Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Balai Penerbit, 1989
070.51 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Angga Sugiyanto
Abstrak :
Digitalisasi yang terus berkembang pesat tmengubah pola khalayak dalam menggunakan keaktifannya untuk memperoleh manfaat dari konsumsi media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika transformasi konsumsi media dari editor-mediated ke non-editor mediated dan kembali ke editor mediated. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification untuk melihat peran aktif khalayak untuk memperoleh manfaat dari media dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun pendekatan dan metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode narrative psychology. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi konsumsi media oleh khalayak dapat ditentukan oleh faktor trust, yang diperoleh melalui kredibilitas yang dibangun melalui ketaatan pada etika jurnalistik yang menjamin akurasi dan proses verifikasi informasi, seperti yang dilakukan oleh Editor Mediated. ......Digitalization has changed audience patterns in using their activeness to gain benefit from media consumption. This study aims to determine the dynamics of media consumption transformation from editor-mediated to non-editor-mediated and back to editor-mediated. This study uses the Uses and Gratification theory to see the audience's active role in obtaining the benefits of the media in meeting their needs. The approach and research method using a qualitative approach with the narrative psychology method. This study indicates that the media consumption preferences can be determined by the trust factor, which is obtained through the credibility built through adherence to journalistic ethics that ensures the accuracy and verification process of information, as practiced by Mediated Editors.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenay Ika Putri
Abstrak :
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergcrak di bidang penerbitan majalah, yang mengangkat fenomena seputar "tren tempat tinggal". Saat ini PT X sedang mengalami permasalahan terkait dengan kinenja pemimpin redaksi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen PT. X disebutkan bahwa kompetensi pemimpin redaksi selama ini jauh dari apa yang diharapkan. Pemimpin umum PT. X beranggapan bahwa pemred tidak menunjukkan kinerja yang maksimal sebagai pemimpin redaksi. Keluhan yang disampaikan adalah kinerja pemred sclama ini dinilai kurang produktif, hal ini disebabkan karena pemimpin redaksi tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya. Proscs pengangkatan pemimpin redaksi selarna ini didasarkan pada keputusan beberapa orang level pemimpin di PT. X. Parameter untuk menilai kemampuan seorang karyawan yang digunakan di perusahaan dilakukan melalui observasi selama ia bekerja dan penilaian langsung olch pemimpin perusahaan. Proses penempatan yang tidak melalui suatu proses, diduga menjadi salah satu penyebab kurang efektilhya kinerja pemimpin nedaksi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dlperlukan suatu model kompetensi pada jabatan pemimpin redaksi untuk dapat digunakan oleh PT. X dalam memilih dan rnenempatkan seorang staf redaksi untuk memegang jabatan pemred yang akan bcrakhirjabatannya dalam waktu dekat. Oleh karena itu penulis mengusulkan unmk menyusun suatu model kompetensi spesiflk untuk jabatan Pemimpin Redaksi, termasuk di dalamnya penentuan level dan indikator perilaku untuk setiap kompetensi. Penulis mengajukan 6 kompetensi spesiflk untuk Pemimpin Redaksi PT. X. Kompetensi spesiflk tersebut adalah Managing Others, Planning & Organizing Entrepreneurial Skill, Networking, Crealivity, dan Concern for Excellent. ......PT. X is one of the publishing companies who focus on exploiting current housing trend phenomena. lt is in now in trouble conceming editor in chiefs performance. Management mentioned in the interview that editor in chiefs competency is far from the expected. The director assumes that he hasn’t show the optimum performance so far. This happens because the person in charge doesn’t have enough ability to meet his requirement. Moreover, this lack of competency leads to disrespect from his inferiors which also cause the motivational decreasing. The worst scenario would be that the company would be hard to survive from competitor’s attack. The process in appointing the person in charge is based on managerial decisions, but not always in some organizing standardization process, like competency assessment. For all this time, company uses observation and judgment from direct supervisor as the parameter to assess someone’s capability. The lack of standardization in this company’s mapping system is accused as the reason for chief in editorial`s inefficiency. To deal with that, the company needs a competency model for this position to choose and put the right person as the editorial chief For that, author suggests to design a specific competency model for the position of editor in chief; including all behavioral level and indicator for each of them. Based on the interviews with all the job holders, author proposes 6 specific competencies for chief editor. Those competencies are Managing Others, Planning & Organizing, Entrepreneurial Skill, Networking, Creativity, dan Concem for Excellent.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34057
