Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evans, Alun
London: ACOL, 1987
541.372 4 EVA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Markus Handriyanto
"Efektivitas terapi kanker kapasitansi listrik (ECCT : Electro-Capacitive Cancer Treatment) pada penderita kanker otak bergantung pada intensitas distribusi medan listrik pada area target yang dipengaruhi oleh konfigurasi elektroda, tegangan dan frekuensi medan listrik. Intensitas medan listrik dan densitas energi listrik yang timbul pada jaringan kanker diupayakan mampu menciptakan efek elektrodestruksi yaitu sebesar <200 V/m atau <1,77 x10-7 J/m3. Pada penelitian ini, intensitas medan listrik dan densitas energi listrik pada jaringan kanker otak di lima posisi yang berbeda di analisis untuk sepuluh parameter dengan enam konfigurasi elektroda (apparel A, B, C, D, E, dan F), dua tegangan (20 Vpp dan 30 Vpp) dan dua frekuensi medan listrik yang berbeda (100 kHz dan 200 kHz). Lima posisi jaringan kanker otak yang dianalisis yaitu berada di otak tengah, otak kanan, otak kiri, lobus frontal, serta lobus occipital dan otak kecil. Penelitian dengan simulasi dilakukan dengan menggunakan Comsol Multiphysics 3.5 berbasis Metode Elemen Hingga. Sedangkan penelitian eksperimen menggunakan sensor microstripline patch antenna (MPA) yang dikembangkan dan terhubung ke sistem akuisisi data dan komputer. Keenam konfigurasi elektroda diterapkan pada vessel prisma rectangular dan model kepala. Hasil simulasi dan eksperimen untuk vessel kotak pada medium udara menunjukkan distribusi medan listrik yang sebanding. Sedangkan simulasi dengan model kepala menunjukan masing-masing apparel efektif secara spesifik pada posisi kanker tertentu. Apparel A efektif untuk posisi kanker pada otak tengah, lobus frontal dan occipital. Apparel B efektif untuk posisi kanker pada otak tengah. Apparel C efektif untuk posisi kanker pada otak kanan. Apparel D efektif untuk posisi kanker pada otak kiri. Apparel E efektif untuk posisi kanker pada lobus frontal. Apparel F efektif untuk posisi kanker pada lobus occipital dan otak belakang.

The effectiveness of ECCT for brain cancer depend on the intensity of the electric field distribution on the target area that is affected by the configuration of electrodes, voltage and frequency of the electric field. The intensity of the electric field and the electric energy density arising on the cancerous tissue have to be able to create the effect of the electrodestruction <200 V/m or <1,77 x10-7 J/m3. In this study, the intensity of electric field and density of electric energy on the brain cancer tissues at five different positions in the analysis to ten parameters with six electrodes configuration (apparel A, B, C, D, E, dan F), two voltage (20 Vpp and 30 Vpp) and two different electric field frequencies (100 kHz and 200 kHz). The five positions of the brain cancer tissues were analyzed which is in mid brain, right hemisphere, left hemisphere, frontal lobe, occipital lobe and cerebellum. In this research, the simulation performed using Comsol Multiphysics 3.5-based Finite Element Method. While the experiments using sensor microstripline patch antenna (MPA) developed and connected to the data acquisition system and computer. The sixth configuration of electrodes applied to the rectangular prism vessel and head models. Simulation for experiment and experimental results for rectangular prism vessel on the medium of the electric field distribution of the air shows are comparable. While simulations with models of the head showed each apparel specifically effective in cancers at the certain position. Apparel A effective for cancer of the mid brain, the frontal lobe and the occipital lobe. Apparel B effective for brain cancer in the mid brain. Apparel C effective for brain cancer in the right hemisphere. Apparel D effective for cancer of the left hemispehre. Apparel E effective for cancer in the frontal lobe. Apparel F effective for cancer of the occipital bone and cerebellum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koryta, Jiri
Chichester: John Wiley & Sons, 1982
541.37 KOR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hidjan
"ABSTRAK
Tujuan dari eksperimen yang dilakukan adalah untuk menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan plasma, yakni zat yang tersusun dari muatan-muatan listrik bebas berupa ion-ion positif dan elektron elektron negatif yang jumlahnya nyaris sama.
