Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Nawfal Hamid
Abstrak :
ABSTRAK
Biodiesel merupakan metil ester hasil proses transesterifikasi dari trigliserida dengan suatu sumber alkil. Tetapi pada proses transesterifikasi pada umumnya akan terbentuk produk samping berupa gliserol. Gliserol dapat menjadi pengotor pada biodiesel yang harus dipisahkan melalui sebuah proses separasi sebelum biodiesel dapat digunakan. Pada penelitian ini, akan diproduksi biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit dan dimethyl carbonate DMC yang akan direaksikan di dalam reaktor. Selain itu, juga akan dibuat biodiesel dengan variasi katalis enzim lipase pada proses transesterifikasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh produk biodiesel non-gliserol dengan sumber alkil dimethyl carbonate pada reaksi transesterifikasinya, memperoleh produk biodiesel dengan katalis enzim pada reaksi transesterifikasinya, mendapatkan kondisi pembentukan biodiesel terbaik dengan variabel rasio mol alkil : minyak, dan memperoleh biodiesel dengan kualitas terbaik, diukur dari karakteristik viskositas, densitas, dan titik kabut. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan DMC untuk mendapatkan biodiesel non-gliserol, serta mereaksikan minyak dengan methanol dan katalis enzim lipase. Variasi yang diberikan adalah rasio DMC:minyak pada sintesis biodiesel non-gliserol dan rasio methanol:minyak pada sintesis biodiesel secara enzimatik. Produk biodiesel kemudian diukur yieldnya dengan menggunakan Gas Chromatography, kemudian biodiesel dilakukan pengujian viskositas, densitas, dan titik kabut untuk dibandingkan dengan standar biodiesel yang sudah ditetapkan. Produk biodiesel yang dihasilkan memiliki kadar yang cukup tinggi tanpa produk samping gliserol sehingga tidak perlu ada tahapan pemurnian dan biodiesel dapat langsung digunakan, serta memiliki kualitas sebaik biodiesel yang sudah komersial dengan pengukuran beberapa karakteristik.
ABSTRAK
Biodiesel is a methyl ester transesterification process result of triglyceride with an alkyl source such as alcohol. However, the transesterification process would formed byproducts such as glycerol. Glycerol is an impurities in biodiesel which must be separated before biodiesel is used. In this research, will be produced biodiesel made from palm oil and dimethyl carbonate DMC to be reacted. Also, biodiesel will be made with lipase as the catalyst in the transesterification process. The purpose of this research is to gain non glycerol biodiesel product with dimethyl carbonate as the reagent, to gain biodiesel product with enzyme catalyst in the transesterification process, to obtain the best biodiesel product with variation of molar ratio between the alkyl and the oil, and to obtain the best biodiesel quality seen by four characteristics methyl ester yield, density, viscosity, and cloud point . The research method is to react the palm oil with DMC to gain the non glycerol biodiesel product, and to react the palm oil with methanol and lipase. Variations given is the molar ratio of DMC oil in the non glycerol biodiesel production, and molar ratio of methanol oil in the enzymatic biodiesel production. The yield of produced biodiesel is then measured using Gas Chromatography, then the methyl ester yield, viscosity, density, and cloud point are tested to compare between the produced biodiesel and the standard that has been set. The expected result of this research biodiesel is to produce methyl ester with high yield without a byproduct glycerol so there is no more purification stages and biodiesel can be directly used, as well as having biodiesel product with good quality like the commercial biodiesel product.
