Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radyan Prasetyo
"Tailing yang dihasilkan industri pertambangan menjadi perdebatan hangat karena volume yang dihasilkan sangat besar dan masih mengandung beberapa logam. Hal ini mengharuskan penempatan dan pemanfaatan tailing juga harus cermat. Volume tailing ini berpotensi menurunkan fungsi lingkungan. Selain itu tailing membutuhkan area khusus yang besar dan steril untuk lokasi penampungan yang dikenal sebagai tailing dam. PT. Antam UBPE Pongkor adalah salah satu penamambangan emas dengan sistem penambangan tambang bawah. Metode penambangan yang dilakukan di UBPE Pongkor ini adalah metode cut and fill yaitu pengambilan bijih, dan pengisian kembali rongga dengan tailing yang telah didetoksifikasi sebelumnya.
Tambang emas Pongkor menghasilkan 350 ribu ton tailing per tahunnya yang berasal dari proses pengolahan dan dari pekerjaan pengembangan tambang. Pemisahan dari penggunaan kembali tailings dibagi menjadi 2 kategori, dimana 60% material tailing dimanfaatkan dan sisanya dibuang ke tailing dam. Perlunya pemanfaatan kembali tailing ini adalah untuk mengurangi volume yang terbuang.
Untuk mengetahui konsentrasi logam yang tersisa, telah diambil sampel pada beberapa titik yaitu tailing dam, batako dan material filling. Sampel slurry kemudian dipisahkan menjadi sampel padatan dan sampel larutan. Sampel padatan dilarutkan dengan Aquaregia, kemudian kedua sampel dianalisis dengan AAS. Hasil pengukuran pada sampel larutan menunjukkan konsentrasi unsur Mn 0,86 mg/L, Fe 0,366 mg/L, Pb 0,035 mg/L, Cd 0,027mg/L, Zn 0,033 mg/L dan Cu 0,22 mg/L.
Hasil pengukuran sampel padat menunjukkan nilai Mn 6,68 mg/kg, Fe 61,96 mg/kg, Pb 0,28 mg/kg, Cd 0,01mg/kg, Zn 0,42 mg/kg dan Cu 0,31 mg/kg. Semua hasil pengukuran ini menunjukkan konsentrasi beada di bawah Baku Mutu. Selain itu dari uji LD50 dan TCLP yang dilakukan berkala oleh UBPE Pongkor menunjukkan nilai berada di bawah Baku Mutu. Kesimpulannya, tailing aman untuk dimanfaatkan.
Pemanfaatan tailing di Pongkor sebagai material filling mampu mengurangi volume tailing sebanyak 42,20% dari total produksi tahun 2007. Tingkat keefektifan backfilling ini hanya 70,20% dari target sebanyak 193.356 dmt. Sementara itu, pemanfaatan untuk batako hanya mencapai 1,8% dari seluruh total taling. Batako ini sampai saat ni hanya digunakan untuk keperluan internal tetapi memiliki potensi economic benefit untuk dimanfaatkan secara masal.
Selain pemanfaatan diatas, tailing juga dapat digunakan untuk pembuatan genteng bakar karena kesamaan struktur dengan lempung. Selain it juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian lanjutan untuk mengetahui besarnya economic benefit dan penyerapan tenaga kerja.

Tailing produced by mining industries being an issue and debate because it has a huge volume and still remaining metals. Thats why the tailing placement and its reuse must be detail and persnickety. This huge volume of tailing is potentially caused an environmental descent function otherwise tailing need a steril spesific area for retain talling sludge that called as tailing dam. PT. Antam UBPE Pongkor is a gold mining company that use an undreground mining method. This method applyng a cut and fill system. Cut and fill is digging and supporting method that getting the gold ore, processing and filling the blank stope with tailing that detoxificate before.
The Pongkor gold mining field produce more than 350,000 tons tailing each year that derived from processing plant and mining development activity. This tailing is splitted into 2 categories in which 60% of tailing material going to reuse and the rest, placed into tailing dam. The important need to reuse tailing is to alleviating the tailing volume in tailing dam.
