Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisya Maura
Abstrak :
Kebiasaan memakai masker merupakan kebiasaan positif yang berdampak pada kesehatan dalam jangka waktu panjang. Di Indonesia, kebiasaan memakai masker belum terbentuk. Intervensi ini bertujuan untuk menguji efektivitas intervensi adaptif dalam membentuk kebiasaan memakai masker di kafe dibandingkan dengan intervensi tunggal. Penulis mengombinasikan tiga bentuk intervensi, yaitu fear appeal berbasis antropomorfisme, reaktansi, dan lisensi moral, yang diberikan secara bertahap berdasarkan respons partisipan. Penulis mengajukan klaim bahwa intervensi adaptif akan meningkatkan jumlah pemakaian masker saat di kafe dan membentuk kebiasaan memakai masker yang lebih tinggi dibandingkan intervensi tunggal. Klaim pertama diuji pada 135 partisipan yang tidak memakai masker saat masuk atau menunggu pesanan di kafe, sedangkan klaim kedua diuji pada 96 partisipan yang mengisi kuesioner satu minggu setelah intervensi dan berkunjung ke kafe setelah menerima intervensi. Hasilnya, intervensi adaptif maupun intervensi tunggal tidak efektif meningkatkan jumlah pemakaian masker di kafe. Pada pembentukan kebiasaan, intervensi adaptif tidak lebih unggul dibandingkan intervensi tunggal dalam meningkatkan mean post-test SRBAI (Self-Report Behavioural Automaticity Index). Kombinasi intervensi fear appeal berbasis antropomorfisme dan lisensi moral justru menunjukkan dampak negatif terhadap pembentukan kebiasaan memakai masker setelah makan-minum di kafe. Temuan mengindikasikan bahwa intervensi adaptif berpotensi meningkatkan efektivitas intervensi sosial dengan tantangannya tersendiri. ......Wearing masks as a habitual practice holds significant importance due to its positive impact on long-term health. However, in Indonesia, the adoption of mask-wearing habits remains relatively low and insufficient. This intervention aims to examine the effectiveness of an adaptive intervention compared to a fixed intervention in developing mask-wearing habits in caf�s. The adaptive intervention combines three strategies: anthropomorphism-based fear appeal, reactance, and moral licensing, which are administered sequentially based on participant needs and responses. Our claims posited that the adaptive intervention would result in a greater number of mask-wearing instances and higher mask-wearing habits than the fixed intervention. The first claim is examined in a sample of 135 participants who don’t wear masks upon entering or while waiting for their orders in caf�s, while the second claim is tested on 96 participants who has completed a post-intervention questionnaire and subsequently visited a caf�. The results showed that both adaptive interventions and fixed interventions were ineffective in increasing mask usage in cafes. In terms of habit formation, adaptive interventions did not outperform fixed interventions in improving the mean post-test SRBAI (Self-Report Behavioural Automaticity Index). The combination of fear appeal interventions based on anthropomorphism and moral licensing had a negative impact on the habit formation of wearing masks after eating or drinking in cafes. These findings suggest that adaptive interventions have the potential to enhance the effectiveness of social interventions, but they come with their own challenges.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devira Ayusta Putri
Abstrak :
Perilaku sharenting adalah perilaku membagikan informasil detail mengenai anak di media sosial dalam bentuk foto, video, ataupun tulisan yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak. Fear appeal merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengurangi perilaku maladaptif daring. Dengan merujuk pada Protection Motivation Theory, penelitian ini berupaya untuk melihat dampak dari pemberian video berisi pesan fear appeal dalam menurunkan perilaku sharenting di kalangan orang tua. Intervensi dengan desain eskperimental ini dilakukan kepada kelompok intervensi (N = 15) dan kelompok kontrol (N = 15) dengan pengukuran perilaku sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pemberian video berisi pesan fear appeal terbukti secara signifikan meningkatkan threat appraisal (p<0,05) dan intensi mengurangi sharenting (p<0,05) pada kelompok intervensi. Sementara itu, pemberian video berisi pesan fear appeal tidak signifikan dalam meningkatkan coping appraisal (p>0,05) dan mengurangi perilaku sharenting (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa video fear appeal yang digunakan dalam intervensi ini berhasil memunculkan perubahan pada respons kognitif dan afektif, namun tidak pada respons perilaku. ......Sharenting could be defined as a behavior in which parents share detailed information about their children in the forms of photos, videos, or written posts on social media that can potentially cause harms to their children. Fear appeal