Plasma yang digunakan dalam eksperimen terbentuk dari udara laboratorium yang di iradiasi dengan berkas laser energi tinggi ( IJ - 2J ) dalam sebuah chamber yang dilengkapi dengan suatu rangkaian listrik DC.
Dengan memberikan beda tegangan tertentu antara dua elektrode yang berada dalam chamber, maka elektron-elektron dari plasma yang berada diantara kedua elektrode tersebut akan ditarik oleh elektrode positif dan menimbulkan arus listrik pada resistor yang ada dalam rangkaian. Besar arus listrik yang mengalir ini dapat ditentukan harganya dengan cara mengukur besar tegangan pada resistor menggunakan cathode ray oscilloscope.
Chamber yang merupakan kotak tertutup berisi plasma yang diamati, dilengkapi dengan pengukur tekanan, dan di hubungkan ke sebuah pompa vakum.
Dengan memvariasi besar tekanan udara dalam chamber, jarak antar elektrode, beda tegangan antara elektrode, maupun besar energi laser, dapat diperoleh harga besaran-besaran fisis yang diselidiki, juga korelasi-korelasi antara suatu besaran fists, dengan besaran fists lainnya.

ABSTRACT
An investigation has been conducted on the formation of plasma generated by focusing an intense Laser radiation.
A high voltage from DC source is used to trigger electrical breakdown between two electrodes which an air of laboratory will be investigated.
The electrical breakdown caused by laser radiation observed by measuring the voltage of pick up resistor in the electrical circuit. The value of electric current flows in resistor can be calculated from the value of voltage, it expresses the amount of electrons flow from plasma. By variating air pressure in the chamber, distance between two electrodes, potential difference between two electrodes, and laser energy, we can find correlations between: air pressure versus breakdown probability, air pressure versus electron number density, Laser energy versus electron number density, electric field per pressure versus electron drift velocity, etc.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Ryan
"ABSTRAK
Lampu LED berbasis air garam merupakan alternatif sumber energi listrik untuk penerangan yang ramah lingkungan. Aluminium mempunyai potensi sebagai pengganti elektroda yang lebih murah dan tetap memiliki performa yang baik sebagai elektroda. Batang elektroda aluminium yang dirangkai dengan seri dapat menghasilkan listrik menggunakan elektrolit larutan garam. Pengujian dengan elektrolit air garam dilakukan dengan menggunakan pelarut 380 ml air. Pada jumlah garam 18 gr dihasilkan tegangan 4,12 Volt dan arus listrik 0,19 Ampere, sementara pada garam 28 gr dihasilkan tegangan 4,49 Volt dan arus listrik 0,21 Ampere. Pada pengujian waktu operasi, pada elektrolit air garam dengan garam 18 gr menghasilkan waktu maksimum operasi ± 88 jam pemakaian. Kemudian, kedua macam pengujian dilakukan kembali menggunakan elektrolit air laut guna mengetahui kelayakan kedua jenis karakteristik elektroda aluminium pada air laut. Pengujian tersebut menghasilkan tegangan maksimum 3,98 Volt dan arus listrik maksimum 0,22 Ampere dan menghasilkan waktu maksimum operasi ± 80 jam. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menggunakan elektroda magnesium, disimpulkan bahwa elektroda aluminium dapat dirangkai sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil karakter kelistrikan yang mendekati magnesium, namun secara keseluruhan elektroda aluminium perlu diuji campuran logam (alloy) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

ABSTRACT
Salt-water based LED light is an alernative source of electrical energy for environmentally-friendly lighting. Aluminum has the potential as a substitute for cheaper electrodes and still has good performance as an electrode. Alumunium electrode rods that has been arranged in series electrical circruits can produce electricity using the electrolyte saline solution. The study that is done with brine electrolyte was carried out using 380 ml of water solvent. At the amount of 18 gr salt, it produced a max voltage of 4,12 Volt and a max electric current of 0,19 Ampere, while the 28 gr of salt produced a max voltage of 4,49 Volt and a max electric current of 0,21 Ampere. In testing the operating time, the salt electrolyte with 18 gr salt produces a max operating time of ± 88 hours of use. Then, the two types of tests were carried out again using seawater electrolyte to determine the feasibility of the two types of characteristics of aliminum electrodes in seawater. The test produces a max voltage of 3,98 Volt and a max electric current of 0,22 Ampere and produces a max operating time of ± 80 hours. Compared with previous studies using magnesium electrodes, it is concluded that aluminum electrodes can be arranged in such a way as to obtain electrical characteristics that are close to magnesiums results, but overall aluminum electrodes need to be tested by a mixture of metals (alloy) to get better testing results."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Hermanto
"Faktor ekonomis dan keandaan menjadi suatu keharusan dalam sistem transmisi dan distribusi. Gejala korona merupakan salah satu persoalan yang timbul dalam sistem transmisi tenaga listrik tegangan tinggi karena menimbulkan rugi-rugi transmisi dan mengganggu lingkungan sekitar. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya korona adalah kondisi penghantar, yakni bentuk elektroda, jarak celah antar elektroda, dan diameter kawat penghantar. Untuk itu perlu dilakukan pengujian terhadap berhagai bentuk elektroda guna mendapatkan karakteristik dan pengaruh dari bentuk elektroda yang dianggap mewakili keadaan sebenarnya.
