Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Mujib
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002
297.6 ABD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Qadarini
"Sejak pertama kati didirikan, sosok menara hampir sela\u ditemukan di setiap bangunan mesjid dan gereja. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai tempat untuk memanggil umatnya beribadah; bagi muazin untuk menyerukan adzan dan bagi gereja untnjk membunyikan Ionceng. Selain itu menara juga dapat diartikan sebagai lambang kekuatan dan kemenangan serta pemberi identitas_ Kevertikalannya menggambarkan adanya pengakuan akan Tuhan yang dipuja oleh manusia. Namun terkadang keberadaan menara pada bangunan ibadah ini kurang mendapat perhaiian karena ia bukan tempat dilakukannya kegiatan beribadah.
Seiring dengan perjalanan waktu, maka éangat banyak gaya menara yang telah dihasilkan. Jika dahuiu kebanyakan menara memiliki bentuk dasar berupa balok dan silinder, mqka saat ini banyak ditemukan menara déngan pengolahan bentuk yang lebih bebas. Apakah menara tersebut tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya, hal itu sepertinya tidak terlaln menjadi masalah selama ia dapat dijadikan sebagai salah satu bembentuk image dan identitas sebuah bangunan ibadah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Eva Grace Rouli
"ABSTRAK
Hubungan pacaran merupakan salah salah jenis hubungan interpersonal.
Menurut Bird dan Melville (1994), hubungan pacaran adalah suatu hubungan atau
proses formal yang dilewati oleh perempuan lajang dan laki-laki lajang, dimana
dalam proses/hubungan itu masing-masing memilih pasangan hidupnya. Dalam
hubungan pacaran, pasangan kekasih biasanya saling mencurahkan atau
mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya terhadap satu sama lain.
Menurut Plutchik, cinta adalah salah satu jenis emosi kompleks yang
dibentuk dari kombinasi dua emosi dasar, yaitu joy dan acceptance. Sementara itu,
dengan merujuk pada definisi ekspresi emosi menurut Gross dan John (1997), maka
ekspresi emosi cinta dapat diartikan sebagai manifestasi dari emosi cinta yang
muncul dalam bentuk perilaku. Menurut Buscaglia (1988), ekspresi emosi cinta ini
sangat penting bagi perkembangan hubungan pacaran. Ekspresi emosi cinta juga
penting karena dapat memperkuat emosi cinta itu sendiri (Tysoe, dalam Sukaria,
1995). Adapun setiap budaya memiliki display rules yang berperan dalam mengatur
tampilan atau ekspresi emosi seseorang.
Sesuai dengan stereotip gender dan beberapa literatur, disebutkan bahwa
perempuan lebih ekspresif dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian ini bertujuan
untuk meneliti gambaran ekspresi emosi cinta dalam hubungan pacaran menurut
laki-laki dan perempuan. Subyek penelitian adalah individu dewasa muda yang
berusia antara 20-30 tahun. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Subyek diminta untuk memberi tanda
centang (v) pada skala yang sesuai dengan diri subyek, untuk setiap ekspresi emosi
cinta yang dilakukan subyek kepada pasangannya dan untuk setiap situasi dimana
subyek mengekspresikan emosi cinta kepada pasangannya. Untuk mengukur
ekspresi emosi cinta, dilihat nilai mean dari total ekspresi verbal dan nilai mean dari
total ekspresi non verbal pada kelompok subyek laki-laki dan perempuan. Kemudian
dilakukan perhitungan t-test untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok subyek dalam jenis-jenis ekspresi emosi cinta (verbal dan
non verbal), serta antara jenis-jenis ekspresi cinta itu sendiri pada masing-masing
kelompok subyek. Selain itu, dilihat pula nilai mean dari setiap ekspresi untuk
mengetahui ekspresi-ekspresi mana yang paling sering dan yang paling jarang
dilakukan subyek. Kemudian untuk mengukur situasi ekspresi emosi cinta, dilihat
dari nilai mean setiap situasi untuk mengetahui pada situasi-situasi apa subyek cenderung mengekspresikan dan pada situasi-situasi apa subyek cenderung tidak
mengekspresikan emosi cinta kepada pasangan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok subyek laki-laki dan perempuan dalam mengekspresikan emosi cinta
kepada pasangannya, baik secara verbal maupun secara non verbal. Hasil penelitian
juga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antar jenis ekspresi emosi cinta
(verbal dan non verbal), baik pada kelompok subyek laki-laki maupun pada
kelompok subyek perempuan. Dalam hal ini, kelompok subyek laki-laki dan
kelompok subyek perempuan sama-sama lebih ekspresif secara non verbal daripada
secara verbal.