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Komalawati
Abstrak :
Sura kabar merupakan media komunikasi tertua di dunia ini. Sejak kelahirann a i a telah mampu menjalankan fung!::.j.nya te~- u t ama sebaga." pemberi infor masi. Namun perkemb a ngan teknologi me lahirkan media lain di C~n t ar--a ny a t .elevisi , j en .is media ~ w tl i o v i sua 1 yang mendorong ter- j adinya kom petisi a n tar media . Surat kabar berusaha eksistensinya a ar d apat tetap hidu p dan memperoleh perhatian khalayak. Untuk itu pihak p engelola dengan membe r i ped-.a t.ian l ebi t! pada penr.l.mpilan desaln surat kabar. Dalam merancan§ d e saio s e orang editor tida k hanya memenu h i kri teria menarik saj a, t etapi j uga harus memenuhi fungs.ional des.a i n =.epert.i. mfo?nqkategC~risasi berita~ merefleksikan sifat-si fat dan kepri badi an surat kabar serta memudahkan dan me mpercepat pembaca menyerap informasi. Penelitian e ksplor-atif ini bertujuan mengetahui ~d e dan pertimbang an apa saja yang mendasar-i pemilihan dapat memenuhi kriter-ia fungsional dan estetika tersebut. Mel a lui 1>.~awanc ara mendalam dengan editor lima sur-at kabar di Jakarta, penelitian ini ingin mengetahui pemahaman teoritis seorang editor da l .am arti ia lebih menda ~ ari p i lihan-pilihan elemen desainnya dengan teor i atau lebih banyak mengand alkan in tuisi .improvisasi. Sec;:a ra umum, pemahc"?!man t ec
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Macnamara, Jim
Sydney: Prentice Hall Australia, 1996
659.2 MAC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Himawanto
Abstrak :
Proses publikasi sejak naskah diterima hingga disetujui dalamjurnal geologi kelautan nasional menuntut efisiensi waktu untuk mempercepat transfer sains serta memperkenalkan indikator bibliometrik baru di Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk mengukur kecepatan editor pada Jurnal Geologi Kelautan (JGK) dan Bulletin of The Marine Geology (BMG) tahun 2009-2017. Metode penelitian menggunakan 219 artikel dari pangkalan daring JGK dan BMG, direkam data histori publikasi termasuk judul, penulis, institusi, sitiran, dan halaman.Metode straight counting diberlakukan terhadap penulis dan afiliasinya. Guna mengidentifikasi jenis kelamin penulis diterapkan analisis gender. Histori publikasi dianalisis menggunakan norma kecepatan editor, sedangkan uji korelasi Pearson dengan signifikansi p < 0.05 menggunakan IBM SPSS. Rata-rata durasi editor kedua jurnal mencapai 199.17 hari dan dalam konteks ini BMG lebih efisien. Secara statistik, sitiran dan kecepatan editor berkorelasi signifikan (r = -0.147, p = 0.030). Durasi editor yang efisien dikontribusikan kepengarangan kolaborasi dan penulis perempuan. Menurut institusi utama,kecepatan editor paling efisien mencapai 129 hari. Selain bermanfaat untuk mutu jurnal dan akselerasi publikasi, efisiensi durasi editor meningkatkan kepercayaan penulis terhadap JGK dan BMG. Untuk menyempurnakan temuan ini, jurnal nasional dalam bidang sejenis berpeluang dianalisis pada kajian selanjutnya
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2019
020 VIS 21:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhasril Nasir
Abstrak :
ABSTRAK
Kajian tentang kebebasan pers adalah studi yang tak hentihentinya. Bukan saja disebabkan pemahaman kebebasan pers itu berbeda-beda di tiap-tiap masyarakat, tetapi makna kebebasan pers itu selalu berubah sesuai dengan perkembangan suatu masyarakat. Sementara itu, konsep tentang kebebasan pers lebih statis karena mengikuti struktur sosial dan sistem politik yang sudah ada (structural-functionalism) yang sifatnya impersonal dan terlembaga. Proses interaksi (interactionism) antara perkembangan masyarakat dengan konsep kebebasan pers yang statis itu yang kemudian menghasilkan bentuk "peran pers" dalam kurun waktu tertentu. Jadi, peran pers dapat dikatakan sebagai hasil interaksi yang bersifat impersonal dan sekaligus personal. Disebut personal karena terdapat sifat subyektif di dalamnya, yaitu dari kalangan yang terlibat dalam proses interaksi itu: wartawan (pers), pejabat (pemerintah) dan anggota (masyarakat).

