Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hilma Oktaviani
Abstrak :
Fenomena kemiskinan energi telah terjadi dihampir semua negara berkembang dan berdasarkan International Energy Agency (IEA, 2017) kemiskinan energi tersebut menjadi salah satu pemicu permasalahan utama dalam pembangunan dunia. Kemiskinan energi yang juga terjadi di Indonesia telah mendisrupsi berbagai sektor, salah satu yang utama dalam penelitian ini yaitu mengangkat lebih dalam dampaknya terhadap pendidikan yang juga menjadi sasaran ke empat dalam Sustainable Development Goal’s. Menggunakan data konsumsi listrik < 32,4 kwh per bulan dalam persentase proporsi rumah tangga di suatu wilayah pada tahun 2015 dan 2017 sebagai proksi dari miskin energi sebagai variabel dependen dan melihat bagaimana pengaruhnya terhadap pendidikan yang diproksi dari angka rata – rata lama sekolah tahun 2019 pada tingkat kabupaten dan kota di Indonesia. Dengan menggunakan 2SLS, pendekatan instrumen variabel yang digunakan yaitu karakteristik geografis wilayah dengan pendekatan nilai rata-rata elevasi pada kabupaten/kota untuk memprediksi secara akurat pengaruh dari kemiskinan energi terhadap rata – rata lama sekolah. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan yang berarti bahwa semakin dengan bertambahnya kemiskinan energi yang terjadi di suatu wilayah, maka akan menurunkan rata – rata lama sekolah pada wilayah tersebut. ......The phenomenon of energy poverty has occurred in almost all developing countries and according to the International Energy Agency (IEA, 2017) energy poverty is one of the triggers for major problems in world development. Energy poverty that also occurs in Indonesia has disrupted various sectors, one of the main things in this study is to deepen its impact on education which is also the fourth target in the Sustainable Development Goal. Using electricity consumption data <32.4 kwh per month as a percentage of the proportion of households in a region in 2015 and 2017 as a proxy for energy poverty as the dependent variable and seeing how it affects education, which is proxied from the average length of schooling in 2019 in district and city level in Indonesia. By using the 2SLS, the variable instrument approach used is the geographic characteristics of the area with the mean elevation value approach in districts / cities to accurately predict the effect of energy poverty on the average length of schooling. The results of this study indicate that there is a negative and significant relationship, which means that the increase in energy poverty that occurs in a region, the lower the average length of schooling in that region.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novani Karina Saputri
Abstrak :
Pada 2019, mengikuti estimasi yang dikembangkan oleh Modi et. Al. (2005), 4,47% dan 14,07% rumah tangga di perkotaan dan pedesaan, masing-masing, masih berada dalam status miskin energi di seluruh wilayah di Indonesia. Untuk mengungkap faktor-faktor apa saja yang berkorelasi dengan kejadian kemiskinan energi di Indonesia, studi ini menganalisis determinan kemiskinan energi tingkat rumah tangga di Indonesia dengan memanfaatkan data sosial ekonomi tingkat rumah tangga (Susenas) tahun 2015 hingga 2019. Penelitian ini menggunakan berbagai pendekatan untuk mengukur kemiskinan energi untuk mengumpulkan perspektif yang lebih kaya tentang kejadian kemiskinan energi di Indonesia. Dengan menggunakan regresi logistik dengan efek tetap yang besar, penelitian ini menemukan bahwa hubungan antara kejadian kemiskinan energi dengan variabel sosial ekonomi dan demografi rumah tangga, serta harga energi modern dan alternatif, bervariasi di berbagai pengukuran dan estimasi perkotaan-pedesaan. ......In 2019, following the estimation developed by Modi et. al. (2005), 4.47% and 14.07% of households in urban and rural areas, respectively, were still enduring energy-poor status across regions in Indonesia. To unpack what factors that correlate with the incidence of energy poverty in Indonesia, this study analyzes the determinants of household-level energy poverty in Indonesia by utilizing Indonesia’s household-level socioeconomic data (SUSENAS) in 2015 until 2019. This study uses multiple approaches to measure energy poverty in order to collect a richer perspective regarding the incidence of energy poverty in Indonesia. By using logistic regression with large fixed effects, this study discovers that the association between the incidence of energy poverty with household’s socio-economic and demographic variables, as well as modern and alternative energy prices, vary across different measurements and urban-rural estimations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendra
Abstrak :
Populasi penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas telah meningkat dua kali lipat dalam dua dekade terakhir. Jumlah lansia diperkirakan akan mencapai 19,9 persen pada tahun 2045, artinya hampir seperlima penduduk Indonesia pada tahun 2045 adalah lansia. Data Susenas 2021 menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia yang menggunakan kayu bakar dan arang untuk memasak sekitar 18,72 persen, sedangkan penduduk bukan lanjut usia hanya 10,29 persen. Penggunaan bahan bakar memasak tradisional seperti kayu bakar dan arang merupakan salah satu indikator kemiskinan energi multidimensi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur kemiskinan energi pada lansia dan melihat dampaknya terhadap kesehatan, kesehatan kognitif dan mental, serta kesejahteraan dengan analisis unit rumah tangga. Sejauh ini, penelitian tentang pengaruh kemiskinan energi multidimensi (MEP) terhadap kesehatan lansia dengan analisis pada level individu masih terbatas dan belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur MEP pada level individu lansia di Indonesia dan kemudian mengetahui dampaknya terhadap status kesehatan. Penelitian ini menggunakan jarak dari titik pusat kabupaten ke pembangkit listrik terdekat pada tahun 1985 sebagai variabel instrumen untuk mengatasi permasalahan endogenitas. Hasil pengolahan data Susenas tahun 2019 hingga 2021 menemukan bahwa, jumlah lansia di Indonesia yang mengalami kemiskinan energi multidimensi (MEP) masih sangat tinggi. Lansia di Indonesia yang mengalami kemiskinan energi pada tahun 2021 sebesar 72,05 persen. Hasil empiris berdasarkan analisis regresi linear menunjukkan bahwa MEP berkorelasi negatif secara signifikan terhadap kesehatan lansia. Sedangkan hasil dari estimasi regresi 2SLS denga menggunakan semua variabel kontrol diperoleh koefisien sebesar -0,3964. Hal ini dapat di interpretasikan bahwa kemiskinan energi multidimensi menurunkan sekitar 67,19 persen status kesehatan lansia pada kelompok kontrol atau lansia yang tidak miskin energi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kesehatan lansia di wilayah timur Indonesia lebih terpengaruh oleh kemiskinan energi, dan kemiskinan energi memperburuk status kesehatan lansia yang tinggal di daerah pedesaan.


