Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Sarjono Trenggono
"Latar Belakang Permasalahan
Karies gigi (gigi kerowok) adalah penyakit infeksi yang merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia dan mikro biologis yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi secara progresf dan bersifat menetap. Keyes (dalam 7) mengemukakan bahwa ada 3 komponen yang saling bekerja sama dalam proses terjadinya karies gigi. Pertama adalah gigi dan ludah sebagai tuan rumah, kedua adalah mikraflara mulut dan yang ketiga makanan terutama karbonhidrat. Kerja sama ketiga komponen tersebut akan menghasilkan plak gigi (dental plaque), me rupakan substansi yang melekat erat pada permukaan gigi dan menyebabkan terbentuknya asam. Asam tersebut mengakibatkan terjadinya demineralisasi permukaan email gigi dan dengan demikian terbentuklah karies gigi. Oleh karena itu ketiga komponen tersebut harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam setiap langkah usaha pencegahan karies gigi.
"
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahertian, Raissa Diva
"Tujuan : Menganalisa efek susu dan NaF 0,2% terhadap demineralisasi email gigi.
Metode : Mahkota 30 gigi premolar dibentuk kubus gigi. Grup A-susu dan NaF 0,2% ; Grup B-susu ; Grup C-akuabides. Setelah 3 hari perendaman dalam larutan demineralisasi, gigi di scan menggunakan micro computed tomography (micro-CT).
Hasil : MGV antara ketiga kelompok berbeda bermakna (p<0.05), kecuali antara grup A dan B. Kesimpulan: Aplikasi menggunakan susu saja menunjukkan efek protektif yang lebih tinggi terhadap demineralisasi dibandingkan dengan aplikasi susu dan NaF 0,2%.
......Objective : This study is aimed to analyze the effect of milk and tea on tooth enamel demineralization.
Methods : The coronal parts of 30 extracted sound premolars were prepared into tooth blocks (6mm3). Group A- milk and sodium fluoride 0,2% ; Group B-milk ; and Group C- deionized water. After 3 days immersion in a buffered demineralization solution at pH 4.4 , micro-Computed Tomography scans were taken.
Result : The mean grey value between the three groups were statistically significant at p<0.05, except between group A and B. Conclusion: Intervention with milk only showed higher protective effect againts demineralization compared to the appllication using milk and NaF 0,2%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwany Amalliah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi defek email gigi pada anak periode usia gigi sulung dan tetap. Tujuan lain adalah mengetahui distribusi dari tipe, lokasi dan luas defek tersebut pada gigi anak, serta menguji hubungan terbentuknya defek email dan status sosial ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Serpong pada 2 kelompok umur, yaitu usia gigi sulung dan usia gigi permanen. Jumlah sample adalah minimal 630 anak tiap kelompok umur yang diambil secara acak dan proporsional dengan jumlah murid Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLIP).
