Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Warjito
Abstrak :
The geography of Indonesia renders it difficult to connect many areas to the national electricity grid. To overcome these problems, people need to be able to generate their own electricity. Pico hydro has been proven to be a cost-effective solution for electrification. The Turgo turbine is known for its reliability and strength, and it can perform efficiently with a range of flows. The Turgo’s blade consists of an inlet and outlet trail with a curve that joins them. The curve in this study will be made from a simple circle arc to improve manufacturability. Three blades were designed using a basic calculation derived from the velocity triangles, with each blade having a different circle radius. The Computational Fluid Dynamics (CFD) method is used to determine the stream flow through the blade at a level of detail that cannot be obtained using other methods. The boundary conditions used in the study include 2.7 meters of head and a 21 l/s flow rate, a steady-state homogenous multiphase, and the turbulent models used SST k-?. The result shows that the Turgo turbine with a 60 mm arc radius generated 477.7 Watts and has an efficiency of 85.97%, the highest when compared to the other two blades that used 50 mm and 55 mm arc radii, respectively.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:7 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titovianto Widyantoro
Abstrak :
Sektor ketenagalistrikan merupakan bagian penting dalam pembangunan energi, disamping menghasilkan energi final yang sangat dibutuhkan, dilain pihak dalam pembangkitannya membutuhkan energi fosil yang cukup dominan. Pertumbuhan sektor ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan pendapatan perkapita yang semakin meningkat pula. Pemakaian listrik ini tahun 1997/1998 meningkat lebih 44 kali dibanding tahun 1969/1970 sedangkan pertumbuhan kapasitas terpasangnya meningkat lebih 63 kali pada tahun yang sama. Pertumbuhan konsumsi dan kapasitas yang sangat tinggi serta masalah jenis industri ini yang menganut prinsip supply follow demand sangat membutuhkan peramalan permintaan yang tepat, sehingga diharapkan akan tersedia listrik yang andal sekaligus efisien. Hal ini sesuai dengan tujuan utama sektor ketenagalistrikan di Indonesia yaitu untuk mengembangkan listrik pedesaan dan memperkuat pasokan listrik untuk masyarakat serta mengembangkan sistem kelistrikan nasional yang efisien dengan pengembalian investasi yang memadai. Dalam tesis ini digunakan analisis permintaan dengan model sistem dinamik yang bersifat deduktif dan mampu menghilangkan kelemahan-kelemahan dalam asumsi-asumsi, sehingga kesepakatan asumsi dapat diperoleh agar dapat diperkirakan permintaan listrik mendekati kenyataan yang ada. Dalam model ini dipilih faktor-faktor yang paling mempengaruhi permintaan tenaga listrik yaitu pertumbuhan ekonomi (PDB), harga listrik dan jumlah pelanggan/cakupan listrik (rasio elektrifikasi). Mengingat banyaknya faktor lain yang juga mempengaruhi seperti inflasi, nilai tukar, konservasi energi dll., yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi maka dalam analisis dibuat skenario dasar, pesimis dan optimis dengan mengubah skala pertumbuhan PDBnya. Dari hasil regresi ekonometrinya secara umum terlihat variabel PDB, cakupan listrik menunjukkan elastisitas positif, sedangkan untuk harga menunjukkan elastisitas negatif baik untuk Jawa-Bali maupun Indonesia. Hasil regresi juga menunjukkan adanya persamaan koefisien antara Jawa-Bali dan Indonesia, selain itu koefisien LR term cukup besar (dibanding koefisien lain) sehingga menunjukkan adanya masalah stok dan delay permintaan yang cukup besar. Selain itu terlihat bahwa dampak perubahan dari harga, pendapatan dan ketersediaan listrik terhadap permintaan listrik tidak cepatllangsung (terlihat dari koefisien yang relatif kecil). Dari hasil uji statitistik memperlihatkan tidak adanya penyimpangan baik multikolinearitas, otokorelasi maupun heteroskedasitas. Dari seluruh skenario permintaan tahun 1998 -2000 terlihat pertumbuhan permintaan naik cukup tinggi untuk Indonesia pertumbuhan optimis 6.41 %, dasar 5.73 % dan pesimis 4.9 %. Sedangkan untuk Jawa-Bali pertumbuhannya lebih tinggi yaitu pertumbuhan optimis 7.14 %, dasar 6.27 % dan pesimis 5.54 %. Secara kuantitatif kenaikan permintaan adalah 3 s/d 4 kali lipat, demikian juga konsumsi per kapitanya naik sekitar 2 s/d 3 kali walaupun relatif masih rendah dibanding negara maju. Walaupun terjadi peningkatan pertumbuhan permintaan cukup tinggi akan tetapi permintaan listrik tersebut masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan PDB, intensitas konsumsi terhadap PDB masih diatas 1, yang menunjukkan penggunaan energi belum efektif dan efisien. Dari segi komposisi terlihat bahwa komposisi pangsa permintaan listrik rerata baik Jawa-Bali maupun Indonesia sektor lndustri terbesar masih sangat dominan yaitu sekitar 61 %, kemudian diikuti oleh sektor Rumah tangga 25 %, sektor Komersial 10 % dan sektor Publik 4 %. Dibandingkan dengan skenario permintaan studi atau penelitian yang sudah ada, maka skenario dalam tesis ini lebih realistis sesuai dengan kondisi krisis ekonomi dan kemampuan negara. Diharapkan dengan skenario yang realistis ini prinsip supply follow demand dapat diterapkan dengan baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T10045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafidz Aliyufa
