Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tietenberg, Thomas H.
Massachusetts: Addison-Wesley, 1997
333.7 TIE e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surna Tjahja Djajadiningrat
Jakarta: LP3ES , 1997
333.71 SUR p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tietenberg, Thomas H.
Boston: Pearson, 2010
333.7 TIE e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tietenberg, Thomas H.
Boston : Pearson/Addison Wesley, 2006
333.7 TIE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Touliatos, John
Iowa: Iowa State University Press , 1988
640.72 TOU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Diana Puspita
Abstrak :
[ABSTRAK
Paradigma sektor kehutanan masih memandang kayu sebagai hasil utama mengakibatkan tingginya angka deforestasi di Indonesia. Padahal banyak hasil hutan lainnya yang dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu manfaat hutan yang belum terestimasi nilainya yaitu jasa lingkungan terutama wisata. Dan fungsi hutan yang mempunyai manfaat wisata salah satunya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Salah satu bagian dari TNGHS yaitu Resort PTNW Gunung Salak I yang mempunyai daya tarik tersendiri yaitu sebagai field project Suaka Elang. Pada Resort PTNW Gunung Salak I terdapat 2 (dua) lokasi wisata yaitu bumi perkemahan Loji dan Wana Wisata Sukamantri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai ekonomi wisata dari lokasi tersebut. Metode penelitian ini menggunakan metode TCM dan CVM untuk mengetahui nilai ekonomi dari kawasan wisata. Dan nilai surplus konsumen untuk metode TCM Resort PTNW Gunung Salak I sebesar Rp. 909.000 per individu/tahun atau Rp. 6.635.700.000/tahun, sedangkan untuk nilai WTP kondisi saat ini sebesar Rp. 8.500 dan untuk kondisi masa akan datang sebesar Rp. 9.700.
ABSTRACT
The paradigm of forestry sector still sees wood as the primary outcome resulted in high rates of deforestation in Indonesia. Whereas many other forest products that can be utilized and have high economic value. One of the benefits from forests that have not estimated is environmental services value, especially forest tourism. And one part of forests that have tourism benefits is Mount Halimun Salak National Park. One part of the national park that has a special attraction as a field project of Raptor sanctuary is PTNW Mount Salak I Resort. In PTNW Mount Salak I Resort there are 2 (two) tourist sites, which are Bumi Perkemahan Loji and Wana Wisata Sukamantri. This study aimed to obtain economic value from the site. This research using TCM and CVM method to determine the economic value from tourist area. The value of consumer surplus for TCM method PTNW Mount Salak I Resort is Rp. 909 000 per individual/year or Rp. 6.635.700.000/year, while for WTP value for current state of Rp. 8.500 and for the future condition of Rp. 9.700., The paradigm of forestry sector still sees wood as the primary outcome resulted in high rates of deforestation in Indonesia. Whereas many other forest products that can be utilized and have high economic value. One of the benefits from forests that have not estimated is environmental services value, especially forest tourism. And one part of forests that have tourism benefits is Mount Halimun Salak National Park. One part of the national park that has a special attraction as a field project of Raptor sanctuary is PTNW Mount Salak I Resort. In PTNW Mount Salak I Resort there are 2 (two) tourist sites, which are Bumi Perkemahan Loji and Wana Wisata Sukamantri. This study aimed to obtain economic value from the site. This research using TCM and CVM method to determine the economic value from tourist area. The value of consumer surplus for TCM method PTNW Mount Salak I Resort is Rp. 909 000 per individual/year or Rp. 6.635.700.000/year, while for WTP value for current state of Rp. 8.500 and for the future condition of Rp. 9.700.]
2015
T43167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Aquinas Dewaranu W.
