Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Kiagus M. Reza
"Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi antihistamin antibakteri antijamur dan antiviral Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis dilaporkan memiliki uji antibakteri terhadap terhadap pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif berflagel yang bersifat aerob Pseudomonas aeruginosatersebar luas di alam dan biasanya terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembap Bakteri inibersifat invasif dan toksigenik menyebabkan infeksi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang abnormal dan merupakan patogen nosokomial yang penting Pada penelitian ini uji aktivitas antibakteri Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn menggunakanagar nutrient yang ditanami bakteri pseudomonas aeruginosa dan ditambahkan sumuran dengan Ekstrak sebagai subjek uji Uji yang digunakan adalah Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn dengan pengenceran 10x 15x 20x 30x dan 40x yang dibandingkan dengan kontrol positif Eritromisin dan kontrol negatif Akuades Pengujian penghambatan pertumbuhan bakteridiukur denganmengukur zona bening disekitar sumuran dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan mm terhadap seluruh sampel uji Hasil yang telah didapat dilakukan uji statistik Kruskal Wallis dengan post hoc Mann whitney didapatkan bahwa Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn ternyata tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pseudomonas aeruginosa Terdapat hubungan yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif Akuades pada pengenceran Ekstrak 10x p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 dan hubungan berbeda bermakna dengan kontrol positif Eritromisin pada pengenceran Ekstrak 10x p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013.
......
Mangosteen pericarp after investigation turned out to contain several compounds with pharmacological activity such as anti inflammatory antihistamine antibacterial antifungal and antiviral Antibacterial activity of mangosteen pericarp against pseudomonas aeruginosa is reported by antibacterial test ofmangosteen pericarp extract Pseudomonas aeruginosa is a gram negative bacteria have flagellaand that are aerobic Pseudomonas aeruginosa is widespread in nature and are usually found in the moist environment of the hospital These bacteria are invasive and toxigenic causing infections in patients with abnormal immune system and is an important nosocomial pathogen In this study the antibacterial activity test of mangosteen pericarp extract Garcinia mangostana Linn were examined with nutrient agar contain of pseudomonas aeruginosa culture and there are well filled of extract as test subjects Mangosteen pericarp extract used in this test is devided into a number of dilution 10x 15x 20x 30x and 40x that of compared with erythromycin as positive control and a distilled as negative control Testing of bacterial growth inhibition was measured by measuring the clear zone using a vernier caliper of all test samples The results obtained statistical by Kruskal Wallis test with post hoc Mann Whitney showed that extracts of mangosteen pericarp Garcinia mangostana Linn apparently did not have antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa There is no significant difference in relation to the negative control of distilled water at 10x extract dilution p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 and different relationships erythromycin significantly with positive control at 10x extract dilution p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013 "
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ira Melintira Trinanty
"Bronkiektasis (BE) merupakan penyakit paru kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus ireversibel yang disebabkan kerusakan dinding bronkus yang merupakan hasil dari proses infeksi dan inflamasi. Bronkiektasis secara primer merupakan penyakit pada bronkus dan bronkiolus dengan keterlibatan siklus infeksi dan inflamasi transmural yang tidak berujung dengan pelepasan mediator inflamasi. Walaupun tidak ada studi-studi yang dilakukan pada penderita dengan stadium awal BE tetapi penemuan pada penderita yang terbukti bronkiektasis memberikan data terpercaya terhadap peningkatan respons selular dan mediator inflamasi. Pada biopsi bronkus penderita BE memperlihatkan infiltrasi neutrofil dan limfosit T, peningkatan konsentrasi elastase dan mediator inflamasi. Infiltrasi neutrofil dan mediator inflamasi ini akan menyebabkan kerusakan jaringan dinding bronkus bertambah. Produksi sputum yang berlebih akan memperberat obstruksi saluran napas yang terjadi. Pemberian antibiotik makrolid (khususnya eritromisin) dapat menghambat influks dan aktiviti kemotaktik neutrofil dan mediator inflamasi. Eritromisin dapat menghambat produksi sitokin proinflamasi yaitu tumor nekrosis faktor (TNF) dan menghambat produksi neutrofil elastase yang berperan dalam sekresi mukus glandula saluran napas sehingga dapat mengurangi hipersekresi mukus pada kondisi-kondisi seperti kistik fibrosis dan bronkiektasis. Secara klinis dapat memperbaiki gejala klinis dengan mengurangi produksi sputum pada penderita dengan hipersekresi mukus. Selain itu mukus yang tertahan akan menyebabkan kolonisasi bakteri yang akan mencetuskan infeksi. Penderita BE akan memperlihatkan episode berulang obstruksi, infeksi dan inflamasi yang akan merusak jaringan paru. Pemberian low-dose dan long-term antibiotik makrolid sebagai anti-inflamasi diharapkan dapat memperbaiki faal paru dan memperbaiki gejala klinis penderita dengan infeksi saluran napas kronik seperti bronkiektasis. Pemberian makrolid yang mengandung atom karbon 14 dan 15 diiaporkan dapat mengurangi jumlah eksaserbasi dan memperbaiki faal paru pada penderita fibrosis kistik, diffuse panbronchialitis (DPB), penyakit supuratif saluran napas kronik lainnya di Jepang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Widamayanti