Dengan kata lain, ketiga unsur tadi, pers, pemerintah dan masyarakat selalu mempunyai persepsi masing-masing tentang makna kebebasan pers. Bagaimana mereka memandang, menerjemahkan atau mengartikan peran pars itulah yang dalam konteks ini disebut sebagai "realitas subyektif."

Dalam penelitian kali ini, bukanlah kajian sekali, gus tentang persepsi ketiga kalangan itu, tetapi hanya dari sudut pandang kalangan pers saja. Alasannya adalah, pertama, pers adalah pelaku utama dalam menciptakan kebebasan pers, kedua, pers semakin dibebani peran dan tanggungjawabnya diantara inelemahnya fungsi lembaga penyampai aspirasi masyarakat yang ada, seperti DPR. Ketiga, dalam kondisi dan situasi seperti di atas, pers kadangkala berada pada posisi terpojok yang sebagian disebabkan karena ketidaktahuan kalangan non-pers terhadap realitas yang dihadapi pers, dan sebagian lagi terdapatnya pergeseran persepsi kalangan pers sendiri dalam membawakan peran mereka.

Dengan menggunakan metode wawancara dan pendekatan kualitatif, penulis berusaha mendapatkan persepsi kalangan wartawan terhadap kebebasan pers dewasa ini dengan bertitik tolak pada kasus pembredelan tiga media tahun 1994: Tempo, Detik dan Editor. Mereka yang diwawancarai adalah wartawan senior termasuk wartawan dari ketiga yang dibredel itu.

Dari data yang diperoleh menunjukkan terdapatnya perbedaan persepsi kalangan pers terhadap kebebasan pers, terutama dalam mengaktualisasikan peran mereka dalam masyarakat. Yang menarik adalah, mereka tetap menganggap masih ada kebebasan pers di Indonesia meskipun dengan cara menciptakan "jalan tikus" agar terbebas dari rambu-rambu pembredelan. Mereka pun meyakini, kalau pemerintahan berganti kehidupan pers akan lebih baik dari pada sekarang.

Selain itu, ditemukan pula bahwa kalangan pers sudah cukup siap dan mempunyai kiat sendiri dalam menghadapi tekanan baik dari kalangan pemilik modal(owner) atau dari pemodal besar dalam menjaiankan perannya. Caranya, antara lain, membuat rubrik khusus untuk publikasi bisnis, memperkuat profesionalisme dan solidaritas internal.

Dari penelitian ini pun dapat disimpulkan bahwa pers jauh lebih siap dibandingkan pemerintah (termasuk birokrasi) dalam mengantisipasi perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Tidak transparannya alasan-alasan pembredelan terhadap tiga media di pertengahan 1994 itu salah satu bukti pula bahwa pemerintah telah menempakan dirinya sebagai penguasa yang sesungguhnya.