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai penerapan valuasi ekonomi sebagai metode penghitungan ganti kerugian terhadap perbuatan melawan hukum yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Tulisan ini menjabarkan bagaimana kerugian lingkungan diatur, ditafsirkan dan dikaitkan dengan pertanggungjawaban perdata di Indonesia. Kemudian untuk menaksir nominal yang tepat terhadap kerugian tersebut, skripsi ini melihat dan membandingkan penerapan metode valuasi ekonomi di Amerika Serikat dan Indonesia. Bagaimana kedua metode tersebut diterapkan dan diaplikasikan di kedua negara untuk menaksir nilai ekonomi dari lingkungan hidup dan sumber daya alam. Dari perbandingan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode valuasi ekonomi untuk lingkungan hidup sudah diterapkan dengan cukup baik di Amerika Serikat baik dalam tatanan yuridis normatif maupun dalam praktek di pengadilan. Sedangkan di Indonesia, metode valuasi ekonomi untuk lingkungan hidup sudah diadopsi dengan baik pada peraturan perundang-undangan namun belum diterapkan dan diaplikasikan secara maksimal dalam praktek di pengadilan. ...... This thesis explains about implementation of economic valuation as a method in apprising environmental damages caused by tort. This thesis explores the adjustment and the interpretation of environmental damages, and its relation with the environmental civil liability, in regulations and courts in Indonesia. Later, to find out the nominal damages that needs to be covered, this thesis is comparing the economic valuation method implementation in United States of America and Indonesia. How does this method is implemented in both countries, to economically assess the environmental and natural resources value especially for the purpose of legal remedy. The conclusions from this comparative study are: economic valuation method for environmental and natural resources is fairly well implemented in USA, both in the federal acts and regulations and also in judicial practice, while on the other hand, economic valuation method is still poorly implemented in Indonesia, especially in judicial practice.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S62698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira
Abstrak :
Pandangan konvensional tentang pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tidak lagi sejalan dengan berkurangnya ketersediaan sumber daya tak terbarukan yang membutuhkan pembangunan berkelanjutan. Indonesia menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, salah satu bentuk perwujudannya di desa. Penelitian ini bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang perilaku masyarakat setempat terhadap higienitas untuk mendukung kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi rumah tangga, termasuk identifikasi berbagai faktor yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan dan membuat saran bagi masyarakat desa dan pemerintah untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di desa. Pemodelan menggunakan dinamika bisnis sistem menggunakan model dasar Pezzey tentang ekonomi lingkungan yang berkelanjutan, kemudian dikembangkan sesuai dengan hasil metode penelitian campuran yang menggabungkan wawancara mendalam dengan data historis desa dan studi literatur. Model kemudian disimulasikan dan hasilnya menunjukkan bahwa polusi akan terus meningkat setiap tahun, tetapi seiring waktu orang akan beradaptasi terutama terhadap polusi udara dan air. Namun, penyakit akibat polusi tanah yang disebabkan memakan pisang membutuhkan waktu yang lama sehingga penduduk desa tidak peduli dan terus memakan pisang berkualitas rendah. Pengurangan limbah keluarga dan penghijauan diperlukan untuk mengurangi jumlah polusi.
The conventional view of development which is only oriented to economic growth is no longer in line with the decreasing availability of non-renewable resources that requires sustainable development. Indonesia applies the concept of sustainable development, one form of manifestation is in the village. This research aims to extend understanding the behavior of the local community towards hygiene to support environmental sustainability and the sustainability of the household economics, including the identification of various factors related to sustainable development and make suggestions for village communities and the government to achieve sustainable development in the village. Modeling using system business dynamics used Pezzey's basic model of sustainable environmental economic, then it was developed in accordance with the results of mix methods that combine in-depth interviews with historical village data and literature studies. The model is then simulated and the results show that pollution will continue to increase every year, but over time people will adapt especially to air and water pollution. However, diseases from soil pollution caused by eating bananas take a long time so that the villagers do not care and continue to eat poor quality bananas. Reduction of family waste and greening are needed to reduce the amount of pollution.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cece Permadi
Abstrak :
