Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cambridge, UK: Independence Educational Publishers, 1994
616.852 6 EAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert, Sara
London : Sage Publications, 2000
616.852 6 GIL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keel, Pamela K.
New Jersey: Pearson/Prentice Hall, 2005
616.852 6 KEE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ibrahim Isra
Abstrak :
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah tekanan peergroup dapat mempengaruhi gejala perilaku makan menyimpang di kalangan remaja SMA di Jakarta. Skripsi ini menggunakan jenis kelamin sebagai variabel yang mengontrol tekanan peergroup dengan gejala perilaku makan menyimpang. Untuk menganalisa hubungan antara tekanan peergroup dan gejala perilaku makan menyimpang, skripsi ini menggunakan Teori Pilihan Rasional. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah kuantitatif dengan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Skripsi ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara tekanan peergroup dengan gejala perilaku makan menyimpang dengan kekuatan hubungan sedang yang artinya tekanan peergroup dapat mempengaruhi gejala perilaku makan menyimpang pada remaja. Hasil uji Somer?s d juga menunjukkan bahwa pada tekanan peergroup, dimensi message lebih kuat pengaruhinya pada laki-laki dibanding perempuan. Sedangkan dimensi interaction dan likeability lebih kuat berpengaruh pada perempuan dibandingkan laki-laki. ......The thesis purposes are to determine whether peergroup pressure may cause or influence eating disorder behavior symptoms in senior high school student in Jakarta. This thesis uses sex as a control variable in the relationship between peergroup pressure and symptoms of eating disorder behavior. This thesis use Rational Choice Theory to analyze the relationship between peergroup pressure and eating disorder behavior symptoms. The concept used in this thesis was peergroup and peerpressure.This Thesis research method is quantitative and primary data obtained through questionnaires. This thesis found that the strength of the relationship between peergroup pressure and eating disorder behavior symptoms was 'moderate', peergroup can affect eating disorder behavior symptoms in high school adolescent in Jakarta. The Somers?d test results also showed that at peergroup pressures, men are stronger affected by messages dimension rather than women. While the peergroup pressure dimension of Interaction and Likeability, women were affected stronger than men.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Our understanding of eating disorders has improved markedly over the past 10 years since the publication of the previous edition of this volume. Early intervention is the key, as body dissatisfaction, obsession with thinness, and restrained and binge eating can be found in those as young as ten. Exploring prevention methods and therapeutic options, the second edition of Eating Disorders in Women and Children: Prevention, Stress Management, and Treatment is updated with new research on these devastating maladies.Highlights in the second edition include:
  • An emphasis on the physiology of eating disorders and genetic factors related to anorexia and bulimia
  • Theories on prevention and the identification of at-risk individuals
  • The latest information on therapeutic modalities, including cognitive behavioral, interpersonal, constructionist, and narrative approaches as well as pharmaceutical management
  • Nutritional evaluation and treatment
  • Specific exercise recommendations for women and children with eating disordersWith contributions from acclaimed clinicians widely known for their work with the eating disorder population, this volume recognizes the multifaceted nature of these disorders, addresses the widening demographic range of those afflicted, and delves into the issues behind their development. It provides practical recommendations for treatment from many perspectives, presenting enormous hope for people who painfully struggle with these disorders. In addition, it explores critical measures that can be taken to help the larger population understand and work to prevent eating disorders in their communities"--Provided by publisher. "Foreword When I was a young woman being treated for an eating disorder, certain assumptions were made: if you had an eating disorder, you would be a white adolescent girl from a family with a controlling mother and an absent father. You would display a passive personality and low self-esteem. You would in all likelihood have signs of depression; whether you did or not, you would probably be treated for it. Your treatment team would see and treat you as childish and immature, and hold a variety of vague and often unfounded opinions about who you were, where you'd been, and what kind of chances of recovery you had. Those chances were considered, almost across the board, very low indeed. I was treated for eating disorders in the 1980s and 1990s. The medical and therapeutic understanding of the etiology, nature, and treatment of disordered eating and body image had not changed markedly since the early days of eating disorder research 20 years before. Likewise, the limited understanding of the demographics of eating disordered populations ensured that thousands would go undiagnosed and untreated. While the eating disordered population exploded, research and treatment providers held fast to their notions of what they were dealing with and how they should proceed. Their abysmal success rates bewildered them; they attributed these low rates of recovery to the intractable, probably incurable nature of the diseases. This second edition of Eating Disorders in Women and Children: Prevention, Stress Management, and Treatment is being released into a therapeutic community that has changed in many critical ways, and I believe the community will see further change as a result of the research done here"--Provided by publisher.