The goals of this research are as follow ; (1) To figure out the safety level of tailing reuse by analyzing metals concentration that remain in tailing, (2) To analyzing the combine of tailing reuse in UBPE Pongkor, (3) To find out effectivness of tailing reuse in UBPE Pongkor as brick, backfilling material and reclamation soil media in order to reduce tailing volume that dumped into tailing dam, (4) To analyzing impacts of tailing reuse in the field to environment and ecosystem sorrounding UBPE Pongkor.
This research is an expost facto method that conducted with descriptif analysis approach. Primary and secondary data were collected by taking samples in spesific place, measuring the metal concentration in samples with AAS, interview and documenting some of apropriate figure. To figure out the metal concentration in tailing, sample have been taken from tailing dam, tailing brick and also from filling material. Then all of these samples were analyzed with AAS. Another way finding out the volume that has been treated as reuse and the remains tailing, secondary data derived from Environmental Unit at UBPE Pongkor.
The measurement results are presented as follow, for example, the concentration of solutions sample are 0,86 mg/L, 0,366 mg/L, 0,035 mg/L, 0,027mg/L, 0,033mg/L and 0,22 mg/L for Mn, Fe, Pb, Cd, Zn and Cu respectively. Meanwhile the concentration of soids sample are 6,68 mg/kg, 61,96 mg/kg, 0,28 mg/kg, 0,01mg/kg, 0,42 mg/Kg and 0,31 mg/kg for Mn, Fe, Pb, Cd, Zn and Cu respectively. All of this metal concentration stated below the treshold limit. Meanwhile LD50 and TCLP test that have been done frequently by UBPE Pongkor show result all concentration below treshlod limit.
Conclusion is, tailing safe for reuse. The tailing reuse at the UBPE Pongkor for filling material has achieved only 42,20% from total tailing that produced in 2007 (193,356 dmt) or 70,22% from the target. Tailing reuse as tailing brick during 2007 only 1,8% from total tailing produced in 2007 and on for internal use only. The tailing brick hav a potentially economic benefit if only commonly in mass by people sourronded UBPE Pongkor area.
Except for reclamation media, backfilling material and tailing bricks, tailing also potentially as roof tile because having a similiarity texture and clays contents. In order to strengthened and durability longer, commonly brick klin added. Another potentially use for ceramics additive. The tailing bricks is better with deeply research especially involved with economic benefit and labour supply absorption."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24961
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Andari Kristanto
"In various official terms in Indonesia, waste is often defined as residual material that its function and benefit has decreased to the minimum level. Meanwhile, increasing demand of raw materials drives higher cost of supply due to increasing extraction cost and limited supply. This situation encourages industries to be more innovative to reuse and recycle used materials. This research aims to analyze economic and environmental potential of municipal solid waste as a source of raw materials for industrial sector, especially in recycling industries. A recycling case study is conducted at a waste treatment unit in Depok, Indonesia where recyclable materials are highly variable in types and amount. One of key finding to increase percent of recyclable materials is to encourage waste separation at source either encouraging it by economic incentives or increasing environmental awareness among the households. Thus, this would simultaneously increasing amount and quality of wastes being recycled and at the end their price."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahjoedi
"Fakta empiris yang melatarbelakangi dilakukannya Penelitian ini adalah adanya realita kontradiktif, dimana di satu fihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang kasus wujud implementasi TJSP pada seting perusahan Tjiwi Kimia, yang diduga telah berkinerja baik tanpa banyak mengalami konflik sosial. Dari hasil deskripsi profit implementasi TJSP Tjiwi Kimia tersebut, kemudian dicari pula makna ekonomisnya bagi kinerja perusahaan dan masyarakat sekitar. Melalui pendekatan penelitian studi. kasus, dengan analisis deskriptif - induktif dan konfirmasi antara realita dan dibimbing teori, dapat diperoleh simpulan jawaban atas detail masalah penelitian, yakni tentang pentingnya TJSP dan sumbangannya bagi kebijakan secara nasional.
