Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lewallen, Constance M.
Berkeley: University of California, Berkeley Art Museum and Pacific Film Archive, 2003
700.92 LEW e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fuller, R. Buckminster
Baden: L. Muller, 1999
620.009 2 FUL y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Staatsbibliothek PreuBischer Kultubesitz, 1976
R JER 016.959 HAN (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Brussel: Vereniging Voor Tentoonstellingen Van Het Paleis Voor Schone Kunsten, 1982
R BLD 069.943 1 MUS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ostfildern-Ruit: Cantz, 1999
700.943 KUN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chaesar Dhiya Fauzan Widi
"Kecamatan Sawah Besar lebih dikenal dengan industri otomotifnya, terutama pada aktivitas jual beli suku cadang kendaraan bermotor, hal ini dapat diketahui melalui banyaknya rekomendasi laman web yang menyarankan keputusan pembelian di area Sawah Besar dikarenakan banyaknya suku cadang langka yang dapat diperoleh dengan harga terjangkau. Kawasan Sawah besar merupakan area komerisal yang cukup dikenal dengan industry otomoti, hingga hal tersebut menjadi identitas kawasan tersebut dilihat pada keramaian pembeli dan reputasi di media social.
Aotrium Sawber merupakan bangunan Exhibition Hall yang berlokasi di kawasan Stasiun MRT Sawah Besar yang bertujuan untuk menjadi bagian dari pengembangan Kawasan TOD di Kawasan Stasiun MRT Sawah Besar dan juga dapat menyelenggarakan pameran otomotif yang menarik bagi pengunjung dan pecinta kendaraan.
Dengan mengintegrasikan infrastruktur MRT yang ada, Aotrium Sawber berperan dalam meningkatkan daya tarik dan keberlanjutan kawasan MRT Sawah Besar. Fasilitas ini dirancang khusus untuk dapat menyelenggarakan sebesar pameran otomotif, menyediakan ruang pameran yang luas, area demonstrasi, serta fasilitas penunjang seperti auditorium dan ruang konferensi.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan kawasan MRT, Aotrium Sawber juga berperan sebagai pusat kegiatan yang melibatkan masyarakat dan pengusaha lokal. Karena dapat menyelenggarakan pameran otomotif di Exhibition Hall ini dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif lokal, meningkatkan pariwisata dan kunjungan ke kawasan MRT, serta menciptakan peluang kerja baru di sektor terkait.
Dalam kesimpulannya, Aotrium Sawber merupakan Exhibition Hall yang dirancang untuk mengembangkan kawasan MRT Sawah Besar dan menjadi pusat pameran otomotif yang menarik. Melalui pameran, acara khusus, dan kolaborasi dengan industri otomotif, Aotrium Sawber berperan dalam meningkatkan daya tarik kawasan MRT, mendorong pertumbuhan industri otomotif lokal, dan memberikan pengalaman menarik bagi pengunjung yang tertarik dengan dunia otomotif

Sawah Besar sub-district is better known for its automotive industry, especially in the activity of buying and selling motor vehicle parts, this can be seen through the many recommendations of web pages that suggest purchasing decisions in the Sawah Besar area due to the large number of rare parts that can be obtained at affordable prices. The Sawah Besar area is a commercial area that is quite well known for the automotive industry, so that it becomes the identity of the area seen in the crowd of buyers and reputation on social media.
Aotrium Sawber is an Exhibition Hall building located in the Sawah Besar MRT Station area which aims to be part of the development of the TOD Area in the Sawah Besar MRT Station Area and can also organize automotive exhibitions that are attractive to visitors and vehicle lovers.
By integrating the existing MRT infrastructure, Aotrium Sawber plays a role in enhancing the attractiveness and sustainability of the Sawah Besar MRT area. The facility is specifically designed to be as large as an automotive show, providing ample exhibition space, demonstration areas, as well as supporting facilities such as auditoriums and conference rooms.
