Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Karima Maharani
"ABSTRACT
Pemasok memiliki peran yang sangat penting dalam rantai pasok. Terjadinya permasalahan pada pemasok dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan, sehingga evaluasi pemasok perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam pengelolaan setiap pemasok. Segmentasi pemasok menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengelola berbagai pemasok secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan evaluasi pemasok dengan segmentasi pada salah satu perusahaan keju di Bandung, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Best-Worst Method (BWM) untuk memperoleh bobot kriteria evaluasi pemasok, serta technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam mensegmentasi pemasok berdasarkan dimensi kemampuan dan kesediaan pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah pengelompokkan 22 pemasok bahan baku keju ke dalam empat segmen berbeda, serta rekomendasi strategi pengelolaan yang sesuai untuk setiap segmen pemasok. Beberapa kondisi seperti kenaikan harga bahan baku, perusahaan melibatkan pemasok dalam proses pengembangan produk keju, serta peningkatan dan penurunan permintaan produk keju dapat menyebabkan terjadinya perubahan hasil segmentasi pemasok.

ABSTRACT
Suppliers play a key role in the supply chain. The occurrence of problems with suppliers can cause losses to the company, therefore supplier evaluation have become critical for company to determine the right action plan in managing suppliers. Supplier segmentation is one effective way to manage various suppliers systematically. This study aims to integrate supplier evaluation with segmentation in one of the cheese company in Bandung, Indonesia. The method used in this study is Best-Worst Method (BWM) to obtain the weight of supplier evaluation criteria, as well as Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for segmenting suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The results of this study are classifying 22 suppliers of cheese's raw materials into four different segments, and recommendations of suitable action plans for each segment. Some conditions such as increased raw material prices, involving supplier in the process of developing cheese products, increased as well as decreased demand can cause changes in supplier segmentation results."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marni Astuti
"Perkembangan UKM semakin meningkat dengan adanya persaingan global. Ekologi industri saat ini, menuntut proses evaluasi secara terus menerus untuk dapat bertahan dan berjuang meningkatkan produk berkualitas. Weeka Wedang Uwuh terus menerus memperbaiki sistem usahanya dengan memperhatikan pemasok bahan baku. Evaluasi pemasok dilakukan untuk menjamin kualitas yang berkelanjutan dan kinerjanya. Evaluasi kinerja yang berkelanjutan dapat menghasilkan penilaian yang baik bila didukung dengan suatu instrument penilaian kinerja. Penilaian kinerja pemasok akan berguna untuk membangun hubungan yang baik dan berkelanjutan antara pengusaha dengan pemasok. Perancangan evaluasi kinerja pemasok dilakukan dengan pendekatan model QCDFR yaitu, Quality, Cost, Delivery, Flexibility dan Responsibility. Kajian sub kriteria yang membentuk model QCDFR dilakukan dengan metode wawancara. QCDFR dan Sub Kriteria selanjutnya disebut sebagai KPI (Key Performance Indicator). KPI menjadi indikator evaluasi berkelanjutan hubungan antara pemasok dengan pengusaha. Penilaian pemasok dari pengusaha dilakukan dengan pendekatan AHP yang mampu menunjukkan bobot penilaian pengusaha terhadap kemampuan pemasok. Hasil perancangan model evaluasi kinerja pemasok Weeka Wedang Uwuh dihasilkan formulasi untuk mengukur KPI dengan kriteria: kualitas bahan baku (ukuran dan kondisi bahan baku), kemudahan pelayanan (toleransi pembayaran dan informasi ketersediaan dan perubahan harga, pengalaman (Rata-rata nilai transaksi dan rata-rata jumlah transaksi), kecepatan respon (perubahan jumlah dan perubahan waktu dan harga bahan baku). Evaluasi penilaian bobot pemasok untuk bahan baku jahe, gula batu dan kayu secang menghasilkan nilai untuk Pak Sarno 0,501, Sugeng 0,709 dan Mbak Wang 0,690. Pengukuran KPI memperkuat hasil evaluasi penilaian bobot menggunakan AHP."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ezrania Julia
"Pelayanan makanan dalam penerbangan mempengaruhi keputusan pembelian kembali oleh penumpang. Permasalahan pada pemasok katering makanan penerbangan dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pemasok serta melakukan pemeringkatan pemasok katering makanan penerbangan dengan mempertimbangkan kriteria penilaian pemasok pada suatu maskapai penerbangan berbiaya murah di Indonesia. Metode DEMATEL-Based ANP digunakan untuk menghasilkan bobot kepentingan tiap kriteria dan hubungan keterkaitan antar kriteria melalui pembentukan Influence Network Relation Map (INRM). Metode Simple Additive Weighting digunakan untuk mendapatkan peringkat pemasok berdasarkan bobot DANP.
Hasil pengolahan data DANP menunjukkan bahwa harga (18,54%), sertifikasi dan penghargaan (10,20%), pengembangan produk (9,52%), citra perusahaan (7,03%), dan cita rasa (6,7%) merupakan kriteria yang memiliki bobot kepentingan terbesar terhadap penilaian pemasok. Berdasarkan INRM dapat dilihat bahwa dimensi kompatibilitas (0,2548) merupakan dimensi yang paling cenderung mempengaruhi dimensi lain, dan dimensi biaya (-0,2051) merupakan dimensi yang paling cenderung dipengaruhi dimensi lain. Hasil penilaian pemasok dengan metode SAW menunjukkan bahwa S2 memiliki nilai terbaik yang diikuti oleh S3, S4, dan S1. Usulan perbaikan diberikan untuk meningkatkan kinerja pemasok.

In-flight meal services are considered a significant factor in repurchase decisions. Hence, issues correlating to flight catering providers may prove detrimental to a company. This study aims to evaluate catering suppliers performance and prioritize suppliers based on supplier selection criteria at a low-cost carrier company in Indonesia. DEMATEL-Based ANP (DANP) method is used to obtain importance weight of each criteria and corresponding interdependencies through Influence Network Relation Map (INRM) construct. Overall performance rank based on the weight from DANP is calculated using Simple Additive Weighting (SAW) method.
The findings show that price (18,54%), certification and acknowledgement (10,20%), product development (9,52%), company image (7,03%), dan taste of meal (6,7%) are considered most important criteria in-flight catering supplier selection. Based on INRM, it can be seen that the Compatibility Dimension (0.2548) has the highest tendency to influence other dimensions, and the Dost Dimension (-0.2051) has the highest tendency to be influenced by other dimensions. The results of supplier assessment using the SAW method show that S2 has the best value followed by S3, S4, and S1. Implications for improvement are made through the study to enhance suppliers performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library