Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Caesara Ekhananda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh empat tipe employee well-being berdasarkan model circumplex, yaitu work engagement, job satisfaction, burnout, dan workaholism, terhadap turnover intention. Penelitian ini juga melihat peran moderasi dari religiosity terhadap pengaruh work engagement dan turnover intention. Fokus penelitian ini adalah karyawan generasi Y di perusahaan swasta, karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karyawan generasi Y memiliki kecenderungan untuk memiliki turnover intention yang tinggi. Penelitian dilakukan kepada karyawan generasi Y perusahaan swasta di Jakarta. Analisa data menggunakan Structural Equation Model pada AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job satisfaction memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan kepada turnover intention, dan burnout serta workaholism memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kepada turnover intention. Namun, tidak ditemukan pengaruh work engagement terhadap turnover intention serta peran moderasi religiosity pada pengrauh work engagement terhadap turnover intention. Sehingga, organisasi perlu memperhatikan kesejahteraan karyawannya dan melakukan tindakan untuk meningkatkan kepuasan kerja, mengurangi burnout yang dialami karyawan dan menghindarkan karyawan dari menjadi workaholik untuk mengurangi kemungkinan turnover intention.


Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Murwani Handayani
Abstrak :
Bekerja di lembaga NGO dianggap bukan sekedar masalah seberapa besar gaji yang didapat, akan tetapi lebih pada motivasi untuk melakukan lebih pada masyarakat.  Karyawan di NGO bergabung dengan berbagai alasan namun penghargaan dan kepuasan psikologis merupakan motif penting untuk menjadi sukarelawan. Penelitian ini akan menguji hubungan antara volunteer motivation, perceived  organizational support, employee well-being dan organizational commitment pada pada Non-Government Organization (NGO) bidang kesehatan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data yang akan dibantu oleh Departemen SDM di beberapa NGO di Indonesia dalam pendistribusiannya. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Total responden penelitian ini berjumlah 206 orang responden dari berbagai NGO di bidang kesehatan di Indonesia. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa v olunteer motivation tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap organizational commitment. Volunteer motivation juga tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap employee well-being. perceiverd organizational support berpengaruh positif terhadap organizational commitment dan employee well-being. Employee well-being berpengaruh positif terhadap organizational commitment. ......Working in a Non-Governmental Organization (NGO) is considered not only about a how much earned salary, but rather about the motivation to do more with the community. Employees in non-profit organizations join for various reason but psychological appreciation and satisfaction are important motives for volunteering. This study will examine the relationship between volunteer motivation, perceived organizational support, employee well-being and organizational commitment in NGO for health sector in Indonesia. This study used a questionnaire as a data collection methdo which would be assisted by HR Department in several NGO in Indonesia to be distrubuted. The data analysis method in this study is Structural Equation Modeling (SEM). The total respondents of this study were 206 respondents from various NGO in the health sector in Indonesia. The results of this study indicate that Volunteer motivation did not prove to have a significant effect on Organizational Commitment. Volunteer motivation also did not prove to have a significant effect on Employee Well-Being. Organizational Support has a positive effect on Organizational Commitment. Organizational Support also has a positive effect on Employee Well-Being. Finally, Employee Well-Being has a positive effect on Organizational Commitment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meira Annisa Humaira
Abstrak :
Transisi angkatan kerja ke generasi Z membuat perusahaan perlu memperhatikan karakteristik unik yang dimiliki generasi Z dibandingkan generasi sebelumnya. Gen Z berani untuk berperilaku sesuai nilai yang diprioritaskannya, salah satunya adalah well-being. Hal ini berkaitan erat dengan fenomena quiet quitting. Quiet quitting merupakan karyawan yang tidak berhenti bekerja secara resmi namun tidak melampaui batas dasar kewajiban mereka. Salah satu faktor yang berhubungan dengan terjadinya quiet quitting adalah employee well-being yang rendah. Kebebasan dan kemandirian melalui job crafting berpotensi menekan perilaku quiet quitting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi dari job crafting dalam memperlemah hubungan employee well-being dan quiet quitting. Partisipan penelitian ini berjumlah 268 karyawan generasi Z yang sedang bekerja, sudah melewati tahap probation (3 bulan), dan memiliki atasan. Pengambilan partisipan menggunakan metode convenience sampling dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Analisis moderasi dilakukan dengan menggunakan macro process Hayes model 1. Hasil analisis data hipotesis mempunyai nilai (p) 0.170 > 0.05. Hal ini berarti tidak ada efek moderasi job crafting yang