Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feni Fitriani Taufik
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang :Pendidikan dokter spesialis merupakan pendidikan orang dewasa adult learner untuk mencapai kompetensi klinis yang diharapkan Lingkungan pendidikan merupakan salah satu aktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum dan proses pendidikan Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dirasakan oleh peserta didik yang dapat mempengaruhi proses pendidikan. Perlu lingkungan pendidikan yang mendukung untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran peserta didik. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi peserta didik, pengelola program dan staf pengajar terhadap lingkungan pendidikan pada Program Pendidikan DokterSpesialis PPDS Paru, FKUI. Metode :Jenis penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan setting sequential explanatory design. Tahap pertama dilakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner Postgraduate Hospital Educational Enviroment Measure PHEEM yang diisi oleh peserta PPDS Paru pada bulan Maret-Juni 2014.Hasil PHEEM ini dielaborasi lebih lanjut melalui penelitian kualitatif berupa Focus Group Discussion pada peserta PPDS Paru dan wawancara mendalam dengan pengelola program dan staf pengajar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, FKUI.Hasil :Sebanyak 87 89,7 peserta PPDS Paru periode Maret-Juni 2014 telah mengisi kuesioner PHEEM dan didapatkan sebanyak 74,7 peserta menilai lingkungan pendidikan lebih banyak positif dari pada negative dan memerlukan perbaikan 100,85; rentang nilai 81-120 . Peran otonomi dinilai positif oleh 79,3 peserta 36,93; rentang nilai 29-42 , pengajaran dianggap sudah bergerak kearah yang benar oleh 62,1 peserta 36,56; rentang nilai 31-45 dan 70,1 berpendapat bahwa dukungan social lebih banyak pro dari pada kontra 27,36; rentang nilai 23-33 .Pada penelitian kualitatif diperoleh hasil bahwa peran otonomi yang perlu diperbaiki adalah tersedianya panduan pengajaran dan protokol klinis yang informatif, diperlukan perbaikan system supervise dan pemberian umpan balik pada peran pengajaran, dan perbaikan budaya menyalahkan dan meningkatkan peran penasehat akademik dalam bimbingan dan konseling pada dukungan sosial. Kesimpulan :Lingkungan pendidikan pada PPDS Paru dinilai cukup baik dan kondusif. Perbaikan yang diperlukan untuk menjadikan lingkungan pendidikan lebih optimal adalah pembuatan Buku Rancangan Pengajaran yang informatif, optimalisasi logbook sebagai salah satu instrument evaluasi, peningkatan supervise oleh staf pengajar, keterampilan pemberian umpan balik dan peran pembimbing akademik dalam evaluasi peserta PPDS. Kata kunci :Lingkunganpendidikan, PHEEM, Mixed methods

ABSTRACT Background Educational environment is one of the most important factor should be considered in curriculum development. Educational environment is the condition that may affect education process in student. Specialty in medicine is adult learning process to gain define clinical competence. Process ofeducationcan be accelerated with proper educational environment. This study aims to Perception of resident, clinical teacher and study program manager to educational environment in Pulmonology dan Respiratory Medicine Residency Program, Faculty of MedicineUniversitasIndonesia. Methods This study using mixed methods with sequential explanatory design.Preliminary of this study is a quantitative study using Postgraduate Hospital Educational Environment Measure PHEEM questionnaire to Pulmonology residentsonMarch until June 2014. The results of the questionnaire will be elaborated with qualitative study based on Focus Group Discussionamong Pulmonology residents and deep interview to the study program manager and clinical teachers at the Department of Pulmonology and Respiratory Medicine FMUI. Result Eighty seven 89,7 pulmonology residents on March until June 2014 had filled in PHEEM questionnaire resulting in mean of perception of the educational environment total PHEEM mostly 74,7 positive and need to be improved score 100,85 81 120 . Positive perception of the autonomy role is 79,3 score 36,93 29 42 , perception that the teaching role performed in the correct way62,1 score 36,56 31 45 and 70,1 of perception stated pro to social support rather than cons score 27,36 22 33 . The qualitative study resulting an autonomy role which is need to be improved availability of teaching guideline and informative clinical protocols. Based on several aspect of teaching role, we need toimproved the supervision system and feedback giving. The blamming culture, supervision and counseling are the factors that need toimproved on social supporting role. ConclusionEducational environment in Pulmonology and Respiratory Medicine Residency Program is positive and condusive. Theimprovement need of the informative ldquo BukuRancanganPengajaran rdquo and optimalizationof logbook as one of the evaluation instrument.Role of staffs in supervising resident skills, feedback and the role of the academic mentor in evaluating residents still need improvement foroptimalization educational environment that may lead to support the adult learning process in students.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peranan lingkungan pendidikan terhadap motif berprestasi dan keyakinan spiritual pada siswa yang berbakat memimpin dari SMU Unggulan-Non unggulan. Penelitian dilaksanakan di enam SMU (tiga SMU Unggulan, tiga SMU Nonunggulan) di DKI Jakarta, dengan sampel para siswa kelas dua dan tiga (IPA dan IPS) Cawu I tahun ajaran 2001/2002 untuk mengidentifikasi siswa berbakat memimpin, menggunakan dua tahap : (1) tahap penjaringan melalui pelabelan, nominasi oleh guru; (2) tahap penyaringan menggunakan nilai prestasi belajar, skor IQ dan nominasi diri sendiri. Sampel terpilih sebanyak 72 orang siswa. Cara pengambilan sample untuk penentuan kota dan lokasi sekolah menggunakan teknik Total Sampling (sampel populasi). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbentuk Skala Model Likert, yang terdiri dari : 1) Skala Berbakat Memimpin (SBM), salah satu alat untuk mengidentifikasi siswa berbakat Memimpin; 2) Skala Motif Berprestasi (SMB); 3) Skala Keyakinan Spiritual (SKS); dengan lima pilihan (option). Sebelum digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dicarikan validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji coba dengan teknik item total correlation menunjukkan korelasi yang balk antara item yang satu dengan item yang lain, maupun dengan keseluruhan dimensi. Demikian pula reliabilitas tes dengan rumus Alpha Cronbach menunjukkan basil yang signifikan. Reliabilitas instrumen masing - masing variabel yaitu : Berbakat Memimpin = 0,94; Motif Berprestasi = 0,81; dan Keyakinan Spiritual = 0,91. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan SPSS Versi 10.01 dan Mathcad Professional 2001. Untuk Pembuktian hipotesis digunakan Analisis Statistik Multivariat dengan uji F. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : Ada perbedaan yang bermakna peranan lingkungan pendidikan terhadap motif berprestasi dan keyakinan spiritual pada siswa yang berbakat Memimpin dari SMU Unggulan - Nonunggulan, dengan F hitting = 970,436 lebih besar dari F tabel = 3,13 pada taraf signifikansi 0,05 dan F tabel = 4,92 untuk taraf signifikansi 0,01. Deegan demikian hipotesis penelitian diterima. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa ada perbedaan yang bermakna peranan lingkungan pendidikan terhadap motif berprestasi dan keyakinan spiritual pada siswa yang berbakat Memimpin dari SMU Unggulan - Nonunggulan. Untuk itu, hash penelitian ini menjadi informasi ilmiah bagi penentu kebijakan khususnya yang bertanggung jawab terhadap pembinaan siswa berbakat memimpin dengan memperhatikari motif berprestasi dan keyakinan spiritualnya di SMU Unggulan - Nonunggulan DKI Jakarta.
This research is intended to find out the difference in the role of educational environment to need for achievement and spiritual belief on student having leadership gifted of superior - nonsuperior SMU. Research was conducted in six SMU (three superior and three non-superior SMU) in Special Capital District of Jakarta, by sampling of students grade Il and III (IPA and IPS) quarterly I study year 2001/2002 to identify leadership gifted student, using two stages: (1) netting stage through labeling, nomination by teacher; (2) netting state using study achievement value, IQ score and self-nomination. Total selected samples were 72 students. Sampling method to decide the city and location of school using total sampling (population sample). Data collection was made by using questionnaire take of the form of Likert Model Scale, consist of : (1) Leadership gifted scale (SBM) one of means to identify leadership gifted student; (2) Scale Need for achievement (SMB); (3) Spiritual belief Scale (SKS); with five options.. Before using it in this research we must first looking for it validity and reliability. The result that a good correlation between one item to the other, as well as to the whole dimensions. So are the test-reliability using Alpha-Cronbach formula indicated a significant result. The reliability of responsive variable indicated : leadership-gifted = 0,94; achievement motive (need for achievement) = 0,81; and spiritual belief = 0,91. the data of research result was processed using SPSS version 10.10 and Mathcad Professional 2001. to prove the hypothesis we used multivariate statistic analysis F test. The result hypothesis-test indicate that : There are a significant differences in the role of educational environment to need for achievement and spiritual belief on student with leadership-gifted of superior SMU and those of non-superior SMU, with F-Count = 970,470,436 larger than F-Table = 3,13 at significant level of 0,05 and F-Table = 4,92 for significant level of 0,01. By so doing the research hypothesis was accepted. This result may clarify that there are a significant differences in the role of educational environment to need for achievement and spiritual belief on student having leadership gifted of superior SMU and those of non-superior SMU. The resent of this research because scientific information for decisive policy especially those responsible for the building of gifted student by taking of need for achievement and spiritual belief in superior SMU-Nonsuperior SMU, Special Capital District of Jakarta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T18519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tompodung, Linda Maya
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran terbukti dapat memengaruhi prestasi, kepuasan dan kesuksesan mahasiswa. Mahasiswa yang berpendapat bahwa lingkungan pembelajaran memberikan dukungan akan belajar lebih keras dan memberikan prestasi lebih baik. Di Indonesia prestasi belajar lulusan dokter diukur secara nasional dengan menggunakan UKMPPD.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dan hubungannya dengan kelulusan dalam UKMPPD.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Data diperoleh dari 105 peserta UKMPPD. Persepsi lingkungan pembelajaran diukur menggunakan kuesioner DREEM dan menghubungkannya dengan kelulusan dalam UKMPPD. Data berdistribusi tidak normal sehingga digunakan analisis Mann-Whitney. Analisis multivariat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelulusan UKMPPD.Hasil: Penelitian ini menunjukkan sembilan puluh persen mahasiswa FK UNSRAT mempunyai persepsi lsquo;positif rsquo; terhadap lingkungan pembelajaran. Total skor median DREEM persepsi mahasiswa kurang berprestasi lebih baik dibandingkan mahasiswa berprestasi. Hasil analisis multivariat tidak menemukan hubungan lingkungan pembelajaran dan kelulusan UKMPPD, namun kelulusan UKMPPD berhubungan dengan dengan status ujian peserta.