Penelitian studi kasus ini mengambil seting penelitian pada perusahaan besar pengekspor kertas PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, di Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan besar tersebut dari segi potensi produksi, luas pasar, posisi geagrafis dan luas lahan, selain memberi pengaruh besar perekonomian masyarakat sekitar, juga berpotensi menimbulkan masalah sosial dan lingkungan. Tetapi karena penerapan etika bisnisnya (T3SP) baik, perusahaan telah mendapatkan makna kinerja secara baik, dan memberi makna positif bagi lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, Tjiwi Kimia memberi makna implementasi TJSP sebagai suatu bentuk tanggung jawab perusahaan untuk mempertemukan berbagai kepentingan yang terkait dengan aktivitas perusahaan. Tidak saja bagi kepentingan internal, tetapi juga kepentingan eksternal (sesuai dengan pendekatan stakeholders). Perusahan juga memaknai beberapa aspek panting implementasi TJSP, diantaranya: aspek-aspek ekonomi ketenaga-kerjaan, sosial-budaya masyarakat, dan aspek lingkungan. Terbentuknya nilai-nilai TJSP tersebut kemudian diwujud-konkritkan menjadi visi, misi, dan strategi perusahaan.
Menurut hasil menginduksi antara realita dengan bimbingan teori Davenport (melalui 20 indikator kadar implementasi TJSP) dapat ditemukan beberapa cirri utama penting dalam implementasi TJSP Tjiwi Kimia, antara lain: adanya komitmen tinggi terhadap masyarakat (community), lingkungan (environment), dan pekerja (employees). Selain itu juga dilandasi pula dengan perilaku etis berbisnis, komitmen-komitmennya terhadap stakeholder, terhadap kepentingan Investor, terhadap supplier. Realitas tersebut memperkuat teori Freeman (1984) dan Post (2002) tentang pendekatan stakeholder perusahaan.
Secara langsung atau tidak, bahwa implementasi TJSP yang baik, telah memberi makna ekonomi bagi kinerja perusahaan Tjiwi Kimia. Kinerja baik ekonominya ditandai oleh kemampuannya mengembangkan keaneka-ragaman produk, memperluas dan mempertahankan pasar internasionalnya. Karena dukungan TJSP yang baik pulalah, kemudian Tjiwi Kimia mendapatkan image baik sebagai perusahaan internasional. Pengakuan internasional Tjiwi Kimia, yang paling penting adalah diperolehnya penghargaansertifikasi standar mutu ISO. 9000, dan sertifikasi manajemen lingkungan melalui ISO. 14000.
Makna ekonomi TJSP Tjiwi Kimia bagi masyarakat sekitar, berupa besarnya dana yang mengalir secara langsung dari perusahaan, atau tidak langsung sebagai efek multiplier dari perputaran roda ekonomi masyarakat sekitar itu sendiri. Terbukanya berbagai jenis lapangan kerja baru, berbagai bentuk program mitra kerja perusahan, dan berkembangnya sektor informal, adalah sebagai bukti menggeliatnya perekonomian masyarakat sekitar. Pembangunan sarana fisik bagi lingkugan masyarakat, sumbangan di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat, secara tidak langsung juga telah memberi pengaruh peningkatan kualitas SDM dan potensi ekonomi masyarakat.
Atas dasar temuan penelitian kasus ini, dapat diajukan berbagai saran, baik yang terkait dengan kepentingan penelitian di bidang ilmunya, bagi kepentingan praktis perilaku perusahaan, maupun bagi kepentingan pengembangan kebijakan. Penelitian bidang sejenis dapat diperluas, hingga menyangkut kelompok masyarakat yang terlibat dalam proses pemasok bahan baku; hasil temuan terapan TJSP Tjiwi Kimia, dapat dijadikan model percontohan bagi perusahaan setara yang mengalami banyak konflik sosial. Terhadap kebijakan publik/industri, pemerintah perlu lebih kondusif mendorong keberhasilan implementasi TJSP, baik berupa kebijakan baru atau pemberian insentif bagi perusahaan yang telah mampu mengimplementasi TJSP secara baik dan nyata."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habib Setyodiputro
"Laporan magang ini membahas kesesuaian proses audit uang muka PT ABC dengan teori dan konsep, ketepatan pengakuan uang muka dengan mempertimbangkan future economic benefit serta ketepatan klasifikasi uang muka pada pos aset tidak lancar sesuai dengan PSAK 1.