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai potensi minyak dan gas bumi yang cukup besar. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah dengan kebutuhan gas bumi yang cukup besar. Pulau Flores merupakan salah satu pulau di NTT yang memiliki potensi energi khususnya energi terbarukan yang cukup besar. Namun, masih banyak proyek pemanfaatan energi terbarukan yang belum terealisasi. Selain rasio elektrifikasi yang rendah, Pulau Flores memiliki permasalahan lain berupa harga LPG yang masih cukup mahal dikarenakan letak terminal LPG terdekat cukup jauh. Salah satu bentuk pemanfaatan gas bumi yang dapat diaplikasikan pada terminal regasifikasi adalah LPG recovery. Hasil simulasi menggunakan Aspen Hysys v11 menunjukkan bahwa terminal regasifikasi terintegrasi dapat menghasilkan 4,54 MMSCFD gas bumi dan 9,71 ton LPG/hari. Hasil dari analisis profitabilitas mendapatkan skema S-1b sebagai opsi terbaik dari segi ekonomi dengan nilai NPV $ 14.365, IRR 8,61%, dan PBP 9,42 tahun. Harga gas plant gate yang didapat dari perhitungan adalah sebesar $ 7,6/MMBTU dengan biaya regasifikasi sebesar $ 1,7/MMBTU.
Indonesia is one of the countries in the world that has considerable oil and gas potential. East Nusa Tenggara (NTT) is one of the regions with considerable natural gas needs. Flores Island is one of the islands in NTT which has considerable energy potential, especially renewable energy. However, there are still many renewable energy utilization projects that have not yet been realized. Besides the low electrification ratio, Flores Island has another problem in the form of LPG prices which are still quite expensive because the location of the nearest LPG terminal is quite far away. One form of natural gas utilization that can be applied to the regasification terminal is LPG recovery. Simulation results using Aspen Hysys v11 show that an integrated regasification terminal can produce 4.54 MMSCFD of natural gas and 9.71 tons of LPG / day. The results of the profitability analysis obtained the S-1b scheme as the best option in terms of economics with a NPV value of $ 14,365, an IRR of 8.61%, and a PBP of 9.42 years. The gate plant gas price obtained from the calculation is $ 7.6 / MMBTU with a regasification fee of $ 1.7 / MMBTU.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufik
Abstrak :
To examine the history of electrical energy in Indonesia indicated that one century or more, the electrical energy had been managed in commercial. In facts, sixty years after independence, the electrification ratio is only reached 54 percents. In the other hand, the rules and regulations passed that electrical energy is a basic right of people's right and the electrical energy is key branch production shall be controlled by state. Indonesia has supply of electrical energy determined by the primary energy is sufficient and positive interaction to all stakeholders and corrective electrical energy policy. The subject of this study is to change fuel to non fuel power station that is aimed to reduce the operational cost. Another strategic problem is to authority the electrical energy management under controlled by national government that has not succeeded to solve it. Target of this study is to determine the factor, which is affected to increase the supply of electrical energy, to determine the strategic alternative the supply of electrical energy, to estimate the factor which is concerned to increase the supply of electrical energy based on the intelligence perspective. This study used the literature study and interview with analysis description approach that combined with Analytical Hierarchy Process (AHP) as the primary data collected from the experts or the persons who known on electrical energy. The result of study indicated that 69% respondents would like to wish the electrical energy management to be controlled by national government, Perum PT PLN still to be operator. This meant hat all investment and operational cost to be charged by state. The public has small chance to get and use the electricity connection that reflects to injustice and non-success. This atmosphere is the threat of political and security stability. The potential of threat occurred at the regional which producer's primer energy to power station occurred the electrical energy crisis, and another regional has not been supplied the electrical energy. Its implication is to national stability. To motivate the increasing of electrification ratio, the electrical energy policy has been integrated the regional as subject of development and private/cooperative as real condition the public participation.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Afgani
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan konsumsi energi listrik. Namun, Provinsi Papua dan Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki rasio elektrifikasi dibawah 60 akibat dari kondisi geografis yang berupa pegunungan dan kepulauan, serta kerapatan penduduk yang rendah menyebabkan tidak efisien untuk membangun jaringan listrik konvensional. Biogas dapat menjadi alternatif bahan bakar untuk sistem pembangkit skala kecil yang dapat menjangkau daerah tersebut dan didukung dengan jumlah populasi sapi dan kerbau yang tinggi di daerah tersebut. Metodologi yang digunakan pada penilitian ini adalah melakukan pemurnian biogas terlebih dahulu lalu melakukan variasi pemurnian biogas serta menganalisa karakteristik keluaran listrik yang dihasilkan dan melakukan studi perbandingan kinerja mesin konversi energi listrik antara bahan bakar biogas dan bensin. Didapatkan hasil pemurnian biogas yang baik adalah dengan mengisi bag absorbent dengan waktu tunggu minimal 90 menit, keluaran listrik yang dihasilkan sesuai standar tetapi terdapat kemungkinan penurunan frekuensi elektris saat mesin bekerja akibat kandungan CO2 pada biogas, SFC kg/kWh mesin saat menggunakan bahan bakar biogas dan bensin dengan beban 200 watt berturut-turut adalah 1,61 dan 8,69, dan saat beban 400 watt 0,99 dan 1,20, dan efisiensi termal mesin saat menggunakan bahan bakar biogas dan bensin dengan beban 200 watt berturut-turut adalah 4,45 dan 0,87 , dan saat beban 400 watt 7,25 dan 6,34.