Hasil penelitian yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan stereotip gender
dan literatur yang menyebutkan bahwa perempuan lebih ekspresif daripada laki-laki.
Hasil tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena kesetaraan gender
yang saat ini sudah mulai berkembang. Kedua, karena pengaruh kemajuan jaman
sehingga masyarakat sekarang menjadi lebih terbuka. Selain itu, dikatakan pula
bahwa individu yang mengalami emosi cinta akan cenderung mengekspresikannya
baik secara verbal maupun secara non verbal (Fitness & Fletcher, 1993).
Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pembenahan terhadap alat
ukur ekspresi emosi cinta dan situasinya serta lebih memperhatikan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi ekspresi emosi cinta. Pada penelitian lanjutan
sebaiknya juga dilakukan metode observasi dan wawancara disamping metode
kuantitatif untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh mengenai
ekspresi emosi cinta yang diteliti pada konteks yang lebih spesifik. Selain itu, dapat
juga dilakukan penelitian lintas budaya mengenai ekspresi emosi cinta atau
penelitian perbandingan antar kelompok usia yang berbeda maupun status hubungan
yang berbeda."
2002
S3117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Amalia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Narwati
"Penelitian ini berawal dari pemikiran langkanya basil ekspresi anak dalam
bentuk karya lukis anak. Padahal menggambar dan melukis seharusnya menjadi sarana
anak-anak mewujudkan ekspresinya. Melalui gambar lukisan anak merefleksikan
kemampuan intelektual, perkembangan fisik, persepsi, kreativitas, kepekaan estetiks
dan perkembangan sosialnya.
Melalui kajian teoritis tentang keberhasilan berekspresi dalam benhrk katya
lukis anak, diperoleh veriabel yang diperkitakan mempengarnhi keberhasilan
berekspresi, yaitu kreativitas, berga diri dan prodaktivitas. Unhrk itu diajukan empat
hipotesis peoalitian yang hams diuji kebenara.naya, hipotesis ten;ebut adalah :
L Ada hubungan yang positif dan siguifikan antara kreativitas dan keberhasiian
berekspresi dalam benhrk katya seni lukis anak.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dan keberbasilan
dalam bentuk katya seni lukis anak.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antam harga diri dan keberbasilan
berekspresi dalam benhrk katya seni lukis anak
4. Vatiabel kreativitas memberi pengarub lebih besar terhadap keberbasilam
berekspresi dibandingkan dengan variable berga diri dan produktivitas.
Penelitian ini melibetkan siswa kelas N, V dan VI Sekolah Dasar Amitayus
Jl. Sekolah no 6 Jelambar, Jakarta Barat yang mendapat bimbingan khusus Kak Alex
dalam melukis dan menggambar, dan anak-anak yang menjadi anggota sanggar D&P
Jl. Bintaro Tengah Raya TI/52 Bintaro, Jakarta Sclatan.
Sampel penelitian adalah anak-anak yang telah memperoleh penghargaan dalam
Iomba gambar/lukis anak, dan mereka yang pemah mengikuti pameran lukis/ gambar
sejakbulan Juni 1999- Juni 2000.
