Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Winando
"Radikal bebas adalah zat yang dapat menyebabkan stres oksidatif di tubuh manusia jika itu melebihi kapasitas maksimum. Antioksidan adalah zat yang bisa dinetralkan gratis radikal menjadi bentuk yang kurang berbahaya. Itu bisa didapat dari tanaman yang mengandung metabolit sekunder seperti polifenol dan flavonoid, salah satu tanaman yang dimiliki Potensi sebagai antioksidan adalah Tail Grape (Artabotrys blumei Hook F. & Thomson) dari Keluarga Annonaceae, sebagian besar didistribusikan di Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak heksana, etil asetat dan metanol daun dan batang kulit Ekor Anggur memiliki potensi sebagai antioksidan dan untuk mengetahui phytochemical-nya komposisi, terutama flavonoid dan polifenol. Uji antioksidan telah dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu 2,2-difenil 1-pricylhydrazyl (DPPH) dan Ferric Reducing Antioksidan Power (FRAP), pembacaan absorbansi dilakukan oleh spektrofotometri menggunakan microplate reader pada λ = 517 nm untuk DPPH dan λ = 593 nm untuk uji FRAP. Total kandungan flavonoid ditentukan oleh aluminium klorida uji kolorimetri, total konten fenolik ditentukan dengan menggunakan Folin-Ciocalteu reagen. Ekstrak metanol kulit batang menunjukkan potensi antioksidan terbaik, dengan IC50 20,38 μg / mL pada uji DPPH dan FeEAC 32,357 μmol / g ekstrak pada uji FRAP. Ini ekstrak metanol juga memiliki kandungan lavonoid dan fenolik total tertinggi, yaitu 319.276 mgQE/gram sampel dan 589.714 mgGAE/gram sampel berturut-turut. Di Kesimpulannya, ekstrak metanol kulit batang Tail Grape memiliki antioksidan kuat aktivitas, maka fraksinasi lebih lanjut dan isolasi dapat dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak zat spesifik yang bertindak sebagai antioksidan.

Free radicals are substances that can cause oxidative stress in the human body if they exceed their maximum capacity. Antioxidants are substances that can be neutralized free of radicals into less harmful forms. It can be obtained from plants that contain it Secondary metabolites such as polyphenols and flavonoids, one plant that has potential as an antioxidant is the Tail Grape (Artabotrys blumei Hook F. & Thomson) of the Annonaceae Family, mostly distributed in Indonesia and Malaysia. This research was conducted to find out whether hexane, ethyl acetate and methanol extracts of leaves and stem of the skin of Grape Tail have potential as an antioxidant and to find out its phytochemicals. Composition, especially flavonoids and polyphenols. Antioxidant test has been performed using two methods, namely 2,2-diphenyl-1-pricylhydrazyl (DPPH) and Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP), absorbance readings were carried out by spectrophotometry using a microplate reader at λ = 517 nm for DPPH and λ = 593 nm for the test FRAP. The total flavonoid content was determined by the aluminum chloride colorimetric test, the total phenolic content was determined using the Folin-Ciocalteu reagent. The bark methanol extract shows the best antioxidant potential, with IC50 20.38 μg/mL in the DPPH test and FeEAC 32.357 μmol/g extract in the FRAP test. This methanol extract also has the highest total lavonoid and phenolic content, which is 319,276 mgQE/gram sample and 589,714 mgGAE/gram sample respectively. In conclusion, the methanol extract of Tail Grape bark has strong antioxidant activity, so further fractionation and isolation can be carried out to obtain more specific substances that act as antioxidants.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Daisy
"Data kerugian asuransi sering berdistribusi unimodal dan biasanya menceng positif dengan ekor kanan yang tebal. Penyesuaian ekor kanan distribusi kerugian asuransi secara akurat adalah yang paling penting karena paling berdampak pada operasi perusahaan asuransi. Distribusi Pareto Tipe I sangat dikenal sebagai distribusi yang memiliki ekor kanan yang tebal sehingga cocok untuk data kerugian asuransi yang besar. Akan tetapi, fungsi kepadatan peluang distribusi Pareto Tipe I menurun secara monoton. Salah satu contoh distribusi unimodal adalah distribusi Invers Gamma. Distribusi ini dapat melengkapi kelemahan Pareto Tipe I untuk data kerugian yang fungsi kepadatannya unimodal. Oleh karena itu, konsep distribusi composite berkembang dalam berbagai literatur. Distribusi composite menggabungkan dua distribusi parametrik memakai ambang tertentu. Distribusi composite Invers Gamma-Pareto yang diperkenalkan dapat mengakomodasi data-data yang fungsi kepadatannya berbentuk unimodal dan memiliki ekor kanan yang tebal. Model ini mereduksi empat parameter yang terkait dengan distribusi Invers Gamma dan Pareto Tipe I menjadi satu parameter ambang sebagai parameter scale. Namun, distribusi composite ini relatif kurang fleksibel bentuk distribusinya sehingga dapat dikembangkan dengan teknik penambahan parameter. Salah satunya adalah transformasi pemangkatan yang masih jarang ditemukan pemakaiannya pada model composite. Penerapan transformasi pemangkatan pada model satu parameter composite Invers Gamma-Pareto menghasilkan model baru dengan dua parameter, yaitu model exponentiated composite Invers Gamma-Pareto. Hasil simulasi untuk beberapa skenario menunjukkan karakteristik dari estimator parameter untuk ukuran sampel yang lebih besar adalah tak bias secara asimtotik dan konsisten lemah serta memiliki Mean Squared Error yang kecil. Dari penelitian ini, juga diperoleh bahwa pemodelan exponentiated composite Invers Gamma-Pareto pada suatu data kerugian kebakaran lebih baik dibandingkan composite Invers Gamma-Pareto.

