Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003
618.970 231 ELD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rang, Jacob Folkert
"masalah-masalah yang sering dihadapi untuk asuransi orang lanjut usia."
Amsterdam: G. Van Soest, 1960
BLD 368.43 RAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Yanti
"Tujuan karya tulis ini adalah untuk memperoleh pemahaman tentang tokoh wanita yang dominan dan efeknya terhadap tokoh lelaki di dalam keluarga. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kritik sastra tradisional dengan menggunakan tekstual sebagai fokus utama serta ditunjang dengan latar belakang sejarah dan sosio-ekonomi yang ada untuk menciptakan interpretasi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Kund Bedraningrat
"Narapidana terdiri dari orang-orang dengan beragam suku bangsa, asal daerah, adat istiadat, kebiasaan dan cara pandang yang berbeda berbaur menjadi satu membentuk kehidupan yang terpisah dengan masyarakat luar dan mempunyai peraturan dan tata kehidupan sendiri, tiap-tiap suku bangsa ataupun asal daerah mempunyai seorang Ketua atau kokolot (dituakan) yang mempunyai peran dalam mengendalikan anggota kelompok. Permasalahan yang diangkat Bagaimana upaya dari "Ketua Suku" dalam menjaga ketertiban antar kelompok etnis narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin Bandung ?. Teori yang digunakan adalah Teori Smelser mengenai proses terbentuknya tingkah laku kolektif dan teori Sub kebudayaan. Metode penelitian adalah dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Data-data tersebut diperoleh melalui informan yang dipiih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian kelompok narapidana terbentuk dari gabungan beberapa daerah asal yang dipimpin dari salah seorang dari mereka yang disebut "Ketua Suku", Mereka bergabung dalam satu kelompok didasarkan atas kesamaan latar belakang. Dalam kelompok tersebut terdapat sistem nilai yang berbentuk aturan-aturan main yang digunakan sebagai acuan tingkah laku dan pelanggaran aturan-aturan tersebut berakibat pada sanksi, mulai dari tindakan pengucilan sampai dengan bentuk hukuman fisik.
Bekerjanya pengendalian sosial adalah suatu tahapan yang penting dapat dimanfaatkan untuk mencegah pecahnya suatu Konflik terbuka yang menjurus pada kerusuhan sosial, "Ketua-ketua Suku" telah bersepakat dengan petugas pengamanan dalam menangani perselisihan yang terjadi dengan penerapan sanksi sebagai acuan tingkah laku dan pelanggaran aturan-aturan tersebut. Didalam penjara subkebudayaan merupakan salah sate pilihan dalam menghadapi kehidupan di penjara. Dengan norma dan nilai yang berlawanan, subkebudayaan ini beraviliasi dengan "geng" didalam penjara yang memberikan dukungan dan perlindungan bagi anggotanya.

Correctional institution inmates consist of various ethnicities, regions, cultures, customs and worldviews, merging into a community separated from the society in general, and having their own rules and regulations. Each ethnic group of inmates in a correctional institution has an elder or "kokolot" in charge of group members. This study attempts to find out the role of such ethnic leaders in preserving peace among ethnic groups in Sukamiskin Class I Correctional Institution in Bandung. The theory used in Smelser's theory of collective behavior and the theory of subcultures. The study used the qualitative approach, using in-depth interview and direct observation methods. Data are obtained from informants purposively selected according to the goals of the study.
Based on the results of the study, groups of inmates are created from a combination of inmates coming from several regions, led by a leader called "ethnic elder". The group is based on similarities of background among the members. In such groups, there is a value system in the form of rules used as basis of behavior. Violation of such rules would result in sanctions, in various forms starting from ostracizing to physical sanctions.
Social control is important in preventing open conflict between groups, which might lead to social disturbances. "Ethnic elders" have tacit agreements with institutional staff to handle quarrels, giving sanctions to violators of rules and agreements. In the correctional institution, subcultures become an option in facing prison life. With a separate set of norms and values, the subcultures are affiliated with "prison gangs" supporting and protecting their members.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Purnama Sidih
"Latar belakang. Kognitif merupakan proses berpikir akibat aktivitas sejumlah fungsi kompleks dari berbagai sirkuit di otak. Adanya gangguan kognitif menunjukkan terjadinya gangguan fungsi otak. MCI ( Mild Cognitive Impairment ) merupakan gangguan kognitif ringan yang sudah terjadi pada kelompok lanjut usia nondemensia. Berbagai studi menunjukkan gambaran dan prevalensi MCI pada lanjut usia nondemensia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran fungsi kognitif dan prevalensi MCI pada kelompok lanjut usia nondemensia .
