Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theodore Mario Billyarta
"Dewasa ini, channel YouTube milik Muse dianggap sebagai salah satu platform utama untuk menonton anime di banyak negara Asia, termasuk Indonesia. Menggunakan konsep Extralinguistic Culture-bound Reference (ECR) dan tujuh strategi penerjemahan yang diusulkan Pedersen (2005), penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi ideologi penerjemahan dominan dari takarir berbahasa Inggris dan Indonesia dari anime Hige wo Soru. Soshite Joshikousei wo Hirou. yang ditayangkan di channel Muse Asia dan Muse Indonesia dan menganalisis pemilihan ideologi terjemahan tersebut. 13 episode dari Hige wo Soru. Soshite Joshikousei wo Hirou. dianalisis oleh dua peneliti dengan keahlian berbahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia, Kedua peneliti telah berdiskusi dan mencapai kesepakatan pada 91% data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima dari tujuh strategi yang diusulkan Pedersen ditemukan dalam takarir kedua bahasa. Selain itu, kedua bahasa juga memiliki ideologi dominan yang sama: Pengasingan. Meskipun begitu, kedua bahasa menunjukkan perbedaan yang fundamental dalam mengolah ECR. Terakhir, penelitian ini juga menarik kesimpulan bahwa tingkat keakraban para penonton dengan kultur Jepang, ketersediaan waktu dan tempat, serta pedoman penerjemahan yang berlandaskan pada faktor-faktor lain di luar bidang penerjemahan menjadi tiga hal yang memengaruhi pemilihan strategi penerjemahan.
......Today, Muse YouTube channels are deemed to be the most prominent platforms for watching anime for people in many Asian countries, including Indonesia. Making use of the concept of Extralinguistic Culture-bound Reference (ECR) and seven translation strategies proposed by Pedersen (2005), this research sought to identify the dominant translation ideologies of the English and Indonesian subtitles of the anime series Hige wo Soru. Soshite Joshikousei wo Hirou. on Muse Asia and Muse Indonesia and analyze the choices of translation strategies found in the subtitles of both languages. The Indonesian and English subtitles of thirteen episodes of Hige wo Soru. Soshite Joshikousei wo Hirou. were analyzed by two judges with expertise in Japanese, English and Indonesian. The judges agreed on 91% of the data and discussed the rest to reach an agreement. The results indicated that five among seven translation strategies offered by Pedersen were found in the subtitles, and both the Indonesian and English subtitles share the same dominant ideology: Foreignization. In spite of the same dominant ideology, the two languages exhibited fundamental differences when it comes to rendering the ECRs. In addition, the research also drew an interpretive conclusion that the audiences’ familiarity with Japanese culture, time and space’s availability, and the guideline based on other factors outside of the field of translation were three reasonable components that had a part in the subtitling team’s choices of strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Zahra
"Penerjemahan subtitle memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan linguistik dan budaya bagi penonton global yang mengonsumsi konten media. Studi ini menganalisis Extralinguistic Culture-bound References (ECRs) dalam subtitle bahasa Inggris dari serial Netflix "Gadis Kretek". Studi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan ECRs menggunakan teori Newmark (1988), serta menganalisis strategi penerjemahan dan mengidentifikasi ideologi dominan menggunakan teori Pedersen (2005). Temuan mengidentifikasi 119 elemen yang mempunyai referensi budaya, bersama dengan 134 strategi penerjemahan yang menunjukkan foreignization sebagai ideologi dominan dalam penerjemahan subtitle pada serial tersebut. Faktor-faktor seperti pengetahuan budaya penerjemah mempengaruhi pertimbangan penerjemah dalam memutuskan prosedur penerjemahan yang tepat. Studi ini memberikan wawasan yang mendalam mengenai tantangan dalam menerjemahkan elemen budaya yang sangat relevan untuk pemahaman mendalam tentang praktik subtitling pada media digital.
......Subtitle translation plays a crucial role in bridging linguistic and cultural gaps for global audiences consuming media content. This study analyzes Extralinguistic Culture-bound References (ECRs) in the English subtitles of the Netflix series "Gadis Kretek". It aims to classify ECRs using Newmark's (1988) theory, as well as analyzing translation strategies and identify the dominant ideology using Pedersen's (2005) theory. Findings identify 119 elements with cultural references, along with 134 translation strategies showcasing foreignization as the dominant ideology in subtitling for the series. Factors such as translator’s cultural knowledge influence translator’s considerations in deciding appropriate translation procedures. This study provides profound insights into the challenges of translating cultural elements, highly relevant for a deep understanding of subtitling practices in digital media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library