Boca Raton, FL: CRC Press, 2012
618.92 EAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kurnia Yusrin Putra
Abstrak :
Penyimpangan perilaku makan memiliki dampak yang beragam, mulai dari kerusakan gigi hingga kematian. Anoreksia merupakan salah satu kelainan mental dengan angka kematian yang paling tinggi. Sementara bulimia dapat menyebabkan kegagalan jantung yang berujung pada kematian. Hasil penelitian yang ada memperlihatkan bahwa telah terjadi peningkatan kasus penyimpangan perilaku makan secara signifikan. Saat ini penyimpangan perilaku makan tidak hanya menjadi masalah pada negara-negara Barat. Di negaranegara Asia seperti Cina, Singapura, Taiwan, Filipina, Jepang bahkan Indonesia juga telah teridentifikasi adanya kasus penyimpangan perilaku makan. Di Singapura sendiri telah terjadi peningkatan kasus penyimpangan perilaku makan sebanyak 4-6 kali lipat di tahun 2001 dan 2002. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Trulyana (2007) telah membuktikan bahwa sebanyak 34,8% remaja di Jakarta mengalami penyimpangan perilaku makan. Jika dispesifikasikan menurut tipenya, sebanyak 11,6% remaja menderita anoreksia nervosa dan 27% menderita bulimia nervosa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada siswi SMAN 70, Jakarta Selatan tahun 2008. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian yaitu 262 orang siswi kelas dan II SMAN 70. Data yang dikumpulkan meliputi data tentang kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada siswi SMAN 70 yang didapatkan melalui pengisian kuesioner yang diadopsi dari Eating Disorder Diagnostic Scale, data tentang perilaku diet, rasa percaya diri, kekerasan fisik, kekerasan seksual, bullying,ejekan tentang berat badan dan keterpaparan terhadap media yang didapatkan melalui pengisian kuesioner dan Data tentang citra tubuh yang didapatkan melalui pengisian kuesioner dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan pengukuran berat badan menggunakan timbangan seca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,5% siswi SMAN 70 memiliki kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan, yaitu pernah berdiet dalam setahun terakhir (OR = 42,5), merasa diri gemuk (OR = 6,7) dan pernah diejek seputar berat badan atau bentuk tubuh (OR = 3,8). Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku diet, citra diri dan ejekan seputar berat badan atau bentuk tubuh berhubungan dengan kecenderungan perilaku makan. Namun, diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui hubungan sebab akibat pada faktor-faktor tersebut dan untuk menemukan faktor lain yang berhubungan dengan penyimpangan perilaku makan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismira Hapsari,author
Abstrak :
Skripsi ini membahas hubungan faktor personal (perilaku diet, distorsi citra tubuh, rasa percaya diri) dan faktor lingkungan (kritik orang tua dan teman sebaya mengenai bentuk tubuh dan berat badan, pengaruh tuntutan pekerjaan, pengaruh kompetisi dalam pekerjaan, kekerasan fisik, pelecehan seksual, ejekan seputar bentuk tubuh dan berat badan dan keterpaparan dengan media massa) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang yang diukur dengan kuesioner perilaku makan yang diadopsi dari Stice, et al (2000) dan kuesioner percaya diri yang diadopsi dari Rosenberg Self Esteem Scale. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional dan dilakukan pada 65 orang model remaja perempuan di OQ Modelling School Jakarta Selatan pada tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58,5% model perempuan di OQ Modelling School memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada penelitian ini adalah distorsi citra tubuh, kritik teman sebaya mengenai bentuk tubuh dan berat badan, pengaruh tuntutan pekerjaan, pengaruh kompetisi dalam pekerjaan, ejekan seputar berat badan dan bentuk tubuh dan keterpaparan dengan acara tv yang bertemakan mode/tren/gaya hidup perempuan. Hasil penelitian menyarankan agar diadakan penetapan standar indeks massa tubuh dan adanya kerja sama dengan institusi kesehatan dalam hal penyebarluasan informasi tentang bahaya perilaku makan menyimpang serta cara mengatur pola makan yang baik agar para model tetap dapat menjaga bentuk tubuh mereka.