2017
S68064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Britsanti Dewi Hernawati
Abstrak :
Sukrosa ester merupakan suatu senyawa ester karbohidrat yang telah memiliki beragam kegunaan, baik itu sebagai surfaktan hingga menjadi produk pangan yang bersifat rendah kalori. Senyawa sukrosa ester ini merupakan produk oleokimia yang telah banyak disintesis secara reaksi organik konvensional. Pada reaksi konvensional tersebut terdapat keterbatasan, seperti adanya kondisi reaksi temperatur yang cukup ekstrim. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya degradasi bahan baku ataupun dapat dihasilkannya berbagai produk sampingan lainnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan lipase sebagai biokatalisator pada reaksi esterifikasi antara asam lemak minyak kelapa sawit dengan sukrosa untuk mensintesis senyawa sukrosa ester. Pada penelitian ini dilakukan isolasi lipase ekstrak kasar dari bakteri Pseudomonas aeruginosa, serta penentuan karakteristik enzim tersebut dan penerapannya sebagai biokatalisator pada reaksi esterifikasi asam lemak minyak sawit dengan sukrosa. Hasil yang diperoleh, yaitu nilai aktivitas katalitik lipase sebesar 16, 4307 umol/ menit mg Substrat pada kondisi optimum pH 7 dengan temperatur reaksi 30oC, dengan aktivitas spesifik 55,1468 U/ mg protein. Lipase hasil isolasi tersebut belum dapat berperan sebagai biokatalisator reaksi esterifikasi, karena terlalu kecilnya nilai aktivitas lipase ekstrak kasar yang dihasilkan.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S30710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wahyuditomo
Abstrak :
ABSTRAK
Jamu galian singset terdiri dari bermacam-macam simplisia diantaranya ialah daun Jati blanda ( Guazuma ulmifolia Lamk ) yang digunakan untuk mengurangi kegemukan. Kegemukan disebabkan karena banyaknya lemak dan kerbohidrat yang masuk dalam tubuh melalui makanan lebih banyak daripada yang dipergunakan oleh tubuh. Enzim pencernaan yang berperan penting dalam menghidrolisis lemak adalah lipase yang menghasilkan asam lemak dan gliserol. Diselidiki pengaruh daun Jati blanda ( Guazuina Ulmifolia Lamk ) terhadap aktivitas lipase yang diukur berdasarkan penglepasan asam lemak yang dibebaskan. Pengukuran dilakukan dengan cara spektrofotometri secara invitro. Hasilnya bahwa daun Jati bianda ( Guazuma ulmifolia Lamk) dapat menaikkan serapan dari hasil reaksi hidrolisis oieh lipase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawa farmakologi yang memiliki atom C asimetris, aktivitas penyembuhannya seringkali dihubungkan dengan kiralitas senyawa tersebut. OIeh karena itu, kini telah berkembang berbagai upaya untuk menghasilkan obat-obat kiral dalam bentuk enansiomer murni. Penggunaan enzim sebagai katalis sintesa senyawa kiral memiliki beberapa keunggulan dibandmgkan dengan reaksi kimia biasa, yaitu : biaya yang tidak mahal karena tidak diperlukan senyawa optis aktif murni, bersifat enansiospesifik sehingga akan dihasilkan suatu produk dengan kemurnian enansiomer yang tinggi, kondisi reaksi lunak, dan dapat dioptirnasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui kemampuan enzim lipase Candida rugosa melakukan reaksi hidrolisis enansioselektif pada substrat (R,S)-Metil-2(6- metoksi-2-nafiul)propanoat. Untuk mendapatkan kondisi resolusi optimum, dilakukan percobaan dengan memvariasikan waktu inkubasi, pH media, dan konsentrasi substrat. Analisa kuantitatif produk hasil resolusi ditentukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim lipase Candida rugosa dapat melakukan reaksi hidrolisis enansioseiektif pada substrat (R,S)-metil-2-(6-metoksi-2- naftil)propanoat mengliasilkan asam 246-metoksi-2-naftil)propanoat atau naproksen yang memberikan sudut putar optis positif Proses resolusi (R., S)-Metil-2(6-metoksi-2- nafiul)propanoat mencapai optimum pada kondisi waktu inkubasi 120 jam, pH media 6,8 dan konsentrasi substrat 5 mM. Persen produk hasil resotusi (naproksen) yang dilakukan pada kondisi optimum adalah 42,273 % [a] 25 = 62,5 ° (c.0,04, CHCI3).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Iskandar
Abstrak :
ABSTRAK
Enzim lipase dapat digunakan di berbagai macam industri, seperti industri pangan, deterjen, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini enzim lipase akan diuji kemampuannya sebagai bahan additive pada deterjen. Enzim lipase yang diproduksi dari Bacillus licheniformis F11.4 dimurnikan dengan dua tahap yaitu dengan ultrafiltrasi dan dialisis. Pemurnian dengan stirred-cell ultrafiltration pada kondisi optimum yaitu menggunakan ukuran membran 50 kDa, tekanan gas nitrogen 30 psi dan pemekatan dilakukan hingga maksimal. Efisiensi washing enzim lipase pekat pada kain dengan noda minyak zaitun sebesar 16,07%, jika digabung dengan deterjen menjadi 34,88%, dan dapat meningkatkan efisiensi washing oleh deterjen sebesar 6,05%.
