Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Stacia Cahyadi
"Isu keberlanjutan (sustainability) menjadi kian populer seiring dengan gencarnya pemberitaan negatif terkait ketidakseimbangan alam, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan sosial. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang ditargetkan oleh PBB mendorong berbagai industri, termasuk industri fesyen, untuk bersama-sama menangani dampak negatif yang telah dihasilkan selama ini demi kesejahteraan dan keberlanjutan jangka panjang. Istilah fesyen berkelanjutan hadir sebagai remedi dari praktik fesyen dari para merek atau perusahaan yang kurang bertanggung jawab, seperti fast fashion—istilah yang digunakan untuk menunjukkan strategi dan tren dalam industri fesyen yang berlangsung dengan cepat dan efektif. Gen Z sebagai calon pemimpin dan penerus kehidupan mendatang memiliki perspektif yang krusial dan relevan untuk diteliti lebih dalam, ditambah dengan karakteristik gen Z yang dapat dikatakan berkaitan erat dengan fesyen dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratori melalui survei dalam bentuk kuesioner dan wawancara mendalam dengan partisipan kuesioner 110 orang, yang 11 diantaranya menjadi partisipan wawancara.
Temuan penelitian ini antara lain: (1) Partisipan penelitian yang berasal dari kelompok gen Z sudah menyadari adanya isu dalam industri fesyen terutama terkait sosial dan lingkungan, namun perspektif para partisipan gen Z sangat beragam dalam melihat fesyen berkelanjutan, saat ini masih belum merata tingkat pemahamannya, ada yang sudah kritis dalam memandang istilah tersebut namun ada juga yang belum mengerti atau peduli, (2) Praktik-praktik yang mencerminkan dukungan terhadap fesyen berkelanjutan mulai berkembang dan diterapkan oleh kelompok gen Z dalam penelitian ini dan lingkungan sekitar mereka, namun perilaku ini bukan seratus persen dilakukan karena kesadaran akan konsep fesyen berkelanjutan, terdapat berbagai faktor dan keterbatasan lain yang mendorong perilaku tersebut, (3) Merek fesyen cepat yang praktik dan klaim keberlanjutannya masih menjadi perdebatan (seperti H&M dan Zara) mengesankan bahwa mereka berkelanjutan karena tag atau label yang dicantumkan, namun dalam praktiknya, keberlanjutan tidak dapat dinilai dari klaim material yang di daur ulang atau ramah lingkungan saja , (4) Di mata para partisipan, keberlanjutan yang dilakukan oleh merek atau perusahaan di industri fesyen ini menjadi unique selling, sehingga bukan sepenuhnya dilakukan karena motif altruistik saja, dan (5) Partisipan yang berasal dari kelompok gen Z melihat bahwa perkembangan dan kemajuan keberlanjutan pada industri fesyen di Indonesia akan semakin berkembang dan diadopsi oleh konsumen dan berbagai merek atau perusahaan.
Kontribusi utama penelitian ini adalah menghadirkan apresiasi terhadap perpektif gen Z, dari sisi konsumen biasa, dan sebagai tambahan dari fashion insiders untuk memahami sudah sejauh mana pemahaman dan perkembangan fesyen berkelanjutan di Indonesia.

The issue of sustainability is gaining increasing popularity amid the incessant negative news regarding natural imbalances, environmental damage, and social injustice. The Sustainable Development Goals targeted by the United Nations encourage various industries, including the fashion industry, to collaborate in addressing the negative impacts that have been generated so far, with the aim of achieving long-term prosperity and sustainability. The term "sustainable fashion" exists as a remedy for the irresponsible practices of certain brands or companies, such as fast fashion—a term used to describe strategies and trends in the fashion industry that rapidly and effectively took place.
As the future successors and the next generation to lead, Gen Z holds crucial and relevant perspectives for further research, especially given their strong connection to fashion in their daily lives. This study used exploratory qualitative methods, conducting surveys in the form of questionnaires and in-depth interviews with 110 participants, of which 11 were interviewees.
The findings of this study are as follows: (1) The majority of Gen Z participants are aware of issues in the fashion industry, particularly related to social and environmental concerns. However, their perspectives on sustainable fashion are highly diverse. While some show critical understanding of the term, others do not comprehend or prioritize it, (2) Practices reflecting support for sustainable fashion have started to develop and be adopted by the Gen Z participants in this study and their surroundings. Nevertheless, their behavior is not consistently aligned with the concept of sustainable fashion, as various other factors and limitations influence their actions, (3) Fast fashion brands, such as H&M and Zara, are still subject to debates regarding their sustainability claims and practices. Despite including tags or labels indicating sustainability in their products, sustainability cannot solely be judged by claims of using recycled or environmentally friendly materials, (4) In the eyes of the participants, sustainability initiatives taken by brands or companies in the fashion industry are seen as unique selling points. This suggests that such actions are not solely driven by altruistic motives, (5) Participants from the Gen Z group anticipate further development and adoption of sustainability in the fashion industry in Indonesia, expecting it to be embraced by consumers and various brands or companies.
The main contribution of this research is to present an appreciation of the Gen Z perspective, both as ordinary consumers and as fashion insiders, in understanding the current level of comprehension and development of sustainable fashion in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendar Mahardhika Putra
"Isu tentang keberagaman, kesetaraan, dan inklusi saat ini sedang menjadi fokus dan agenda besar dari pemerintah dan dunia korporasi. Salah satu strategi inklusi yang saat ini sedang didorong khususnya oleh pelaku usaha adalah inklusi terhadap penyandang disabilitas di tempat kerja. Permasalahannya adalah masih banyak pemberi kerja yang belum memiliki pengetahuan tentang disability confidence yaitu tentang bagaimana pihak pemberi kerja meningkatkan pemahamannya terhadap penyandang disabilitas, menyingkirkan hambatan-hambatan yang ada, dan membuat sebuah kasus bisnis yang berdampak signifikan agar penyandang disabilitas dapat dipekerjakan di suatu perusahaan. Oleh karena itu studi eksplorasi perlu dilakukan dengan cakupan penelitian yaitu dua perusahaan yang memiliki Layanan Pelanggan kelas dunia khususnya di industri contact center atau layanan pelanggan yang menjadi salah satu pionir yang merekrut penyandang disabilitas di industri tersebut. Data yang diambil untuk penelitian ini adalah dengan mewawancarai sepuluh informan sebagai manajemen yang mewakili perusahaan dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif tematik analisis. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa perluasan pandangan, dukungan penuh, dan Disability Confidence atau kepercayaan diri pemberi kerja untuk merekrut dan mempekerjakan penyandang disabilitas adalah faktor yang sangat penting untuk mewujudkan inklusi terhadap penyandang disabilitas di tempat kerja.

Issues towards diversity, equity, and inclusion currently become a main focus and big agenda both for government and corporate. One of the inclusion strategy encouraged by employers in corporate world is the inclusion towards people with disability at the workplace. The current problem, many employers lack of disability confidence knowledge, means that how the employers enhancing their understanding about people with disability, removing all barriers, and created a strong business case for hiring people with disability and deliver a significant impact at the workplace. Therefore, an exploratory study required to be conducted with the scope of two companies who has world-class contact center and also become a pioneer or role model in terms of their lead towards disability employment in contact center industry. In collecting the data, this study conducted semi structured in depth interviews with ten informant as the representative of the management, with qualitative thematic analysis methodology. The results came up from this study stated that employer’s broadened perspective, employer’s full support, and disability confidence or the employer’s confident level in hiring and employed people with disability are the important factors to create disability inclusion is truly happened at the workplace."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library