The focus of this study is the personal factors (dieting behavior, body image distortion, self esteem) and environmental factors (parents and peer criticism about weight and body shape, influence of job pressure, influence of jobcompetition, physical abuse, sexual harassment, weight and body shape teasing and being exposed by mass media) in relation to the tendency of eating disorders which measured by eating behavior questionnaires adopted from Stice, et al (2000) and self esteem questionnaires adopted from Rosenberg Self Esteem Scale. This study is an observational study using cross sectional design and the data were collected from 65 adolescent girl fashion models at OQ Modelling School South Jakarta 2009. The result shows that 58,5% of female fashion models have the tendency of eating disorders. Variables that show significance relationship are body image distortion, peer criticism about weight and body shape, influence of job pressure, influence of job competition, weight and body shape teasing, and being exposed by female lifestyle tv shows. The result of this study suggests that there should be a restricted rule about ideal range for body mass index among the models, furthermore by cooperating with health institutions, the dangers of eating disorders must be socialized and in order of helping the models to stay in good shape, a safe and healthy diet strategy should be promoted.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frima Elda
Abstrak :
Salah satu transisi gaya hidup yang terjadi adalah perubahan perilaku makan.Diet yang dilakukan seringkali tidak sesuai dengan kaidah kesehatan dan gizi yangdapat menjurus ke arah penyimpangan perilaku makan PPM. Untuk jangka panjang,penyimpangan perilaku makan memberikan dampak yang cukup serius yaituKurang Energi Kronis KEK, dimana remaja putri sebagai calon ibu yang akanmenentukan kualitas hidup generasi yang akan datang. Untuk mengatasi maslaahini perlu dilakukan suatu upaya salah satunya denga memberikan edukasi gizi melaluimedia yang bisa dipahami oleh remaja. Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh keterpajanan media gizi seimbangterhadap perubahan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada siswi SMAdi Jakarta. Media yang diberikan yaitu berupa poster banner dan leaflet booklet.Studi dengan desain quasi eksperimen dilakukan pada 7 sekolah terpilih di DKIJakarta yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompokposter banner dan kelompok leaflet booklet. Sejumlah 504 siswi SMA dijadikansampel dalam penelitian yang, yang dilakukan selama 7 bulan. Dari sebanyak 504 responden yang disaring. maka di dapatkan jumlah siswiSMA yang mengalami kecenderungan PPM pada kelompok kontrol sebesar 90.1 .pada kelompok dengan poster dan banner sebesar 95.9 dan kelompok denganleaflet dan booklet sebesar 97.1. Faktor personal yang mempunyai hubungansignifikan dengan perubahan skor PPM, yaitu riwayat diet post intervensi pvalue=0.001, citra tubuh post intervensi p value=0.016, konsumsi protein hewani p value=0.045, konsumsi protein hewani p value=0.019, skor PPM pre intervensi p value=0.000, skor sikap post intervensi p value=0.009, skor pengetahuan postintervensi 0.000. Faktor lingkungan yang mempunyai hubungan signifikan denganperubahan skor PPM, yaitu kritik dari orang tua p value=0.011, ejekan pvalue=0.011, dan pengaruh media massa untuk memulai olahraga p value=0.008. Hasil uji menunjukkan ada pengaruh intervensi media terhadap perubahanskor PPM p value=0.007. Variabel yang paling mempengaruhi perubahan skorPPM adalah skor PPM pre intervensi p value=0.000, yang memberikansumbangan terhadap perubahan skor PPM sebesar 0.355. Terdapat perbedaan yangsignifikan dari intervensi media pada kelompok kontrol dengan kelompokleaflet booklet dan intervensi media pada kelompok poster banner dengankelompok leaflet booklet. Rata-rata perubahan skor PPM setelah pada kelompokleflet booklet yaitu sebesar 2.43 poin, pada kelompok poster banner yaitu sebesarxiii Universitas Indonesia1.61 poin dan kelompok kontrol sebesar 1.24 poin. Secara keseluruhan mediabooklet leaflet lebih efektif menurunkan skor gejala kecenderungan PPM sebesar41 dibandingkan media poster banner. Perkembangan teknologi yang menyebabkan terjadinya PPM pada remaja,maka perlu segera dilakukan penanganan dalam hal pencegahan. Dari hasil penelitianini dapat dimanfaatkan booklet dan leaflet untuk bahan edukasi, sebagai salah satucara untuk menangkal efek yang lebih buruk dari akibat perkembangan teknologi,terutama dalam industri makanan.Kata kunci : intervensi media, edukasi gizi, penyimpangan perilaku makan, giziremaja
One of the lifestyle transition which occurred is a change in behavior. Adiet that often do not correspond to the rules of health and nutrition that can lead toeating disorders ED. For the long term, eating disorders give a pretty serious impactapplies less energy chronic KEK, which young women as potential mothers whowill determine the quality of life of generations to come will be. For it can make thistagline affairs carried out an attempt by a radical way of providing nutrition educationthrough the media that can be understood by teenagers. The aims of this study is knowing the influence of balanced nutritionmedia to changes in eating disorders tendency on high school students in Jakarta.Applies the given media in the form of poster banner, brochure booklet. Quasiexperimental design with studies done on 7 selected schools in Jakarta are divided inthree groups apply the control group, the group 39 s poster banner, the group`s brochure booklet. A number of 504 students high school made the samples in the study,conducted over the past 7 months. From 504 respondents are filtered out, then get thenumber of high school students who experience the tendency of PPM in the controlgroup amounted to 90.1, in the group with posters and banners of 95.9 and withleaflets and booklets of 97.1. Personal factors that have a significant relationshipwith the change score PPM, diet history post intervention p value 0.001, bodyimage post intervention p 