As part of the MRT area's development efforts, Aotrium Sawber also acts as a hub for activities involving the community and local entrepreneurs. Being able to host an automotive exhibition at the Exhibition Hall can boost the growth of the local automotive industry, increase tourism and visitation to the MRT area, and create new job opportunities in related sectors.
In conclusion, Aotrium Sawber is an Exhibition Hall designed to develop the Sawah Besar MRT area and become an exciting automotive exhibition center. Through exhibitions, special events, and collaboration with the automotive industry, Aotrium Sawber plays a role in enhancing the attractiveness of the MRT area, encouraging the growth of the local automotive industry, and providing an exciting experience for visitors interested in the automotive world.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Tyas Awangsari Nastiti
"Glodok merupakan salah satu tempat yang ditetapkan oleh PT.MRT sebagai tempat pemberhentian stasiun MRT, selain itu, sebagai desa wisata.  Seiring dengan berjalannya waktu, Glodok semakin hilang nilai hostorisnya, seperti misalnya nanyian tradisional yang dibawakan oleh orang Tionghoa pada saat masyarakat berjalan melalui glodok, tanah lapang (tempat kuda), penamaan gang yang mulai hilang (gang madat, jalan cengkeh, jalan kopi, jalan pala). Secara daily culture panggilan nci-nci, asuk-asuk sudah mulai hilang secara perlahan dengan adanya perubahan dari dunia yang mulai modern. Faktor lain yang membuat hilangnya nilai sejarah Glodok adalah semakin sedikit penduduk asli glodok yang menetap di daerah Glodog, dan kurangnya pelestarian sejarah di lokasi tersebut. Padahal, budaya Tionghoa sendiri memberikan andil yang besar, seperti kaligrafi dan lukisan, sulaman, lentera, layangan dan keramik. Selain itu banyak akulturasi dari budaya Tionghoa-Betawi seperti, gambang kromong. Namun, hal ini kurang adanya pelestarian, seperti yang dikatakan oleh oleh Metta Setiandi bahwa, “We’re adapting but it’s changing all the time” yang membuat nilai sejarah Glodok hilang secara aktivitas dan kultur. Untuk mendukung pelestarian ini maka diperlukan sebuah wadah yaitu museum/exhibition center, serta memberikan wawasan kepada masyarakat sebagai perspektif baru dalam memandang etnis Tionghoa.

Glodok is one of the places determined by PT.MRT, as a stop for the MRT station. In addition, as a tourist village. Over time, glodok lost its historical value, such as the traditional songs sung by the Chinese when walking through glodok, the field (place for horses), the naming of alleys that began to disappear (alley madat, clove street, coffee street, nutmeg street). In the daily culture, calls are nci-nci, asuk-asuk which have started to disappear slowly with the changes in the world that is starting to be modern. Apart from that, other factors that make the historical value of Glodok disappear are the fewer native people who live in the Glodok area and the lack of historical preservation in that location. In fact, Chinese culture itself contributed greatly, such as calligraphy and painting, embroidery, lanterns, kites and ceramics. Apart from that, there is a lot of acculturation from the Chinese-Betawi culture, such as the Gambang Kromong. However, this lacks preservation. Therefore Metta Setiandi said that, "We're adapting but it's changing all the time" which makes the historical value of glodok lost in terms of activity and culture. To support this preservation, a forum is needed, namely a museum/exhibition center. As well as providing insight to the community as a new perspective in viewing the Chinese ethnicity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nabila
"ABSTRACT
Galeri Nasional Indonesia (GNI) sering menyelenggerakan kegiatan pameran karya seni. Selain memamerkan karya seni, GNI juga bertugas mendata seluruh karya seni yang dipamerkan. Terdapat informasi publik yang harus disebarkan ke masyarakat, seperti promosi acara dan lainnya. Dengan melihat fungsi GNI yang beragam tersebut, penelitian ini akan membahas pengelolaan informasi publik pameran seni oleh GNI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses pengelolaan publikasi eksternal yang dilakukan oleh GNI terhadap suatu pameran seni yang diselenggerakan sendiri. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjadi acuan bagi lembaga-lembaga lain dalam pengelolaan informasi di bidang seni dan visual, mengingat keberadaan galeri yang sekarang semakin mendapat sorotan dari masyarakat, khususnya para remaja. Penulis membatasi penelitian ini dengan hanya melihat satu jenis pameran yang diselenggarakan oleh GNI sendiri, yaitu pameran seni rupa kontemporer Indonesia Manifesto 6.0: Multipolar yang digelar di gedung A, B, dan D GNI pada tanggal 02-17 Mei 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan datanya dilakukan dengan cara wawancara dan observasi selama pameran Manifesto 6.0: Multipolar diselenggarakan.

