Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rand, Ayn
Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2003
155.2 RAN vt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rezon Athallah Finoza
Abstrak :
Hubungan yang menguntungkan antara dua pihak tanpa eksklusivitas status sudah marak dilakukan di era sekarang, hubungan ini disebut FWB. Terjadinya FWB ini sering terjadi karena kesamaan tujuan maupun minat yang melibatkan hadirnya dua individu, konflik kepentingan yang terjadi di sini adalah perihal kesamaan kepentingan tersebut karena harus dijalani oleh dua pihak. Apakah tindakan FWB ini adalah tindakan yang bermoral? Apakah ini merupakan tindakan yang egois? Penelitian ini menghadirkan diskursus etis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Metode yang digunakan untuk mengkaji fenomena FWB ini adalah metode kualitatif, tepatnya studi literatur dan deskriptif analitis. Jenis relasi FWB ini semacam “opsi baru” bagi masyarakat yang selama ini hanya menjalankan konsep hubungan tradisional yang sedari dulu sudah dipertahankan. Jenis hubungan FWB ini merupakan perwujudan egoisme manusia, penulis menghadirkan justifikasi secara lebih lanjut dan memberikan perspektif etika di sini untuk menelaah keegoisan dalam bentuk hubungan FWB. ......A beneficial relationship between two parties without status exclusivity has been rife in the current era, this relationship is called FWB. The occurrence of FWB often occurs because of similar goals and interests which involve the presence of two individuals, the conflict of interest that occurs here is about the similarity of interests because it has to be lived by two parties. Is FWB's action a moral act? Is this a selfish act? This research presents an ethical discourse to answer these questions. The method used to study the FWB phenomenon is a qualitative method, to be precise, a literature study and analytical descriptive. This type of FWB relationship is a kind of "new option" for people who have only carried out the traditional relationship concept that has always been maintained. This type of FWB relationship is a manifestation of human egoism, the authors provide further justification and provide an ethical perspective here to examine selfishness in the form of FWB relationships.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilla Shafira Iskandar
Abstrak :
Fenomena kkondae di Korea Selatan yang awalnya hanya terjadi pada generasi tua, kini juga terjadi pada generasi muda. Hal ini disebabkan perilaku yang memaksakan pemikirannya kepada orang lain juga ditemukan di kalangan anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbandingan kkondae tua dan kkondae muda yang tercermin dalam drama Kkondae Intern. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif komparatif dengan pendekatan sosiologi sastra, khususnya sosiologi karya, dan teori skala kkondae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kkondae tua, karakteristik yang paling mendominasi adalah kesalahan atribusi yang disebabkan oleh kesenjangan generasi. Sementara pada kkondae muda, karakteristik yang paling menonjol adalah komunikasi satu arah yang merupakan efek samping dari lingkungan yang kompetitif serta meniru atasan yang juga kkondae. Persamaan di antara keduanya adalah pernah memegang jabatan tinggi yang menjadi faktor penyebab utama perilaku kkondae. Hasil penelitian juga menemukan kkondae kerap diasosiasikan dengan istilah naeronambul (standar ganda), gapjil (penyalahan kekuasaan), dan jansori (omelan) yang mewakili masing-masing karakteristik kkondae. ......Kkondae originally referred to condescending older people in Korean society. However, this image of kkondae recently has evolved to represent an attitude rather than an age group with the discovery of young kkondae. This research attempts to present the comparison of old kkondae and young kkondae depicted in Kkondae Intern drama under the lens of sociology of literature. A comparative-descriptive method is applied, specifically through the sampling of several scenes relevant to the topic, then analyzed further with the kkondae scale theory. The research eventually carries the conclusion that the most dominant trait of old kkondae is the attribution error caused by generation gap. While the most dominant trait of young kkondae is the one-way communication which is a side effect of a competitive work environment and imitating their superior behavior who is also a kkondae. Both old and young kkondae show kkondae traits while holding high positions which is found as the main cause of the kkondae behavior. The research has also found that kkondae are often associated with naeronambul (double standard), gapjil (abuse of power), and jansori (nagging) which represent each trait of kkondae.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Nathanael
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Egoisme Manusia dalam novel Mendhung karya Yes Ismie Suryaatmadja. Skripsi ini menggunakan model penelitian sastra Jawa dengan psikologi-sosiologi, khususnya pada analisis egoisme manusia dalam novel Mendhung berbahasa Jawa. Penelitian ini fokus membahas tentang karakter tokoh. Berdasarkan pembacaan atas novel Mendhung dan melalui peristiwa fungsional yang terkandung di dalam novel Mendhung, penulis menemukan adanya bukti-bukti keegoisan tokoh-tokoh dalam novel Mendhung beserta motif-motif yang melatarbelakangi adanya egoisme manusia tersebut.
