Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Christianti Asrida
"Latar belakang: Bahan perekat/lem merupakan bahan utama yang digunakan untuk merekatkan bagian-bagian dari sepatu dalam proses industri alas kaki. Pelarut organik yang terkandung di dalam bahan perekat dapat mempengaruhi kesehatan antara lain iritasi mata yang kemudian menjadi konjungtivitis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pajanan uap pelarut organik dengan terjadinya konjungtivitis dan keluhan iritasi mata serta faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja laki-laki industri alas kaki sektor informal, Kecamatan Ciomas,Bogor.
Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara, pengamatan dan pengukuran lingkungan serta pemeriksaan kesehatan mata pekerja. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai demografi, riwayat penyakit, keluhan pada mata, kebiasaan merokok, sedangkan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pemakaian APD saat bekerja, merokok sambil bekerja dan intensitas pajanan. Indentifikasi jenis pelarut organik dilakukan dengan menganalisis kandungan dan proporsi jenis pelarut organik pada kedua jenis bahan perekat kemudian dilakukan penilaian skoring berdasarkan parameter konsentrasi, daya uap dan daya iritasi. Pelarut dengan skor tertinggi dijadikan pajanan utama untuk dilakukan pemeriksaan kadamya di lingkungan kerja. Pemeriksaan mata dilakukan untuk mendiagnosis konjungtivitis berdasarkan gejala dan tanda Minis sedangkan keluhan iritasi mata berdasarkan gejala klinis. Terhadap semua variabel dilakukan uji bivariat menggunakan tes CM square atau Mann-Whitney dan kemudian variabel yang rnempunyai nilai p<0,25 dilakukan uji multivariat menggunakan Regresi Logistic Binary
Hasil : Berdasarkan penilaian skoring terhadap konsentrasi, daya uap, daya iritasi masingmasing pelarut organik didapatkan bahwa toluen merupakan pajanan utama. Didapatkan bahwa prevalensi konjungtivitis 10% dan keluhan iritasi mata 21,6 %. Dari hasil analisis mutivariat didapatkan bahwa variabel yang paling berhubungan dengan keluhan iritasi mata adalah intensitas pajanan. Kelompok responder yang terpajan tinggi mempunyai risiko 4,6 kali lebih besar untuk terjadinya keluhan iritasi mata dibandingkan kelompok dengan pajanan rendah (OR=4,6; p=0,004; CI=1,65-12,84)
Kesimpulan dan Saran : Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas pajanan toluen berhubungan dengan terjadinya iritasi mata. Perbaikan sistem dan pola kerja termasuk pelatihan kepada tenaga kerja perlu dilakukan.

Glue, the main substance in shoes industry, is widely used to assemble shoe parts. Organic solvent contained in glue influence worker's health such as eye irritation/conjunctivitis. The aim of this study was to know the relation between exposure of organic Solvent Fume with Conjunctivitis and Eye Irritation among men workers in shoes industry (informal sector) at Ciomas District, Bogor.
Method
The study design was a cross-sectional study which data was collecteu by using questionnaire, field observation, measurement of workplace environment and eye examination. Interview and their questionnaire were used to collect data about demography, health and smoking habits of the workers. Observations were used to know habitually in their being duties. The identification of organic solvent was done by
analyzing the content of two kinds glues and the/: scoring them based on the solvent concentration, volatility and irritably in the eye. The organic solvent which had the highest
score was chosen to be main exposure in this study. Eye examination was done to diagnose conjunctivitis on the basis of clinical symptoms and signs while eye irritation was determined by clinical symptoms. All variable were bivariate tested by using Chi-square test or Mann-Whitney test. The variables which have p value < 0.25 were included into multivariate analysis by using binary logistic regression.
Result
Based on the assessment of substance concentration, volatility and irritably, it was found that toluene was the main exposure organic solvent. It was found that prevalence of conjunctivitis was 10% and eye irritation was 21.6%. Multivariate analysis shows that the most related variable to the eye irritation was exposure intensity. Workers who were high exposed to toluene have 4.6 times more risk to get eye irritation than those who were low exposed (OR =4.6; p=0.006; CI=1.65-12.8)
Conclusion
This study shows that toluene exposure intensity have a relation with the prevalence of eye irritation. Improving system and activity of work are necessary including training for workers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini adalah suatu studi iritasi akut pada mata kelinci oleh kombinasi herbisida 240 g/l glifosat isopropilamin dan 120 g/l 2,4 D-isopropilamin. Metode yang digunakan merujuk pada metode yang diusulkan oleh United States Environmental Protection Agency (EPA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi herbisida tersebut menimbulkan konyungtivitis ringan, kemosis ringan, keluarnya sekret mata dan cedera kornea. Perubahan pada mata tersebut bersifat sementara. (Med J Indones 2003; 12: 135-41)

