Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusma Yulita
Abstrak :
Penuaan kulit dapat terjadi pada setiap individu dan menjadi suatu proses fisiologis yang tidak bisa dihindari seiring bertambahnya usia. Efek yang paling tampak sebagai penanda penuaan kulit wajah adalah kerutan yang ditandai dengan munculnya garis halus atau lekukan lebih dalam pada permukaan kulit wajah. Polimorfisme genetik dapat dijadikan sebagai penanda daerah genomik yang menjadi pembawa sifat penting pada individu. Adapun informasi mengenai hubungan antara varian gen dan fenotipe kulit terutama kerutan wajah masih sangat terbatas. Genome-wide association study (GWAS) digunakan pada penelitian ini untuk mengidentifikasi marka genetik pembentukan kerutan wajah pada populasi perempuan dewasa yang tinggal di Jakarta. Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik. Hasil GWAS menunjukkan terdapat lima SNPs yang memiliki suggestive association level, dengan dua SNP hits teratas berada pada daerah gen ALCAM yaitu rs1044240 (P=9,461x10-7) berlokasi pada daerah pengkode (varian missense) dan rs2049217 (P=4,047x10-7) pada daerah intron. Berdasarkan analisis pengayaan fungsi gen diketahui bahwa ekspresi gen ALCAM pada jaringan kulit berkorelasi dengan fibroblas. Fibroblast senescence itu sendiri diketahui bermanifestasi pada penuaan kulit sebagai kerutan. Perlu dilakukan replikasi dan sampel yang lebih besar untuk memvalidasi hasil asosiasi genotipe-fenotipe kerutan serta pengayaan SNP dan gen. ......Skin aging can occur in every individual and becomes a physiological process that cannot be avoided as people get older. The most visible effect as a marker of facial skin aging is wrinkles which are characterized by the appearance of fine lines or deeper indentations on the surface of the facial skin. Genetic polymorphisms can be used as markers of genomic regions that carry important traits in individuals. Information regarding the relationship between gene variants and skin phenotypes, especially facial wrinkles, is still very limited. Genome-wide association study (GWAS) was used in this research to identify genetic markers with the formation of facial wrinkles in adult female population living in Jakarta. This research was conducted in an analytical observational. The GWAS results showed that five SNPs had a suggestive association level, with the top two hits SNPs in the region of ALCAM gene, namely rs1044240 (P=9.461x10-7) located in the coding region (missense variant) and rs2049217 (P=4.047x10-7) in the intron region. Based on gene functional enrichment analysis, it is known that ALCAM gene expression in skin tissue is correlated with fibroblasts. Fibroblast senescence itself is known to manifest in skin aging as wrinkles. Replication and larger samples are needed to validate the results of the genotype-wrinkle phenotype association and also SNPs and gene enrichment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Irza Salsabila
Abstrak :
Olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Kebiasaan berolahraga secara teratur disebut dapat memperlambat munculnya tanda penuaan, contohnya ialah kerutan kulit. Meski demikian, belum banyak ditemukan studi yang mempelajari hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan kondisi kerutan kulit wajah, khususnya di Indonesia. Karena itu, penelitian dengan desain potong lintang yang melibatkan 146 perempuan Indonesia ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan nilai dan derajat kerutan kulit pada subjek penelitian. Analisis data yang dilakukan menunjukan hasil komparasi yang tidak berbeda bermakna antara variabel kerutan kulit wajah dengan kebiasaan olahraga pada responden. Mengacu pada hal tersebut, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan olahraga dengan kondisi kerutan kulit wajah pada perempuan Indonesia. ......Exercise, the one of physical activity subcategory, has been proven to improve body’s health and fitness. For this, some researcher wrote that regular exercise can also prevent the manifestation of skin aging, such as skin wrinkles. Unfortunately, there are very few researches that learned the association between habitual exercise and face wrinkles, especially in Indonesia. Therefore, we conducted a study that involved 146 Indonesian females to analyze the association between habitual physical exercise and subject’s face wrinkles. Unfortunately, there was no significant association between subject’s exercise habits and their face wrinkles condition. Referring to this, we concluded that there was found insignificant association between subject’s exercise habits (total duration per week) and face wrinkle conditions (value and degree) in this study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library