Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Auliya
"Latar belakang: Meningioma memiliki kemampuan menyebabkan inflamasi seperti tumor lainnya. Adapun posisi meningioma yang diluar sawar darah otak menyebabkan gambaran inflamasi pada lingkungan mikro tumor lebih tergambarkan pada darah tepi dibandingkan tumor yang berada di intraparenkim. Hal ini dibuktikan dengan tinkat c-reactive protein yang lebih tinggi pada meningioma dibandingkan tumor intraaksial walaupun derajat meningioma lebih rendah. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivasi inflamasi perifer berdasarkan NLR dan MLR dengan gejala klinis, edema peritumoral, dan rekurensi meningioma.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan studi kohort retrospektif untuk mengetahui hubungan penanda inflamasi perifer terhadap gejala klinis, edema peritumoral, dan rekurensi meningioma di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada Januari 2016-Desember 2019. Penanda inflamasi perifer diambil dari data hitung jenis, edema peritumoral dihitung langsung dari data radiologi, dan data lainnya diambil dari catatan rekam medis. Analisis data bivariat Chi Square dan Mann Whitney, dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik.
Hasil: Pada penelitian ini diperoleh 173 subjek dengan rata-rata usia 46,98±8,26 tahun. Meningioma didominasi derajat I (94,2%) dengan meningothelial merupakan histologi terbanyak. Nyeri kepala merupakan klinis terbanyak (64,7%) diikuti gangguan penglihatan (59%). Nilai titik potong NLR (neutrophil lymphocyte ratio) adalah 2,415 dan MLR (monocyte lymphocyte ratio) 0,295. Klinis yang berhubungan dengan NLR dan MLR yang lebih tinggi adalah nyeri kepala (p<0,001). NLR dan MLR tinggi juga berhubungan dengan gambaran peritumoral edema (p<0,001). Faktor-faktor yang memengaruhi rekurensi adalah edema peritumoral, NLR, MLR, dan derajat simpson. Dari faktor-faktor tersebut, yang berhubungan secara independent adalah MLR dengan aOR 12,647 (IK 95% 2,355-67,919); p: 0,003.
Kesimpulan: NLR dan MLR sebagai faktor penanda inflamasi perifer memiliki median yang lebih tinggi pada pasien meningioma dengan nyeri kepala dan gambaran edema peritumoral. Inflamasi pada meningioma juga berhubungan dengan kejadian rekurensi.
......Background: Meningioma, like the other tumors, have the ability to cause inflammation like other tumors. It is located in areas without blood brain barrier and make the inflammation in this tumor microenvironment to be more depicted in peripheral blood than intraparenchymal tumors. This fact provable by the higher levels of c-reactive protein in meningiomas compared to intraaxial tumors even though the low grade of meningiomas. Therefore, this study aimed to determine the relationship between peripheral inflammatory activation based on NLR and MLR with clinical symptoms, peritumoral edema, and meningioma recurrence.
Methods: This is retrospective cohort study to determine the relationship between peripheral inflammatory markers and clinical symptoms, peritumoral edema, and meningioma recurrence at Cipto Mangunkusumo General Hospital in January 2016-December 2019. Peripheral inflammatory markers were taken from type count data, peritumoral edema was calculated directly from radiological data. , and other data taken from medical records. Chi Square and Mann Whitney bivariate are used for data analysis, followed by multivariate logistic regression analysis
Results: 173 subjects were obtained with an average age of 46.98 ± 8.26 years. Subject predominately grade I (94,1%) with meningothelial is the most common histology. Headache was the most clinical manifestation (64,7) followed by visual disturbances (59%). The cut-off point for the NLR is 2.415 and the MLR is 0.295. The clinical association with higher NLR and MLR was headache (p<0.001). High NLR and MLR were also associated with features of peritumoral edema (p<0.001). Factors for tumors recurrence were peritumoral edema, NLR, MLR, and Simpson's grade. Of these factors, which were independently related were MLR with an aOR of 12.647 (95% CI 2.355-67.919); p: 0.003.
Conclusion: NLR and MLR as markers of peripheral inflammation had a higher median in meningioma patients with headache and peritumoral edema features. Inflammation in meningiomas is also associated with recurrence."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Ramadhan
"Latar Belakang: Edema peritumoral kerap dihubungkan dengan gejala neurologis dan progresivitas pada glioblasoma. Peran nilai Apparent Diffusion Coefficient (ADC) pada Magnetic Resonance Imaging (MRI), faktor demografi dan gejala klinis dalam memrediksi derajat edema peritumoral masih belum banyak diketahui, sehingga perlu telaah lebih lanjut.
Tujuan: Menilai hubungan nilai ADC intratumoral, faktor demografi dan gejala klinis dengan derajat edema peritumoral.
Metode: Studi crossectional dengan data sekunder di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2014-2022. Seluruh sampel memiliki hasil MRI dengan sekuens DWI-ADC. Setiap variabel bebas dan tergantung dianalisis secara bivariat menggunakan uji Chi-square; untuk variabel bebas dengan nilai p<0,25 dilakukan analisis multivariat. Derajat edema peritumoral pada MRI dibagi menjadi mayor (>1cm) dan minor (<1cm).
Hasil: 78 pasien dianalisis; didapatkan hubungan yang bermakna antara nilai ADC intratumoral dengan derajat edema peritumoral pada nilai cut off  ≤0,75 x 10-3 mm2/s (p <0,001). Tidak terdapat hubungan antara usia ≤60 tahun, jenis kelamin, sakit kepala, penurunan kesadaran dan papil edema dengan derajat edema peritumoral, sedangkan usia >60 tahun mutlak mengalami edema mayor.
Kesimpulan: Pasien dengan nilai ADC ≤0,75 x 10-3 mm2/s memiliki kemungkinan mengalami edema peritumoral mayor lebih besar.
......Background: Peritumoral edema is often associated to neurological symptoms and progression in glioblastoma. The role of the Apparent Diffusion Coefficient (ADC) in Magnetic Resonance Imaging (MRI), demographic and clinical symptoms in predicting the degree of peritumoral edema not much known, so further studies are needed.
Objective: To assess the relationship between intratumoral ADC value, demographic and clinical symptoms with the degree of peritumoral edema.
Methods: Cross-sectional study with secondary data at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2014-2022. All samples had MRI with DWI-ADC sequence. Each independent and dependent variable was analyzed bivariately using the Chi-square test; independent variables with p <0.05, multivariate analysis was performed. Peritumoral edema on MRI are divided into major (>1cm) and minor (<1cm).
Results: 78 patients were analyzed; a significant relationship was found between intratumoral ADC value and degree of peritumoral edema at cut-off value of ≤0.75 x 10-3 mm2/s (p <0.001). There is no relationship between age ≤60, gender, headache, loss of consciousness and papilledema with the degree of peritumoral edema, whereas age >60 years has absolute major edema.
Conclusion: Patients with ADC values ≤0.75 x 10-3 mm2/s have a greater likelihood of developing major edema."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library