Metode. Penelitian ini menggunakan cara potong lintang dengan populasi semua lanjut usia nondemensia di Puskesmas Tebet dan Pasar Minggu yang memenuhi kriteria inklusi. Semua subyek dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis , Dilakukan pemeriksaan fungsi kognitif dengan menggunakan CERAD dan Trail Making Test - B. Diagnosis MCI menggunakan kriteria dari Petersen RC. Data diolah dengan menggunakan tes chi-square, Fisher's Exact dan memakai program SPSS versi 12
Hasil. Pada penelitian ini didapatkan 300 lanjut usia (> 60 tahun) nondemensia, rentang usia antara 60-76 tahun (rerata 63,5 ± 4,1 tahun) dengan kelompok usia terbesar 60 - 65 tahun (75,0%) , terdiri dari 177 (59%) wanita dan 123 (41%) pria. Sebanyak 269 subyek (89,6%) memenuhi kriteria MCI. Subkelas MCIa 22 kasus (7,3%), MClsdnm 81 kasus (27%) dan MCImd 166 kasus (55,3%). Gangguan kognitif terbanyak pada MCIa adalah Memori Rekognisi (81,8%) , pada MClsdnm adalah Fungsi Eksekutif (100%) dan pada MCImd adalah Fungsi Eksekutif (89,1%) beserta Memori Rekognisi (64,5%). Didapatkan hubungan bermakna antara MCIa dengan DM ( p = 0,038 ; OR 0,10 ; IK 95% 0,01;0,88 ) dan MCImd dengan pendidikan rendah ( SD dan SLP) (p = 0,000 ; OR 5,32 ; IK95% 2,12;13,31 ) dan DM (p = 0,008 ; OR 0,26 ; IK95% 0,10;0,70 ).
Kesimpulan. Prevalensi MCI pada lanjut usia nondemensia ( > 60 tahun ) ditemukan sebesar 89,6% .Rana kognitif yang paling banyak terganggu adalah Memori Rekognisi dan Fungsi Eksekutif . Faktor risiko terbanyak adalah pendidikan rendah dan DM

Background. Cognitive function is the process of several complex functions of various circuits in the brain. Mild Cognitive Impairment (MCI) is a transition state between normal and probable dementia. The aim of this study was to describe the cognitive impairment profile and the prevalence of MCI in non demented elder
Methods. This was an analytical cross sectional study which included all non demented elder patients who fulfilled the inclusion criteria. Medical history, physical and neurology examination were performed.. The patient's cognitive function was examined using neurophsycology test of CERAD and Trail Making Test-B. Diagnostic criteria of mild cognitive impairment were confirmed by using criteria from Petersen RC (< 1.5 SD below normative value ). The data were analyzed using chi-square, Fisher' exact and using SPSS for Windows ver. 12.
Result. There were found 300 non demented elder ( age > 60 years old ), 177 (59%) subjects were female and 123 (41%) were male , range of age was 60-76 years old (mean 63,5 ± 4,1 years old ) with largest age group were 60-65 years old ( 75,0%). There were 269 (89,6%) subjects fulfilled the MCI criteria with MCIa 22 (7,3%) , MClsdnm 81 (27%) and MCImd 166 (55,3%) . The most affected cognitive domain in MCIa was Recognition Memory ( 81,8%) in MClsdnm was Executive Function (100%) and in MCImd were Recognition Memory (64,5%) together with Executive Function (89,1%) . In addition, a significant correlation was found between the MCIa and DM ( p=0.038;OR 0,10; CI95% 0,01;0,88) and between MCImd with poor education (p=0.000;OR 5,32; C195% 2,12;13,31) and DM (p=0.008;OR 0,26; CI95% 0,10;0,70.