Hasil dari laporan magang ini menemukan bahwa proses audit KAP JKL telah sesuai dengan teori dan konsep. Sedangkan dalam hal pengakuan uang muka, ditemukan ketidaktepatan sebesar 23 dari total uang muka dan 4 uang muka yang tidak direklasifikasi setelah terealisasi. Sedangkan dalam hal klasifikasi, penyajian uang muka pada pos aset tidak lancar dinilai tidak tepat karena tidak sesuai dengan PSAK 1.

The focus of this internship report is to discuss the audit procedure of advance payment of PT ABC whether it complies to theory and concept, the compliance of advance payment recognition considering future economic benefit, and the accuracy of advance payment classification in non current asset post compared with PSAK 1.
This internship report finds that audit process done by JKL accounting firm has complied to theory and concept of audit. Meanwhile in matter of recognition, this internship report finds inaccuracy of recognition as much as 23 from total advance payment and also 4 of advance payment which is not reclassified after realization. In matter of classification, presentation of advance payment in non current asset post is assumed to be inaccurate because it does not comply with PSAK 1.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Cahyadi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Harsya Amalia
"ABSTRAK
Penelitian ini berisi tentang pengaruh dari empowerment (psychological, social,
political) dan personal economic benefit terhadap resident attitudes pada
pariwisata. Hipotesis yang diuji menggunakan data yang diambil dari 186 orang
penduduk kota Surakarta melalui survei online dan survei secara langsung.
Dengan menggunakan Structural Equation Modeling metode Maximum
Likelihood Estimation, hasil yang didapat adalah terdapat pengaruhn signifikan
antara dampak negatif dan positif pariwisata terhadap dukungan masyarakat.
Dimana personal economic benefit hanya mempengaruhi dukungan pada
pariwisata, psychological empowerment mempengaruhi dampak positif dan
dukungan terhadap pariwisata, social empowerment hanya mempengaruhi dampak
positif pariwisata, sedangkan political empowerment tidak memberi pengaruh
yang signifikan bagi dampak positif, negatif, maupun dukungan terhadap
pariwisata.

ABSTRACT
This study contains the impact of empowerment (psychological, social, political)
and personal economic benefit of resident attitudes toward tourism. The
hypothesis was tested using data that taken from 186 Surakarta?s resident through
online and direct survey. By using Structural Equation Modeling, Maximum
Likelihood Estimation method, the results obtained is that negative and positive
impact of tourism having direct and significant effects on support for tourism.
Whereas personal economic benefit only affects support for tourism,
psychological empowerment affects positive impact and support for tourism,
social empowerment affects positive impact of tourism, while political
empowerment doess not affect whether positive, negative impact and support for
tourism."
2015
S60614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Narulita Yutiningsari
"Dengan menggunakan  Global Trade Analysis Project (GTAP) CGE model ekonomi global, penelitian ini menganalisis tingkat keuntungan yang diperoleh Indonesia dengan tiga mitra dagangnya—Tiongkok, Jepang, dan Amerika—dari perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan negara mitra tersebut. Selain itu, termasuk dalam lingkup penelitian ini adalah analisis terhadap perjanjian unilateral di Indonesia untuk digunakan sebagai pembanding liberalisasi kebijakan bilateral. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasikan akibat yang mungkin terjadi dari setiap kebijakan penghapusan tarif barang impor. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan akibat yang terjadi dari setiap kebijakan liberalisasi perdangan, namun manfaat ekonomi terbesar dapat diperoleh dari kebijakan unilateral. Namun, tingkat keuntungan maksimal dimungkinkan tidak diperoleh karena keunikan kebijakan ROO dari masing-masing negara partner—yang mengakibatkan berkurangnya keuntungan sebesar kurang lebih 25%.