1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Agung Priambodo
Abstrak :
Naskah yang menjadi objek penelitian ini adalah Menak Pandhawa. Naskah Menak Pandhawa merupakan produk dari pesisiran dan bercirikan sebagai naskah menak. Penelitian filologi digunakan untuk menerbitkan edisi teks Menak Pandhawa dengan menggunakan metode naskah tunggal. Alih aksara yang digunakan yaitu edisi standar. Ikhtisar pada setiap pupuh juga ditampilkan untuk memudahkan memahami isi cerita. Hal yang menarik dari teks Menak Pandhawa adalah isi dari cerita ini menggabungkan dua epos yang berbeda yaitu menak dan Mahabharata. Dalam cerita, terjadi usaha pengislaman yang dilakukan oleh kerajaan Kuparman terhadap Astina dan Amarta. Setelah berhasil menaklukkan Astina, Kuparman tidak berhasil dalam menaklukkan Amarta. Namun pada akhir cerita terjadi pernikahan antara putri kerajaan Kuparman dan putra dari Arjuna yang mengakibatkan kedua kerajaan berdamai. Analisis struktural digunakan untuk mencari tema besar yang terkandung dalam teks Menak Pandhawa. ......Manuscript which is the object of this study is Menak Pandhawa. Menak Pandhawa manuscript is a product of the coastal and characterized as a marvelous script. Philology research used to publish editions Menak Pandhawa text by using a single script. Transliteration used is the standard edition. Overview on each stanza also shown to facilitate understand the story. The interesting thing is Menak Pandhawa text contents of this story combines two different epics Mahabharata and the Menak. In the story, going on the Islamization efforts undertaken by the kingdom of Kuparman to Astina and Amarta. After successfully conquering Astina, Kuparman not succeed in conquering Amarta. But at the end of the story happens Kuparman royal wedding between the daughter and the son of Arjuna which resulted in the two kingdoms at peace. Structural analysis is used to find the major themes contained in the text Menak Pandhawa.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doan Andreas Nathanael
Abstrak :
Aplikasi real-time collaborative editor mengizinkan beberapa pengguna bekerja pada suatu dokumen dalam waktu yang sama meski dalam lokasi yang berjauhan. Real-time collaborative editor yang populer seperti Google Docs dan Figma memanfaatkan arsitektur client-server dalam mengimplementasikan fitur tersebut. Arsitektur client-server dalam membuat real-time collaborative editor memiliki beberapa kelemahan, diantaranya hilangnya kepemilikan data pengguna serta latensi sinkronisasi perubahan yang lebih tinggi daripada seharusnya. Tldraw adalah aplikasi real-time collaborative editor berupa whiteboard bersifat open-source. Tldraw masih memanfaatkan arsitektur client-server dalam implementasi real-time collaboration. Local-first software adalah proposal jenis aplikasi yang menyelesaikan kelemahan-kelemahan tersebut. Berdasarkan proposal tersebut, diusulkan implementasi Tldraw P2P yang merupakan pengembangan dari aplikasi Tldraw yang memenuhi aspek Local-first software. Tldraw P2P memanfaatkan teknologi peer-to-peer networkingWebRTC dan implementasi CRDT Yjs untuk memenuhi aspek local-first software. Dalam penelitian ini, Tldraw P2P diuji dalam aspek local-first software serta latensi sinkronisasi. Dari hasil pengujian, berhasil ditunjukkan bahwa Tldraw P2P berhasil memenuhi aspek local-first software yang tidak dipenuhi Tldraw, serta memiliki latensi sinkronisasi yang lebih rendah dibandingkan Tldraw. ......A real-time collaborative editor allows multiple users to work on the same document simultaneously, even from distant geographic locations. Popular real-time collaborative editors such as Google Docs and Figma use client-server architecture in implementing these features. However, client-server architecture has a few weaknesses, such as lost user data ownership and unnecessarily higher update synchronization latency. Tldraw is an open-source real-time collaborative editor in the form of a whiteboard. Tldraw is still using a client-server architecture in its implementation. Local-first software is a proposal for a type of application that aims to solve these weaknesses. Based on the Local-first software proposal, Tldraw P2P is proposed as an implementation of Tldraw which fulfills local-first software aspects. Tldraw P2P utilizes WebRTC, a peer-to-peer networking technology, and Yjs, a CRDT implementation, to fulfill local-first software aspects. In this research, Tldraw P2P is evaluated on local-first software aspects and sync latency. The evaluation results demonstrated that Tldraw P2P had fulfilled local-first software aspects that Tldraw does not while also having lower sync latency than Tldraw
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hocky Yudhiono
Abstrak :
Penelitian ini memaparkan sebuah aplikasi editor kode kolaboratif local-first berbasis peer-to-peer yang diimplementasi dengan WebRTC dan CRDT. Selain itu, aplikasi ini menyertai shell bersama yang dapat dijalankan oleh salah satu pengguna dan digunakan oleh setiap pengguna lain dalam suatu kelompok jaringan. Terdapat beberapa variasi arsitektur backend pada aplikasi yang dibandingkan dalam penelitian ini. Dari segi algoritma dalam menjaga konsistensi dokumen, dua pendekatan berbeda yang diteliti ialah algoritma OT (operational transformation) dan metode yang memanfaatkan struktur data CRDT (conflict-free replicated data types). Dari segi arsitektur jaringan, penelitian ini mengevaluasi CRDT berbasis client-server, CRDT berbasis peer-to-peer, serta OT berbasis client-server. Keterbatasan OT yang diimplementasi pada penelitian ini membutuhkan suatu sumber kebenaran berupa server, sehingga OT berbasis peer-to-peer tidak dievaluasi. Penelitian ini menemukan bahwa variasi implementasi CRDT peer-to-peer yang diujikan memiliki performa lebih baik untuk sejumlah pengguna n≤8. Selain itu, signalling server pada variasi ini menggunakan resource yang minim, sehingga lebih optimal untuk kelompok jaringan yang lebih banyak. Sementara itu, variasi CRDT client-server dapat dipertimbangkan penggunaannya ketika terjadi masalah saat melakukan inisialiasi jaringan peer-to-peer atau jumlah pengguna dalam suatu kelompok jaringan jauh lebih banyak dari eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini. ......This research presents a peer-to-peer and local-first collaborative code editor application implemented with WebRTC and CRDT. In addition, the application includes a shared shell that can be run by one user and used by every other user in a network group. There are several variations of architecture in the applications compared in this study. In terms of algorithms for maintaining document consistency, two different approaches were evaluated, OT (operational transformation) algorithm and CRDT (conflict-free replicated data types) data structure. In terms of network architecture, this study assessed client-server based CRDT, peer-to-peer based CRDT, and client-server based OT. The limitation of OT implemented in this research is that it requires a single source of truth in the form of a server, so peer-to-peer-based OT was not evaluated. This study found that the peer-to-peer based CRDT variation tested performed better for a number of users n <= 8. Moreover, the signaling server in this variation uses minimal resources, making it more optimal for larger network groups. However, the client-server CRDT variation’s usage can be considered when there are problems initializing a peer-to-peer network or the number of users in a network group is much larger than the experiments conducted in this study.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>