ABSTRACT
Lipase enzyme can use in many industries, such as food industry, detergent, and others. In this research, lipase enzyme will be tested its ability as a additive in detergent. Lipase enzyme produced by Bacillus licheniformis F11.4 purified two times, by stirred-cell ultrafiltration and dialysis. Purification with stirred-cell ultrafiltration conduct at optimum operation condition; 50 kDa membrane size, 30 psi nitrogen gas pressure, and maximal concentrate. Washing efficiency of purified lipase enzyme on cloth with artificial dirt, olive oil, is 16,07%, if combine with detergent is 34,88%, and can enhance washing efficiency by detergent up to 6,05%.;
2016
S65584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Maulana Hidayatullah
Abstrak :
Kebutuhan akan jenis katalis yang berasal dari bahan baku hayati (biokatalis) semakin meningkat seiring dengan perkembangan produk yang berbasis ramah lingkungan. Sebagian besar produk enzim untuk industri di Indonesia masih berstatus impor sebanyak 99%. Perkiraan nilai pasar dunia khusus di industri enzim mencapai angka 4,4 miliar USD dan untuk konsumsi enzim dalam negeri telah mencapai 187,5 miliar rupiah dengan kebutuhan enzim mencapai 2.500 ton di tahun 2015. Untuk mencapai kebutuhan biokatalis (enzim) yang tidak sedikit, diperlukan produksi secara massal dengan simulasi produksi menggunakan aplikasi SuperPro Designer v9.0 untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan dan merancang alat produksi enzim lipase berbasis medium padat (fermentasi Solid State) dengan memanfaatkan equipment berupa Tray Bioreactor, filter press, centrifuge, mixing tank 2, dan dryer. Analisis keekonomian berupa NPV, IRR, Payback Period, dan Benefit Cost Ratio yang lebih menguntungkan antara basis produk 1 kg dengan 10 kg adalah produksi enzim dengan basis 10 kg dengan NPV Rp112.796.147.423,00; IRR 54,20%; Payback Period 1,95 tahun; dan Benefit Cost Ratio 3,36. ...... Needs for this kind of catalyst derived from biological raw materials (biocatalysts) has increased along with the development of products based on environmentally friendly. Most of the enzyme product for the industry in Indonesia still an import as much as 99%. Estimated value of the world market specialized in enzyme industry reached 4.4 billion USD and for the consumption of enzymes in the country has reached 187.5 billion rupiah to the needs of the enzyme reached 2,500 tons in 2015. To achieve the needs of the biocatalyst (enzyme) that is not less, is needed A mass production with production simulation using SuperPro Designer v9.0 application to get the desired conditions and equipment designing of production lipase enzyme-based solid medium (fermentation solid State) by utilizing equipment such as Tray Bioreactor, filter press, centrifuge, mixing tank 2, and dryer , Economic analysis in the form of NPV, IRR, Payback Period, and the Benefit Cost Ratio is more advantageous product base 1 kg to 10 kg is the production of an enzyme with a base of 10 kg with a NPV Rp112.796.147.423,00; IRR 54.20%; The Payback Period of 1.95 years; and Benefit Cost Ratio of 3.36.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Handayani
Abstrak :
Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan komoditas pertanian yang sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati yang dibutuhkan dalam industri kosmetik, farmasi, makanan, dan lain-lain. Saat ini kebutuhan wijen terus meningkat, hal ini dibuktikan dengan peluang wijen dalam mendominasi pasar dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Salah satu produk diversifikasi wijen yang bernilai ekonomis adalah Phosphatidylcholine (PC) yang sering disebut lesitin atau crude lecithine. Bahan baku agen pengemulsi yang berasal dari bahan baku nabati memiliki keunggulan tersendiri bila dibandingkan dengan agen pengemulsi yang bahan bakunya berasal dari bahan baku petrokimia. Reaksi yang terjadi dalam riset ini adalah reaksi esterifikasi-enzimatis antara gliserol dan asam laurat dengan katalis lipase dari biji wijen (Sesamum indicum L.) yang menghasilkan dilaurin. Setelah melalui reaksi esterifikasienzimatis ini, dilaurin kemudian disintesis lebih lanjut sehingga menghasilkan lesitin. Dalam reaksi sintesis lesitin, reaksi