Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sella Devita
"Dismenorea merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada remaja perempuan. Akibat dari dismenorea yang tidak ditangani adalah penurunan produktivitas dan penurunan kualitas hidup. Masyarakat perkotaan cenderung mengonsumsi Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) untuk mengatasi masalah tersebut. Namun konsumsi obat NSAID dapat memberikan efek samping pada saluran pencernaan seperti dyspepsia dan mual. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengambarkan intervensi kompres hangat dalam mengatasi masalah gangguan rasa nyaman.
Intervensi diberikan dengan menjelaskan manfaat dan cara melakukan kompres hangat terlebih dahulu kemudian melakukan demonstrasi. Kompres hangat dilakukan dengan menggunakan waslap selama 25 menit. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan keluarga tentang dismenorea dan cara perawatannya serta penurunan skala nyeri dari 4 menjadi 1. Keluarga dengan dismenorea pada remaja disarankan untuk melakukan kompres hangat selama 30 menit dengan suhu air 40-42°C untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman.

Dysmenorrhoea is a common health problem in female adolescents. The result of the untreated dysmenorrhea is a decrease in productivity and decreased quality of life. Urban communities tend to use Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) to resolve the issue. However, the consumption of NSAID can give side effects on gastrointestinal tract, such as dyspepsia and nausea. The aim of this paper was to describe a warm compress intervention in addressing the problem of impaired comfort.
The intervention provided by explaining the benefits and how to make a warm compress first and then did a demonstration. Evaluation showed there was an increased of family’s knowledge about dysmenorrhoea and its treatment also there was a decreased of pain scale from 4 to 1. Family with dysmenorrhoea in adolescents are advised to perform a warm compress for 30 minutes with the water temperature 40-45°C to address impaired sense of comfort.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Ratna Nurlely
"Latar belakang. Nyeri haid yang berkaitan dengan kerja gilir, stres kerja merupakan salah satu gangguan haid yang mengganggu aktivitas sehari-hari wanita pekerja yang memerlukan pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut.
Metode. Penelitian ini di unit produksi pabrik sepatu PT `H' di Tangerang bulan Mei-Juni 2004. Analisis memakai pendekatan rasio odds.. Kasus adalah subyek yang mengeluh nyeri haid yang memerlukan pengobatan (NHMO). Kontrol adalah subyek yang mengeluh nyeri haid tetapi tidak memerlukan pengobatan, Kasus dan kontrol diidentifikasi melalui survei.
Hasil. Kasus sebanyak 80 orang dan kontrol 80 orang. Kaitan stresor kerja dengan keluhan NHMO tidak dapat dibuktikan secara statistik. Sedangkan, keluhan NHMO lebih kecil sebanyak 67% di antara yang berpendidikan SLTA/Akademi dibandingkan pekerja berpendidikan SMP [rasio odds (OR) suaian = 0,33; 95% interval kepercayaan (CI) = 0,09-1,13]. Pekerja yang sudah melahirkan anak 59% lebih kecil mengalami keluhan NHMO (OR suaian = 0,41; 95% CI = 0,20-0,82) dibandingkan dengan yang belum pernah melahirkan. Lebih lanjut, wanita pekerja yang bekerja secara gilir 43% lebih kecil untuk mengalami keluhan NHMO (OR suaian = 0,57; 95% CI = 0,25-1,31) bila dibandingkan dengan yang tidak bekerja gilir. Bila dibandingkan dengan yang hanya untuk membantu keluarga, pekerja yang berperan sebagai pencari nafkah utama keluarga 5 kali lebih besar untuk mengalami keluhan NHMO (OR suaian=5,34; 95%CI=1,01-28,32).
Kesimpulan: Perhatian khusus perlu diberikan kepada pekerja yang berpendidikan SMP, yang bekerja tidak gilir, pencari nafkah utama keluarga, atau yang belum mempunyai anak terhadap keluhan nyeri haid yang memerlukan pengobatan.

The Relationship Between Work Stressors And The Dysmenorrhoea With Therapy Among Of Shoes Employees At PT 'H' In TangerangBack ground Dysmenorrhoea is one of menstrual dysfunction which can found and makes problems, among others related to shift work, job stress. Therefore, the objective of this study was to identify the relationship those risk factors.
Methods. This study was carried out among workers at PT in Tangerang during May to June 2004. The analysis using odds ratio to ident the risks, Case was those who had dysmenorrhoea who needed medication (DIVM), whiles control was those who did not need medication.
Result. There were 80 cases and 80 controls. There was noted that no relationship between job stressors and DMv!.. The factors related to DNM were education, parity. shift work, and the function in the family. Compared to lower junior high school workers, senior high school or undergrade had a lower risk being DNM for 67% /adjusted odds ratio (OR) = 0.33; 95% confidence interval (CI) ; 0.09-1.13]. In addition, those who had baby had 59% lowered being DNM than who did not have baby (OR = 0.41; 95% CI 0.20-0.82), and shift workers also had a lower risk of being DNM for 43% (OR 0.57; 95% CI 0.25-1.31). however, the main earners for family worker had higher risk DNM for 5.3 times than who work to increase their family income (OR = 5,34; 95% CI 1.01-28.32).
Conclusion. The workers who had lower education, no parity, and who were not in shift workers need special attention to lower DNM."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library