Pertumbuhan ekonomi dan kelestarian fungsi lingkungan merupakan kebutuhan yang dapat dicapai dengan menerapkan kaidah﷓kaidah keserasian dalam pembangunan yang berkelanjutan. Lingkungan hidup tidak selalu baik, apabila tidak ada pertumbuhan ekonomi. Kemiskinan penduduk sering kali menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang parah. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi tidak akan berkelanjutan, jika lingkungan hidup diabaikan. Pala hidup masyarakat yang tidak dilandasi pemahaman lingkungan akan semakin memperburuk pola penataan lingkungan hidup yang tertib dan sehat. Begitu pula. kondisi sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi tingkah laku penduduk di dalam mengelola lingkungan hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah 1). Terungkapnya kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kebon Bawang, 2). Terungkapnya persepsi masyarakat tentang keadaan wilayah yang mereka tempati, 3). Terungkapnya perilaku masyarakat di dalam mengelola lingkungan dimana mereka tinggal. Sedangkan masalahnya adalah: "Bagaimana persepsi dan perilaku masyarakat di Kelurahan Kebon Bawang di dalam mengelola lingkungan hidupnya dan seberapa jauh kondisi social ekonomi masyarakat mempengaruhi alas an betah/tidaknya penduduk tinggal di wilayah tersebut ?". Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1). Diduga ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan persepsinya tentang dimana mereka tinggal. Selanjutnya persepsi tersebut diduga akan mempengaruhi perilakunya di dalam mengelola lingkungan. 2). Bila perilaku penduduk di dalam mengelola lingkungan hidup baik, maka penduduk akan menyatakan rasa kepuasannya terhadap keadaan dimana mereka tinggal. 3). Diduga ada hubungan antara alasan betah/tidaknya seseorang dengan kondisi sosial ekonomi (kualitas pemukiman, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan status tempat tinggal). Berdasarkan hasil survei dan analisis data, maka ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan dan ringkasan dari penelitian ini, yaitu: Dari hasil pengujian statistik dapat diketahui bahwa antara persepsi penduduk tentang lingkungan dimana mereka tinggal adalah independen. Hal ini berarti bahwa persepsi yang dikemukakan penduduk karena perbedaan tingkat pendidikan tidak selalu menunjukkan adanya hubungan. Sebagian besar penduduk (74,6 %) di Kelurahan Kebon Bawang berpartisipasi aktif di dalam mengelola lingkungan hidupnya. Baik yang dilakukan perseorangan maupun usaha bersama yang dibina melalui organisasi yang ada (formal dan informal). Partisipasi ini tidak lepas dari pada kesadaran dan persepsi sebagian besar penduduknya (61,2 %) akan pentingnya usaha penertiban kebersihan dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat di Kelurahan Kebon Bawang di dalam mengelola lingkungan hidup cukup baik, sehingga memberikan rasa kepuasan bagi sebagian besar penduduknya (96,7 %) betah tinggal di wilayahnya. Alasan betah yang dikemukakan sebagian besar, penduduk (32 %) karena tidak ada tempat tinggal lain. Kemudian karena tetangga menyenangkan (24 %) dan karena dekat tempat pekerjaan (21 %). Dari hasil pengujian staitstik dapat diketahui bahwa hubungan antara alasan betahnya seseorang dengan kualitas pemukiman, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan mata pencaharian adalah independen. Kecuali status tempat tinggal (dependen). Hal ini berarti bahwa alasan betah yang dikemukakan karena perbedaan kondisi sosial ekonomi tersebut tidak selalu menunjukkan adanya hubungan. Dengan kata lain kondisi sosial ekonomi penduduk tidak begitu berpengaruh terhadap alasan betahnya seseorang.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Erlingga Prihandani
Abstrak :
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan faktor gizi balita, faktor sosial ekonomi dan faktor lingkungan terhadap pneumonia balita di pulau Kalimantan pada tahun 2018 serta melihat pola persebaran secara spasial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi ekologi. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data agregat dari Riskesdas 2018 dan BPS 2018. Unit analisis terdiri 56 kabupaten/kota di pulau Kalimantan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji statistik korelasi. Hasil dari penelitian ini, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan faktor gizi balita dengan prevalensi pneumonia balita dipulau Kalimantan. Berdasarkan analisis menggunakan pemetaan dengan teknik overlay menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan prevalensi pneumonia yang tinggi cenderung memiliki prevalensi faktor gizi balita yang tidak baik terdiri dari empat wilayah prioritas (Paser, Kotawaringin Timur, Bengkayang dan Sukamara). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi dengan prevalensi pneumonia balita; persentase penduduk miskin (pvalue=0,006) dan kepadatan penduduk (pvalue=0,058) serta adanya hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan; persentase rumah tangga dengan ventilasi kurang (pvalue=0,048) terhadap prevalensi pneumonia pada balita. ......This research discusses about the relationship between under-five nutritional factors, socio-economic factors and environmental factors towards under-five pneumonia on the island of Kalimantan in 2018 and looks at the pattern of spatial distribution. This research is a quantitative study using an ecological study design. The research used the aggregate data from Riskesdas 2018 and BPS 2018. The analysis unit consists of 56 districts/cities on the island of Kalimantan. The analysis used in this study is to use a statistical correlation test. This study found that that there was no relationship between under-five nutritional factors and the prevalence of under-five pneumonia on the island of Kalimantan. The analysis using mapping with the overlay technique, it is shown that districts/cities with a high prevalence of pneumonia tend to have a prevalence of poor nutritional factors for toddlers consisting of four priority areas (Paser, Kotawaringin Timur, Bengkayang and Sukamara). However, the result of this study showed significant relationship between socio economic factors and the prevalence of pneumonia among children under five of age; percentage of poor people (pvalue=0,006) and population desinty (pvalue=0,059) and there is a significant relationship between environmental factors; percentage of households with poor ventilation (pvalue=0,048) and prevalence of pneumonia in children under five.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>