Untuk mengukur kreativitas, harga diri dan prodnktivitas dignnakan inslrumen yang
disusun sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah diuji coba terlebib dahulu
terbadap 33 orang anak.
Dari basil analisis dengan menggunakan Product Moment Person diperoleh infonnasi
bahwa Kreativitas mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan dengan
keberhasilan berekspresi (r = 0.698 dengan p = 0.000). Hasil penelitian ini
menunjukkan mesltipun pada usia sekolah dasar (7-12 tahun) anak-anak mergalami
penurunan kreativitas (creativity drop), tetapi diperoleh data bahwa ada hubungan
yang kuat dan signifikan antara kreativitas dan keberbasilan berekspresi dalam bentuk
karya seni lukis anak. Dengan demikian hipotesis pertama diterima.
Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Harga diri mempunyai hubungan
yang bermakna dengan keberbasilan berekspresi (r = 0.717 dengan p = 000).
Harga diri sangnt mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang baik terhadap upaya
peningkatm kernampuan diri sendiri maupnn peningkatan peadayagunaan lingkungan
disekitarnya. Dengan demikian hipotesis kedua diterima.
Pada penelitian ini diperoleh pula informasi bahwa produktivitas teroyata tidak
mempunyai hubungan yang bennakua dengan keberbasilan berekspresi (r = -0.193
dengan p = 0.083) Hal ini tidak sesusi dengan pendapat Ovirk dkk (1976) yaog
menyatakan bahwa kemampuan menciptakan produk seni didulrung oleh faktor
kemampuan estetika, ketmmpilan alas material dan penguasaan prinsip seni (lnkis).
Dengan demukian hipotesis kretiga ditolak.
Hipotesis 4 berbunyi :"Variabel kreativitas memberi pengarub yang lebih besar
dibandingkan dengan variabel barga diri dan variebel produktivitas. setelah dilakuksn
uji dengan menggunakan multipel regresi diperoleh data signifikansi p = 0.028. Angka
signifikansi dari variabel kreativitas lebih besar dibandiogkao dengan variabel bargn
diri p = 0.006 yang berarti hipotesis 4 ditolak.
Berdasarkan basil-basil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan
saran -saran yang diberikan berkaitan dengan :
L Sarnpel Penelitian
Dalam rnenentukan sampel headaknya diusahakan diwakili oleh lebih banyak
murid dari be:rbagai sanggar dan dalarn jumlah yang lebih besar agar diperoleh
sarnpel yang lebih bersifat heterogein
2. Alat yang dipakai dalam penelitian
Alat ukur ini merupakan alat ukur yang disusun sendiri oleh penulis dan barn
pertama kali digunakan kiranya perlu dikembangkan jumlah butir pernyataan
agar diperoleh data yang lebih terperinci dan perbaikan-perbaikan pada
beberapa item pernyataan dalam alat ukur tersebut
3. Variabel Penelitian
a. Mengingat banya 54.1% varian yang dapat dijelaskan dalam variabel
penelitian ini sedangkan 46.9% lainnya merupakan sumbangan dari
variabel diluar penelitian muka diperlukan adanya penelitian yang
lebih mendalam dengan menambabkan variabel-variabel lain yang
dianggap memiliki hubungan dengan keberhasilan berekspresi.
b. Data yang digunukan untuk variabel keberhasilan berekspresi
sebaiknya data primer."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini mengembangkan metode interpretasi terhadap latar belakang fenomena sosial konflik berupa kasus pertikaian antarkelompok di Sulawesi Selatan yang sealalu terjasi secara berulang dan sangat sulit untuk dicari solusinya secara sosiologis...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zilhadia
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T39528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi tentang tata bahasa dan pengekspresian dalam bahasa Korea. Pengajaran dalam buku ini menggunakan artikel, percakapan, cerita, gambar, dan puisi"
Seoul: Hankukmunhwasa, 2011
KOR 495.78 SIW
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>