Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samantha Agita
"ABSTRACT
This thesis will analyze the relationship between human longevity and economic welfare in Indonesia. The economic welfare is described by per capita GDP GDPpc . There are three indicators of human longevity such as LE, LI, and UOI. LE is life expectancy at birth. LI is the ratio of the population above 90 years of age to the total population above 65 years of age. UOI is the percentage of the population aged at least 80 years. LE as a main indicator of human longevity in this study. This study provides the per capita GDP and human longevity data of each province in Indonesia. The period use in this research is from 1980 to 2010. The research method used in this study is panel data of each province in Indonesia. The regression are done using the random effect. The result stated that there is a significant relationship between human longevity and economic level in 1990 to 2010. In 1980, both variables have insignificant relationship.

ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara panjang umur manusia dan tingkat kesejahteraan ekonomi di Indonesia. Kesejahteraan ekonomi digambarkan oleh pendapatan perkapita. Panjang umur manusia dijelaskan oleh tiga indikator pada studi ini yaitu LE, LI, dan UOI. LE adalah harapan hidup manusia. LI adalah rasio populasi berumur lebih dari 90 tahun dari total populasi lebih dari 65 tahun. UOI adalah persentase dari populasi berumur paling sedikir 80 tahun. LE menjadi indikator utama dari panjang umur manusia pada studi ini. Tingkat ekonomi digambarkan oleh pendapatan perkapita dari setiap provinsi di Indonesia. Periode yang digunakan pada penelitian ini adalah dari tahun 1980 sampai 2010. Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah data panel dari setiap provinsi di Indonesia. Regresi yang dilakukan menggunakan random effect. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa terbukti adanya hubungan yang signifikan antara panjang umur manusia dan tingkat ekonomi pada tahun 1990 sampai 2010. Namun pada tahun 1980 menunjukkan bahwa hubungan antara panjang umur manusia dan tingkat ekonomi tidak signifikan."
2017
S68295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Alfinanianty Setiawan
"Latar belakang: Tingginya konsumsi minuman manis di Indonesia tergolong sangat tinggi yang menempati posisi ketiga di Asia Tenggara. Hal tersebut berpotensi meningkatkan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. Risiko tersebut seringkali terjadi pada orang dewasa, terutama karyawan yang bekerja di kantor.
Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi minuman berpemanis pada karyawan PT Diamond Cipta Property Tbk tahun 2024.
Metode: Penggunaan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan desain cross-sectional dan menggunakan data primer sebanyak 260 responden.
Hasil: Prevalensi konsumsi minuman manis tingkat tinggi pada karyawan PT Diamond Cipta Property Tbk tahun 2024 sebesar 86,2%. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, tingkat stres, tingkat ekonomi, ketersediaan minuman berpemanis, dan media massa terhadap tingkat konsumsi minuman berpemanis. Sementara kemampuan membaca label dan frekuensi online food delivery tidak memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi minuman berpemanis .
Kesimpulan: Prevalensi konsumsi minuman berpemanis di tempat kerja tergolong tinggi, sehingga dibutuhkan edukasi bagi para karyawan terkait batasan konsumsi gula harian untuk meminimalisir risiko penyakit pada karyawan.

Background: There is a high consumption of sugar-sweetened beverages in Indonesia, which ranks third in Southeast Asia. It can potentially increase non-transmitted diseases such as diabetes and cardiovascular disease. These risks often occur in adults, especially employees who work in offices.
Objective: This study aims to identify factors that influence the consumption of sugar-sweetened beverages among employees of PT Diamond Cipta Property Tbk in 2024.
Methods:The use of a quantitative approach was carried out with a cross-sectional design and used primary data as many as 260 respondents.
Results: The prevalence of high-level consumption of sweetened beverages among employees of PT Diamond Cipta Property Tbk in 2024 was 86.2%. There is a correlation between gender, stres level, economic level, availability of sugar-sweetened beverages, and mass media on the level of consumption of sugar-sweetened beverages. While the ability to read labels and frequency of online food delivery did not have a correlation with the level of consumption of sugar-sweetened beverages.
Conclusion: The prevalence of sugar-sweetened beverage consumption in the workplace is high, so education for employees regarding daily sugar consumption limits is needed to minimize the risk of disease in employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library