Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Nawan
"Tesis ini membahas hubungan frekuensi episode diare dengan kejadian stunting pada batita usia 12-36 bulan di kecamatan Tamansari kabupaten Bogor tahun 2019. Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional dari menganalisis data primer dari 441 batita berusia 12-36 bulan. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada balita usia 12-36 bulan sebesar 36,96%. Sedangkan proporsi stunting pada batita dengan frekuensi episode diare >1 kali dalam 6 bulan sebesar 54,55% lebih tinggi dibandingkan proporsi stunting pada batita dengan frekuensi episode diare ≤ 1 kali yaitu 30,31%. Analisis multivariat dengan uji cox regression menunjukkan hubungan yang signifikan antara frekuensi episode diare dengan kejadian stunting memiliki PR= 1,71 (95% CI: 1,24-2,34; p-value: 0,001), artinya peluang kejadian stunting pada batita dengan frekuensi episode diare > 1 kali dalam enam bulan sebesar 1,71 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan batita yang frekuensi episode diare ≤ 1 kali setelah dikontrol ASI eksklusif dan sanitasi. Peningkatan program promotof dan preventif guna pencegahan penyakit diare yaitu mengaktifkan kembali kegiatan penyuluahn meja 4 posyandu, peningkatan surveilans penyakit diare, asupan gizi yang seimbang, berkoordinasi dengan lintas sektor dalam peningatan higiene dan sanitasi, misalnya: penyediaan sarana air bersih, penyediaan saran BAB, dan media sarana edukasi dan sarana cuci tangan menggunakan sabun.
......This thesis discusses the relationship between the frequency of diarrhea episodes with stunting among toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district in 2019. Stunting or often called dwarf or short is a condition of growth failure in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and recurrent infections especially in the period of the first 1,000 days of life, from fetuses to children aged 23 months. The Riskesdas 2018 data showed the prevalence of stunting in Indonesia was 30.8%. The research method is quantitative with cross sectional design from analyzing primary data from 441 toddlers aged 12-36 months. The results showed the proportion of stunting in children aged 12-36 months was 36.96%. While the proportion of stunting in toddlers with a frequency of diarrhea episodes > 1 time in 6 months is 54.55% higher than the proportion of stunting in toddlers with a frequency of diarrhea episodes ≤ 1 time that is 30.31%. Multivariate analysis with cox regression test showed a significant relationship between the frequency of diarrhea episodes with the incidence of stunting. the frequency of diarrhea episodes > 1 time in six months is 1.71 times higher when compared to toddlers whose frequency of diarrhea episodes ≤ 1 time after controlled by exclusive breastfeeding and sanitation. Improvement of promotof and preventive programs to prevent diarrheal diseases, namely reactivating the activities of Posyandu table 4, increasing surveillance of diarrheal diseases, balanced nutritional intake, coordinating with multy-sectors in hygiene and sanitation recall, for example: providing clean water facilities, providing defecation advice and media for educational facilities and facilities for washing hands with soap."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Wuri Rezeki Affandiah
"Penelitian ini membahas tentang suntingan teks S_rat Pustaka Raja Madya: Prabu G_ndrayana MN 496/D 110 episode ke-10, tahun surya s_ngkala 800 dan candra s_ngkala 824. Penelitian ini adalah penelitian filologi dengan menggunakan metode landasan. Dari tujuh korpus naskah S_rat Pustaka Raja Madya: Prabu G_ndrayana dipilih satu naskah, kode MN 496/D 110, naskah koleksi Perpustakaan Mangkunegaran Surakarta (Reksa Pustaka). Alih aksara dikerjakan dengan mempergunakan edisi standar atau edisi kritis. Hasil dari penelitian ini adalah episode ke-10 S_rat Pustaka Raja Madya: Prabu G_ndrayana mengandung cerita penting dari tokoh utama yang mengalami perubahan besar dalam hal kepemimpinannya, semasa menjalankan pemerintahannya di Astina.

This research analysis the text edits S_rat Pustaka Raja Madya: Prabu G_ndrayana MN 496/D 110 episode 10, surya s_ngkala 800 and candra s_ngkala 824 year. This research is philology research using the landasan methode. Of the seven manuscripts corpus S_rat Pustaka Raja Madya: Prabu G_ndrayana selected one script, the code 496 MN/D 110, the manuscript collections of Surakarta Mangkunegaran Library (Reksa Pustaka). Revised Romanization is done using the standard edition or a critical edition. The results from this study is the episode 10 of S_rat Pustaka Raja Madya: Prabu G_ndrayana contain important stories of the main character experiencing major changes in terms of leadership, during the run rule in the Astina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nunun Tri Aryanty
"Latar Belakang
Pekerjaan adalah prioritas bagi orang dengan gangguan mental apapun diagnosis atau keparahan penyakitnya. Manajemen kasus vokasional menawarkan dukungan komprehensif untuk reintegrasi ke dalam pekerjaan melalui program intervensi psikosis awal. Tujuan dari laporan kasus berdasarkan bukti ini adalah untuk menentukan efektivitas manajemen kasus vokasional dalam program kembali bekerja setelah skizofrenia episode pertama.
