Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suciati Zen Nur Hidayati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara kualitas pertemanan dengan kesehatan mental pada remaja awal. Pengukuran kualitas pertemanan menggunakan alat ukur Friendship Quality Questionnaire yang disusun oleh Parker dan Asher (1993) dan pengukuran kesehatan mental menggunakan alat ukur yang Mental Health Continuum- Short Form yang disusun oleh Keyes (2002). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 119 remaja berusia 12-14 tahun yang sedang duduk di bangku kelas 7 dan 8 SMP Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas pertemanan dan kesehatan mental pada remaja (r = 0,184; p = 0,046, signifikan pada L.oS 0,05). Artinya, semakin tinggi kualitas pertemanan maka semakin tinggi pula kesehatan mentalnya. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan 3,38% skor kualitas pertemanan dapat dijelaskan dari skor kesehatan mental.
This study was conducted to get an overview of the relationship between the quality of friendship and mental health among early adolescence. Friendship quality is measured by Friendship Quality Questionnaire constructed by Parker and Asher (1993), and mental health is measured by Mental Health Continuum- Short Form compiled by Keyes (2002). Participants in this research were 119 adolescents,with the age range of 12-14 years old which currently are in the 7th and 8th grade junior high school in Depok. The result showed a significant relationship between friendship quality and mental health in adolescents (r = 0,184; p = 0,046, significant at L.oS 0,05), which mean the higher the quality of friendship, the higher mental health. In addition, the results also showed that 3.38% of friendship quality score can be explained by mental health scores.
2015
S59125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Tria Febrina G.
Abstrak :
Self-esteem merupakan penilaian afektif terhadap konsep diri yang terdiri dari perasaan berharga dan penerimaan yang dikembangkan dan dipertahankan sebagai konsekuensi kesadaran akan kompetensi dan umpan balik dari dunia luar (Guindon, 2010). Permasalahan self-esteem yang menurun pada remaja merupakan hal yang sangat krusial untuk dilakukan penanganannya karena berdampak pada beberapa area penting dalam perkembangan remaja, seperti prestasi akademik dan fungsi hubungan sosial. Subjek penelitian ini adalah seorang remaja laki-laki berusia 12 tahun yang memiliki karakteristik self-esteem rendah. Program intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan self-esteem subjek penelitian ini adalah teknik self-instructional training. Teknik self-instructional training dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahap menurut Harris (dalam Maag, 2018) yakni mengidentifikasi keyakinan diri negatif, melakukan dialog Socrates dan mempelajari positive self-talk, mempelajari langkah-langkah berperilaku dengan teknik selfinstruction, dan menentukan self-reinforcement saat berhasil mengatasi situasi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah single-subject A-B-A design. Program intervensi terdiri dari 6 sesi intervensi dan 7 hari praktik yang dilakukan selama 2 minggu dengan durasi 1-2 jam/sesi. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), observasi dan wawancara sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi, pencapaian tujuan pada setiap sesi, menunjukkan bahwa program intervensi self-instructional training terbukti efektif meningkatkan self-esteem remaja. ......Self-esteem is the affective judgments placed on the self-concept consisting of feelings of worth and acceptance which are developed and maintained as a consequence of awareness of competence and feedback from the external world (Guindon, 2010). The declining self-esteem problem in adolescents is crucial things because it affects important areas of adolescent development, such as academic achievement and social relations function. The subject of this study was a 12-years-old boy who had low self-esteem characteristics. Intervention program conducted to improve selfesteem used technique of self-instructional training. The technique of self-instructional training in this study was carried out through four stages that is identified negative self-beliefs, initiated Socrates dialogue and studied positive self-talk, studied the steps of behaving with self-instruction techniques, and determine self-reinforcement when successfully overcoming situations (Harris, in Maag, 2018). The research design used in this research is single-subject A-B-A design. The intervention program consisted of 6 intervention sessions and 7 days of practice for 2 weeks with duration of 1-2 hours/session. Based on measurements using Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), observations and interviews before and after the intervention, achievement of objectives at each session, shows that self-instructional training have proven to be effective in improving adolescent self-esteem.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qina Mahruzza Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana self-acceptance dan spiritual well-being pada remaja awal dari keluarga single mother. Metode pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Subjek berjumlah 3 tiga orang yang mengalami pisah orang tua karena cerai hidup dan cerai mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-acceptance dan spiritual well-being memberikan dampak yang positif terhadap kualitas hidup subjek. Hal yang membedakan adalah aspek penerimaan diri internal dimana subjek yang tidak melihat perpisahan orang tuanya mempunyai self-acceptance lebih baik dibandingkan dengan yang melihat perpisahan orang tuanya. Sedangkan pada spiritual well-being subjek yang mengalami melihat perpisahan orang tuanya lebih mampu mendekatkan diri pada sisi spiritual dalam dirinya.
ABSTRACT
The aims of this research is to find out overview of self acceptance and spiritual well being in early adolescence from single mother family. This research used observation and in depth interview as the data collection method. There are three subjects who experience their parents that live separately as the result of divorce or dead spouse. The research showed that self acceptance and spiritual well being had a positive impact on quality of life of the subjects. The differentiation comes from internal self acceptance aspects where subject who do not see the conflicts between their parents have better self acceptance than those who see the conflicts. While the spiritual well being of the subject who experience see the conflict between their parents have deeper connections within their spiritual side.
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T51067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Diori Melisa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah keterlibatan ayah yang dilihat dari persepsi anak perceived father involvement memiliki kontribusi terhadap relational self-esteem pada remaja awal. Keterlibatan ayah diukur menggunakan Nurturant Fathering Scale dan Father Involvement Scale Reported, sedangkan relational self-esteem diukur menggunakan Relational Self-Esteem Scale. Partisipan pada penelitian ini adalah remaja berusia 12-15 tahun n=162. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa father nurturance, yang diukur dengan Nurturant Fathering Scale, memiliki kontibusi terhadap relational self-esteem sebesar 6.4 p0.05. ...... This study examined the contribution of perceived father involvement towards relational self esteem in early adolescence. Father involvement was measured using Nurturant Fathering Scale and Father Involvement Scale Reported, while relational self esteem was measured using Relational Self Esteem Scale. The participant of this study were adolescents in the designated age range of 12 15 years old n 162. This study used multiple regression to analyse the data. The result indicates that father nurturance, measured by Nurturant Fathering Scale has 6.4 contribution towards relational self esteem p0.05.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library