memperlemah hubungan employee well-being dan quiet quitting pada karyawan generasi Z. Hasil penelitian ini memberikan inisiatif penting bagi perusahaan untuk meningkatkan employee well-being sebagai upaya mengurangi perilaku quiet quitting. ......The transition of the workforce to generation Z made companies need to pay attention to the unique characteristics that generation Z had compared to previous generations. Gen Z dared to behave according to their prioritized values, one of which was well-being. This was closely related to the phenomenon of quiet quitting. Quiet quitting was an employee who did not officially stop working but did not exceed the basic limits of their obligations. One of the factors associated with quiet quitting was low employee well-being. Freedom and independence through job crafting had the potential to suppress quiet quitting behavior. This study aimed to examine the moderating role of job crafting in weakening the relationship between employee well-being and quiet quitting. The participants of this study amounted to 268 generation Z employees who were currently working, had passed the probation stage (3 months), and had a supervisor. Participants were collected using a convenience sampling method by distributing questionnaires online. Moderation analysis was conducted using macro process Hayes model 1. The results of the hypothesis data analysis had a value (p) of 0.170 > 0.05. This meant that there was no moderating effect of job crafting that weakened the relationship between employee well-being and quiet quitting in generation Z employees. The results of this study provided important initiatives for companies to improve employee well-being as an effort to reduce quiet quitting behavior.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifdah Salma Putri Miftana
Abstrak :
Saat menjalani magang, karyawan magang dituntut untuk mampu beradaptasi secara cepat dengan lingkungan, kegiatan, maupun sistem yang berlaku di tempat kerja. Hal tersebut membuat karyawan magang rentan mengalami stres dan dapat mengganggu kesejahteraan peserta magang di tempat kerja. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mencari bantuan kepada atasan maupun rekan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara intensi mencari bantuan dalam konteks organisasi dan kesejahteraan karyawan pada peserta magang. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan strategi korelasional. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah alat ukur yang diadaptasi dari Theory Planned Behavior Questionnaire (TPB Questionnaire) (Mo & Mak, 2009) dan Employee Well-Being Scale (EWBS) (Zheng et al., 2015). Partisipan penelitian merupakan 434 Warga Negara Indonesia yang sedang/telah mengikuti program magang dengan rentang usia 18—24 tahun (M = 21,19, SD = 1,39). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara intensi mencari bantuan dalam konteks organisasi dan kesejahteraan karyawan pada peserta magang, r(432) = 0,41, p < 0,01, one-tailed, r2 = 0,17. Hasil penelitian diharapkan dapat membangun motivasi bagi para peserta magang untuk berani mencari bantuan ketika mengalami kesulitan di tempat kerja. Selain itu, hasil penelitian juga dapat menjadi dasar organisasi dalam menciptakan program yang dapat mendorong serta mendukung para peserta magang untuk tidak segan mencari bantuan di tempat kerja. ......When undergoing an internship, interns are required to adapt quickly to the environment, activities, and systems in the workplace. It makes interns vulnerable to stress and can interfere with interns’ well-being at work. A resolution to overcome these problems is to seek help from superiors and colleagues. The objective of this present study is to explore the relationship between help-seeking in an organizational context and employee well-being among interns. This study uses a quantitative approach with a correlational strategy as a research design. This research used measurement instruments adapted from the Theory Planned Behavior Questionnaire (TPB Questionnaire) (Mo & Mak, 2009) and the Employee Well-Being Scale (EWBS) (Zheng et al., 2015). Participants in this study are 434 Indonesian citizens who were/had attended internship programs with an age range from 18 to 24 years (M = 21.19, SD = 1.39). The result of this present study shows that there is a significant positive correlation between help-seeking in an organizational context and employee well-being among interns, r(432) = 0,41, p < 0,01, one-tailed, r2 = 0,17. The research result is expected to motivate the interns to have the courage to seek help when experiencing difficulties at work. In addition, it can also become the basis for the organization in creating programs that can encourage and support interns to seek help in the workplace.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adillia Putri Setianingtyas
