Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Nike Qisthiarini
"Lingkungan dan pembangunan merupakan isu yang telah lama dibahas dalam masyarakat internasional. Dalam hal ini terdapat kesepakatan internasional bahwa keduanya harus diintegrasikan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Istilah pembangunan berkelanjutan di Indonesia sudah sejak lama dikenal namun sayangnya implementasinya di lapangan belum cukup baik. NGO sebagai salah satu aktor yang memiliki peran strategis banyak membantu dalam mendorong mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam hal ini kita dapat melihat upaya NGO dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dengan proyek-proyek yang dilaksanakan. Salah satu NGO yang mendorong mewujudkan upaya berkelanjutan adalah WI-IP. Lebih khusus, dapat dilihat dalam proyek Green Coast. Proyek Green Coast merupakan proyek rehabilitasi ekosistem pesisir pasca tsunami Aceh dan Nias. Proyek Green Coast merupakan proyek rehabilitasi ekosistem dengan menggabungkan upaya pemberdayaan ekonomi. Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai peran dan strategi WI-IP dalam proyek ini. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian kepustakaan. Hasil penelitian ini memperlihatkan strategi yang digunakan WI-IP dalam proyek ini antara lain information politics, leverage politics dan accountability politics.
Environment and development is an issue that has long been discussed within the international community. In this case there is international agreement that they should be integrated to achieve sustainable development. The term sustainable development in Indonesia have long been known for implementation on the ground but unfortunately not good enough. NGOs as one of the actors who have a strategic role in encouraging a lot of help to achieve sustainable development in Indonesia. In this case we can see the efforts of NGOs in promoting sustainable development with projects undertaken. One NGO that encourages ongoing efforts to realize is WI-IP. More specifically, it can be seen in the Green Coast project. Green Coast Project is a project of post-tsunami rehabilitation of coastal ecosystems in Aceh and Nias. Green Coast project is the rehabilitation of the ecosystem by combining the efforts of economic empowerment. In this study, will discuss the role and WI-IP strategy in this project. The study is a qualitative research study using the literature. The results of this study show that the strategy used WI-IP in the project include information politics, leverage politics and accountability politics."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Tri Aryono Hadi
"
ABSTRAKAktivitas manusia baik di darat maupun di laut membawa banyak pengaruh negative terhadap ekosistem laut. Terumbu karang yang utamanya disusun oleh karang keras mengalami degradasi akibat turunnya kualitas perairan, terutama akibat sedimentasi dan eutrofikasi. Secara umum, hal ini akan menyebabkan menurunnya kelimpahan dan diversitas karang batu, dan secara khusus akan memengaruhi proses fisiologis karang. Sedimen akan memicu penyakit karang karena produksi mucus yang berlebihan. Pengkayaan nutrient di laut akan meningkatkan proses fotosintesis sebagaimana tersedianya senyawa anorganik yang penting untuk transfer energy dan kandungan dari zooxanthellae, namun apabila berlebihan akan menimbulkan gangguan pada proses reproduksi dan meningkatkan wabah penyakit karang. Oleh karena itu perlu dilakukannya evaluasi mengenai aktivitas manusia disekitar wilayah pesisir untuk meminimalisir dampak negative pada ekosistem pesisir."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Penelitian pengangkatan daratan dan dampaknya terhadap ekosistem pesisir akibat gempa Aceh, Desember 2004 dan gempa Nias, Maret 2005 telah dilakukan di Pulau Weh, Pulau Simeulue dan Pulau Nias pada akhir JUli hingga awal Agustus 2005
."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Husna Tiara Putri
"Permukiman tepian pesisir Kota Bandar Lampung menekan ekosistem pesisir dan bertentangan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Penelitian berbasis solusi masih terbatas sehingga penelitian praktis berbasis solusi diperlukan. Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya model permukiman tepian pesisir berkelanjutan yang dapat mendukung kesesuaian permukiman tepian pesisir di ekosistem pesisir. Tujuan penelitian adalah menganalisis proses terbentuknya permukiman, menganalisis kondisi terkini permukiman, menganalisis keterkaitan permukiman dan ekosistem pesisir, dan menyusun model permukiman tepian pesisir berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah campuran yang melibatkan analisis spasial, deksriptif, dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman tepian pesisir terbentuk secara bertahap, berkembang, dan memiliki arti penting bagi masyarakat. Secara keseluruhan kondisi permukiman baik dan terkait dengan ekosistem pesisir. Penelitian menghasilkan dua model yang dapat diterapkan pada kasus permukiman secara spesifik. Kesimpulan penelitian ini adalah model yang tersusun dapat dioperasionalisasi dan diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan dan mewujudkan permukiman yang tangguh, berkembang, dan adaptif terhadap lingkungan pesisir.
Coastal settlements in Bandar Lampung City exert pressure on coastal ecosystems and contradict sustainable development principles. Limited solution-based research underlines the need for practical studies. The problem of the study is the absence of a sustainable coastal settlement model ensuring suitability within coastal ecosystems. The objectives are to analyze the settlement formation process, assess current conditions, examine settlement–ecosystem linkages, and develop a sustainable coastal settlement model. The methods used are mixed-methods involving spatial analysis, descriptive analysis, and descriptive statistics. The results indicate that coastal settlements form gradually, evolve over time, and hold significant value for communities. Overall conditions remain favorable and closely linked with coastal ecosystems. The study yields two models applicable to specific settlement contexts. In conclusion, these models can be operationalized and are expected to address various issues, leading to resilient, progressive, and adaptive settlements in coastal environments."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library