is one of the techniques that can be used to reduce online maladaptive behavior. With reference to the Protection Motivation Theory, this study was carried out to examine the effect of fear appeal in reducing sharenting among parents. Intervention with experimental design was conducted to the experiment group (N = 15) and the control group (N = 15) with pre- and post-intervention behavior measurement. The results showed that the intervention using video with fear appeal message in the experiment group was effective in increasing threat appraisal (p<0,05) and intention to reduce sharenting (p<0,05), yet it was not effective in increasing coping appraisal (p>0,05) and reducing sharenting (p>0,05). These results indicated that the intervention using video with fear appeal message was able to bring about changes in cognitive and affective responses, but not in behavioral response.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Putriaji
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh daya tarik rasa takut dan humor pada iklan terhadap intensi membeli helm pada pengendara sepeda motor. Penelitian ini merupakan eksperimen daring dengan 2 daya tarik rasa takut vs netral x 2 daya tarik humor vs netral between subjects factorial design, yang dilakukan kepada 306 orang partisipan pengendara sepeda motor berusia 18-29 tahun. Pada penelitian ini, partisipan dibagi secara acak menjadi empat kelompok dan ditunjukkan sebuah gambar iklan yang berkonten netral, daya tarik rasa takut, humor, dan/atau kombinasi antara daya tarik rasa takut dan humor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik rasa takut tidak mempengaruhi intensi membeli helm. Sementara itu, daya tarik humor serta interaksi antara daya tarik rasa takut dan humor terbukti dapat mempengaruhi intensi membeli helm. Dengan demikian, para pelaku industri helm yang hendak mempromosikan produknya melalui iklan dengan daya tarik rasa takut dapat mempertimbangkan penambahan elemen humor pada iklan untuk membantu meningkatkan efektivitas iklan.
ABSTRACT
This study aims to investigate whether the influence of fear and humor appeal on advertising to the intention of buying a helmet on a motorcycle rider. An online experiment with 2 fear appeal vs neutral x 2 humor appeal vs neutral between subjects factorial design was conducted to 306 participants, aged between 18 and 29 years old. A single ad image that contained neutral, fear, humor, or a combination of both fear and humor were given randomly for each participant. The results showed that the appeal of fear does not affect the intention of buying a helmet. However, humor appeal as well as the interaction between the fear and humor appeal influenced to affect the intention of buying a helmet. Thus, the helmet industry players who will promote their products through advertising with fear appeal can consider adding humor elements to increase the effectiveness of the ads.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Muttaqin
Abstrak :
Efektifitas Label peringatan kemasan rokok menjadi isu global dalam mempengaruhi intensi berhenti perokok. Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan label kemasan visual lebih efektif dari pada penggunaan label peringatan tekstual. Namun, ada beberapa tokoh yang berpendapat bahwa fear-appeal yang digunakan dapat menyebabkan reaksi berani pada remaja. Teori psikologi sosial, menyarankan bahwa sebaiknya pesan peringatan yang menggunakan fear-appeal sebaiknya dipadukan dengan pesan self efficacy. Masih sedikitnya peneilitian yang membahas tentang perpaduan fear-appeal dan self efficacy dalam label peringatan menyebabkan efektifitas label tersebut masih belum jelas, maka tujuan pertama penelitian adalah untuk memeriksa efek dari perpaduan pesan tersebut. Selanjutnya, mayoritas perokok remaja Indonesia adalah remaja muslim. Melalui pendekatan karakteristik konsumen muslim. penelitian ini menawarkan label non halal pada kemsasan rokok. oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memeriksa penggunaan label non halal pada kemasan rokok di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan 2 studi. Studi 1 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label visual dan tekstual serta perbedaan efektifitas label yang dipadukan dengan pesan self-efficacy. Studi 2 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label non halal dengan label visual tekstual saja. Sebanyak 240 partisipan dikutsertakan dalam eksperimen , partisipan terdiri dari mahasiswa universitas Indonesia dalam rentang umur 18-23 tahun. Data yang diperoleh, kemudian diolah dengan metode statistic anova dan Uji T. Hasil menemukan bahwa, label peringatan visual fear-appeal efektif menciptakan perasaan negative. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa label peringatan visual lebih efektif dibandingkan dengan label peringatan tekstual saja. Hasil juga menyarankan bahwa sebaiknya label peringatan baik visual dan tekstual dipadukan dengan pesan sel-efficacy. Hasil juga menyarankan khusus untuk perokok remaja muslim, penggunaan label non halal sebagai label peringatan pada kemasan rokok efektif meningkatkan intensi berhenti merokok. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, dan mnyarankan penggunaan pesan self-efficacy pada label peringatan. Khusus untuk perokok muslim, penelitian ini menyarankan penggunaan label peringatan yang dipadukan dengan label non halal guna meningkatkan intensi berhenti perokok remaja muslim. Penelitian ini tidak membedakan kelompok perokok dan non perokok, selain itu juga gambar yang digunakan hanya satu jenis penyakit. ......Effectiveness of warning labels cigarette packs become a global issue in influencing the intention to stop smoking. Some experts argue that the use of visual packaging labels more effective than the use of textual warning labels. However, there are some leaders who argue that fear-appeal that used to cause reactions in young brave. By using the theory of social psychology, Morvan (2011) and cissamaru (2007) suggested that the warning message should use fear-appeal should be combined with a message of self-efficacy. The small number of fusion research that addresses fear-appeal and self-efficacy in the effectiveness of warning labels cause the label is not clear, then the purpose of the study is the first to examine the effect of the combination of the message. Furthermore, a number of teenage smokers majority of Muslims in Indonesia. Muslim consumer characteristics approach. This research offers a non-halal labels on cigarette packs. Then, the second goal is to want to examine the use of non-halal labels on cigarette packs in Indonesia. This study uses an experimental method, by using the 2 studies. study 1to examine differences in the effectiveness of visual and textual labels and labeling differences, combined with the effectiveness of self-efficacy messages. Study 2 to examine differences in the effectiveness of non-halal label with visual textual labels alone. Total of 240 participants in the experiment, the participants consisted of Indonesian university students in the age range 18-23 years. Data processed with ANOVA and T -Test statistical methods. Results found that, the visual warning labels fear-appeal effectively create negative feelings. The results are consistent with previous studies that the visual warning labels more effective than the textual warning labels alone. Results also suggest that a warning label should be both visual and textual messages combined with self-efficacy. Results also suggest special for Muslim youth smokers, the use of non-halal label as warning labels on cigarette packs effective increase intentions to quit smoking. The results support previous studies, and suggest the use of self-efficacy message on the warning label. Especially for Muslim smokers, this study suggests the use of a warning label, combined with non-halal labels to improve intentions of Muslim youth smokers quit smoking. This study is limited to Indonesian university students, so we need a study involving a sample of the entire population of Indonesia. The study also did not distinguish groups of smokers and non-smokers, but it is also an image that is used only one type of disease, so that the research needs to be done to distinguish these factors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Nurahmi
Abstrak :
Merokok masih menjadi faktor risiko penyakit kronis dan mematikan di dunia. Tahun 2014 terdapat 5,8 milyar perokok di dunia, 80 persennya mulai merokok saat remaja. Di Indonesia pun rata-rata usia pertama kali merokok sekitar 17,6 tahun. Untuk melindungi remaja dari bahaya merokok, peringatan kesehatan bergambar (PKB) dengan kesan menakutkan telah dicantumkan pada bungkus rokok. Per 24 Juni 2014, PKB telah berlaku di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran respon perokok remaja di Kota Depok terhadap pesan dengan kesan menakutkan pada PKB di Indonesia. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan kuesioner dari Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK UI) sebagai instumen penelitian. Penelitian menemukan perbedaan gambaran rasa takut, keparahan, respon efikasi serta perbedaan frekuensi niat. Namun, tidak ditemukan perbedaan gambaran kerentanan, efikasi diri, penerimaan serta penolakan pesan terhadap pesan dalam PKB. ......Smoking still become a risk factor for chronic and deadly diseases. In 2014, there were 5.8 billion smokers in the world, 80 percent started smoking as a teenager. In Indonesia, the average of age to initial smoking is 17,6 years. To protect adolescents from the dangers of smoking, Pictorial Health Warning (PHW) with fear appeal was imprinted on cigarette pack. As 24 June 2014, PHW has been applied in Indonesia. The research aims to describe the response of adolescent smoker in Depok City toward message with fear appeal on PHW in Indonesia. The study used cross sectional design with a questionnaire from Center of Health Research Universitas Indonesia as research instrument. The study found differences fear, severity, response efficacy, and the frequency of quit smoking intention. However, there was no significant difference in susceptibility, self efficacy, acceptance and rejection toward message in PHW.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritnaningsih A. Santoso