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh human resource practices terhadap employee performance dengan employee well being dan job embeddedness sebagai variabel mediasi pada karyawan tetap The Jakarta Post. Penelitian ini mengambil studi pada perusahaan The Jakarta Post dengan karyawan tetapnya yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan teori human resource practices, employee performance, employee well being, dan job embeddedness untuk merumuskan dan mengkaji permasalahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei kuesioner menggunakan total sampling terhadap karyawan tetap The Jakarta Post dengan jumlah responden sebanyak 130 responden. Penelitian ini menggunakan analisis Partial Least Square - Structural Equation Modelling (PLS - SEM) untuk menguj hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh human resource practices terhadap employee performance, terdapat pengaruh human resource pratices terhadap employee performance dengan employee well being sebagai variabel mediasi, dan terdapat pengaruh human resource practices terhadap employee performance dengan job embeddedness sebagai variabel mediasi. ......This study aims to analyze the effect of human resource practices on employee performance with employee well being and job embeddedness as mediating variables for permanent employees of The Jakarta Post. This study took a study at the company The Jakarta Post with its permanent employees as the object of research. This study uses the theory of human resource practice, employee performance, employee well being, and job embeddedness to formulate and examine problems. The data technique used in this research is quantitative research with a questionnaire survey method using total sampling of permanent employees of The Jakarta Post with a total of 130 respondents. This study uses Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS - SEM) analysis to test the hypothesis. The results showed that there was an influence of human resource practices on employee performance, there was an effect of human resource practices on employee performance with employee well being as a mediating variable, and there was an influence of human resource practices on employee performance with job embeddedness as a mediating variable.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Trianto
Abstrak :
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif yang utama bagi perusahaan karena memiliki pengetahuan dan kompleksitas yang sulit ditiru oleh pesaing. Praktik SDM sangat berkaitan erat dengan kinerja perusahaan. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana hubungan antara praktik SDM dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh employee well-being pada PT. ABC. PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sub kontraktor di bidang telekomunikasi di Indonesia. Penelitian ini memasukkan  komponen health-related well-being  pada employee well-being di samping komponen psychological well-being. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data dengan  responden pegawai di bidang operasional baik di kantor pusat maupun yang tersebar di 11 cabang. Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bila praktik SDM terbukti berpengaruh secara positif terhadap kinerja sedangkan karakteristik pekerjaan tidak terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Praktik SDM maupun karakteristik pekerjaan sama-sama tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap employee well-being. Sementara Employee well-being juga tidak terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya praktik SDM dalam meningkatkan kinerja karyawan. ......Human Resources (HR) is one of the main competitive advantages for companies because they have the knowledge and complexity that is difficult to imitate by competitors. HR practice is closely related to the company's performance. This study discusses how the relationship between HR Practice and Job Characteristics on Employee Performance that is mediated by Employee Well-Being in PT. ABC. PT. ABC is a company in telecommunication industry that is in the construction of infrastructure and facilities for telecommunications in Indonesia. This research includes the health-related well-being component in variable employee well-being in addition to the psychological well-being component. This study uses a questionnaire as data collection method with respondents in the operational/project fields in headquarter and 11 branches. Data analysis uses Structural Equation Modeling (SEM). The results indicated that HR Practice has a positive effect on  Job Performance while Job Characteristics does not have effect on Job Performance. Both HR practices and Job Characteristics didn`t have a significant effect on Employee Well-Being. While Employee Well-Being also didn`t have a significant effect on Job Performance. The results of this study emphasize the importance of HR practices in improving employee performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Muhammad Hafiz Sidik
Abstrak :
Lembaga Publik memiliki peran penting pada kebijakan publik pada suatu negara dalam rangka menangani dan memulihkan dampak dari Pandemi COVID-19. Hal ini mendorong pentingnya mengelola Public Service Motivation (PSM) pada lembaga publik untuk dapat merumuskan kebijakan publik yang efektif. Penelitian ini utamanya mendalami 2 (dua) variabel penting pada lembaga publik, yaitu PSM dan Employee Well-Being (EWB), yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) variabel lainnya yang terkait, yaitu Workplace Spirituality (WPS), Organizational Identification (OI), dan Workforce Agility (WA). Penelitian yang menggunakan 343 sampel pegawai pada suatu lembaga publik dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) ini memperlihatkan bahwa WPS secara signifikan mempengaruhi variabel lainnya yang diobservasi pada penelitian ini, memperlihatkan bahwa spiritualitas mempunyai efek yang sangat luas dan penting pada lembaga publik di