Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sirozi
Jakarta: Rajawali, 2010
379 SIR p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Purwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Keluhan utama pasien dengan pascapembedahan fraktur ektremitas bawah adalah nyeri. Nyeri yang dialami pasien dapat menjadi salah satu penyebab ketidaknyamanan pada pasien pasca pembedahan fraktur. Edukasi nyeri dan terapi dzikir dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Penelitian ini Mengidentifikasi pengaruh edukasi nyeri dan terapi dzikir terhadap nyeri dan kenyamanan pada pasien pascapembedahan fraktur ekstremitas bawah.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment pretest-posttest with control group design dan teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling, yaitu randomisasi blok. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan edukasi nyeri dan dzikir dengan p value= 0.0000. Nilai kenyamanan pasien juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kenyamanan sebelum dan sesudah diberikan edukasi nyeri dan terapi dzikir Penelitian ini merekomendasikan penerapan edukasi nyeri dan terapi dzikir untuk membantu pasien pascapembedahan fraktur ektemitas bawah untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanannya.
ABSTRACT
Pain is the most common problem on patient with a lower extremity post operative fracture. Pain becomes one aspect that makes patient with fracture experience discomfort. Pain education and dhikr theraphy can to reduce pain and impoved comfort. The purpose of this study was to examine the influence pain education and dhikr theraphy y to pain and level of comfort in patient with closed fracture. This is quasi experiment pretest-posttest with control study using probability sampling (block randomization) recruiting 40 respondents. The result shows that there was a significant difference in pain level before and after pain education and dikr theraphy (p value=0.000). There was also significant difference on level of comfort before and after pain education and dikr theraphy (p value=0.000). It is recommended that pain education and dikr theraphy should be applied to decrease pain and level of discomfort in patient with fracture.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizin
Abstrak :
Tesis ini membahas penerapan model structured peer network sebagai alternatif penjangkauan peer education di kalangan siswa/i SMP dan SMA, dengan studi kasus Ripple Programme pada Program Jakarta Stop AIDS 2010. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan pelaksanaan program di wilayah Jakarta Timur. Penelitian menemukan bahwa model stuctured peer network mengalami hambatan berupa kesulitan dalam melakukan penjangkauan secara individu, hambatan dalam membentuk second layer, hambatan lingkungan, kurang dukungan dari pihak sekolah, dan kurang kesiapan manajemen program. ......The study analyzes the implementation of Structured Peer Network Model as peer education approach for junior and senior high school students to disseminate knowledge and information about drug and HIV/AIDS prevention. The project is managed under Ripple Program of Jakarta Stop AIDS 2010. The study is a descriptive-qualitative research. The research shows that Structured Peer Network Model faces some obstacles that hinder the implementation of programme; including the un-effective individual outreach, contrains in formation of second layer, peer resistance, lack of support from the school, and quality of programme?s planning and preparation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Epriliawati
Abstrak :
Latar Belakang: Edukasi merupakan salah satu komponen penting dalam tatalaksana pasien diabetes, meskipun demikian edukasi saja dirasakan tidak cukup untuk mempertahankan perubahan perilaku. Untuk mencapai perubahan perilaku tersebut, edukasi perlu dilengkapi dengan dukungan pengelolaan diri (self-management support). Health coaching merupakan sebuah pendekatan yang memiliki konsep yang sama dengan Diabetes Self Management Support (DSMS) . Tujuan: Mengevaluasi pengaruh kombinasi edukasi dan health coaching dibandingkan dengan edukasi saja dalam perubahan kedisiplinan diet, latihan fisik, serta capaian sasaran kendali OM pada pasien OM tipe 2. Metode: Penelitian uji acak terkendali ini merekrut 60 subyek pasien DM tipe 2 yang belum terkontrol (HbAic > 7.5%), 30 subyek pada kelompok intervensi (edukasi dan health coaching) dan 30 subyek pada kelompok kontrol (edukasi saja). Kelompok intervensi mendapatkan 12 sesi edukasi dan 12 sesi health coaching sedangkan kelompok kontrol mendapatkan 12 sesi edukasi saja. Seluruh perlakuan diberikan sebagai tambahan dari terapi farmakologis standar. Edukasi diberikan secara berkelompok di dalam kelas selama 30-60 menit dan coaching diberikan secara individu selama 45-60 menit. Evaluasi asupan diet, latihan fisik, indeks massa tubuh, tekanan darah, GOP, GD2PP, HbA1c, dan profit lipid dilakukan saat awal, 3 bulan, dan 6 bulan setelah perlakuan. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kedisiplinan diet dan latihan fisik antara kelompok kontrol dan intervensi. Terdapat penurunan rerata GOP dan GD2PP pada kelompok edukasi dan coaching dari 197,69 mg/dL dan 247,88 mg/dL pada sebelum perlakuan menjadi 135,46 mg/dL dan 141,42 mg/dL pada 6 bulan setelah perlakuan sedangkan pada kelompok edukasi terdapat peningkatan rerata GOP dan GD2PP dari 170,30 mg/dL dan 237,74 mg/dL menjadi 176,59 mg/dL dan 242, 11 mg/dL. Nilai p=0,006 untuk perbedaan rerata GOP dan nilai p=O,OOO untuk perbedaan rerata GD2PP pada 6 bulan setelah perlakuan. Proporsi subyek yang mengalami penurunan HbA 1 c 2:1% setelah 6 bulan perlakuan pada kelompok intervensi sebanyak 60% dan pada kelompok kontrol sebanyak 20% (nilai p=0,004), RR 2,250 dan NNT 2,5. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok pada parameter/variabel yang lain. Simpulan: Health coaching memberikan keuntungan tambahan sebagai pelengkap program edukasi dalam memperbaiki kendali glikemik pada pasien OM tipe 2 yang belum terkontrol. Pendekatan ini dapat digunakan oleh edukator dan tenaga profesional lain yang terlatih untuk memperbaiki kendali OM pada pasien DM tipe 2. ......Background: Education is one of the important component in managing patients with diabetes, however it is not sufficient to sustain behavioral changes. To achieve behavioural changes, education needs to be complemented by selfmanagement support. Health coaching is an approach which has similar concept with diabetes self management support. Objective: We aim to evaluate the impact of education and health coaching combination compared to education alone on diet and physical excersice modification, and achievement of diabetes mellitus control in type 2 diabetes mellitus patients. Methods: We conducted a randomized controlled trial involving 60 poorly controlled type 2 diabetes mellitus patients (HbA I c > 7.5%). In the beginning of the study 30 subjects were allocated to the intervention group (education and health coaching) and 30 subjects were allocated to the control group (education alone). Subjects in the intervention group received 12 education and 12 health coaching sessions while subjects in the control group received 12 education sessions. Those interventions were given on top of standard diabetes care. Education was conducted in a class for 30-60 minute sessions and coaching was performed one on one and/or group for 45 to 60-minute sessions. Food record, physical excersice, BMI, blood pressure, FPG, PPG, HbA 1 c, and lipid profile were measured at baseline and 3-month after intervention. Results: There were no significant result in diet and physical excercise compliance bet\veen intervention and control group. Education and health coaching combination showed significant reduction in FPG and PPG in comparison to education alone at 6 months after intervention (197.69 mg/dL to 135.46 mg/dL vs 170.30 mg/dL to 176.59 mg/dL, p value 0.006; 247.88 mg/dL to 141 ,42 mg/dL vs 237.74 mg/dL to 242, 11 mg/dL, p value=O.OOO, respectively). Participants who achieved reduction of HbA I c level I% or more in the intervention group were 60% while in the control group were 20% (p value=0.004) with RR 2.250 and NNT 2.5. There were no significant result between two groups in other variables. Conclusions Health coaching may provide added benefit as complementary to education program to improve glycemic control in patients with poorly controlled type 2 diabetes mellitus. This approach may be applied by trainneddiabetic educators and other professional to improve diabetic control.
Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran, 2019
T58355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library