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas tiga jenis program intervensi, yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT), iklan dengan tampilan humor (iklan positif), dan iklan dengan tampilan menakutkan (iklan negatif) dalam menurunkan perilaku menge mudi secara agresif. Partisipan terdiri atas 196 pengemudi yang tergolong dalam kelompok usia dewasa muda (usia 18?35 tahun), yaitu usia dimana individu berisiko untuk menampilkan perilaku mengemudi secara agresif. Kepada partisipan dilakukan pengukuran de ngan menggunakan empat macam inventori lapor diri, yaitu inventori untuk mengukur persepsi mengenai kondisi lalu lintas, derajat frustrasi, emosi marah, dan perilaku mengemudi. Analisis dengan menggunakan desain mix-faktorial menunjukkan bahwa program intervensi CBT lebih efektif dibandingkan program intervensi iklan, khususnya dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Sedangkan antara iklan dengan tampilan humor dan iklan dengan tampilan menakutkan tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Baik program CBT maupun kedua jenis program intervensi iklan tidak cukup efektif untuk menurunkan perilaku mengemudi secara agresif. Mengacu pada Teori A-B-C tentang ketergugahan emosi yang dikemukakan oleh Ellis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran akhir yaitu perilaku mengemudi secara aman (faktor C) pada pengemudi usia dewasa muda tidak dapat tercapai walaupun keyakinan dan emosi mereka (faktor B) berhasil diubah menjadi lebih positif. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk sampai terjadinya perubahan perilaku mengemudi secara aman diperlukan teknik modifikasi perilaku yang lain, misalnya pemberian sangsi yang kuat dari pihak otoritas yaitu polisi.
This study was conducted to examine the effectiveness of three intervention programs, i.e. CBT (Cognitive Behavior Therapy), humor appeal advertisements (positive ads), and fear appeal advertisements (negative ads) in reducing aggressive driving behavior. 196 young adults age between 18?35 years old, who are considered to be at risk in performing aggressive driving behavior had completed four self report inventories. The four inventories measures perception on traffic conditions, degree of frustration, anger emotion, and driving behavior. Analysis of mix factorial desigm shows that CBT intervention program is more effec tive than the advertising intervention program, particularly in reducing the degree of frustration and emotional upset. However, no significant difference between humor appeal and fear appeal advertisements in reducing the level of frustration and anger emotion. Moreover, CBT program as well as the other two advertising intervention programs is not sufficient enough to reduce driving behavior. Based on the A-B-C Theory of Emotonal Arousal proposed by Ellis, this result indicates that safety driving behavior (factor C) among young drivers cannot be achieved through these intervention programs, although their belief and emotion (factor B) has been changed. This study implies that other modification behavior technique, i.e. strong penalty from the authority (police) is needed to encourage safer driving behavior of Indonesian young driver.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Guritnaningsih A. Santoso
Abstrak :
This study was conducted to examine the effectiveness of three intervention programs, i.e. CBT (Cognitive Behavior Therapy), humor appeal advertisements (positive ads), and fear appeal advertisements (negative ads) in reducing aggressive driving behavior. 196 young adults age between 18?35 years old, who are considered to be at risk in performing aggressive driving behavior had completed four self report inventories. The four inventories measures perception on traffic conditions, degree of frustration, anger emotion, and driving behavior. Analysis of mix factorial desigm shows that CBT intervention program is more effective than the advertising intervention program, particularly in reducing the degree of frustration and emotional upset. However, no significant difference between humor appeal and fear appeal advertisements in reducing the level of frustration and anger emotion. Moreover, CBT program as well as the other two advertising intervention programs is not sufficient enough to reduce driving behavior. Based on the A-BC Theory of Emotonal Arousal proposed by Ellis, this result indicates that safety driving behavior (factor C) among young drivers cannot be achieved through these intervention programs, although their belief and emotion (factor B) has been changed. This study implies that other modification behavior technique, i.e. strong penalty from the authority (police) is needed to encourage safer driving behavior of Indonesian young driver.