ABSTRACT
This thesis discusses about Human Selfishness in the Mendhung Novel Written by Yes Ismie Suryaatmadja. This thesis to use a model of Javanese literature research with psychology-sociology in particular for the analysis of human selfishness in the Mendhung Novel in Javanese. This research focus on discussing about the character. Based on a reading of the Mendhung novel and the functional events contained in it. The researchist has found the human selfishness facts in characters of the Mendhung Novel and their motives background.
2016
S65304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Rizky Agustine
Abstrak :
Manusia dalam menjalani kehidupannya harus senantiasa berhati-hati, karena pada dasarnya setiap perbuatan baik atau buruk akan menimbulkan balasan (karma) yang sesuai. Dalam budaya Jawa, istilah karma terdapat dalam proposisi ngundhuh wohing pakarti (NWP). Proposisi NWP tergambar pada kehidupan tokoh utama, Sarinem, dalam novel Ontran-Ontran Sarinem (OOS) karya Tulus Setiyadi. Penelitian ini mengkaji mengenai citra tokoh utama, Sarinem, dalam novel OOS dan proposisi NWP yang dikonstruksikan dalam novel OOS. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menggambarkan citra tokoh utama, Sarinem, dikonstruksi dalam novel OOS, 2) menggambarkan proposisi NWP dikonstruksi dalam novel OOS melalui citra tokoh. Hasil penelitian ini memberikan gambaran citra tokoh utama, Sarinem, yang durung njawani karena belum mampu mengendalikan dirinya yang masih melenceng dari etika perempuan Jawa sebagaimana mestinya, dan terdapat konstruksi proposisi NWP yang terdapat dalam novel OOS yang dibagi menjadi nafsu (hawa nepsu) dan egoisme (pamrih). Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa proposisi NWP merupakan gambaran karma yang diterima oleh manusia sesuai dengan perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya. Istilah karma tersebut digunakan untuk dapat menjaga perbuatan manusia agar senantiasa menjaga keselarasan kosmos (memayu hayuning bawana) dengan selalu eling lan waspada agar dapat mencapai tujuan kehidupan di dunia yaitu keadaan slamet. ......People should always be careful in their life, because everything that people do, no matter it’s good or bad, will return to them as they get what the deserve (karma) appropriately. In Javanese culture, word of karma in the proposition ngundhuh wohing pakarti (NWP). We can see the proposition of (NWP) in Sarinem, as the central character, in Ontran-Ontran Sarinem (OOS) novel by Tulus Setiyadi. This research examines about the image of the central character, Sarinem, in OOS novel and NWP proposition which is constructed in OOS novel. This research is aim for 1) describing image of the central character, Sarinem, constructed in the novel sarinem, 2) describing proposition of NWP constructed in OOS novel trough the characters. Result of this research is giving description of the central character, Sarinem that durung njawani because she hasn’t able to control herself from stray from the ethics of Javanese women as they should, and there are constructions of NWP proposition that we can found in OOS novel which consisting of desire (hawa nepsu) and selfishness (pamrih). This research give conclusion that NWP proposition is depiction that karma that people accept deserves of what they did, good or bad. The word of karma is used for keeping people’s behaviour, so that they can always keeping cosmic harmony (memayu hayuning bawana) by always eling lan waspada, so they can get their life goals in this world, to wit slamet condition.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Nathanael
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang Egoisme Manusia dalam novel Mendhung karya Yes Ismie Suryaatmadja. Skripsi ini menggunakan model penelitian sastra Jawa dengan psikologi-sosiologi, khususnya pada analisis egoisme manusia dalam novel Mendhung berbahasa Jawa. Penelitian ini fokus membahas tentang karakter tokoh. Berdasarkan pembacaan atas novel Mendhung dan melalui peristiwa fungsional yang terkandung di dalam novel Mendhung, penulis menemukan adanya bukti-bukti keegoisan tokoh-tokoh dalam novel Mendhung beserta motif-motif yang melatarbelakangi adanya egoisme manusia tersebut.