Metode
Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, Google Cendekia dan Cochrane. Kriteria inklusi adalah pekerja dengan skizofrenia, manajemen kasus vokasional/rehabilitasi vokasional, dan program kembali bekerja. Kemudian, mereka dinilai secara kritis menggunakan kriteria studi terapeutik yang relevan oleh Oxford Center for Medicine yang berbasis bukti.
Hasil
Satu tinjauan sistematis terpilih. Studi tersebut menyatakan bahwa intervensi pada penderita skizofrenia episode pertama yang menggabungkan terapi psikiatrik dengan pekerjaan yang didukung pelatihan dan pekerjaan transisi lebih efektif daripada terapi psikiatrik saja dalam mempertahankan pekerjaan yang kompetitif. Dalam analisis subkelompok terapi yang didukung pekerjaan dengan pelatihan keterampilan terkait gejala menunjukkan hasil terbaik (RR dibandingkan dengan terapi psikiatrik saja 3,61, 95% CI 1,03 hingga 12,63, SUCRA 80,3, rerata peringkat 3,2). Perbandingan kualitas hidup menunjukkan perbedaan pengaruhnya tergantung pada skala kualitas hidup.
Kesimpulan dan saran
Mayoritas orang yang menderita psikosis dini melanjutkan aktivitas produktif dengan cepat ketika ditawari manajemen kasus vokasional dalam program intervensi dini selama masa tindak lanjut hingga 5 tahun. Terapi vokasional yang didukung pekerjaan adalah intervensi yang paling efektif untuk orang-orang dengan psikosis dini yang parah dalam hal mempertahankan pekerjaan, berdasarkan analisis perbandingan langsung dan meta-analisis, tanpa meningkatkan risiko kejadian buruk. Dibutuhkan lebih banyak studi tentang mempertahankan pekerjaan yang kompetitif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apakah biaya dan upaya itu bermanfaat dalam jangka panjang bagi individu dan masyarakat. Penelitian lebih lanjut dengan kualitas yang lebih baik, ukuran sampel lebih banyak dan berbagai hasil, direkomendasikan terutama untuk hasil yang jarang dipelajari.
......Background
Work is a priority, even for people with mental disorders whatever the diagnosis or illness severity. Vocational case management offers comprehensive support for reintegration into work within an early psychosis intervention program. The purpose of this evidence based case report was to determine the effectiveness of vocational case management in return to work program after first episode of schizophrenia.
Method
The literature search was conducted through PubMed, Google Scholar and Cochrane. The inclusion criteria were worker with schizophrenia, vocational case management/vocational rehabilitation, and return to work outcome. Then, they were critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Result
One systematic review was selected. The study concluded that augmented supported employment, supported employment, prevocational training and transitional employment are more effective than psychiatric care only in maintaining competitive employment in the direct comparison and network meta-analysis. In the subgroup analysis supported employment with symptom-related skills training showed the best results (RR compared to psychiatric care only 3.61, 95% CI 1.03 to 12.63 SUCRA 80.3, mean rank 3.2).
