansi. Konsep ini dibuat sebagai pengukuran standar dari saluran ganda, misalnya adanya tegangan dan arus tiga fasa dari saluran yang terganggu dan pertambahan arus urutan nol dari saluran yang baik digunakan sebagai sinyal masukan rele. Konsep ini berdasarkan perubahan posisi dari karakteristik rele jarak sehingga diperlukan kompensasi terhadap efek dari reaktansi. Oleh karena itu diperlukan sebuah vektor geser yang ditetapkan pada perhitungannya. ......An adaptive distance protection system is an alternative coordination relay that can appropriated with the changes of condition transmission system which can make more effective and efficient. An Adaptive algorithm allowing one to prevent the relay from mis- or mal-operation caused by the reactance effect. The algorithm is designed for a standard availability of measurements from one-end of the double-circuit line, in example, when three-phase voltage and current from the faulted line circuit, and additionally zero-sequence current from the healthy line circuit, are provided as the relay input signals. The algorithm is based on changing the position of the distance relay characteristic in such away that the reactance effect is effectively compensated for. For this purpose the shift vector is determined in on-line relatively simple calculations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Wahyudhia
Abstrak :
Pada sistem tenaga listrik, terdapat tiga komponen penting yang berperan dalam menyalurkan energi listrik, yaitu sistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Dalam beberapa kasus, digunakanlah saluran hibrida yang menggabungkan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran kabel bawah tanah (SKTT) dengan pertimbangan tertentu seperti keterbatasan biaya dan pertimbangan lingkungan. Namun, perbedaan karakteristik antara kedua jenis saluran tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam deteksi lokasi gangguan. Untuk meningkatkan keandalan sistem, digunakan sistem proteksi yang bertugas mengamankan sistem tenaga listrik dengan melakukan identifikasi dan pemindaian terhadap gangguan yang terjadi, sehingga dapat meminimalisasi kegagalan pasokan listrik yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Dilakukan pengujian antara relai jarak dengan relai gelombang berjalan untuk mendeteksi lokasi gangguan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Data hasil simulasi menunjukkan Rata-rata persentase kesalahan deteksi lokasi gangguan pada sistem gelombang berjalan ujung tunggal adalah sekitar 1,12%, sedangkan pada sistem gelombang berjalan ujung ganda hanya sekitar 0,36%. Di sisi lain, relai jarak menunjukkan tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi, dengan rata-rata sekitar 33,73%. Dari penelitian ini terungkap bahwa sistem proteksi gelombang berjalan ujung ganda lebih efektif dalam mendeteksi lokasi gangguan dibandingkan dengan sistem gelombang berujung tunggal dan sistem proteksi relai jarak. ......In the electrical power system, there are three crucial components that play roles in delivering electrical energy, namely generation, transmission, and distribution systems. In some cases, hybrid channels combining high-voltage overhead lines (SUTT) and underground cable channels (SKTT) are utilized with certain considerations such as cost limitations and environmental concerns. However, differences in characteristics between these two types of channels can lead to errors in fault detection. To enhance system reliability, a protection system is employed to secure the power system by identifying and scanning disturbances that occur, thus minimizing power supply failures that could lead to system instability. Testing is conducted between distance relays and traveling wave relays to detect fault locations using MATLAB software. Simulation data shows that the average error percentage of fault location detection in the single-ended traveling wave-based system is approximately 1.12%, while in the double-ended traveling wave-based system it is only about 0.36%. On the other hand, distance relays exhibit a much higher error rate, averaging around 33.73%. This research reveals that the double-ended traveling wave protection system is more effective in detecting fault locations compared to the single-ended traveling wave system and the distance relay protection system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Aufar
Abstrak :
Sistem proteksi sangatlah penting dalam sistem tenaga listrik, terutama untuk kehandalan kerja dan perlindungan pada sistem dalam mesin-mesin listrik. Rele merupakan salah salah satu alat proteksi yang banyak digunakan pada sistem tenaga listrik. Jenis rele bermacam-macam tergantung karakteristik yang dibutuhkan, salah satunya adalah rele jarak dan rele diferesial penghantar. Pada PT. PLN, penggunaan sistem proteksi mutlak diperlukan untuk mendukung kinerja sistem tenaga listrik karena sebagai perusahaan listrik negara, PLN merupakan gardu terdepan dalam pendistribusian listrik di seluruh Indonesia sehingga tentunya diharapkan keberlangsungan sistem listrik tidak terganggu. Pada skripsi ini, penulis akan mengangkat topik tentang konfigurasi proteksi dimana pada sistem transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) di daerah Alam Sutera akan dibangun gardu induk baru sehingga dengan adanya penambahan sistem, konfigurasi sistem proteksi yang lama perlu diperbaharui untuk menyesuaikan dengan sistem yang baru secara keseluruhan. Karena fokus lebih diutamakan pada proteksi utama, maka rele yang akan dibahas pada skripsi ini adalah rele jarak dan rele diferensial penghantar yang biasa digunakan pada SUTT. Untuk melihat koordinasi rele setelah perhitungan, akan digunakan metode scanning untuk melihat hubungan koordinasi antar rele dalam sistem yang baru. Sehingga di dapatkan hasil rekonfigurasi dan pengaruhnya pada sistem sebelumnya.
Protection system is essential in an electrical power system, especially for the reliability and protection on the system in electric machines. Relay is one of the devices that is widely used in the protection system of electric power. There are various types of relay based on characteristics that are required on system, two of them are distance relay and line differential relay. In PT. PLN, the usage of protection system is undoubtedly needed to support the performance of electrical power systems because their position as main electrical company on the state, PLN is forefront for electrical distribution throughout Indonesia so it is expected that sustainability of the electrical system is not disturbed. In this thesis, the author will discuss the topic of protection system configuration about the high voltage overhead power line of transmision system in the area of Alam Sutera where the new main substation will be built. To adjust this new system as a whole, the old protection system needs to be updated. This thesis will focus in main protection of the system, the relay that will be discussed on this thesis is distance relay and line differential relay which commonly used in high voltage overhead transmission line. For the simulation of distance relay coodination, scanning method will be used to see the relation of coordination of the relay on the new system. Therefore the result can be gotten by reconfiguration and the impact for the previous system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library