Indonesia. Di lain sisi, EWB tidak terpengaruh langsung oleh OI maupun WA, maupun secara positif dan signifikan mempengaruhi PSM. Hasil dari penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalisasi dimensi WPS mengingat variabel tersebut memegang kunci untuk meningkatkan PSM, EWB, WA, dan OI pada lembaga publik. Penelitian lebih lanjut diusulkan untuk dilakukan dengan objek lembaga publik yang lebih luas dan variatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh. ......Public Sector Organizations played a major role in a Country’s policy towards the handling and the recovery of COVID-19 pandemic impact, making maintaining Public Service Motivation (PSM) would be vital to deliver effective policy. This article examines Public Service Motivation (PSM) and Employee Wellbeing (EWB) that are influenced by public sector closely related variables such as Workplace Spirituality (WPS), Organizational Identification (OI), and Workforce Agility (WA). Study captured 343 samples of a public sector organization employees from Indonesia and tested using Structural Equation Modelling (SEM) for mediation hypothesis, and t-value with Standard Loading Factor (SLF) for direct effect. The result shows that Workplace Spirituality significantly influenced EWB, PSM, OI, and WA directly and argues that spirituality in the public sector played a major role in determining those variabels. On the other hand, Employee Well-Being wasn’t affected by agility or Organizational Identification or impacted PSM. This result suggests the optimalization of WPS dimensions since the variable holds the potential to affect PSM, EWB, WA, and OI positively in Public Sector Organization. Further study suggests wider research public sector organizations object to accommodate and capture more diverse and variative type of organizations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Setyarini
Abstrak :
Tesis ini membahas proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal. Penelitian dilatarbelakangi oleh pandemi covid-19 yang berdampak pada perubahan pengaturan kerja pegawai dari sistem work from office menjadi sistem flexible working space. Namun demikian, pengaturan kerja demikian tidak selalu memperoleh respon positif karena keterbatasan mekanisme pemantauan kinerja yang berpotensi menurunkan kinerja pegawai. Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan flexible working space perlu dievaluasi, khususnya dari perspektif proactive work behaviour dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proactive work behaviour. Evaluasi menjadi semakin penting karena mayoritas pegawai menginginkan flexible working space menjadi pengaturan kerja pasca pandemi covid-19. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan mixed methods dengan teknik pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa flexible working space mempengaruhi employee well-being, employee well-being mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space tidak mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, dan perceived organizational support secara bersama-sama mempengaruhi proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being dan variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour. Adapun kebijakan organisasi yang dinilai tepat untuk meningkatkan proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space pasca pandemi covid-19 adalah pengelolaan SDM, kepemimpinan, dan pengelolaan organisasi yang berorientasi pada proactive work behaviour. ......This thesis discusses about proactive work behaviour in implementing flexible working space within the Fiscal Policy Agency. The research was motivated by the covid-19 pandemic which had an impact on changing employee work arrangements from a work from office system to a flexible working space system. However, such work arrangements do not always get a positive response due to limitation of performance monitoring mechanisms that have the potential to reduce employee performance. In this regard, the implementation of flexible working space needs to be evaluated, especially from the perspective of proactive work behaviour and the factors that influence proactive work behaviour. Evaluation is becoming important because the majority of employees want flexible working space to be a work arrangement after the COVID-19 pandemic. The research was conducted using a mixed methods approach with quantitative and qualitative data collection techniques. The results showed that flexible working space affects employee wellbeing, employee well-being affects proactive work behaviour, flexible working space does not affect proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, and perceived organizational support jointly affects proactive work behaviour, intervening variable employee well-being affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, moderating variable perceived organizational support affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, intervening variable employee well-being and moderating variable perceived organizational support affect the relationship between flexible working space and proactive work behaviour. The organizational policies that are considered appropriate to increase proactive work behaviour in the implementation of flexible working space after the COVID-19 pandemic are HR management, leadership, and organizational management that is oriented towards proactive work behaviour.