Pada kondisi ruangan dan jenis bahan elektroda yang sama, jarak celah antar elektroda mempengaruhi tegangan awal terjadinya korona, dimana kenaikan tegangan awal korona berbanding lurus secara logaritma terhadap jarak antar elektroda. Dan pada jarak antar elektroda di bawah 20 mm, proses korona tidak dapat diamati, melainkan langsung terjadi kegagalan. Bentuk permukaan elektroda sangat berpengaruh terhadap terjadinya korona, dimana pada elektroda jarum, tegangan awol terjadinya korona lebih rendah dibandingkan dengan elektroda type batang atau type flat.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard
"Semakin meningkatnya kebutuhan dan kesadaran akan pemakaian energi baru dan terbarukan (EBT) memaksa piranti penyimpanan energi untuk bekerja dengan lebih baik. Melalui penelitian ini, dihasilkan kapasitor lithium-ion (KLI) dengan kapasitas yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, kapasitor lithium ion setengah sel disusun menggunakan elektroda berbahan karbon aktif dengan memanfaatkan katoda berbahan dasar green coke. Pengujian BET menunjukkan bahwa proses aktivasi dapat menghasilkan karbon aktif dengan luas permukaan yang sangat tinggi, mencapai  2024 m²/g. Sementara pengujian elektrokimia KLI menunjukkan bahwa semakin tinggi SSA, maka kapasitasnya menjadi lebih besar, dan pada penelitian ini, dicapai energi spesifik sebesar  0,4256 Wh/kg dan daya spesifik 1,7024 W/kg dengan kapasitas KLI 25 mAH.

The increasing need and awareness of the use of new and renewable energy forces energy storage devices to work better. Through this research, lithium-ion capacitors are produced with better capacity than previous studies. In this study, half-cell lithium ion capacitors (LIC) were arranged using electrodes made from activated carbon using green coke-based cathodes. BET testing shows that the activation process can produce activated carbon with a very high spesific surface area (SSA), reaching 2024 m²/g. While LIC's electrochemical testing showed that the higher the SSA, the greater the capacity, and in this study, a specific energy of 0.4256 Wh/kg and a specific power of 1.7024 W/kg and a LIC of 25 mAH was achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Churniawan
"Pengelasan basah bawah air merupakan salah satu opsi yang dapat diaplikasikan dalam mengatasi kedaruratan di bawah air. Meskipun kualitas lasannya memadai tetapi masih cukup baik untuk digunakan. Pada penelitian ini digunakan jenis material KI-A36 dan dilaksanakan pengelasan basah bawah air dengan menggunakan elektroda E7016 dan E7018. Kedua jenis elektroda tersebut merupakan kelompok elektroda low hydrogen yang banyak beredar di pasaran. Metode pengelasan 1G dengan varibel pengelasan masukan panas HI 0,8 kJ/mm, 1,5 kJ/mm dan 2,5 kJ/mm dan pengelasan dilakukan di kedalaman 1 meter, 5 meter dan 10 meter yang dikomparasi pada hasil pengelasan atmosferik.
