Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Verrell Benedicto Gianbelva
"Baterai adalah sebuah perangkat yang bisa mengubah energi kimia di dalamnya menjadi energi listrik yang bisa digunakan oleh perangkat elektronik. Salah satu jenis dari baterai adalah baterai Ni-MH. Baterai Ni-MH merupakan fokus dari penelitian penulis yang dilakukan dengan melakukan analisis dari karakteristik maupun aplikasi dari baterai Ni-MH. Salah satu fungsi penggunaan baterai Ni-MH adalah sebagai media penyimpanan energi listrik pada mobil hybrid. Selain itu, baterai Ni-MH memiliki suhu operasi ideal pada 25°C. Suhu ruangan yang lebih tinggi dari temperatur tersebut akan mengurangi usia pemakaian baterai. Hal tersebut terjadi pada daerah dengan iklim tropis yang memiliki kelembapan dan temperatur yang lebih tinggi, yaitu dengan temperatur di atas 30°C. Kondisi ini akan menyebabkan usia pakai baterai berkurang hingga menjadi lima tahun saja, berlainan dengan usia pakai baterai pada iklim subtropis yang bisa mencapai sepuluh tahun. Diduga, penyebab dari degradasi tersebut adalah sistem pendingin ruangan yang tidak efektif dalam menyediakan sirkulasi udara dan suhu pada ruangan peletakan baterai. Pada penelitian ini, suhu ruangan yang terukur berada di atas 30°C , tegangan dan kapasitas baterai mengalami degradasi dan terbukti bahwa temperatur mempengaruhi tegangan dan kapasitas baterai.

Battery is a device that can convert the chemical energy it stores into electrical energy that can be used by another electronic device. One of the battery types is Ni-MH battery. This research aims to study what Ni-MH batteries are, their characteristics, and their uses. One example of the use of Ni-MH is the Ni-MH battery as a storage place for electrical energy for a hybrid car. However, this battery ideally operates at 25° C. Room condition of temperature higher than the ideal operation temperature will shorten the battery life. This occurs in tropical area which have high humidity and temperature characteristics above 30°C. This condition causes the electric car battery to only last for five years, in contrast to the subtropical regions that can last for ten years. Allegedly, the cause is the ineffectiveness of the cooling system in providing a suitable operating temperature for the battery. On this research, the measured room temperature is above 30°C and the battery voltage and capacity experience the degradation. It is proven that the temperature affects the voltage and capacity of the battery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldy Putra Agatha
"Besarnya kenaikan angka emisi gas karbon saat ini tengah menjadi tantangan cukup besar bagi global. Saat ini kendaraan listrik sedang banyak digunakan karena dinilai dapat menjadi terobosan untuk mengurangi emisi gas karbon. Tujuan dari penelitian ini akan dibahas mengenai performa penggunaan sistem manajemen termal pasif pada baterai kendaraan listrik dengan menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan phase change material. Pengujian dilakukan dengan mengukur temperatur pada dinding simulator baterai dengan menggunakan termokopel tipe K dengan modul NI DAQ 9214, c-DAQ 9174, dan tegangan listrik menggunakan digital power meter. Variasi pengujian dilakukan dengan memvariasikan besar daya pembangkitan panas pada heater yang terhubung pada simulator baterai sebagai representasi dari heat losses yang timbul saat baterai bekerja yaitu sebesar 9 W, 27 W, dan 45 W dan juga variasi komponen sistem pendingin yaitu pengujian baterai tanpa sistem pendingin, baterai dengan sistem pendingin heat sink, heat pipe, dan PCM serta baterai dengan sistem pendingin heat sink dan PCM. Dalam penelitian ini PCM yang digunakan adalah Rubitherm tipe RT 38. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan temperatur terbesar terjadi ketika dilakukan variasi daya pembangkitan panas 45 W dengan sistem pendingin menggunakan heat sink, heat pipe dan PCM dimana penurunan yang terjadi mencapai 22,95% dari 63,89 menjadi 49,23. Sedangkan pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,7% dari 49,4°C menjadi 46,09°C dan untuk daya pembangkitan panas 9 W temperatur baterai menurun sebesar 0,36% dari 41,20°C menjadi 41,05°C. Selain itu dilakukan juga variasi pengujian dengan menghilangkan heat pipe untuk melihat pengaruh penggunaannya. Didapatkan pada variasi 45 W temperatur baterai menurun sebesar 22,07% menjadi 49,79°C. Sementara pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,28% menjadi 46,3°C dan untuk daya 9 W terjadi penurunan temperatur sebesar 0,61% menjadi 40,95°C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pendinginan baterai menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan PCM sebagai sistem pendingin pasif adalah metode pendinginan baterai yang efektif untuk mengurangi temperatur kerja pada baterai kendaraan listrik yang dapat dijadikan opsi penggunaannya untuk masa depan.