This thesis discusses about Human Selfishness in the Mendhung Novel Written by Yes Ismie Suryaatmadja. This thesis to use a model of Javanese literature research with psychology sociology in particular for the analysis of human selfishness in the Mendhung Novel in Javanese. This research focus on discussing about the character. Based on a reading of the Mendhung novel and the functional events contained in it. The researchist has found the human selfishness facts in characters of the Mendhung Novel and their motives background.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Veda Orlando Saroso
Abstrak :
ABSTRAK
Konsep ldquo;?? ldquo;?w i w??adalah salah satu konsep penting dalam Yangisme, sebuah pemikiran dalam filsafat Cina yang pertama kali dicetuskan oleh Yang Zhu. Konsep yang bisa diartikan sebagai lsquo;demi saya rsquo; ini mencerminkan sebuah pandangan hidup yang individualistis, sebuah pandangan hidup yang sangat jarang ditemukan dalam masyarakat Cina kuno. Namun Yangisme dan konsep w i w? sendiri seringkali dikaitkan tidak hanya dengan individualisme semata namun dengan egoisme. Perlakuan semacam ini dilakukan oleh filsuf-filsuf Cina pesaing lainnya seperti Mencius dan Mo Di serta para murid mereka. Melalui mereka, Yang Zhu digambarkan sebagai karikatur dari konsep egoisme di Cina. Namun, penggambaran terhadap Yang Zhu mengandung bias yang mengaburkan pemahaman asli terhadap pemikirannya. Lewat jurnal ini, penulis berusaha untuk memberikan gambaran yang lebih tepat terhadap konsep wei wo yang ada dalam pemikiran Yang Zhu melalui berbagai macam sumber.
ABSTRACT
Abstract The concept of ldquo ldquo w i w is one of the prominent concepts in Yangism, a school of thought in Chinese philosophy that was first brought forth by Yang Zhu. This concept, which can be translated as lsquo for the sake of myself rsquo reflects an individualistic view of life, a view of life seldom found in the ancient Chinese society. Yangism and the concept wei wo themselves are often attributed not only to individualism, but also to egoism as well. This attributive treatment was done by other rival Chinese philosophers, such as Mencius and Mo Di, along with their disciples.Yang Zhu was portrayed as a caricature of the concept of egoism itself through them. But, this portrayal often contained biases that blurred the true understanding towards his thoughts. In this journal, the writer tries to give a more proper portrayal towards the concept of wei wo contained in the thoughts of Yang Zhu by utilizing various sources.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Putra Tawakal
Abstrak :
Penelitian ini berusaha memperbandingkan kekuatan argumentasi keadilan Ayn Rand dan John Rawls, dengan asumsi superioritas argumen Randian. Pembacaan Obyektivis terhadap teori Rawls akan mengungkap kesesatan-kesesatan yang ada dalam penalaran keadilan Rawisian, dalam kcrangka realistis dan dalam kerangka hipotetis Rawlsian sendiri. Selain berusaha mcnunjukkan kelemahan-kelemahan nalar Rawisian dalam sorotan Obyektivisme, penelitian ini juga berusaha menunjukkan bagaimana Obyektivisme merespon aspirasi etis Rawisian akan keadilan dalam hubungan antar manusia dengan segala kesenjangan yang ada diantara manusia. Penelitian ini berusaha menyuntikkan realita ke dalam konstruksi prinsip keadilan Rawlsian dalarn rangka menggugat prinsip-prinsip keadilan politik yang dicapai serta merevisi aspirasinya dengan koreksi dari etika Obyektivisme. Sasarannya adalah mencapai suatu pemahaman akan keadilan politis yang realistis namun juga dapat dipahami secara publik serta terbukti tidak dibiaskan oleh partikularitas manapun dalam cakrawala identitas manusia.
This research attempts to compare the soundness of Ayn Rand's and John Rawls's argumentations of justice, with the assumption of Randian argument's superiority. Objectivist reading on Rawls's theory will reveal the fallacies within Rawisian reasoning of justice, within realistic frame and Rawls's own hypothetical frame. Other than attempting to show the weaknesses of Rawlsian reason under Objectivist scrutiny, this research also tries to show how Objectivism responds Rawlsian ethical aspiration of justice in human relationships with all the inequalities in between. This research tries to inject reality into the construction of Rawlsian principle of justice in order to raise objection against the principles of political justice that were arrived at and to revise its aspiration with correction from the ethics of Objectivism. The aim is to reach an understanding of political justice which is realistic but can also be publicly understood and proven to be unbiased by any particularity in human identities.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16089
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library