"Bacillus halodurans CM1 berpotensi sebagai inang dalam menghasilkan beberapa jenis enzim yang berguna, seperti xilanase, lipase, dan protease. Selain sebagai penghasil enzim, salah satu gen potensial lainnya adalah gen resistan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan resistansi B. halodurans CM1 terhadap eritromisin dan kanamisin serta diperoleh produk gen fungsional resistan eritromisin dan kanamisin dari
B. halodurans CM1. Isolasi gen eritromisin dan kanamisin dari B. halodurans CM1 belum pernah dilakukan. Berdasarkan uji KHM, B. halodurans CM1 resistan terhadap eritromisin dan kanamisin. Isolasi gen resistan eritromisin dan kanamisin dilakukan dengan menggunakan metode amplifikasi PCR. Produk PCR yang diduga gen resistan eritromisin, yaitu gen ErmK dan BH0381. Produk PCR yang diduga gen resistan kanamisin, yaitu gen aadK dan APH. Gen ErmK dikloning dengan menggunakan kloning vektor pGEM-T Easy, sedangkan gen BH0381, aadK, dan APH dikloning dengan menggunakan kloning vektor pJET1.2/blunting. Vektor rekombinan ditransformasi ke Escherichia coli DH5alfa. Hasil analisis sekuens DNA menggunakan BLAST menunjukkan bahwa gen ErmKCM1 dan BH0381 masing-masing memiliki kemiripan 99,65% (GenBank No access: BH0380, ErmK) dan 99,45% (GenBank No access: BH0381, mphB) dengan sekuens dari B. halodurans C-125. Sekuens gen ErmKCM1 dan BH0381CM1 menunjukkan bahwa dua gen tersebut merupakan gen yang fungsional. Sekuens upstream dari gen BH0381CM1 dianalisis dan diperoleh bahwa terdapat 50 pb yang diduga promoter. Hasil analisis sekuens DNA menggunakan BLAST menunjukkan bahwa gen aadKCM1 dan APHCM1 masing-masing memiliki kemiripan 97,73% (GenBank No access: BH0322) dan 99,47% (GenBank No access: BH0326) dengan sekuens dari B. halodurans C-125. Hasil penyejajaran gen aadKCM1 menunjukkan adanya delesi enam pasang nukleotida pada lokus ke-354 hingga 359 yang menyebabkan frameshift, sehingga gen aadKCM1 tidak memiliki sekuens yang open reading frame (ORF). Hasil translasi gen aadKCM1 dan APHCM1 menunjukkan bahwa hanya sekuens gen APHCM1 dapat ditranslasi menjadi protein yang fungsional. Hasil uji resistansi kanamisin pada transforman yang membawa plasmid rekombinan promoter gen APHCM1-ORF dapat menyandikan resistan kanamisin dengan konsentrasi kanamisin sebesar 20 µg/mL.......Bacillus halodurans CM1 has potential as a host in producing several types of useful enzymes, such as xylanase, lipase, and protease. Besides industrial enzymes, one of the other potential genes is the antibiotic-resistant gene. This study aims to determine the ability of B. halodurans CM1 resistance to erythromycin and kanamycin and to obtain erythromycin and kanamycin-resistant functional gene products from B. halodurans CM1. Isolation of erythromycin and kanamycin genes from B. halodurans CM1 has never been done. Based on the MIC test, B. halodurans CM1 is resistant to erythromycin and kanamycin. Erythromycin and kanamycin resistance gene isolation was carried out using PCR amplification method. PCR products suspected of being erythromycin resistance genes, namely ErmK and BH0381 genes. PCR products suspected of being kanamycin resistance genes, namely genes aadK and APH. The ErmK gene was cloned using the pGEM-T Easy vector cloning, while the BH0381, aadK, and APH genes were cloned using the pJET1.2/blunting vector cloning. The recombinant vector was transformed into Escherichia coli DH5ï?¡. The results of DNA sequence analysis using BLAST showed that the ErmKCM1 and BH0381 genes each had 99.65% similarities (GenBank No access: BH0380, ErmK) and 99.45% (GenBank No access: BH0381, mphB) with the sequence of B. halodurans C-125. The results of the translation of the ErmKCM1 and BH0381CM1 genes indicate that the two genes are functional genes. The upstream sequence of the BH0381CM1 gene was analyzed and it was found that 50 bp was suspected as a promoter. The results of DNA sequence analysis using BLAST showed that the aadKCM1 and APHCM1 genes each had a similarity of 97.73% (GenBank No access: BH0322) and 99.47% (GenBank No access: BH0326) with the sequence of B. halodurans C-125. The alignment of the aadKCM1 gene shows the deletion of six nucleotide pairs at the 354-359 locus that causes frameshift, so the aadKCM1 gene does not have an open reading frame (ORF) sequence. The translation of aadKCM1 and APHCM1 genes show that only the APHCM1 gene sequence can be translated into a functional protein. The results of kanamycin resistance test on transformants carrying plasmids with native promoter APHCM1-ORF gene can encode kanamycin resistance with a kanamycin concentration of 20 µg/mL."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library