Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
Spillane, James J.
Yogyakarta: Kanisius, 1993
338.4791 JAM e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Spillane, James J.
Yogyakarta: Kanisius, 1987
338.479 1 SPI e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Spillane, James J.
Yogyakarta: Kanisius, 1991
338.479 1 SPI e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abdul Ramadhan
"Visi Saudi 2030 yang digagas oleh Muhammad bin Salman (MBS) ikut membawa perubahan dalam bidang pariwisata. Kebijakan MBS dalam perluasan pariwisata yang diberlakukan terlihat berdampak terhadap norma yang berlaku di Saudi. Adanya kebijakan yang dilakukan oleh MBS ini dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi Arab Saudi. Dengan menggunakan teori Thomas Dye tentang kebijakan publik, artikel ini akan menjawab beberapa masalah yang menjadi pertanyaan, mulai dari apa kebijakan pengembangan pariwisata Arab Saudi oleh MBS, apa saja perubahan norma yang terjadi akibat dari kebijakan pengembangan pariwisata oleh MBS. Selain itu apa dan siapa saja pihak yang diuntungkan dan dirugikan, serta bagaimana pandangan dan respon ulama atas kebijakan pengembangan pariwisata yang diberlakukan oleh MBS. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perluasan destinasi pariwisata Saudi yang tidak terbatas pada pariwisata religi saja, serta banyaknya perubahan pada norma yang berlaku di Saudi saat ini akibat dari kebijakan MBS. Terlepas dari isu agama pengembangan pariwisata Saudi telah menguntungkan pemerintah maupun masyarakatnya. Kebijakan yang membuat banyaknya perubahan norma di Saudi telah menjelaskan secara tidak langsung bahwa MBS menginginkan praktik keagamaan yang tidak kaku ataupun konservatif, melainkan ingin lebih moderat ala barat. Namun nyatanya pelonggaran norma yang terjadi di Saudi ini bukan lagi menggambarkan kehidupan moderat, melainkan cenderung liberal.
Saudi Vision 2030 initiated by Muhammad Bin Salman (MBS) has brought changes in tourism. MBS's policy on tourism expansion that is implemented seems to have an impact on the norms that apply in Saudi. MBS's policy is motivated by Saudi's economic interests. By using Thomas Dye's theory of public policy, this article will answer some of the questions that are being asked, starting from what the MBS tourism expansion policy is, and what the changes in norms caused by MBS’s tourism development policies are. In addition, what and who are the beneficiaries and losers, and what are the views and responses of the scholars to the tourism development policies imposed by MBS? The results of this study show that the expansion of tourism destinations that are not limited to religious tourism only and there are many impacts that occur on the current norms in Saudi Arabia as a result of the policy of increasing tourism by MBS. Apart from religious issues, Saudi tourism development has benefited the government and its people. The policies that have led to many changes in the norms of life in Saudi have implied that MBS wants religious practices that are not rigid or conservative, but rather wants to be more moderate in the western style. But in fact, the loosening of norms that occurred in Saudi is no longer a reflection of moderate life but tends to be liberal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Luhur Fajar Martha
"Pembangunan pariwisata yang tidak menempatkan daya dukung lingkungan dan pertumbuhan ekonomi pariwisata secara seimbang berpotensi menyebabkan terjadinya
overtourism, yang dapat meningkatkan ancaman pada ketahanan lingkungan dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pembangunan pariwisata berkelanjutan berbasis interdependensi sistem ekonomi dan sistem lingkungan. Metode yang digunakan mencakup analisis daya dukung lingkungan, analisis pertumbuhan ekonomi pariwisata, serta analisis peran modal sosial dan teknologi digital dalam pengelolaan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan berdampak pada meningkatnya jejak ekologi dan memicu alih fungsi lahan yang dapat meningkatkan defisit ekologi. Kemudian, modal manusia, modal fisik, obyek daya tarik wisata, dan efek spasial terbukti signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pariwisata. Adapun modal sosial dan teknologi digital merupakan faktor penting untuk menjaga inklusivitas pengelolaan pariwisata serta mendorong perilaku ramah lingkungan. Aksi afirmatif dengan mendorong peran komunitas lokal sebagai
shareholder pariwisata serta inovasi teknologi digital dapat menjadi strategi kunci untuk mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Tourism development that does not place the environmental carrying capacity and tourism economic growth in a balanced way may cause overtourism, which potentially increases the threats to environmental and social resilience. This study aims to formulate a sustainable tourism development model based on the economic and environmental systems' interdependence. The methods comprise analysis of environmental carrying capacity, tourism economic growth, and roles of social capital and digital technology innovation in tourism management. The results show that higher tourist arrivals create higher ecological footprints and trigger land conversion. Human capital, physical capital, tourist attraction objects, and spatial effects significantly affect tourism economic growth. Meanwhile social capital and digital technology have an essential role in stimulating inclusive tourism management and environmentally-friendly behavior. Affirmative action by encouraging the role of local communities as tourism shareholders and digital technology innovation can be strategic key in realizing sustainable tourism development."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Maryam Jamilah
"Pariwisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Namun, pada saat yang sama beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pariwisata membawa dampak yang beragam terhadap kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara investasi sektor pariwisata, konsumsi energi terbarukan, dan sektor yang berkaitan erat dengan pariwisata terhadap emisi CO2 pada periode 2000 – 2017 dengan menggunakan studi kasus di Indonesia. Dengan menggunakan metode distributed lag melalui pendekatan Koyck, penelitian ini menemukan bahwa secara statistik, investasi pada sektor pariwisata berkorelasi positif dan signifikan terhadap emisi CO2. Di samping itu, konsumsi energi baru dan terbarukan, yang merupakan variabel kontrol dalam penelitian ini berkorelasi negatif signifikan terhadap emisi CO2. Temuan ini mengonfirmasi bahwa kebijakan investasi yang ada di Indonesia masih belum ramah lingkungan (pollution haven). Dengan demikian, komitmen untuk melakukan transisi dari sumber energi konvensional ke sumber energi yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan, khususnya pada sektor pariwisata, harus lebih ditingkatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat menyeimbangkan dampak penurunan kualitas lingkungan (peningkatan emisi CO2) di Indonesia.
