Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Jihbidz Sinina
Abstrak :
ABSTRAK
Selama ini distribusi hewan ternak menggunakan transportasi darat maupun laut. Truck sebagai tansportasi darat masih kurang memadai untuk distibusi ternak termasuk kapal sebagai transportasi laut juga kurang memadai karena alat transportasi tersebut tidak mempunyai fasilitas, infrastruktur, serta perlakuan tehadap hewan yang kurang layak. Karena pendistribusian yang kurang layak menimbulkan stress serta penurunan berat badan pada hewan ternak. Pada skripsi ini, dilakukan penganalisisan kelayakan pada pengadaan kapal ternak atau liivestock carrier agar dapat menjadi alternatif transpotasi distribusi hewan ternak. Yang termasuk didalamnya adalah investasi, biaya operasional, dan biaya pemasukan atau penghasilan. Hasil analisis kelayakan dikatakan layak karena Net Present Value > 0 dan Profitabilty Index > 1 dengan break event point terjadi pada 3,83 tahun dan pada trip ke 148 atau pelayaran ke 296.
ABSTRACT
The distribution of livestock using ground transportation as well as the sea. Truck as transportation by land is still inadequate for the distribution of livestock includes ship as sea transport was also inadequate because they do not have transportation facilities, infrastructure, as well as taking action against treatment of animals that are less worthy. Because the distribution of livestocks was less worthy causing stress and weight loss in livestock. In this final task, carried out an analysis of the feasibility on the procurement of the ship cattle or livestock carrier so that it can be an alternative transportation distribution of farm animals. That is including investment, operating costs, and the cost of revenue or earnings. The results of the feasibility analysis is said to be feasible because Net Present Value > 0 and Profitability Index > 1 with break event point occurred at 3.83 years and on a trip to 148 or 296 cruises.
2015
S59815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Erwin Ibor
Abstrak :
Skripsi ini adalah studi kelayakan dari konsep pembangunan kereta api cepat yang bertujuan menyambungkan Jakarta dengan Surabaya menggunakan rel. Analisis dari skripsi ini dimulai dengan merancang beberapa rute yang paling efektif dalam menyambungkan Jakarta dengan Surabaya, lalu memperkirakan biaya konstruksi awal dari pembangunan rel dengan cara benchmarking kepada harga pembangunan dari rel kereta api dari negara-negara lain. Perkiraan harga yang didapatkan lalu dibandingkan dengan rencana harga Argo Cahaya - konsep proyek kereta api Jakarta-Surabaya yang telah dibatalkan pada tahun 2012 karena terlalu mahal. Hasil dari analisis skripsi ini mengindikasikan bahwa rata-rata harga konstruksi yang telah di-benchmark dari negara-negara lain lebih rendah daripada estimasi harga Argo Cahaya. Ini mengatakan bahwa biaya konstruksi Argo Cahaya bisa dibuat lebih rendah. Konsep kereta api cepat Jakarta Surabaya dapat dinyatakan layak. ......This thesis is a feasibility study of a conceptual project of which the purpose is to connect Jakarta and Surabaya using a high-speed railway that stretches across Java. The analysis starts by developing conceptual routes that are most effective in connecting Jakarta and Surabaya, and then estimating the initial construction cost of building a railway using those routes by benchmarking with past railway project costs from around the world. The estimated costs are compared to the budget of Argo Cahaya - a conceptual Jakarta-Surabaya Railway project that has been cancelled in 2012 due to its budget being considered unfeasible. The results of this analysis indicate that the average benchmarked costs of constructing a railway between Jakarta and Surabaya cost significantly less than what was budgeted in Argo Cahaya’s project, which means that constructing a railway should not have to cost as Argo Cahaya’s budget. The conceptual railway is feasible.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Mahavianti Syamsuri
Abstrak :