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa prevalensi defek email cukup tinggi, yaitu 41% pada kelompok usia gigi tetap dan 28% pada kelompok usia gigi sulung. Tipe yang banyak ditemukan adalah tipe hypoplasia dan demarcated opacities pada rahang atas dengan luas 113 permukaan gigi. Ditemukan pula hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dan jenis pekerjaan ayah terhadap terbentuknya defek email gigi anak. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa terjadinya defek email gigi yang cukup tinggi pada anak dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan keluarga, yang menunjukkan pentingnya kelainan ini."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Joceline Angela
"ABSTRAK
Ebi merupakan udang kering berukuran kecil yang dikonsumsi secara keseluruhan. Ebi diduga memiliki kadar kalsium tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan proses remineralisasi enamel gigi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ebi air laut Metapenaeus sp. dengan berbagai pH basa pada permukaan enamel dengan tujuan remineralisasi, dan analisa hasil menggunakan perubahan permukaan mikrostruktur, tingkat retensi ion kalsium, dan kekerasan mikro permukaan. Pengamatan perubahan permukaan enamel dilakukan dengan larutan ebi 10 dengan tingkat pH 8.0, 9.0, 10.0, dengan durasi 5 menit untuk 26 kali aplikasi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan retensi ion kalsium, peningkatan kekerasan mikrostruktur dan perbaikan mikro struktur permukaan enamel menurut peningkatan tingkat pH basa.Kesimpulan: Aplikasi larutan ebi air laut Metapenaeus sp. meningkatkan proses remineralisasi enamel gigi

ABSTRACT
Ebi is a dried small sized shrimp that consumed as a whole. Ebi assumed to have high calcium level and probably have ability to use as material for increasing remineralization process on tooth enamel. This research aimed to know the effect of sea water ebi Metapenaeus sp. with several alkaline pH level on enamel surface to obtain remineralization, and analyze the result using surface microstructure changes, ion calcium retention level and micro surface hardness. Observation of the enamel surface changes were make upon 10 ebi solution with the pH level 8.0, 9.0, 10.0 respectively, 5 minutes duration for 26 times application. The results showed that there were increase of ion calcium retention, increase of micro surface hardness and enamel surface micro structure restoration according to the increase of alkaline pH level.SConclusion Application of the sea water ebi solution increase the remineraliztation process of enamel surfaceKeywords sea water ebi Metapenaeus sp. , remineralization, alkaline pH, microsurface hardness "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Latar Belakang: Pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung memiliki tahapan yang sudah dimulai pada usia 5-6 minggu saat kehamilan. Kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 9 bulan merupakan proses yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organ salah satunya gigi sulung sehingga gangguan saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung. Salah satu parameter penentu kondisi kehamilan dapat dilihat dari pertambahan berat janin dengan mengukur bagian tubuh janin menggunakan Ultrasonography (USG). Pemantauan pertambahan berat janin ini dapat diukur dengan grafik pertumbuhan janin.
Tujuan: menganalisis hubungan pertumbuhan dan perkembangan janin terhadap defek pembentukan struktur email gigi insisif sulung. 
Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian kohort retrospektif. Subjek penelitian adalah 16 bayi dengan defek struktur email gigi insisif sulung dan 16 bayi dengan struktur email utuh atau normal yang memenuhi kriteria inklusi. Data estimasi berat janin sampel di masukan kedalam grafik acuan WHO, mengikuti atau tidak mengikuti grafik, lalu dilihat hubungannya terhadap ada atau tidaknya defek struktur email gigi insisif sulung yang dilihat menggunakan metode fotografi.
Hasil: terdapat hubungan komparatif antara pertumbuhan dan perkembangan janin terhadap defek struktur email gigi insisif sulung.
Kesimpulan: Anak dengan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak mengikuti grafik acuan WHO memiliki resiko lebih besar terhadap adanya defek struktur email gigi insisif sulung dibandingkan dengan anak dengan pertumbuhan dan perkembangan janin mengikuti grafik acuan WHO.
......Background: The growth and development of primary teeth has begins at the age of 5 to 6 weeks during pregnancy. The nine months period of pregnancy plays an important role for the growth and development of organs. One of the them is the primary teeth. Disturbances during pregnancy can cause impaired growth and development of the primary teeth. One of the parameters in determining the condition of pregnancy  is the fetus weight gain. This can be measured using Ultrasonography (USG). Monitoring of fetal weight gain can be measured with a fetal growth chart.
Objective: to analyze the relationship of fetal growth and development to defects in the formation of the enamel structure of primary incisors.
Method: The study was a retrospective cohort study. The research subjects were 16 infants with enamel structure defects in primary incisors and 16 infants with normal enamel structures that met the inclusion criteria. The data on the estimated fetal weight of the sample was entered into the WHO reference chart, following or not following the chart, and then seeing the relationship to the presence or absence of a structural defect in the primary incisor enamel as seen using the photographic method.
Results: There is a comparative relationship between fetal growth and development on the enamel structure defects of primary incisors.
Conclusion: Children with fetal growth and development who do not follow the WHO reference chart have a greater risk of developing a primary incisor enamel structure defect compared to children with fetal growth and development following the WHO reference chart."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library