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas tiga jenis program intervensi, yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT), iklan dengan tampilan humor (iklan positif), dan iklan dengan tampilan menakutkan (iklan negatif) dalam menurunkan perilaku mengemudi secara agresif. Partisipan terdiri atas 196 pengemudi yang tergolong dalam kelompok usia dewasa muda (usia 18?35 tahun), yaitu usia dimana individu berisiko untuk menampilkan perilaku mengemudi secara agresif. Kepada partisipan dilakukan pengukuran dengan menggunakan empat macam inventori lapor diri, yaitu inventori untuk mengukur persepsi mengenai kondisi lalu lintas, derajat frustrasi, emosi marah, dan perilaku mengemudi. Analisis dengan menggunakan desain mix-faktorial menunjukkan bahwa program intervensi CBT lebih efektif dibandingkan program intervensi iklan, khususnya dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Sedangkan antara iklan dengan tampilan humor dan iklan dengan tampilan menakutkan tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Baik program CBT maupun kedua jenis program intervensi iklan tidak cukup efektif untuk menurunkan perilaku mengemudi secara agresif. Mengacu pada Teori A-B-C tentang ketergugahan emosi yang dikemukakan oleh Ellis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran akhir yaitu perilaku mengemudi secara aman (faktor C) pada pengemudi usia dewasa muda tidak dapat tercapai walaupun keyakinan dan emosi mereka (faktor B) berhasil diubah menjadi lebih positif. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk sampai terjadinya perubahan perilaku mengemudi secara aman diperlukan teknik modifikasi perilaku yang lain, misalnya pemberian sangsi yang kuat dari pihak otoritas yaitu polisi.
Depok: Faculty of Psychology University of Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Rusdianto Berto
Abstrak :
Startegi pendekatan rasa takut benyak digunakan untuk mempersuasi target khalayaknya dalam berbagai pesan kampanye keselamatan jalan di indonesia. namun, faktor perbedaan individual menjadi tantangan tersendiri bagi keefektifan penggunaan strategi ini. tesis ini meneliti pengaruh penerimaan pesan ras takut dalam iklan keselamatan jalan korlantas polri tergadap motivasi khalayak usia muda berdasarkan faktor resonansi yang dimiliknya. hubungan kausal tersebut dianalisis menggunakan model FPPM (extended parallel process model) melalaui analisis jalut. pengumpulan data dilakukan terhadap 85 siswa/i sekolah menegah kejuruan (SMK) dengan menggunakan desain ekperimen one-shot case study. hasil penelitian menunjukan bahwa penerimaan pesan ancaman dapat memengaruhi motivasi para siswa/i untuk mengikuti rekomendasi pesan iklan, bila dimediasi oleh pesan efikasi. hal ini hanya tejadi pada kelompok siswa/i yang tidak beresonansi hanya dapat dipengaruhi oleh pesan efikasi
Kementerian Komunikasi dan Informasi Ri, 2015
384 JPPKI 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Nur Aini
Abstrak :
Persentase Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di tingkat rumah tangga yang tinggi di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah rendahnya penerapan nilai keamanan pangan di tingkat keluarga yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang keamanan pangan di kalangan ibu rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penyuluhan keamanan pangan dengan pesan mengandung Fear Appeal dengan desain quasi experimental post test only design with control group yang diukur dengan melihat perubahan tingkat pengetahuan, sikap, perilaku dan rasa takut pada ibu rumah tangga. Hasil riset menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi, tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna pada perilaku dan rasa takut responden. ......High level percentage of outbreaks (food poisoning) of household in Indonesia, one reason is the poor level of food security at the family level due to lack of knowledge about food safety among housewives. The purpose of this study was to observe the effect of food safety education with message contains fear appeal quasi-experimental design with a post-test only design with control group as measured by looking at the level of knowledge, attitudes, behavior and the fear of housewives. The results showed a significant difference between control group and intervention group on knowledge and attitude, but not on behavior as well as fear of the respondents.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library