Insurance loss data is often unimodal in distribution and usually positively skewed with a heavy right tail. Accurate adjustment on the right tail of the distribution is crucial because it has the greatest impact on the operations of the insurance company. The Type I Pareto distribution is well known as a distribution with heavy right tail, making it suitable for large insurance loss data. However, the probability density function of the Type I Pareto distribution decreases monotonically. One example of a unimodal distribution is the Inverse Gamma distribution. This distribution is able to complement the weakness of Pareto Type I for loss data with unimodal density. Therefore, the concept of composite distribution is developed in various literatures. The composite distribution combines two parametric distributions using a certain threshold. The introduced Inverse Gamma-Pareto composite distribution can accommodate data whose density function is unimodal in shape and has a heavy right tail. This model reduces the four parameters associated with the Inverse Gamma and Pareto Type I distribution into one threshold parameter as a scale parameter. However, the composite distribution is relatively inflexible in shape so that it can be developed by adding a parameter. One of the method is power transformation which is rarely used for composite models. Applying the power transformation to the one-parameter composite Inverse Gamma-Pareto model results in a new model with two parameters, namely the exponentiated composite Inverse Gamma-Pareto model. The simulation results show that for each scenario, the characteristics of the parameter estimators for large sample sizes are asymptotically unbiased, weakly consistent, and have smaller mean squared error. From this study, it was also found that the exponentiated composite Inverse Gamma-Pareto is a better model when compared to the one-parameter composite Inverse Gamma-Pareto for a fire loss dataset."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arry Rodjani
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T58292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Norma Triana
"ABSTRACT
Program penggemukan dan budidaya ternak domba ekor gemuk (EG) di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban merupakan bentuk kerja sama antara Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga
dengan Kelompok Ternak Gemah Ripah dan Mandiri, Tuban. Pelaksanaan program ini melibatkan dokter hewan, yang merupakan ahli reproduksi, ahli pakan ternak, ahli kesehatan ternak serta ahli sanitasi dan perkandangan, serta dibantu oleh tenaga lokal. Kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi: pelatihan budidaya ternak domba EG, peragaan pembuatan pakan dan kandang, pemberian vaksin, perneliharaan pra- dan pasca- produksi, serta pemeriksaan dan pengobatan domba yang sakit. Pada kesempatan ini, juga diperkenalkan obat untuk penggemukan domba, yaitu: Bio-N-Plus, Premix Mineral, dan vitamin B-Kompleks. Bahan tersebut diberikan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan domba. Selain itu, juga dilakukan simulasi beternak domba EG bagi para petemak. Pada akhir pelatihan telah diberikan paket ternak domba EG kepada kelompok Peternak Gemah Ripah dan Mandiri, yaitu berupa: 6 ekor domba EG, 3 kwintal pakan konsentrat yang bisa digunakan untuk empat bulan, biaya renovasi kandang domba EG, Serta vitamin, obat-obatan, dan vaksin. Dari hasil pelaksanaan program ini, para petemak telah berhasil memelihara domba EG dengan cara yang lebih baik
dengan tanda pertumbuhan berat badan ternak yang semakin meningkat, serta tidak ada resiko sakit dan kematian hewan ternak."
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nabil Aditya Ramadhan
"ABSTRACT
Seperti yang telah diketahui, ekor horizontal pesawat memiliki fungsi untuk menghasilkan gaya untuk memberikan kestabilan pada mantra longitudinal pada pesawat. Penentuan kontribusi dari ekor horizontal terhadap kestabilan longitudinal pada pesawat dapat ditentukan dengan metode sederhana seperti menggunaka perangkat lunak Digital DATCOM. Simulasi yang diprediksikan oleh metode ini dapat menghemat waktu maupun biaya. Meskipun begitu, penentuan rasio volume ekor horizontal masih dapat diperhitungkan agar ekor horizontal pesawat bekerja optimal. Dengan menggunakan perhitungan analitik dari persaman gerak pesawat, nilai dari rasio volume ekor horizontal pada pesawat dapat ditentukan sesuai dengan kestabilan pada kondisi tertentu sehingga mengetahui seberapa jauh pergeseran pusat gravitasi pada rasio volume referensi. Nilai rasio volume ekor horizontal ini dapat dijadikan referensi untuk memodifikasi luas dari ekor horizontal pesawat. Hasil perhitungan menunjukan bahwa luas dari ekor horizontal pesawat dapat diperkecil menjadi 13.16 m2 dan dimensi untuk bentuk ekor horizontal yang baru dapat ditentukan dengan mengonsiderasi nilai aspect ratio dan taper ratio dari desain referensi.

ABSTRACT
As is well known, the horizontal tail of the plane has a function to produce a force to provide stability in the longitudinal spell of the plane. The determination of the contribution of the horizontal tail to longitudinal stability on the plane can be determined by simple methods such as using Digital DATCOM software. The simulations predicted by this method can save both time and cost. Nevertheless, the determination of the horizontal tail volume ratio can still be taken into further calculation so that the horizontal tail of the aircraft to work optimally. Using the analytic calculation of the aircraft equation of motion, the value of the horizontal tail volume ratio on the plane can be determined in accordance with the stability under certain conditions so as to know how far the center of gravity shifts at the reference volume ratio. The value of this horizontal tail volume ratio can be used as a reference to modify the area of the horizontal tail of the aircraft. The calculation results show that the area of the horizontal tail of the aircraft can be reduced to 13.16 m2 and the dimensions for the new horizontal tail shape can be determined by considering the aspect ratio and taper ratio of the reference design."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library