Conclusion and recommendation
The majority of individuals suffering from early psychosis resume productive activity rapidly when offered vocational case management within an early intervention programme during a follow-up period of up to 5 years. Supported employment was the most effective intervention for people with first episode of schizophrenia in terms of maintaining employment. More studies on maintaining competitive employment are needed to get a better understanding of whether the costs and efforts are worthwhile in the long term for both the individual and society."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Fernando Utomo
"Daerah Tunjung Teja, Serang merupakan salah satu daerah yang memiliki persebaran endapan piroklastik dari berbagai formasi yaitu Formasi Tuf Banten (Qpvb), Formasi Bojong, Formasi Cipacar dan Formasi Genteng hasil Gunung Dano yang mengalami erupsi besar ditandai dengan keterbentukan kaldera. Ditemukan 4 singkapan yaitu CM1-01 memiliki 10 lapisan, SP1-01 memiliki 1 lapisan, SP1-02 memiliki 6 lapisan , SP1-03 memiliki 3 lapisan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mekanisme pengendapan, tipe erupsi, dan sejarah erupsi berdasarkan metode Ditribusi ukuran butir dan Analisis Komponen. Hasil dari analisis metode ini didominasi dengan mekanisme surge dan aliran, namun juga ditemukan mekanisme pada beberapa lapisan yaitu CM1-01(4) dan CM1-01(5). Dalam menentukan mekanisme pengendapan dilakukan dengan cara pengayakan yang dilakukan selama 15 menit, kemudian menimbang berat dari tiap fraksi kemudian memasukan hasil timbangan tersebut kedalam Tabel Gradistat dan mengklasifikasikan menggunakan Parameter Inman (1952) berdasarkan nilai Median Diameter dan Standar Deviasi. Proses erupsi dari lapisan keseluruhan hanya dipengaruhi oleh magma tanpa dipengaruhi oleh faktor lain (proses magmatic) yang ditandai dengan kandung vitric yang sangat dominan sekitar >85%. Sedangkan untuk sejarah pengendapan dari endapan piroklastik pada daerah penelitian dihasilkan dari dua episode erupsi yang ditandai dengan keberadaan ......Tunjung Teja area, Serang is one of the areas that has a distribution of pyroclastic deposits from various formations, namely the Banten Tuf Formation (Qpvb), the Bojong Formation, the Cipacar Formation and the Genteng Formation from Mount Dano which experienced a large eruption marked by the formation of a caldera. Found 4 outcrops, namely CM1-01 has 10 layers, SP1-01 has 1 layer, SP1-02 has 6 layers, SP1-03 has 3 layers. This study aims to determine the depositional mechanism, eruption type, and eruption history based on grain size distribution and Component Analysis methods. The results of the analysis of this method are dominated by surge and flow mechanisms, but mechanisms are also found in several layers, namely CM1-01(4) and CM1-01(5). In determining the deposition mechanism it is done by sieving which is carried out for 15 minutes, then weighing the weight of each fraction then entering the results of the scales into the Gradistat Table and classifying using the Inman Parameters (1952) based on the Median Diameter value and Standard Deviation. The eruption process of the entire layer is only influenced by magma without being influenced by other factors (magmatic processes) which is characterized by a very dominant vitric content of around >85%. Meanwhile, the depositional history of pyroclastic deposits in the study area resulted from two eruption episodes marked by the presence of an erosional surface.

 

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Alim Yekini
"Tuf Banten (Qpvb) merupakan endapan piroklastik yang cukup penting di ujung barat Pulau Jawa. Tuf Banten (Qpvb) cukup penting karena memiliki persebaran yang sangat luas sampai hampir menutupi sebagian besar daerah Banten. Di tengah persebaran Tuf Banten (Qpvb), terdapat sebuah keberadaan Kaldera dengan bentuk persegi panjang yang memiliki luas 13.7 km x 6.5 km. Meskipun begitu, belum ada penelitian yang menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana proses erupsi tersebut. Penelitian ini dilakukan di daerah Pancanegara dan sekitarnya, Serang Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif (pemetaan lapangan) dan kuantitatif (Distribusi Ukuran Butir dan Analisis Komponen). Dihasilkan lebih dari sepuluh (10) singkapan yang telah dideskripsi secara rinci. Pendeskripsian singkapan tersebut telah menghasilkan korelasi tephra-stratigraphy dalam empat satuan fasies erupsi. Setiap fasies erupsi memiliki distribusi dan komponen yang berbeda. Empat fasies erupsi ini dikelompokkan menjadi tiga fase erupsi. Dari tiga fase erupsi tersebut, dihasilkan sejarah erupsi dengan enam episode erupsi dengan dua episode sebagai jeda erupsi.

Banten Tuff (Qpvb) is a pyroclastic deposit that is quite important in the western tip of Java. Banten Tuff (Qvpb) is quite important because it has a very broad distribution which almost covered the entire area of Banten. In the middle of Banten Tuff's (Qvpb) distribution, there is a caldera in a rectangle shape which has an area of 13.7 km x 6.5 km. However, there is still no research that explains about when and how was the eruption processed. This research was done around Pancanegara area, Serang, Banten Province. The method used by this research is qualitative method (geological mapping) and quantitative method (Grain Sized Distribution and Component Analysis). More than 10 outcrops are produced and had been described in detail. The description of the outcrops produced a tephra-stratigraphy correlation in four eruption facies units, which each of the unit has different distribution and component. The four eruption facieses are grouped into three eruption phases. From the three eruption phases, produce a history of eruption with six eruption episodes which two of the episodes as a pause is created."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library