0.016, consumption of animal protein p value 0045, consumption of vegetable protein p value 0.019, score PPM pre intervention pvalue 0000, score the attitude of post intervention p 0.009, score of knowledgepost intervention 0000. Environmental factors that have a significant relationshipwith the change score PPM, valid criticism from parents value of p 0,011, ridicule value of p 0,011, and the influence of the mass media to start sports value p 0.008. Test results showed there is the influence of media on intervention changesscore PPM p 0.007. The variables most influence the change score PPM is scorePPM pre intervention p value 0000, which contribute to the change score PPM of0.355 poin. There is a significant difference from the intervention of the media in thecontrol group with the group of brochure booklet and intervention of media group ofposter banner with the group brochure booklet. The average score on the group afterthe change of PPM, the group of brochure booklet applies of 2.43 points, on a groupof poster banner applies of 1.61 points and a control group of 1.24 points. Overallxv Universitas Indonesiamedia brochure booklet more effectively lowers the score symptoms tendency of41 compared to PPM media poster banner. Technological developments that led to the PPM on teenagers, then thetagline immediately done handling in terms of prevention. From the results of thisresearch can be utilized booklet and brochure for educational materials, as one way toward off the effect worse than the development of technology, especially theauthenticity in the food industry.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2371
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadillah Agy Wahyuni
Abstrak :
Eating disorders merupakan suatu jenis penyakit mental dan fisik yang serius dimana penderitanya mengalami gangguan perilaku makan yang parah dan bisa berakibat fatal, seperti meningkatkan risiko melahirkan bayi BBLR, pendarahan selama kehamilan, hipertensi, aborsi spontan, kelahiran prematur, hingga kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan K-Pop, body image dan faktor lainnya terhadap risiko eating disorders pada remaja putri pnggemar K-Pop di DKI Jakarta Tahun 2022. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring dengan metode quota sampling melalui pengisian kuesioner online oleh responden (n=140). Hasil penelitian menunjukkan 92,1% responden memiliki risiko eating disorders. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paparan K-Pop (p value 0,042), body image (p value 0,027) dan tingkat stres (0,018) terhadap risiko eating disorders. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk dilakukan pembuatan media edukasi bagi remaja agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan menyaring budaya asing yang diterima, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap eating disorders. ......Eating disorders are serious mental and physical illnesses in which sufferers experience severe eating disorders that can be fatal, such as increasing the risk of giving birth to a low birth weight baby, bleeding during pregnancy, hypertension, spontaneous abortion, premature birth, and even death. This study aims to determine the relationship between exposure to K-Pop, body image, and other factors on the risk of eating disorders in young female K-Pop fans in DKI Jakarta in 2022. The study used quantitative methods with a cross-sectional study design. Data collection was carried out online using the quota sampling method by filling out online questionnaires by respondents (n = 140). The results showed that 92.1% of respondents had a risk of eating disorders. The results of the chi-square test showed that there was a significant relationship between exposure to K-Pop (p-value 0.042), body image (p-value 0.027), and stress level (0.018) on the risk of eating disorders. Based on the results of this study, the authors suggest creating educational media for teenagers to be wiser in using social media and filtering foreign cultures that are accepted as well as increasing awareness about eating disorders.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Ninda Pranantia
Abstrak :
ABSTRAK Perilaku makan menyimpang dapat didefinisikan sebagai perubahan signifikan pada pola makan yang berhubungan dengan perubahan psikologis. Tujuan penelitian adalah melihat faktor internal maupun eksternal yang memiliki perbedaan proporsi dengan perilaku makan menyimpang pada finalis Abang None Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional pada total responden 124 finalis Abang None Jakarta 2015. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 36,3% responden memiliki perilaku makan menyimpang. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang memilki perbedaan proporsi yang bermakna adalah status gizi, citra tubuh (2,84), dan riwayat diet (OR 3,615). Berdasarkan hasil tersebut diharapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dapat memberi pembekalan pola makan sehat dan gizi seimbang dalam pembekalan karantina angkatan Abang None Jakarta pada tahun-tahun berikutnya sebagai pencegahan terjadinya perilaku makan menyimpang.
ABSTRACT Eating disorder is defined as a significant change to one?s eating habits as a respond to a psychological change. The objective of this research is to determine which internal or external factors have a significant proportional difference to eating disorders. This research will be based on a quantitative cross sectional research method on 124 finalists of Abang None Jakarta 2015. Results show that 36.3% of respondents were diagnosed with an eating disorder. Bivariate results show nutritional status, body image, and diet history as the three factors with significant proportional differences to eating disorders. Therefore, it is suggested that the Department of Tourism and Culture of DKI Jakarta should provide a course on healthy eating habits and balanced nutrition in the quarantines of future Abang None Jakarta finalists as prevention of eating disorder.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>