Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Rinawati
"Pertumbuhan depot air minum di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat. Pada tahun 1999 jumlah depot air minum sebanyak 55 depot, tahun 2000 sebanyak 106 depot dan data terakhir tahun 2001 sebanyak 365 depot. Di kota Depok, dari hasil pendataan awal terdapat 26 depot air minum yang tersebar di empat kecamatan yaitu Sukmajaya, Pancaran Mas, Cimanggis, dan Beji. Dui 26 depot, 20 depot sudah diketahui kualitas aimya, meliputi 12 depot tidak memenuhi syarat secara bakteriologi dan 8 depot memenuhi syarat secara bakteriologi. Berdasarkan keadaan ini masyarakat yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum mempunyai risiko untuk terpajan bakteriologi melalui air minum.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko keterpajanan bakteriologi melalui air minum yang berasal dari depot air minum.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan populasi dan sampel depot air minum adalah keseluruhan populasi jumlah depot yang telah didata dan diketahui kualitas airnya, populasi dan sampel jumlah penduduk adalah keseluruhan populasi jumlah penduduk yang menggunakan sarana air bersih dari sumur gali, sumur pompa dan ledeng di empat kecamatan kota Depok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2003.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah penduduk yang terpajan bakteriologi melalui air minum yang berasal dari depot air minum sebanyak 9.405 jiwa (0,88%) dart keseluruhan penduduk yang mengkonsumsi air minum dart depot. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara air minum yang berasal dari depot air minum dengan keterpajanan bakteriologi melalui air minum. Risiko keterpajanan bakteriologi di masyarakat dihitung perkecamatan, dimana terdapat depot air minum yang telah diketahui kualitas dan produksi air minum yang dihasilkan. Dari hasil analisis keterpajanan bakteriologi dengan 'menggunakan Relatif Odds diperoleh bahwa ada hubungan negatif antara penduduk di kecamatan Sukmajaya dan Cimanggis yang mengkonsumsi air minum dari depot dengan keterpajanan bakteriologi. Sedangkan di kecamatan Pancoran Mas diperoleh hubungan positif antara penduduk yang mengkonsumsi air minum dari depot dengan keterpajanan bakteriologi.
Penduduk yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum mempunyai risiko untuk terpajan bakteriologi melalui air minum. Untuk itu disarankan perlu dilakukan pengawasan kualitas air minum yang dihasilkan oleh depot air minum.

The growth of depot drinking water in Indonesia increase from years to years. In 1999, there are 55 depots, in 200 there are 106 depots and based on the last data in 2001 there are 365 depots. From pre-survey in Depok it is found that there are 26 depots which spread through 4 subdistricts: Sukmajaya, Pancoran Mas, Cimanggis, and Beji. From the depots, water quality of 20 depots have been known, which is 12 depots unquality the water bacteriology quality standard and 8 depot quality the water bacteriology quality standart. Based on this situation, people who consume drinking water from depot have a risk to exposed bacteriology from their drinking water. This study aimed at finding the bacteriology exposure risk thought drinking water that come from drinking water's depot.
This study use cross sectional design which population and sample of depot drinking water is the total number of depots that have been surveyed and their water quality have been known. The population and sample of citizen number is the total number of population in Depok that using well, pump and pipe distribution as their fresh water facilities. This study conducted on May 2003.
The result show that number of citizens who exposed bacteriology throught drinking water from depot is 4.405 persons (64,78%). The result of bivariat analysis shows there is relationship between drinking water from depot with bacteriology exposure. Bacteriology exposure risk in society is counted every district, where depot that their water quality and water production has been known, is located. From bacteriology exposure analysis using Relatif Odds, it is found that Sukmajaya and Cimanggis citizen who consume drinking water from depot related negatively with bacteriology exposure. While Pancoran Mas citizen who consume drinking water from depot is related positively with bacteriology exposure.
People who consume drinking water from depot have a risk to exposed bacteriology from drinking water. Therefore, it is suggested to control or supervise the drinking water quality from depot.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Lusi Sepriana Lasmaria
"ABSTRAK
Tantangan pengawasan kualitas air minum dengan risiko paling besar berada pada pasokan air minum bukan perpipaan. Fenomena penggunaan air minum isi ulang terjadi pada masyarakat terutama daerah perkotaan. Air produksi depot air minum (DAM) ini nyatanya belum bebas bakteri dan berpotensi wabah. Dinas Kesehatan memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pengawasan sehingga tidak terpantaunya DAM yang kualitas airnya memenuhi dan tidak memenuhi syarat. Penelitian ini menghasilkan prototipe sistem informasi berbasis web yang memungkinkan berbagi data dan informasi akurat dengan sedikit usaha. Kemampuan sistem melakukan pencatatan dan pelaporan secara bersamaan mendukung pengambilan keputusan pada setiap level manajemen sesuai wewenangnya. Penerapan sistem informasi pengawasan online menjadi strategi efektif dalam melakukan upaya segera mengendalikan faktor risiko penyakit media air produksi DAM di perkotaan. Sistem informasi ini menciptakan kolaborasi pengawasan antara pemerintah sebagai penanggung jawab kesehatan masyarakat, penyelenggara air minum sebagai penyedia layanan, dan masyarakat sebagai konsumen.

ABSTRACT
The challenge of monitoring the quality of drinking water with the greatest risk lies in non-piped water supply. The phenomenon of the use of drinking water refills from drinking water depots (DWD) occur in the community, especially urban areas. These kind of drinking water is in fact not yet bacteria-free and potentially plague. The limited resources of the Health Office as the supervisor caused the problem of unimpeded DWD whose water production quality meets and does not meet drinking water requirements. This research produces a prototype web-based information system that enables accurate sharing of data and information with minimal effort. The ability of the system to record and report simultaneously support decision-making at each level of management in accordance with its authority. Implementing an online surveillance information system becomes an effective strategy in making an immediate effort to control the risk factors of urine water production disease in urban DWD. This information system creates collaborative oversight between the government as responsible for public health, providers of drinking water as service providers, and the community as consumers."
2017
T48341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library