Using the Global Trade Analysis Project (GTAP) CGE model of the global economy, this essay analyses how much trade agreements between Indonesia and its top three trading partners-China, Japan, and the USA-could benefit Indonesia and those trading partners. In addition, an analysis of unilateral trade liberalization in Indonesia is included to provide a comparison of alternative trade liberalization policy strategies. The study conducts experiments by simulating the potential effect of the removal tariffs on imported merchandise under each liberalization scenario. Although the impact of trade liberalization is variable between strategies, but the result suggests that the greatest economic benefit is from the unilateral scenario. However, the restrictiveness of preferential RoO would limit the scope for achieving the full benefit projected for the bilateral liberalization scenarios-discount rates of around 25 percent have been suggested."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatul Zelfia
"BNI telah menyusun corporate strategy 2021-2025 sebagai langkah transformasi digital menuju industri 4.0. Salah satu strategi yang dibentuk adalah pengelolaan risiko dan proses kredit sebagai enabler manajemen risiko. Pada strategi tersebut terdapat salah satu inisiatif yaitu penerapan end-to-end credit process melalui implementasi Loan Management System (LMS). BNI memiliki permasalahan dalam proses pinjaman yang belum sepenuhnya terintegrasi sehingga data/informasi antar proses tidak berkesinambungan. Permasalahan ini memberikan dampak pada kualitas kredit BNI yang dilihat dari nilai Non-Performing Loan (NPL). Dalam transformasi digital menuju industri 4.0, BNI perlu mengukur tingkat kesiapan organisasi sebagai acuan untuk memetakan arah transformasi. Dalam implementasi LMS, BNI perlu mengukur kematangan digital bisnis pinjaman yang menjadi dasar adopsi Sistem Informasi (SI)/Teknologi Informasi (TI). Sebagai bagian dari dukungan SI/TI, BNI perlu mengukur manfaat ekonomi yang diperoleh atas implementasi SI/TI tersebut. Pada penelitian ini, kesiapan BNI menuju industri 4.0 diukur menggunakan model SIMMI 4.0 (System Integration Maturity Model Industry 4.0) yang dapat digunakan oleh berbagai industri. Kematangan digital bisnis pinjaman diukur menggunakan model Gartner Digital Maturity yang memiliki fokus pada produk dan jasa industri perbankan. Manfaat ekonomi implementasi SI/TI diukur menggunakan Kerangka Manfaat Bisnis Generik SI/TI. Hasil penelitian menunjukan BNI dalam tingkat kesiapan 3 yaitu horizontal and vertical digitization. BNI membutuhkan perbaikan untuk mencapai industri 4.0 melalui 4 tahapan yaitu integrasi proses dan data internal, integrasi vertikal, integrasi horizontal, dan integrasi ujung ke ujung. Kematangan digital bisnis pinjaman BNI berada pada tingkat dua yaitu digital beginner. BNI perlu meningkatkan platform strategy dan mengadopsi teknologi pada bisnis pinjaman. Manfaat ekonomi yang diperoleh dari implementasi LMS dari sisi peningkatan pendapatan bunga karena meningkatnya produktivitas Relationship Manager (RM) dan penurunan nilai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) karena menurunnya nilai NPL.