esterifikasi-enzimatis memegang peranan yang sangat penting. Pada reaksi ini dilakukan variasi perbandingan jumlah mol gliserol dan asam laurat (1:3, 2:3, 3:3, 4:3, dan 5:3), waktu reaksi esterifikasi-enzimatis (12, 15, 18, 21, dan 24 jam), dan persentase berat penambahan wijen terhadap substrat (50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%). Dilaurin dihasilkan melalui reaksi esterifikasi-enzimatis yang digunakan sebagai bahan baku lesitin. Kondisi operasi optimum pada reaksi esterifikasi-enzimatis ini jelas akan mempengaruhi dilaurin yang dihasilkan, dimana dilaurin itu sendiri merupakan komponen yang penting dalam agen pengemulsi lesitin. Dari hasil penelitian reaksi esterifikasi-enzimatis diperoleh kondisi operasi optimum yaitu pada perbandingan jumlah mol gliserol dan asam laurat 3:3, waktu reaksi esterifikasi-enzimatis 18 jam, dan persentase berat penambahan wijen terhadap substrat sebesar 90% dengan nilai penurunan tegangan permukaan air setelah ditambahkan agen pengemulsi sebesar 21,6 mN/m dan stabilitas emulsi minyak-air setelah ditambahkan agen pengemulsi sebesar 150,6 detik. ......Sesame seed (Sesamum indicum L.) is an agricultural commodity which has potential as vegetable oil product that needed with cosmetic, farmacy, food industries, etc. In this time the sesame seed demand increased continually, this thing is proven that the opportunity of sesame seed for dominating market with many potential haven it. One of the sesame seed diversification which has economic value is Phosphatidylcholine (PC) which called by lecithine or crude lecithine. If we compared, emulsifier raw material from vegetable oil is better than petrochemical raw material. The reaction which has occurred in this research is enzymatic esterification reaction between glycerol and lauric acid with lipase catalyzed from sesame seed (Sesamum indicum L) that produces dilaurin. Through this enzymatic esterification, and then dilaurin produce synthesized that produces lesitin. In synthesis reaction variation comparing glycerol mole and lauric acid (1:3, 2:3, 3:3, 4:3, and 5:3), enzymatic esterification reaction time (12, 15, 18, 21, and 24 hour), and the percentage added sesame seed weight to substrate (50%, 60%, 70%, 80%, and 90%). Dilaurin has produced through enzymatic esterification reaction that used a lesitin raw material. The optimum operation condition at enzymatic esterfication was influenced. Its dilaurin is important component in lecithine emulsifier. The enzymatic esterification reaction gets optimum operation condition in comparing glycerol mole and lauric acid is 3:3, the time enzymatic esterification reaction is 18 hour, and the percentage added sesame seed weight to substrate is 90% with value the increasing water surface tension after that emulsifier added is 21,6 mN/m and the oil-water emulsion stability that has added with emulsifier is 150,6 seconds.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septhian Marno
Abstrak :
Biodiesel (fatty acid methyl ester) telah diproduksi secara komersial melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati dengan metanol menggunakan katalis alkali. Tetapi katalis alkali ini mempunyai beberapa kelemahan, seperti terjadinya reaksi pembentukan sabun, katalis yang bercampur homogen, dan proses pemurnian produk inilah yang menyebabkan harga biodiesel menjadi cukup mahal. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan sintesis biodiesel menggunakan enzim lipase sebagai biokatalis. Biokatalis ini merupakan katalis heterogen, sehingga pemisahannya dari produk setelah reaksi berakhir dapat dilakukan dengan mudah. Namun, lipase terdeaktivasi oleh alkohol. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode baru untuk meningkatkan aktivitas dan stabilitas lipase dalam proses sintesis biodiesel. Metode baru yang akan dikembangkan adalah dengan cara mengganti alkohol dengan alkil asetat yang sama-sama berfungsi sebagai pensuplai alkil. Pada skripsi ini, penulis akan meneliti konsentrasi biodiesel (mol/L) yang terbentuk dari reaktan alkil asetat menggunakan biokatalis Candida rugosa dalam bentuk tersuspensi, lipase terimmobilisasi metode adsorpsi, dan lipase terimmobilisasi dalam bentuk sol-gel (Novozym 435). Menyelidiki pengaruh biokatalis terhadap konsentrasi biodiesel yang dihasilkan. Untuk lipase yang terimmobilisasi akan di uji stabilitasnya. Reaksi dilakukan dalam reaktor batch dan analisa sampel menggunakan HPLC. Berikutnya adalah melakukan pemodelan secara sederhana terhadap laju konsentrasi biodiesel yang terbentuk untuk menentukan nilai Km dan Vmax reaksi menggunakan persamaan Michaelis-Menten. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi biodiesel terbesar yang dihasilkan adalah 15.02 (mol/L) mengunakan biokatalis Novozym 435. Namun untuk % yield biodiesel terbesar adalah 86.55 % yang dihasilkan menggunakan biokatalis dalam bentuk tersuspensi dengan rasio mol minyak : metil asetetat adalah 1:12. Konsentrasi biokatalis terbesar yang digunakan yaitu 4 (% wt) terbukti menghasilkan konsentrasi biodiesel yang terbesar pula. Untuk uji stabilitas lipase terimmobilisasi, dilihat dari % yield biodiesel terbentuk setelah 3 kali penggunaan reaksi, maka immobilisasi metode adsorpsi mempunyai stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan immobilisasi metode sol-gel (Novozym 435), dengan nilai % yield biodiesel terbentuk adalah 17.79% untuk metode adsorpsi dan 11.82 % untuk Novozym 435. Hasil penelitian kemudian dimodelkan menggunakan metode linierisasi Michaelis-Menten dengan nilai Vmax terbesar yaitu 0.0784 dan nilai Km terbentuk yaitu 12.975 yang didapat dari hasil sintesis biodiesel menggunakan lipase terimmobilisasi pada sol-gel (Novozym 435). ......The current biodiesel production processed commercially through transesterification of vegetabel oil with methanol using alkaline catalysts. Although conventional chemical technology using alkaline catalysts has been applied to biodiesel fuel production, there are several drawbacks to this approach, including saponification reaction occurs, the need for removal of catalyst, and.difficulties of this purity process at the end makes biodiesel price become expensive. The utilization of lipase in biodiesel production is considered as an effective means of circumventing these problems. However, effective methanolysis reactions using lipase have been developed, excess methanol would lead to inactivation of lipase and the lipase stability was poor. Hence, that's needed a new method to enhance the activity and stability of the lipase significantly. In this paper, a new method is developed by replacing alcohol reaction route to non-alcohol reaction route. Methanol as acyl acceptor would be substituted by methyl acetate for biodiesel production. In this paper, biodiesel concentration (mol/L) that formed with alkyl acetate using different biocatalyst, Candida rugosa lipase in suspension form, immmobilized lipase with adsorpsi method, and immobilized lipase on acrylic resin (Novozym 435), will be observed. Then, the effect of biocatalyt to biodiesel cocentration (mol/L) formed will be studied too. Moreover, the stablitity of immobilized lipase will be tested. This eksperimental do in batch reactor and sample analyzed by HPLC. Additionally, result of this research will be modeled with Michealis-Menten mechanism through linierization method to find Vmax and Km value. The result of this research shows that the highest biodiesel concentration is 15.02 (mol/L) which's obtained from Novozym 435 as biocatalyst. However, the highest % yield biodiesel formed is 86.55 % achieved from lipase in suspension form as biocatalyst with molar rasio oil to methyl acetat is 1:12. The highest biocatalyts concentrarion which used in this research is 4 (%wt) resulting the highest biodiesel concentration formed. For stability test toward immobilized lipase which have number of cycles 3 times for reaction, analyzed through % yield biodiesel resulted, shows that immobilized lipase with adsorption method have better stability than Novozym 435, which % yield biodiesel resulted is 17.79% for immobilized lipase with adsorption method and 11.82 % for Novozym 435. Then, result of this research is modeled by michaelis-menten mechanism with the highest value of Vmax = 0.0784 dan Km = 12.975 whih's obtained from Novozym 435 as biocatalyst.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49676
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library