Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mendrofa, James Farlow
Abstrak :
Dalam pemahaman eksistensialisme, manusia diandaikan memiliki kebebasan. Kebebasan tersebut berada dalam perimeter faktitisitasnya sebagai manusia. Dalam memahami kebebasan eksistensial, manusia seringkali menganggap bahwa, kebebasan tersebut adalah kebebasan yang tidak mengandaikan tanggung jawab apapun. Dalam konsep Eksistensialisme Naturalistik yang ditawarkan dalam tesis ini, manusia dipahami dalam kealamiahannya namun ia tetap bisa eksis, dalam kebebasan proyeksi eksistensinya. Eksistensi manusia secara naturalistik, merupakan jawaban terbaik yang tersedia dalam kaitannya dengan kemanusiaan.
In existentialism understanding, human is considered to have freedom. That freedom is in the perimeter of her facticity as humanbeings. In order to understand the existential freedom, people often thinks that it has no relation with what so called responsibility. In this proposal of Naturalistic Existentialism concept,human being is understood through their human nature, but still they can exist, in their existence projective freedom. The existentialim through the naturalistic perspective is the best available answer to corelate the existentialism with humanism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28935
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Sylvia Utami
Abstrak :
Modus keberadaan manusia (etre pour soi) yang berbeda dengan benda-benda (etre en soi), telah melahirkan adanya ketidaktunggalan identitas. Ada esensi yang mencair sehingga manusia bisa menjadi apa dan bagaimana sesuai dengan kehendaknya, sehingga ketunggalan identitas menjadi hal yang mustahil bagi manusia. Penggunaan tokoh tidak bernama dalam salah satu novel Iwan Simatupang, yakni novel Kering telah menjadi sebuah metafora yang sangat menarik akan keberadaan identitas yang tidak tunggal. Ada kebebasan yang dimiliki oleh manusia untuk menentukan identitas yang ingin disandangnya, sehingga sewaktu-waktu bisa menjadi apa saja, kapan saja dan di mana saja. Salah satu Filsuf Prancis, Jean-Paul Sartre mengetengahkan kebebasan sebagai sesuatu yang mutlak dimiliki oleh manusia. Meskipun ada penghayatan terhadap nilai-nilai yang bisa mengurangi kebebasan itu sendiri (faktisitas), bagi Sartre kebebasan manusia tetap mutlak.
Existence of human which different with the objects is born the not single identity. There is the essence of the melt, so that man can become what and how in accordance with his will. In this case, the single of identity become impossible thing for humans. The use of character is not named in the novel from Iwan Simatupang, namely Kering has become a methapor which very interesting about the existence of identity that not single. There is a freedom which is owned by humans to determine the identity of themselves, so that can be anything, anytime and anywhere. One of the French Philosopher, Jean-Paul Sartre explores freedom as an absolutely things. Although there is something that could reduce the value of freedom (Facticity), humans still have their freedom as an absolute.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S11
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library