Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Taufik Zulfiqor
"Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kelelahan dengan melihat faktor risiko bukan terkait pekerjaan dan risiko terkait pekerjaan pada pekerja manufaktur di PT Z. Penelitian dilakukan pada 270 pekerja dengan desian cross-sectional, dilakukan observasi, pengisian kuesioner, pengukuran pencahayaan dengan lux meter, pengukuran kebisingan dengan sound level meter, pengukuran indeks masa tubuh dengan timbangan badan & staturmeter. Faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, indeks masa tubuh, jarak komuter, pendidikan, jenis kelamin, pendapatan, status kesehatan, kebiasaan merokok, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, kebiasaan olahraga, kualitas tidur, sleep hygiene), dan faktor terkait pekerjaan (shift, masa kerja, posisi / jabatan, durasi kerja, kebisingan, pencahayaan, getaran, iklim kerja panas, postur kerja janggal, tuntutan pekerjaan, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan rekan dan atasan di tempat kerja, kepuasan kerja, konflik pekerjaan-keluarga, stres). Dua set kuesioner yang divalidasi digunakan untuk menilai kelelahan akut dan kronis. Tiga set kuesioner lainnya yang telah divalidasi digunakan untuk menilai kualitas tidur, psikososial, dan sleep hygiene. Sebuah model regresi logistik dikembangkan untuk setiap hasilnya. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pekerja yang mengalami kualitas tidur buruk (2.84, 95% CI 1.249 - 6.481) memiliki hubungan signifikan terhadap terhadap munculnya kelelahan akut. Sedangkan kondisi pencahayaan (2.84, 95% CI 1.399 - 5.802) tempat kerja yang tidak standar dan adanya konflik pekerjaan-keluarga (3.86, 95% CI 1.086 - 13.769) berpengaruh signifikan terhadap kelalahan kronis yang dialami pekerja. Intervensi untuk mengurangi gejala kelelahan akut harus diterapkan pada faktor bukan pekerjaan (kualitas tidur), sedangkan intervensi pada kelelahan kronis harus dilalukan dengan berfokus pada faktor terkait pekerjaan (pencahayaan dan konflik pekerjaan-keluarga)

This study was conducted at PT Z whereas all workers at PT Z as the object of research. The purpose of this study to determine the description of fatigue by focused on risk factors which not related to work and work-related risks to manufacturing workers. The study is conducted on 270 workers using a research design. cross-sectional by making observations, filling out questionnaires, measuring lighting with a lux meter, measuring with a sound level meter, measuring body mass index with a scale & staturmeter. Non-occupational risk (age, body mass index, commuting distance, education, gender, income, health status, smoking habit, marital status, number of family members, exercise habits, sleep quality, sleep hygiene), and work-related factors (shift, length of service, job title, duration of work, lighting, vibration, work climate, work posture, work heat, towards work, peer support and control over the workplace, job satisfaction, work-family conflict, stress). Two sets of validated questionnaires were used for acute and chronic fatigue. Three other sets of validated questionnaires were used to assess sleep quality, psychosocial, and sleep hygiene. A logistic regression model was developed for each outcome. In this study, workers who experienced poor sleep quality (2.84, 95% CI 1.249 - 6.481) had a significant relationship with the emergence of acute fatigue. Meanwhile, non-standard lighting conditions (2.84, 95% CI 1.399 - 5.802) and work-family conflict (3.86, 95% CI 1.086 - 13.769) had a significant effect on chronic fatigue experienced by workers. Interventions to reduce fatigue symptoms should be applied to work factors (sleep quality), while interventions for chronic fatigue should be implemented with a focus on work-related factors (lighting and work-family conflict)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Budi Hayati
"ABSTRAK
Kelelahan operator alat berat masih menjadi masalah di berbagai negara, didukung dengan hasil prasurvey pada 4 Maret 2020 di PT.X menunjukkan bahwa 3 dari 3 operator alat berat mengeluhkan kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelehan dan hubungan faktor karakteristik individu dan faktor pekerjaan dengan kelelahan operator alat berat bongkar muat Terminal Y di PT.X Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 60 orang dan sebanyak 52 orang yang mengisi kuesioner secara lengkap. Variabel yang diteliti di antaranya faktor karakteristik individu (usia, IMT, kuantitas tidur, waktu perjalanan, status perkawinan) dan faktor pekerjaan (masa kerja, shift, dan waktu istirahat) yang diukur dengan menggunakan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Hasil analisis dengan menggunakan Fisher Exact menunjukkan terdapat hubungan antara IMT (P value= 0.015), waktu perjalanan (P value=0.022 ) dan kelelahan kerja operator. Sebesar (90.4%) operator alat berat mengalami kelelahan ringan dan (9.6%) mengalami kelelahan sedang. Sehingga perlu dilakukan pelatihan mengenai fatigue management untuk menurunkan risiko kelelahan operator alat berat.