BNI has prepared towards to industry 4.0. one of the strategies established is risk management and credit processes as enablers. One of the initiatives in this strategy is the implementation of and end-to-end credit process through the implementation of the Loan Management System (LMS). BNI has problems in the loan processes that have not been fully integrated, so that data/information between processes is not sustainable. This problem has an impact on BNI’s credit quality as seen from the value of Non-Performing Loan (NPL). In the digital transformation towards industry 4.0, BNI Needs to measure the level of organizational readiness as a reference to map the direction of transformation. In implementing LMS, BNI needs to measure the digital maturity of the loan business which the basis for the adoption of Information System (IS)/ Information Technology (IT). As part of IS/IT support, BNI needs to measure the economic benefit derived from the IS/IT implementation. In this study, BNI’s readiness towards industry 4.0 was measured using SIMMI 4.0 model (System Integration Maturity Model Industry 4.0) which can be used by various industries. The digital maturity of the loan business is measured using Gartner Digital Maturity model, which focuses on banking industry products and services. The economic benefits of IS/IT implementation are measured using the IS/IT Generic Business Benefit Framework. The results showed that BNI was in readiness level 3 which means horizontal and vertical digitization. The digital maturity of BNI’s loan business is at level two which means digital beginner. BNI needs to improve their strategy platform and adopt technology in the loan business. Economic benefits derived from the implementation of LMS in terms of increasing interest income due to increased productivity of Relationship Manager (RM) and decreased value of Expected Credit Loss (ECL) due to decreased NPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Rahardja
"Saat ini Dashboard yang merambah ke dunia bisnis, lebih dikenal dengan sebutan Digital Dashboard. Secara visualisasi, ini merupakan serangkaian tampilan grafik yang berisikan beberapa meteran dan penggambaran status perusahaan, baik keuangan, penjualan atau indikator lainnya yang dibutuhkan untuk mengetahui situasi bisnis. Dengan menggunakan Digital Dashboard, maka para eksekutif atau siapa saja yang membutuhkan informasi, dapat secara cepat melihat bagaimana bisnis bergerak, dan dapat diputuskan pada bagian mana yang harus dilakukan pembenahan sehingga hasil yang diperoleh sesuai keinginan. 6 (enam) tahapan rancangan Digital Dashboard yaitu pembuatan elisitasi, tabel KPI, tabel distribusi KPI, tabel parameter KPI, pembuatan prototipe serta desain model Digital Dashboard, dimana semua tahapan itu diawali dari renstra manajemen sebelum pengembangan dilakukan. Penelusuran dilakukan terhadap struktur organisasi, daya saing Perguruan Tinggi Raharja, dukungan sistem informasi serta arsitektur dan infrastruktur perangkat jaringan. Proses akhir adalah melakukan 7 (tujuh) tahapan analisis investasi yang menghasilkan simple-ROI proyek Digital Dashboard. Penelitian ini menghasilkan beberapa prototipe Digital Dashboard, hasil pembentukan KPI, rancangan arsitektur dan infrastruktur jaringan yang baru. Kesimpulannya, proyek Digital Dashboard pada Perguruan Tinggi Raharja ini layak diimplementasikan karena nilai dari Simple-ROI didapatkan sebesar 385,864% dengan arus kas bersih sebesar Rp. 6,935,909,309 dalam waktu 5 tahun.

A dashboard, formerly known as a wooden board in the ancient carriage, has transcended its meaning into the automotive arena, and now entered the business world, in hand with digital visualization. A digital dashboard is a graphic representation that contains a series of gauges and depictions that summarize the state of the company, be it financial, sales or more generally of any indicator that allows you to know the situation, possibly in real time, of your business. Hence, executive or anyone else who needs it in the organization, can instantly see how the business is evolving, deciding in which areas it is necessary to act in order to correct some behaviour that could potentially deviate the expected results. Starting from management strategy, there are six steps of designing digital dashboard before construction begins. Further steps include structure organization, education five competitive forces, existing information system support, as well as network architecture and infrastructure. Completing the end process, there are seven final steps taken in analyzing the feasibility of investing digital dashboard by simple ROI method. The research produces digital dashboard prototypes, key performance indicator tables, and final design of network architecture and infrastructure. To conclude, this project should be implemented in Raharja College because it results in Simple ROI of 385.864% and Net Cash Flow of Rp. 6,935,909,309 in five years period. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
TA107
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library