Indonesia's population aged 60 years and over has doubled in the last two decades. Older adults will reach 19.9 percent in 2045, meaning almost one-fifth of Indonesia's population are elderly. Data Susenas 2021 showed that older people dominate the use of firewood and charcoal for cooking at about 18.72 percent, while the non-elderly population is only 10.29 percent. Using traditional cooking fuels like firewood and charcoal indicates energy poverty deprivation. Several studies have been conducted to investigate energy poor in older people and its impact on health, cognitive and mental health, and well-being with household unit analysis. Studies on the effect of multidimensional energy poverty (MEP) on older people's health with individuals are limited and have never been held in Indonesia. This study aims to measure MEP at the individual level of older people in Indonesia and then investigate its impact on their health status. This study uses the historical distance from each regency where the older people lived to the nearest power plant in 1985 as an instrumental variable to overcome the endogeneity problem. The Data processing results of Susenas from 2019 to 2021 found that the number of older people in Indonesia who experience multidimensional energy poverty (MEP) is still very high. There is 72,05 percent of older people who experience energy poverty in 2021. The result of OLS regression is that MEP significantly negatively correlates with older people's health. The coefficient from the two-stage least square estimation result, including all control variables, is -0.3964. At the mean level of the control group, multidimensional energy poverty reduces the health status of older people by 67,19 percent. This study further conducted western-eastern regional and urban-rural comparative analyses. The findings demonstrate that the health of older people in the eastern region is more severely affected, and multidimensional energy poverty deteriorates the health status of rural older people.

Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilina Tri Widyastuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inklusi keuangan terhadap kemiskinan energi rumah tangga di Indonesia. Studi ini menggunakan data Susenas dan Pendataan Potensi Desa (Podes) tahun 2018. Variabel kemiskinan energi diukur menggunakan konsep deprivasi serta pendekatan multidimensional yang disusun dari lima dimensi dan enam indikator, yaitu: bahan bakar utama memasak, polusi udara dalam ruangan, penerangan, kepemilikian peralatan rumah tangga, dan perangkat penunjang layanan dasar seperti pendidikan, hiburan, dan komunikasi. Variabel inklusi keuangan juga diukur menggunakan pendekatan multidimensional berdasarkan aksesbilitas rumah tangga terhadap layanan keuangan meliputi akses ke lembaga keuangan seperti bank, kredit, dan asuransi. Estimasi pengaruh inklusi keuangan terhadap kemiskinan energi dilakukan dengan metode Two Stage Least Square (2SLS), menggunakan jarak rumah tangga ke fasilitas keuangan terdekat sebagai variabel instrumen untuk mengatasi masalah endogenitas dalam menjelaskan hubungan kausal antara inklusi keuangan dan kemiskinan energi rumah tangga. Dalam studi ini, salah satu mekanisme potensial yang digunakan adalah melalui pendapatan perkapita rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum inklusi keuangan berdampak negatif terhadap kemiskinan energi. Aksesbilitas rumah tangga terhadap layanan keuangan berkontribusi dalam mengurangi kecenderungan rumah tangga mengalami kondisi miskin energi. ......This study aims to examines the effect of financial inclusion on household energy poverty in Indonesia. This study uses data from the Susenas and Village Potential Data Collection (Podes) in 2018. The energy poverty variable is measured using deprivation concept and multidimensional approached with five dimensions and six indicators. These five dimensions are cooking, lighting, connected household appliance, entertainment/education and communication. Financial inclusion also be measured using multidimensional approached based on household acces to financial institution like acces to bank, loans, and insurance. Estimation of financial inclusion effect on energy poverty using Two Stage Least Square (2SLS) method with distance to nearest financial institutions as instrument variable (IV) to overcome endogenity issue in causal relationship between financial inclusion and energy poverty . In this study, income per capita is employed as potential channel through which financial inclusion can influence energy poverty. Overall, we find that financial inclusion has a negative effect on household energy poverty. Household’s accesbility to financial institution services contribute to reduce household vulnerability to energy poverty.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Dewi Yuliandini
Abstrak :
Kemiskinan energi di Indonesia Timur lebih besar daripada di Barat. Diperkirakan sebesar 13,5% dari total rumah tangga di wilayah Timur adalah rumah tangga miskin energi dengan konsumsi listrik kurang dari 32,4 kWh dibandingkan dengan wilayah Barat yang hanya 7,21% dari total. Hutan merupakan prediktor utama kendala geografis dengan pengaruh tertinggi pada 22-23% terhadap kemiskinan energi. Saya menggunakan data elevasi dan keberadaan fitur geografis seperti lereng gunung, karakteristik topografi, laut dan hutan untuk memperkirakan kesulitan geografis di daerah pedesaan Indonesia. Data menunjukkan bahwa akses listrik di wilayah-wilayah tertentu di bagian Timur Indonesia dibatasi oleh adanya medan yang landai dengan signifikansi sekitar 18,8%. Studi ini juga menemukan bahwa sebagian besar wilayah di mana konsumsi energinya rendah dipengaruhi oleh wilayah geografisnya. Kemiskinan energi dapat dilihat sebagai fungsi dari sisi penawaran dan kendala geografis, dimana bersifat endogen terhadap biaya jaringan distribusi dan konsumsi energi per kapita. Geografi merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan daerah-daerah di Indonesia. ......Energy poverty in Eastern part of Indonesia is larger than in the Western. It is estimated that 13.5% of the total households are energy poor households with electricity consumption less than 32.4 kWh compared to the Western which only 7.21% of the total. Forest was the main predictor of geographic constraints with highest influence at 22-23% addition in energy poverty. I use data on terrain elevation and presence of geographic features such as mountainside, topography characteristics, ocean and forest to estimate the amount of geographical difficulty in Indonesia rural areas. The data show that electricity accesses in certain areas in the Eastern are delimited by the presence of steep-sloped terrain with significance around 18.8%. This study also finds that most areas in which energy consumption is poor are severely land-constrained by their geography. Energy poverty can be characterized as functions of both supply-side and geographic constraints, which are endogenous to cost of grid distributions and capita energy consumption. Geography is an important aspect in the regional development in Indonesia.

 

Keywords: electricity infrastructure, energy poverty, energy geography, archipelagic country, panel data

JEL Classification: D62, Q41, R12

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Nirmala Utami
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk menemukan bukti empirik mengenai kemiskinan energi multidimensi di Indonesia dan apakah dampaknya terhadap kesehatan. Motivasi dari studi ini berasal dari fakta bahwa kemiskinan energi dan kesehatan menjadi perhatian di dunia global, termasuk di Indonesia. Namun, studi empirik dalam membuktikan kemiskinan energi multidimensi dan dampaknya terhadap kesehatan masih sangat terbatas. Penelitian ini mengukur kemiskinan energi multidimensi melalui dua aspek, yaitu aksesibilitas, dan keterjangkauan. Dengan menggunakan metode regresi Two-Stage-Least-Square (2SLS), penelitian ini menemukan bahwa kemiskinan energi di Indonesia sangat bervariasi dan segala bentuk kemiskinan energi berdampak negatif terhadap status kesehatan rumah tangga di Indonesia. ......This study aims to find empirical evidence regarding multidimensional energy poverty in Indonesia and its impact on health. The motivation for this study comes from the fact that energy poverty and health become a serious concern in the global world, including in Indonesia. However, empirical studies in proving multidimensional energy poverty and its impact on health are still very limited. This study measuring multidimensional energy poverty through two aspects, namely accessibility, and affordability. By using a simultaneous equation model with Two-Stage-Least-Square (2SLS) regression method, this study found that energy poverty in Indonesia varies widely and any form of energy poverty has a negative impact on household health status.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library