ABSTRACT
Heavy equipment operator fatigue is still a problem in many countries, supported by the survey on March 4th at PT.X showing that 3 out of 3 heavy equipment operators complained of fatigue. This study aims to detemine the level of fatigue and the relationship between individual characteristic factors and work factors with fatigue of loading and unloading heavy equipment operator at Terminal Y PT.X 2020. It is a quantitative research with cross sectional design. The sampling technique used a total sampling of 60 operator and 52 operators filled the questionaire in full. The variables studied were individual characteristic factors (age, BMI, sleep quantity, commuting time, and marital status) and work factors (years of service, shift work, and rest periods) which were measured using the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionaire. Fisher Exact analysis showed, there was a relationship between BMI (P value=0.015), commuting time (P value=0.022) and operators fatigue. More than ninety persen (90.4%) heavy equipment operators experienced mild fatigue and 9.6% experienced moderate fatigue. So, fatigue management training is needed to reduce the risk of heavy equipment operator fatigue."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian
"Dari sudut pandang keselamatan dan kesehatan kerja kelelahan merupakan ancaman yang cukup signifikan. Kelelahah pada individu bersifat subjektif, namun pekerja belum tentu menyadari adanya kelelahan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kelelahan dan faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada perawat di puskesmas Kabupaten Sambas tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang menggunakan instumen kuesioner yang dilakukan secara daring dari Maret--Juni 2023. Total sampel 126 perawat yang bekerja di puskesmas Kabupaten Sambas. Hasil penelitian mendapatkan 30,2% perawat mengalami kelelahan. Hasil analisis bivariat faktor risiko di luar pekerjaan menunjukkan hubungan signifikan antara usia dan kelelahan (p value 0,016, OR 0.357), status pernikahan dan kelelahan ((p value 0,048, OR 0,351), kualitas tidur dan kelelahan (p value 0,005, OR 6,026). Hasil analisis bivariat faktor risiko pekerjaan menunjukkan hubungan signifikan antara stes kerja dan kelelahan (p value 0,001, OR 6,763). Hasil penelitian menyarankan perawat untuk bisa melakukan manajemen waktu dengan lebih baik dan lebih memperhatikan untuk berpola hidup sehat. Selain itu manajemen juga berperan penting dalam mengembangkan strategi dan kebijakan untuk mengurangi kelelahan di tempat kerja. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih banyak faktor risiko dan menentukan faktor risiko dominan dengan menggunakan metode penelitian berbeda.
Abstrak Berbahasa Inggris:
From health and safety perspective, fatigue is a significant concern. Fatigue is a subjective feeling and workers isn’t always aware of it, so it’s important for managers to recognize and prevent fatigue at the early stage. This study aimed to describe fatigue and risk factors associated with fatigue on puskesmas nurses at districk of Sambas 2023. This research is quantitative study with cross-sectional design using questionnaire which was conducted online from March to June 2023. A Total sample was 126 nurses who worked in puskesmas at districk of Sambas. The results showed that 30.2% of nurses experienced fatigue. Bivariate results of non-work related risk factors showed a significant relationship between age and fatigue (p value 0,016, OR 0.357), marital satus and fatigue (p value 0,048, OR 0,351), sleep quality and fatigue (p value 0,005, OR 6,026). Bivariate results of work related risk factors showed a significant relationship between work stress and fatigue (p value 0,001, OR 6,763). The results of this study suggest nurses to have better time management and pay more attention to a healthy lifestyle. In addition, management plays an important role for developing targeted strategies and policies to reduce fatigue in the workplace. Further research is needed to explore more risk factors and determine the dominant risk factors using different research methods.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horry Andres
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Proses pekerjaan pembuatan sandal kulit banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Penelitian ini dilakukan pada perajin sandal kulit di Bengkel Reza Leather Kranggang, Bekasi Tahun 2014 untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode REBA dan keluhan MSDs. Responden sebanyak seluruh perajin (16 orang). Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan dari 24 aktivitas pekerjaan yang ada yaitu risiko tinggi (high) 3 pada aktivitas kerja pewarnaan sandal, penggarisan pola mukaan, dan pencucian sol. Kemudian risiko sedang (medium) terdapat 10 aktivitas kerja, dan risiko rendah (low) 11 aktivitas kerja. Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui bahwa keluhan MSDs yang dirasakan perajin pada leher bagian atas dan leher bagian bawah (93.75%), kemudian pinggang bagian bawah (87.5%) serta punggung (81.25%). Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku dan kesemutan serta kram/kejang. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja dan pencahayaan, serta karaktersitik individu yang terdiri dari umur, masa kerja, jam kerja per hari, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance. The process of making leather sandals much work is done manually so that to induce risk of musculoskeletal disorders (Musculoskeletal Disorders / MSDs). The research was to do craftsman leather sandals at Reza Leather Workshop, Kranggan, Bekasi in 2014 to describe the level of ergonomic risk based methods REBA of musculoskeletal disorders and complaints. Responden of all craftmans (16 persons). From the results, the risk level of work activity of 24 existing jobs are high risk (high) 3 to the work activity staining sandals, hatching patterns of the surface, and leaching sol. Then the risk of moderate (medium) contained 10 work activities, and low risk (low) 11 work activities. The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint musculoskeletal disorders that be perceived craftmans to upper neck and lower neck (93.75%); and then the lower back (87.5%); and the back (81.25%). The complaints is stifness, painful, tingling, and cramps/spasms. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors work consists of working positions and lighting, as well as an individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked per day, body mass index and smoking habit.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library