Conclusion. Prevalence of MCI in non demented elder (> 60 years old ) 89,6% . The most affective cognitive domains were Recognition and Executive Function . The most risk factors were poor education and DM
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ros Endah Happy Patriyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik lansia dan dukungan keluarga terhadap tipe demensia pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo Tahun 2009. Desain penelitian menggunakan analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling) dengan teknik acak bertahap (multistage random sampling), yang berjumlah 109 lansia demensia berumur ≥ 60 tahun (demensia diukur dengan MMSE) dan anggota keluarga yang paling dominan bersama dan merawat lansia, yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo,dapat membaca dan menulis, tidak mengalami gangguan jiwa, dan bersedia menjadi responden. Uji statistik dengan menggunakan t test independent. Dengan menggunakan regresi linier berganda didapatkan karakteristik lansia yang dominan mempengaruhi tipe demensia adalah usia lansia (p=0,000), dan tingkat pendidikan lansia (p=0,000). Jika dilihat dari empat bentuk dukungan keluarga hanya tiga bentuk dukungan keluarga yang mempunyai perbedaan secara signifikan terhadap tipe demensia, yaitu dukungan psikologis (p=0,011), dukungan penghargaan (p=0,013), dan dukungan instrumental (p=0,030). Dukungan keluarga yang paling dominan terhadap tipe demensia adalah dukungan psikologis. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan dukungan keluarga khususnya psikologis dapat meningkatkan semangat dan motivasi lansia untuk bersikap dan berperilaku hidup sehat. Penelitian ini merekomendasikan pemberikan pelayanan keperawatan pada lansia baik upaya promotif dan preventif berupa pemeriksaan deteksi dini, pendidikan kesehatan tentang demensia, kemampuan keluarga merawat lansia demensia, pemberian dukungan keluarga meliputi dukungan psikologis, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi kepada lansia demensia, perawatan demensia serta penyebaran leaflet kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia demensia (Quality of Live/ QOL) supaya tidak berat demensia yang dialami.
......This study purposes to know the difference of elder's characteristics and family support to types of dementia for elderly at Gatak's Public Health center working area Sukoharjo. Study's design was analytic correlation that applied cross sectional approach. Sampling technique was simple random sampling with multistage random sampling. There were 109 elderly with dementia in the age of 60 years old or more. Types of dementia was measured by Mini Mental State Examination (MMSE). Inclusion criteria of respondents were the elders have family member who became her/his primary caregiver, live in Gatak's Public Health center working area Sukoharjo, able to read and write, mentally healthy, and available to be a respondent. T test independent was used as statistical test. A multiple regression linier used to get elderly ‘s characteristics that influence dominantly types of dementia. There were the elder's age (p=0,000) and the elder's educational background (p=0,000). Based on the type of support, this study found significant differences on phsycological support (p=0,011), appraisal support (p=0,013), instrumental support (p=0,030). Type of family's support that dominantly influence type of dementia was phsycological support. It can be cloncluded that phsycological support can increase elder's spirit and motivation to have healthy life. This study recommended that to prevent dementia become worse needs nursing care that includes promotion and prevention such as ealrly detection, health education about dementia, family's ability to care the elders, family's that support consists of psychological support, appraisal support, instrumental support, and informational support to elders and delivering brochure about taking care of elderly to the community. These intervention many increase the elder's quality of live/QQL at last."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This book discusses human factors research directed towards realizing and assessing sustainability in the built environment. It reports on advanced engineering methods for sustainable infrastructure design, as well as on assessments of the efficient methods and the social, environmental, and economic impact of various designs and projects. The book covers a range of topics, including the use of recycled materials in architecture, ergonomics in buildings and public design, sustainable design for smart cities, design for the aging population, industrial design, human scale in architecture, and many more. Based on the AHFE 2018 International Conference on Human Factors, Sustainable Urban Planning and Infrastructure, held on July 21–25, 2018, in Orlando, Florida, USA, it offers various perspectives on sustainability and ergonomics. As such, it is a valuable reference resource for designers, urban engineers, architects, infrastructure professionals, public infrastructure owners, policy makers, government engineers and planners, as well as operations managers and academics active in urban and infrastructure research."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501643
eBooks  Universitas Indonesia Library