The tourism industry contributes positively to economic growth. However, numerous studies show that tourism can have diverse impacts on environmental quality. This study focuses on exploring the correlation between investment in the tourism sector, the consumption of renewable energy, and the contribution of tourism-related sectors to CO2 emissions within the period 2000–2017 using a case study in Indonesia. By employing the distributed lag method with the Koyck approach, this study found that investment in the tourism sector in Indonesia has a statistically positive and significant correlation with CO2 emissions. Conversely, renewable energy consumption, as the control variable, exhibits a significant negative correlation with CO2 emissions. The findings suggest that the existing investment policies in Indonesia are still not environmentally friendly (supports the pollution haven hypothesis). Thus, it is essential to prioritize the commitment to make the transition from conventional energy sources to renewable and more environmentally friendly energy sources, especially in the tourism sector, so that the investment coming into Indonesia aligns with environmental sustainability."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Joyce Irmawanti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dampak ekonomi sektor pariwisata di Provinsi Banten, daerah yang berdekatan dengan kota metropolitan Jakarta. Penelitian ini merupakan studi empiris di negara berkembang, yang terutama mengeksplorasi pentingnya pariwisata lokal/domestik, dampak langsung / tidak langsung dari kegiatan pariwisata dan peluang pengembangan keterkaitan dengan ekonomi lokal. Studi kasus ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Model kuantitatif menggunakan tren analisis, tren statistik dan simulasi input-output. Untuk analisis kualitatif, penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa stakeholder pariwisata di Kabupaten Pandeglang. Ditemukan bahwa pariwisata lokal dan domestik adalah kontributor paling signifikan dalam pendapatan pariwisata Banten. Namun, data yang ada tidak secara jelas menjelaskan dampak fenomena "wisatawan sehari" (excursion). Simulasi input-output mengungkapkan bahwa efek "tidak langsung" dari sektor pariwisata nilainya lebih besar dari "efek langsung" dari koefisien multiplier sektor pariwisata. Temuan ini membuktikan bahwa industri pariwisata adalah "sektor pemicu" tetapi bukan mesin utama pertumbuhan ekonomi di Banten. Keterkaitan sektor pariwisata dengan ekonomi lokal untuk mengurangi impor/kebocoran ekonomi pariwisata bahkan membutuhkan proses industrialisasi di dalam industri pariwisata itu sendiri.
The focus of this study is the freshman student of Faculty of Psychology at The purpose of this study is to explore economic impact of tourism in Banten Province, a region close to Jakarta (a mega city in Indonesia). This research is an empirical study of tourism economic in developing country, mainly explores the importance of local/domestic tourism, direct/indirect impact of tourism activity and linkage opportunity. This case study uses quantitative and qualitative analysis. The quantitative model uses trend, statistical and input-output analysis. Input-output simulation shows the multiplier effect of increasing tourist arrival and import substitution. For exploratory analysis, this study uses semi-structured interview with key important persons from major stakeholder groups in Pandeglang District (one of the most-preferred coastal tourism destination in Banten). It is found that local and domestic tourism are the most significant contributor in Banten tourism revenue. However, existing data do not clearly explain "one day tourism visit" phenomena (excursion) of this local/domestic tourism from neighbouring cities. Input-output simulation reveals that "indirect" multiplier effects of "less tourism-dependent sectors" are greater than the "direct" multiplier effect of "most tourism-dependent sectors". The finding proves that tourism industry is a "trigger sector" but not the main engine for economic growth. In the other side, local linkage as an option to reduce tourism import (the leakage), requires industrialisation in tourism industry itself. Industrialization in manufacture sectors is still the key for economic growth in Banten. The limitation of this paper is the restriction of underlining-assumptions of IO model: "no supply constraint", "constant return to scale", "fixed commodity input structure", and "fixed output-ratios", which might contrary to real conditions. The paper might not capture the in-depth micro-economic analysis of linkage feasibility. Another limitation of the study is that the result could not be generalized to different contextual situations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43608
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Haswan Yunaz
"Sektor pariwisata merupakan salahsatu aspek pembangunan nasional yang dapat diandalkan dalam proses pertumbuhan ekonomi termasuk didalamnya wisata alam. Pengembangan wisata alam diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian suatu kawasan sekaligus dapat memberikan nilai tambah terhadap akselerasi pembangunan di wilayah sekitar lokasi wisata alam umumnya dan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat pada khususnya. Namun demikian disamping dampak positif wisata alam juga dapat memberikan dampak negatif terhadap suatu kawasan konservasi yang dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata seperti taman nasional Gunung Gede Panggrango (TNGP) yang terletak antara Bogor, Cianjur dan Sukabumi Jawa Barat. Pada prinsipnya pengembangan wisata alam disamping memberikan dampak ekonomis tidak boleh menimbulkan gangguan terhadap kondisi alarn itu sendiri seperti pencemaran, kerusakan lingkungan, gangguan terhadap ekosistem dan atau menghilangkan daya tarik dari kawasan konservasi dimaksud.
Masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah sejauh mana dampak pengembangan wisata alam terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar taman nasional Gunung Gede Panggrango Jawa Barat. Terdapat dua aspek penting didalam melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi fokus penelitian ini yang pertama aspek peningkatan lapangan pekerjaan dan yang kedua aspek terhadap peningkatan pendapatan masyarakat."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T10270
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raditya
"Pengetahuan tentang karakteristik permintaan pariwisata mancanegara diperlukan untuk perencanaan dan pengelolaan sektor pariwisata yang efisien khususnya di Indonesia di mana hampir sebagian besar industri sangat tergantung kepada pemerintah. Penelitian ini mempelajari hubungan antara determinan permintaan pariwisata dan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia, serta respon pemerintah terhadap perubahan determinan dimaksud. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan pendapatan negara asal wisatawan, nilai tukar mata uang, biaya perjalanan, dan kecenderungan periodic mempengaruhi jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia. Namun, permintaan wisatawan mancanegara hanya sensitif terhadap perubahan pada variable pendapatan. Lebih jauh, terdapat hubungan non linear antara pendapatan dan kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia. Pemerintah telah menyadari adanya pengaruh tersebut dan mengambil tindakan positif melalui instrument kebijakan anggaran. Implikasi dari penelitian ini akan berpengaruh terhadap prioritas program pemasaran pariwisata Indonesia.
The efficient planning and management of the tourism sector requires appropriate knowledge about the characteristics of inbound tourism demand, especially in Indonesia, where most industries are highly dependent on the government. This study examined the relationship between the determinants of inbound tourism demand and international visitor arrivals in Indonesia and the responses of the government to changes in the determinants. The findings show that changes in tourists rsquo origin country income, real exchange rates, travel costs, and the time trend affect international tourist arrivals in Indonesia. However, the inbound tourism demand in Indonesia is sensitive only to changes in the income variable. Moreover, the relationship between changes in income and tourist arrivals in Indonesia is not linear. The government has realized the impact of the changes of the determinants and responded positively through the instrument of budgeting policy. The implication of the findings will affect the budget allocation priority for the tourism marketing program."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47488
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adinda Maharani Putri Fermana
"Dalam beberapa dekade terakhir, pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi paling dinamis dan paling cepat berkembang di dunia. Pemerintah mengeluarkan kebijakan pengembangan ekonomi yang juga berkaitan dengan pengembangan pariwisata, yakni Kawasan Ekonomi Khusus. Salah satu KEK yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata dan merupakan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas yang dicanangkan pemerintah adalah Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Penelitian mengenai KEK pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia hanya terbatas pada studi kualitatif dan lebih banyak terfokus pada KEK industri sementara KEK pariwisata juga berpotensi memberikan manfaat.
Menggunakan data tingkat kabupaten/kota dari tahun 2000 sampai dengan 2021, penelitian ini menggunakan metode synthetic control untuk mengestimasi dampak dari keberadaan KEK Mandalika terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Lombok Tengah yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hasil penelitian ini menemukan bahwa dengan adanya KEK berdampak positif dan signifikan berkontribusi sebesar 1,485 persen terhadap pertumbuhan ekonomi meskipun perkembangan pembangunan KEK Mandalika sampai dengan akhir tahun 2022 masih 55 persen.
In recent decades, tourism has become one of the most dynamic and fastest growing economic sectors in the world. The government issued an economic development policy which is also related to tourism development, namely the Special Economic Zones. One of the SEZs related to tourism development and one of the 5 Super Priority Destinations launched by the government is the Mandalika Special Economic Zone. Research on tourism SEZs on the economy in Indonesia is limited to qualitative studies and focuses more on industrial SEZs while tourism SEZs also have the potential to provide benefits. Using district/city level data from 2000 to 2021, this study uses the synthetic control method to estimate the impact of the existence of the Mandalika SEZ on regional economic growth in Central Lombok Regency as measured by the Gross Regional Domestic Product (GRDP). The results of this study found that the existence of SEZs had a positive and significant impact contributing 1.485 percent to economic growth even though the development of the Mandalika SEZ until the end of 2022 was still 55 percent."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library