ABSTRACT
National Gallery of Indonesia (hereinafter abbreviated as GNI) is one of the largest galleries in Indonesia that often organizes art exhibition activities. GNI have main tasks in the management of art exhibitions they organized. To do that, they have to list and manage all the data about artworks that have been exhibited. There is also public information that should be published, such as event promotion and publication as a communication media between GNI and the public. By looking at GNIs function, this research will discuss public information management of art exhibition. The purpose of this research is to analyze the external publications management process conducted by GNI itself, and to be a reference for other art and visuals organizations considering that the existence of galleries now got more spotlight from public, especially from teenagers. The author limits this research to one kind of exhibitions that conducted by GNI itself, an contemporary Indonesian art exhibition Manifesto 6.0: Multipolar which held at building A, B, and D of GNI from 02-17 May 2018. This research conducted using a qualitative approach and the data collections is done by interview and observation during Manifesto 6.0: Multipolar exhibition."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS: Festival of Indonesia, 1990
R 709 MOD
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Alvivah Safana
"Meningkatnya tren penyelenggaraan exhibition dan/atau pagelaran setelah pandemi Covid-19 menjadi pertanda bahwa terdapat potensi kenaikan penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Tangerang yang sempat menurun akibat adanya pembatasan sosial saat pandemi Covid-19. Salah satu tindakan yang diimplementasikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Tangerang adalah strategi optimalisasi penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Tangerang dengan maksud mencegah terlewatnya potensi yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan post-postivist dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam serta teknik analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peluang dan tantangan yang timbul, seperti percepatan adaptasi teknologi digital yang menyebabkan munculnya metode-metode baru dalam penyelenggaraan acara, sistem penjualan tiket dan pada sistem administrasi pajak hiburan oleh Bapenda Kabupaten Tangerang. Sedangkan dari sisi tantangan adalah tidak terlacaknya penyelenggaraan acara yang diadakan secara online dan perbedaan data jumlah tiket yang terjual yang dilaporkan dan data aktual. Selain itu, dalam menghadapi potensi penerimaan Pajak Hiburan yang timbul akibat peningkatan tren di Kabupaten Tangerang, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang menerapkan berbagai strategi optimalisasi seperti melalui perluasan basis penerimaan, peningkatan pengawasan, meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan, meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik.  

The increasing trend of exhibitions and/or events after Covid-19 pandemic indicates a potential rise in Entertainment Tax revenue in Tangerang Regency, which had declined due to social restrictions during the pandemic. One of the actions implemented by the Tangerang regency local government is a strategy to optimize Entertainment Tax revenue in Tangerang Regency to prevent missing existing potential. This study employs a post-postivist approach with data collection techniques through in-depth interviews and qualitative data analysis techniques. The results of this study indicate that there are opportunities and challenges that arise, such as the acceleration of digital technology adaptation, leading to new methods in event organization, ticket sales systems, and the entertainment tax administration system by Bapenda Tangerang Regency. On the other hand, the challenges include untracked online events and discrepancies between the reported number of tickets sold and the actual data. Additionally, in facing the potential Entertainment Tax revenue arising from the increasing trend in Tangerang Regency, the Tangerang Regency Local Government implements various optimization strategies such as expanding the revenue base, enhancing supervision, increasing administrative efficiency and reducing collection costs, and improving revenue capacity through better planning."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>