Dari hasil pengujian lasan menunjukkan terjadinya penurunan sifat mekanis dan terlihat adanya cacat di lasan. Hal yang menarik dari hasil pengelasan baja KI-A36 dengan las basah bawah air dengan mengaplikasikan elektroda E7016 dan E7018 adalah minimnya tingkat cacat porositas las pada hasil lasan. Sehingga kedua elektroda ini dapat digunakan pada pengelasan baja KI-A36 dalam aplikasi pengelasan bawah air. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musa Maulana
"ABSTRAK
Baja AH36 merupakan salah satu material yang biasa digunakan pada struktur dan alat transportasi yang bekerja di daerah laut lepas yang dapat memerlukan perbaikan di bawah permukaan air laut. Terdapat beberapa elektroda yang dapat digunakan untuk melakukan pengelasan baja AH-36 di bawah permukaan air laut diantaranya elektroda E6013, E7014, E7024, dan E7018. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui elektroda mana yang dapat memberikan hasil pengelasan yang optimal pada lingkungan pengelasan di bawah permukaan air laut dengan variabel kedalaman 5 meter dan 10 meter. Parameter pengelasan dilakukan dengan masukan panas 0,8 kJ/mm, 1,5 kJ/mm, dan 2,5kJ/mm. hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan terdapat nilai masukan panas optimum yang berbeda untuk setiap elektroda pada kedalaman yang berbeda. Ditemukan juga bahwa elektroda E6013 memiliki sifat mekanis yang paling baik untuk aplikasi pengelasan bawah air.

ABSTRACT
AH36 steel is one of the materials used in the high seas that can require some underwater repairs. There are several electrodes that can be used to welding AH36 steel on water including E6013, E7014, E7024, and E7018 electrodes. This study was conducted to determine which electrodes can provide optimal welding results in underwater welding environments with variable depths of 5 meters and 10 meters. Welding parameters are carried out with a heat input of 0.8 kJ / mm, 1.5 kJ / mm, and 2.5 kJ / mm. the results of the study showed that there was a different optimum heat input value for each electrode at different depths. It was found that the E6013 electrode has the best mechanical properties for underwater welding applications."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Pratama
"Retak dingin merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan baja tahan aus. Skripsi ini berisi tentang penelitian pengaruh preheat dan perbedaan kawat las terhadap ketahanan retak dan sifat mekanis dari baja tahan aus CREUSABRO® 4800 dengan menggunakan pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Elektroda yang digunakan adalah elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Sampel yang digunakan terdiri dari 6 buah pelat baja CREUSABRO® 4800 yang dilas dengan elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Proses preheat dilakukan dengan menggunakan burner pada pelat baja dengan variasi temperatur preheat, diantaranya tanpa preheat, preheat 1300C, preheat 230°C.
Berdasarkan hasil analisa data, retak dingin muncul pada sampel yang dilas dengan elektroda E 7018 tanpa perlakuan preheat. Perlakuan preheat pada temperatur 130°C dan 230°C tidak mengakibatkan adanya retak dingin pada hasil lasan. Penggunaan elektroda MG NOX 35 dapat mencegah terjadinya retak dingin pada hasil sambungan baja tahan aus meskipun tanpa pelakuan preheat.
Selain itu, penggunaan elektroda yang memiliki perbedaan komposisi kimia menghasilkan sifat mekanis yang berbeda pula pada hasil lasan. Perlakuan preheat dan pemilihan elektroda memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya retak dingin dan sifat mekanis pada hail lasan baja tahan aus CREUSABRO® 4800.

Cold crack is one of the problem that often occurs on welding of wear resistance steel plate. On this final project, the reseach is focus on the effect of preheating treatment and kind of welding electrode in crack resistance and mechanical properties of CREUSABRO® 4800 wear resistance steel with SMAW process. Welding electrodes that is used are E 7018 and MG NOX 35. Samples consist of 6 CREUSABRO® 4800 wear resistance steel plates that is joined with E 7018 and MG NOX 35 electrode. The process of preheat is done on steel plate with variation of preheat temperature, they are without preheat, preheat 130°C, and preheat 230°C.
Based on the results of data analysis, cold cracking were detected in the specimen welded with E 7018 electrode in no preheat condition. Cold crack is not occurs on samples that are preheated at 130°C and 230°C. The using of MG NOX 35 electrode can avoid cold crack phenomenon even in no preheat condition.
Besides that, the using of different chemical composition welding electrode leads to different mechanical properties on weld joint. Preheat treatment and selection of welding electrode provides a significant influence on cold cracking phenomenon and mechanical properties on the weld joint of CREUSABRO® 4800 wear resistance steel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1744
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>