This is an acute irritation study of the eye of a mixture of herbicides containing 240 g/l of glyphosate isopropylamine and 2,4 D-isopropylamine in the rabbits. This study was conducted according the methods as dercribed by the United States Environmental Protection Agency (EPA). Our results show that the combination of the herbicides causes mild conjunctivitis, mild chemosis, eye discharge and corneal injury. The ocular alteration, however, was reversible in nature. (Med J Indones 2003; 12: 135-41)"
Medical Journal of Indonesia, 12 (3) Juli September 2003: 135-141 , 2003
MJIN-12-3-JulSep2003-135
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahputra Roes Lie
"Wanita pada umumnya menginginkan bulu mata yang panjang, tebal dan lebat. Rambut kepala dan bulu mata pada umumnya adalah sama dimana sel papilla dermal yang berperan dalam pertumbuhannya. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak daun teh hijau yang sudah sering digunakan dalam produk penumbuh rambut, yang memiliki stabilitas yang baik, aman, dan efektif dalam menumbuhkan bulu mata. Ekstrak daun teh hijau diformulasikan dalam sediaan gel. Uji stabilitas dilakukan dengan penyimpanan pada suhu tinggi, kamar, rendah, cycling, dan uji sentrifugasi. Uji in vitro hen rsquo;s egg test-chorioallantoic membrane HET-CAM dilakukan untuk mengevaluasi potensial terjadinya iritasi mata. Uji tempel dilakukan pada lengan atas semua relawan sebelum memulai memakai gel bulu mata. Pengujian pertumbuhan bulu mata dilakukan dengan pengukuran panjang bulu mata relawan sebelum dan sesudah 2 bulan pemakaian yang diukur setiap 2 minggu dengan memakai penggaris bulu mata. Gel yang dibuat stabil dalam penyimpanan pada suhu tinggi 40 2 C , kamar 25 2 C , rendah 4 2 C , cycling, uji sentrifugasi, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Pertumbuhan bulu mata terlihat hasil yang berarti pada grup uji dibandingkan dengan grup plasebo setelah 2 bulan pemakaian.

Women often consider longer, thicker, fuller eyelashes. As eyelash hair and scalp hair is nearly the same which is the dermal papilla cell as the main role of the hair growth. The aim of this study was to formulate a green tea extract GTE , which is often used as a hair growth product, to produce an eyelash gel with good stability, effectiveness, and safety for growing eyelashes. GTE was formulated into a gel. A stability test was performed at a high temperature 40 2 C , room temperature 25 2 C , low temperature 4 2 C , a cycling temperature, and sentrifuge test. An in vitro hen rsquo s egg test chorioallantoic membrane HET CAM assay was performed to evaluate potential eye irritation. Pacth test on upper arm was conducted to all the volunteers before they began using the eyelash gel. An eyelash growth test was conducted by length measurement using an eyelash ruler before and after 2 mo of application in human volunteers. The GTE gel was stable in storage at high, room, and low temperatures, at cycling temperatures, sentrifuge test and did not cause skin and eye irritation. Eyelashes grew significantly more in the test group than in the placebo group after 2 mo of application P 0.05 . GTE gel provides a new, safe, and effective option for growing natural eyelashes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T48890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library