ABSTRACT
Background Students rsquo experience about their learning environment in medical education has been shown to be related to their achievements, satisfaction and success. Students who consider the learning environment supportive will learn harder and perform better. In Indonesia, the performance of newly graduated physicians is measured nationally using Indonesia Medical Licensing Exam IMLE . Objective The aim of this research is to describe students rsquo perception about their learning environment and its relationship with pass rate in IMLE.Methods We measured the perception on the learning environment of 105 students of Sam Ratulangi University UNSRAT Faculty of Medicine who were about to undertake IMLE in February 2017 using DREEM questionnaire and calculated the relationship with IMLE pass rate. Data analyzed was conducted using Mann Whitney test. Multivariate analysis was used to identify the factors affecting pass rate at IMLE.Results We found that 90 percent of the students have positive perception regarding learning environment in UNSRAT. The overall median DREEM score of the academic under achievers 136.00 was higher compared to the academic achievers 126.00 . However, multivariate analysis found no significant association between learning environment and the IMLE pass rate. Instead, IMLE pass rate is associated with the participant rsquo s exam status.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Rahmadika Akbar
Abstrak :
ABSTRAK
Lingkungan pembelajaran pada pendidikan kedokteran menentukan kesuksesan akademik mahasiswa. Akan tetapi, pendidikan kedokteran merupakan sumber terbesar yang menyebabkan mahasiswa stres, selain masalah pribadi, finansial ataupun masalah keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dengan tingkat stres mahasiswa. Penelitian ini merupakan studi dengan desain potong lintang, dilaksanakan mulai dari Desember 2016 sampai Juni 2017, melibatkan mahasiswa tingkat I, II, III dan IV Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah (FK UNBRAH), Padang, dengan total jumlah mahasiswa 595 orang. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dinilai menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) dan tingkat stres mahasiswa dinilai dengan kuesioner Depresion Anxiety Stress Scale (DASS) 42. Kedua kuesioner telah tervalidasi dan tersedia dalam Bahasa Indonesia. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 477 (80,1%). Persepsi seluruh mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran didapatkan nilai median 132(92-200), yang bermakna "lebih banyak positif dibandingkan negatif". Terdapat perbedaan bermakna persepsi mahasiswa tingkat I terhadap lingkungan pembelajaran dengan tingkat lainnya. Tingkat stres mahasiswa FK UNBRAH termasuk kategori normal. Hubungan persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dan tingkat akademik bermakna dengan korelasi negatif sangat lemah (p<0,05). Semakin baik persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran, semakin rendah tingkat stres mahasiswa.
ABSTRACT
Learning environment in medical education is one of several aspect determine students' academic success. The medical education itself has been the biggest source of depression or stress for students, besides personal, financial, or family problems. The purpose of this study is to assess the correlation between students' perception about their learning environment and their stress levels. This study was a cross sectional study, conducted from December 2016 to April 2017, involving the 1st, 2nd, 3rd, 4th year students of the Faculty of Medicine, Baiturrahmah University (FK UNBRAH), Padang, with a total of 595 students. Students' perceptions on their learning environment were assessed using the Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) questionnaire and the student stress level was assessed by the questionnaire of Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Both questionnaires have been validated and available in Bahasa. Respondents involved in the study were 477 (80.1%). The median of the students's perceptions on their learning environment was 132 (92-200), which means "more positive than negative". Students' perceptions on learning environment between 1st year students with other academic year differed significantly. The median value of student stress level was categorized as normal. There was no statistically significant difference in stress level based on academic level and gender. The correlation between students' perception toward learning environment and academic level was found to be significant with very weak negative correlation (p<0,05). The better students' perception of the students to the learning environment, the lower the stress level.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library