Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Auliya
"ABSTRAK
Beban selalu bertumbuh dari tahun ke tahun berikutnya, in harus diikuti oleh jumlah pasokan yang memadai sehingga kualitas suplai terpenuhi. Kekurangan pasokan akan menyebabkan gangguan terhadap konsumen sehingga pemadaman paksa tidak dapat dihindari demi stabilitas listrik selalu terjaga. Keandalan pasokan daya dari pembangkit dalam melayani bebannya secara sistem diukur dari tingkat sebuah indeks dimana indeks ini disebut dengan indeks probabilitas kehilangan beban LOLP dan besar dari kerugian energi yang terbuang digambarkan pada besar energi yang tidak terlayani ENS . Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak WASP IV didapatkan nilai penambahan pembangkit pada sistem Jawa Bali yang optimal dengan skenario I penambahan pembangkit pada periode 2016 hingga 2019 yaitu sebesar 24.834 MW dimana nilai dari indeks probabilitas kehilangan beban LOLP bisa dijaga dibawah 1 hari/tahun sesuai dengan yang tertulis pada RUPTL.

ABSTRACT
The power consumption of electricity are grow for the past year to the present for each period of years. This phenomenom has to be followed by an adequeate supply to fulfill the needs of electricity consumption by the consumer. The inadequate of supply will cause disruption to the power systemand forced outages can not be avoided for maintain the availability of the electricity. The reliability of power system can be measured by Lost of Load Probability LOLP Index and the amount of energy losses are defined as Energy Not Served ENS . Based on the calculation using WASP IV software, it is found that the optimum addition of power plant in the period 2016 until 2019 is about 24,834 MW. As the result with this scenario the value of LOLP can be kept below 1 day year that this standard stated in RUPTL."
2017
T48283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Aulia Putra
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi digital telah menjadikan sistem automatisasi berkembang pesat. Tuntutan efisiensi dalam kegiatan operasi sebuah industri menjadikan sistem automatisasi menjadi bagian yang tidak terpisah dalam kegiatan-kegiatan operasi perusahaan manufaktur. Dalam menjalankan sistem automatisasi sensitifitas peralatan menjadi permasalahan yang sering terjadi dikarenakan kualitas sumber energi yang kurang baik, antara lain energy listrik. Masalah yang timbut yang dapat menyebabkan berhentinya proses produksi adalah turunnya tegangan temporer dibawah 0,9 p.u. Hal ini menyebabkan peralatan-peralatan yang memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi seperti Programming Logic Control (PLC), Adjustable Speed Drive (ASD) dan Komputer (PC) menjadi padam. Namun karena gangguan tersebut temporer (kurang dari 1 detik) maka utilitas tidak merasakan hal tersebut sebagai gangguan, namun pelanggan merasakan sebagai gangguan. Selama tiga tahun terakhir (2017-2019), PLN UP3 Cikokol telah melakukan pengambilan data sampling pada salah satu pelanggan PLN, PT. Toray Politech Jakarta. Berdasarkan hasil evaluasi data kejadian dip pada jaringan listrik menyebabkan bertambahnya Energy Not Sale (ENS) sebesar 653,08 MWh pada pelanggan tersebut. Untuk itu maka dibutuhkan solusi untuk menghilangkan gangguan temporer yang disebabkan oleh dip tegangan. Studi ini akan membandingkan keekonomian antara Battery Energy Storage Sistem (BESS) dan Rotary uninterruptible Power Supply (RUPS). Penerapan kedua peralatan ini membutuhkan investasi yang akan berdampak kepada kenaikan biaya operasi PLN dan pelanggan. Dari hasil kajian dengan melakukan simusasi asumsi Pay Back period yang ditetapkan dalam jangka waktu 5 tahun maka didapat kanaikan Rupiah/kWh jual sebesar sebesar 201 Rp/kWh atau sebesar 17,86%, dan 623 Rp/kWh atau sebesar 55,44%

ABSTRACT
The Development of digital technology has made automation system devices become advance. Efficiancy demands on industrial operation make automation system as one of part that cant be sparated in operational manufacture industry. Sensitivity devices in automatic control system come to one of problem that can be finded, especialy in electrical power source quality. The case that could make problem when voltages drop become less then 0,9 pu, the control device likes Programming Logic Control (PLC), Adjustable Speed Drive (ASD) dan computer (PC) will mal function. In other side, voltage drop less than 1 second will not write as electrical disturbance in PLN, but operational process in customer will be shut-down. In last three years (2017-2019) PLN UP3-Cikokol had captured data from one of customer, PT Toray Politech Jakarta. Base-on data evaluation, dip voltage events in electrical network will make ENS (potensial energy sells) lost up to 653,08 MWh. Therefore it's important to fine the solution from this problem. This study would evaluate the economics between Battery Energy Storage system (BESS) and Rotary Uninterrupted Power Supply (RUPS). Investation cost dan operational cost will be counted and would be finded. By using assumption payback periode 5 years, additional price per kWh would be 201 Rp/kWh (17,86%) and 623 Rp/kWh (55,44%).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library