The current increase in carbon gas emissions poses a significant challenge globally. Electric vehicles are currently being widely used as they are considered a breakthrough in reducing carbon gas emissions. The objective of this research is to discuss the performance of using a passive thermal management system on electric vehicle batteries by utilizing a combination of heat sink, heat pipe, and phase change material (PCM). The testing was conducted by measuring the temperature on the battery simulator wall using a type K thermocouple with NI DAQ 9214 module, c-DAQ 9174, and electric voltage measured using a digital power meter. The testing variations were performed by varying the heat generation power on the heater connected to the battery simulator, representing the heat losses that occur during battery operation, namely 9 W, 27 W, and 45 W. Additionally, variations of cooling system components were tested, including battery testing without a cooling system, battery with a cooling system using heat sink, heat pipe, and PCM, as well as battery with a cooling system using heat sink and PCM. In this research, Rubitherm RT 38 type PCM was used. The results of this study indicate that the largest temperature reduction occurred when the heat generation power was varied at 45 W with a cooling system consisting of heat sink, heat pipe, and PCM, resulting in a reduction of 22.95% from 63.89°C to 49.23°C. For 27 W power, the battery temperature decreased by 6.7% from 49.4°C to 46.09°C, and for 9 W heat generation, the battery temperature decreased by 0.36% from 41.20°C to 41.05°C. Furthermore, testing variations were also performed by eliminating the use of heat pipe to observe its impact. It was found that at the 45 W variation, the battery temperature decreased by 22.07% to 49.79°C. Meanwhile, for 27 W power, the battery temperature decreased by 6.28% to 46.3°C, and for 9 W heat generation, there was a temperature reduction of 0.61% to 40.95°C. Based on the results of this research, it can be concluded that cooling the battery using a combination of heat sink, heat pipe, and PCM as a passive cooling system is an effective method to reduce operating temperature in electric vehicle batteries, which can be considered as an option for future use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Wafirul Hadi
"Seiring perkembangan kehidupan yang semakin pesat peningkatan penggunaan energi di dunia juga mengalami peningkatan terus menerus tiap tahunnya, salah satunya di bidang transportasi. Pemanfaatan kendaraan listrik merupakan cara yang efektif dalam mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dan emisi polutan lainnya serta menghemat konsumsi energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan box heat sink dan menentukan efektivitas heat pipe dan PCM RT22HC dan soy wax sebagai media pendinginan dalam menjaga temperatur baterai dalam meningkatkan performa baterai. Untuk Pengukuran temperatur pada pengujian ini menggunakan termokopel tipe K dengan Modul NI DAQ 9214, c-DAQ 9174, dan daya listrik menggunakan digital power meter. Variasi daya listrik untuk menguji baterai simulator memiliki arus listrik : 1.2 W, 6.2 W, 15.1 W, 27.8 W, 37.8 W, dan 52.5 W. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem manajemen termal yang hanya menggunakan heat pipe dapat menurunkan suhu sekitar 31.02 %, dari 120.38°C menjadi 92.03°C. Pada energi kalor 52.5 W menggunakan PCM soy wax dapat menyerap panas lebih besar yakni 48.77 % sebesar 44.57 ºC. PCM soy wax mampu menyerap energi kalor lebih besar dibandingkan PCM RT22HC. Temperatur baterai terbaik saat pengukuran menggunakan heat pipe yang dikombinasikan dengan PCM soy wax dan heat sink box pada beban panas maksimum 52.5 W diperoleh temperatur sebesar 60.16 ºC yang berarti penurunan temperatur 65.83 % lebih rendah dibandingkan tanpa sistem pendingin, penambahan pendinginan dengan box heat sink dapat menurunkan suhu hingga 40.08 %. Sehingga dari ketiga sistem pendingin yang paling efektif untuk menurunkan suhu baterai adalah dengan menggunakan kombinasi heat pipe, PCM dan heat sink. PCM soy wax dapat digunakan sebagai PCM alternatif dalam sistem pendingin pasif untuk baterai kendaraan listrik di masa depan dan memerlukan biaya produksi murah.

Along with the rapid development of life, the increase in the use of energy in the world is also experiencing a continuous increase every year, one of which is in the field of transportation. Electric vehicles are an effective way to reduce greenhouse gas emissions and other pollutant emissions and also save energy consumption. The purpose of this research is to develop a heat sink box and determine the effectiveness of heat pipe and PCM RT22HC and soy wax as cooling media in maintaining battery temperature in improving battery performance. The temperature measurement in this test uses a type K thermocouple with the NI DAQ 9214 Module, c-DAQ 9174, and the electric power using a digital power meter. Power variations to test the simulator battery have electric currents: 1.2 W, 6.2 W, 15.1 W, 27.8 W, 37.8 W, and 52.5 W. The results show that a thermal management system that only uses heat pipes can reduce the temperature by about 31.02 %, 120.38°C to 92.03°C. At At heat energy of 52.5 W using PCM soy wax can absorb more heat, which is 48.77 % at 44.57 C. PCM soy wax is able to absorb higher heat energy than PCM RT22HC. The best battery temperature, when measured using a heat pipe combined with PCM soy wax and heat sink box at a maximum heat load of 52.5 W, obtained a temperature of 60.16 C which means a 65.83 % lower temperature drop than without a cooling system additional cooling with a box heat sink can reduce the temperature by up to 40.08 %. So of the three cooling systems, the most effective way to reduce battery temperature is to use a combination of heat pipe, PCM and heat sink. PCM soy wax can be used as an alternative PCM in passive cooling systems for electric vehicle batteries in the future and requires low production costs. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library