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Like Hartati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreasi kerja (job crafting) dengan kesejahteraan karyawan (employee well-being) melalui peran mediasi modal psikologis (psychological capital). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Partisipan penelitian ini adalah 332 karyawan swasta dan publik berusia 24-50 tahun yang bekerja di Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner daring dan dianalisis menggunakan analisis mediasi sederhana dengan program Macro Process Hayess model 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal psikologis memiliki peran mediasi dalam hubungan antara kreasi kerja dengan kesejahteraan karyawan (b = 0.37, 95% CI [0.30 – 0.45]). Implikasi dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh organisasi dalam mengembangkan berbagai program dan pelatihan, terutama dalam peningkatan keterampilan kreasi kerja dan modal psikologis karyawan. ......This study aims to determine the relationship between job creation (job crafting) and employee well-being through the mediating role of psychological capital (psychological capital). This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The participants of this study were 332 private and public employees aged 24-50 years who worked in Indonesia. The sampling technique used is accidental sampling. Data was collected using an online questionnaire and analyzed using simple mediation analysis with the Macro Process Hayess model 4. The results of this study indicate that psychological capital has a mediating role in the relationship between job creation and employee welfare (b = 0.37, 95% CI [0.30 – 0.45]). The implications of this research can be utilized by organizations in developing various programs and training, especially in improving work creation skills and employee psychological capital.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Aldita Ramadhanty
Abstrak :

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam dunia korporasi karena setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki tujuan untuk dicapai bersama. Tujuan organisasi dapat tercapai apabila kebutuhan pekerja terpenuhi melalui pengelolaan SDM yang baik, yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan sosial para pekerjanya. Skripsi ini membahas mengenai penerapan 4 (empat) kegiatan utama Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), yakni acquisition, development, reward and motivation, dan maintenance and departure of an organisation’s human resources sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pekerja agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja PT. PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDC). Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan penelitian kualitatif-deskriptif agar dapat mendeskripsikan penerapan kegiatan tersebut secara mendalam. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam penerapannya, PT. PIDC melakukan beberapa upaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan karyawannya melalui kegiatan-kegiatan MSDM, meskipun belum optimal karena terdapat berbagai hambatan dalam prosesnya.

 


Human Resources (HR) is an important element that must be considered in the corporate world because every company or organization must have a goal to make together. Organizational goals will achieved if the needs of workers are met, so companies that can manage their human resources well, both directly and indirectly will increase the social welfare of workers. This thesis discusses applying 4 (four) main activities of Human Resource Management (HRM), namely acquisition, development, reward and motivation, and maintenance and departure of an organization's human resources to meet the needs of workers to improve worker welfare PT. PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDC). This study uses qualitative descriptive research types and approaches to describe apply these activities in-depth. The results of this study is, that in its application, PT. PIDC made several efforts to improve the welfare of its employees through HR activities, although it was not optimal due to various obstacles in the process.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>