ABSTRACT
Economic growth is directly proportional to the electrical energy consumption. However, Papua and East Nusa Tenggara have electrification ratios below 60 . This occurs due to the geographical conditions of the mountains and islands, as well as the low population density causes inefficient to build conventional electric power system. There is a potential to use biogas as an alternative fuel source due to the high population of cow and buffalo in that provinces. The methodology used in this research is first to perform the variation of biogas purification method then, analyze the characteristics of the electrical output and conduct a comparative study of the electrical engine conversion performance between biogas and gasoline. The results are it takes a minimum of 90 minutes wait time on bag absorbent, electrical output in accordance with the regulations but there is a possibility of frequency drop due to CO2 amount in biogas, SFC kg kWh engines while using biogas and gasoline fuel at 200 watt load respectively are 1.61 and 8.69, and at 400 watt load of 0.99 and 1.20, and engine thermal efficiency when using biogas and gasoline fuel with the 200 watt load is 4.45 and 0.87 respectively, and at 400 watt load is 7.25 and 6.34.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Nurul Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan adalah upaya membangun masyarakat secara terencana dan berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya, baik sumber daya alam ataupun sumber daya manusia. Pembangunan dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni: 1 pembangunan fisik mdash;yang bersifat infrastruktur atau prasarana, seperti bangunan fisik atau lembaga yang mempunyai kegiatan produksi, logistik, pemasaran barang dan jasa mdash;dan 2 pembangunan non-fisik dapat juga disebut pembangunan manusia. Dalam penelitian ini, karakteristik wilayah digunakan sebagai pengaruh terhadap pembangunan fisik dan non-fisik dan terbagi atas wilayah urban dan wilayah non-urban. Pembangunan fisik dalam hal ini adalah infrastruktur listrik. Pembangunan manusia adalah kondisi kesehatan dan pendidikan. Untuk melihat infrastruktur listrik digunakan rasio elektrifikasi, sedangkan kondisi kesehatan dan pendidikan dilihat berdasarkan indeks kesehatan dan pendidikan. Indeks kesehatan dibangun atas dasar model determinan kesehatan yang terdiri atas kesehatan perorangan, kesehatan keluarga, kesehatan masyarakat, dan sistem pelayanan kesehatan, sedangkan indeks pendidikan berdasarkan rasio murid ndash; sekolah atau kepadatan sekolah dan perbandingan siswa antar jenjang pendidikan. Penelitian ini menggunakan unit analisis kecamatan dan dilakukan dengan metode analisis spasial Overlay dan Query serta analisis statistik Chi Square. Dari hasil analisis spasial dan statistik didapatkan bahwa tidak terdapat suatu pola tertentu terhadap kondisi kesehatan dan kondisi pendidikan. Selain itu, didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara rasio elektrifikasi dan karakteristik wilayah dengan kondisi kesehatan, namun terdapat hubungan antara rasio elektrifikasi dan karakteristik wilayah dengan kondisi pendidikan.
ABSTRACT
Development is an effort to build a community inan organized and sustainable way with using all the potential resources, such as natural resources or human resources. Development can be divided into two types 1 physical development infrastructure, such as physical buildings or institutions that have production, logistics, goods and services and 2 non physical development or human development. In this research, regional characteristics are used as an influence to physical and non physical development and divided into urban and non urban areas. Physical development is the electricity infrastructure. Human development is the condition of health and education. Electrification ratio is used to see the electrical infrastructure, while health and education conditions are seen based on health and education index. The health index is built on a health determinant model consisting of individual health, family health, public health, and health care systems, while the education index is based on student school ratios or school density and student to school comparisons. This research used the subdistrict as an analysis unit and done by Overlay and Query spatial analysis method and Chi Square statistical analysis method. From the results of spatial and statistical analysis, there is found that no particular pattern of health conditions and educational conditions. In addition, it is found that there is no relation between electrification ratio and regional characteristic with health condition, but there is relation between electrification ratio and regional characteristic with education condition.
2018
S70167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library