Sesuai dengan Laporan Tahunan PT Telkom, pendapatan PT Telkom selama tahun 2005 hampir 70% disumbangkan oleh anak perusahaannya yang bergerak di bisnis seluler yaitu PT Telkomsel. Di dalam organisasi internalnya sendiri, Telkom telah mengembangkan Fixed Wireless Access berbasis teknologi CDMA, yaitu Flexi, yang diharapkan menjadi revenue generator setelah terjadinya penurunan pendapatan dari PSTN yang selama ini menjadi penyumbang pendapatan Telkom. Dalam perkembangannya dari tahun 2003, performansi penjualan Flexi tidak sepesat yang diharapkan, karena kebijaksanaan pengelolaannya yang dianggap terlalu berbelit-belit. Untuk itu strategi Spin Off Flexi dari organisasi internal Telkom dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan performansi bisnisnya. Dari hasil perbandingan dengan organisasi bisnis lain di dunia, Flexi telah memenuhi syarat untuk di pisahkan dari organisasi induknya. Dilihat dari analisa SWOT dan analisa internal eksternal yang dilakukan dengan manajerial DFWN menunjukkan bahwa Flexi perlu melakukan strategi growth dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Pada analisa pasar dilakukan proyeksi pelanggan berdasarkan proyeksi pesimis, moderat dan optimis, yang dihitung dari proyeksi market size tahun 2007?2011. Dari hasil proyeksi pelanggan pesimis, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 69.15 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 15%, Profitability Indeks 0,04 dengan Payback Period selama 5 tahun 7 bulan. Untuk proyeksi pelanggan moderat, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 1,457.55 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 176%, Profitability Indeks 0,75 dengan Payback Period selama 3 tahun. Sedangkan hasil proyeksi pelanggan optimis, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 2,487.68 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 186%, Profitability Indeks 1.28 dengan Payback Period selama 2 tahun 9 bulan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Flexi layak untuk di-spin off dari organisasi internal Telkom.
Based on Annual Report, up to 70% Telkom?s revenue in 2005 is contributed by PT Telkomsel. In Telkom internal organization, Telkom runs Flexi, Fixed Wireless Access connection based on CDMA as revenue generator. But sales performance of Flexi is not very satisfied, so spinning off become a choice of strategy to be implemented. From benchmarking with other business organizations, it seems that Flexi fulfills the requirement to be spinned off from Telkom. SWOT analysis and Internal Eksternal analysis with DFWN management show that Flexi should apply growth strategy with vertical integration concentration. In market analysis, we predict customer projection based on pessimistic, moderate, and optimistictic projection. For pessimistic customer prediction, we find 69.15 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 15% Internal Rate of Return (IRR), 0,04 Profitability Indeks and 5 year and 7 months Payback Period. From moderate customer projection, we get 1,457.55 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 176% Internal Rate of Return (IRR), 0,75 Profitability Indeks and 3 years Payback Period. And for optimistic cutomer projection, the result is 2,487.68 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 186% Internal Rate of Return (IRR), 1.28 Profitability Indeks with 2 years 9 months Payback Period. From the analysis result we conclude that Flexi is feasible to be spinned off from Telkom internal organization.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T25083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Andri Kusuma
Abstrak :
Demi mempercepat produksi minyak dan gas nasional, pengembangan proyek gas di Indonesia memiliki peran yang penting untuk dijalankan. Peningkatan harga minyak dunia merupakan suatu beban bagi Negara dalam subsidi bahan bakar untuk kebutuhan konsumsi kendaraan bermotor dan pembangkitan listrik. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran menjadi perhatian yang signifikan bagi Pemerintah. Oleh karena itu, Blok C yang memiliki potensi cadangan Minyak dan Gas, dimana Operatornya adalah EFG (Perusahaan Minyak International) untuk eksploitasi minyak dan PT XYZ (Perusahaan Minyak Nasional) untuk eksploitasi gas, terutama untuk lapangan unitisasi Blok C dan Blok PQR haruslah dikembangkan dengan segera untuk menyelesaikan permasalahan kekurangan energi nasional. Produksi gas akan mendukung industri kelistrikan dalam hal ini PT PLN dan juga mendukung perusahaan-perusahaan pupuk. Berdasarkan analisa, pengeluaran kapital (CAPEX) yang diperlukan dalam proyek pengembangan gas adalah sebesar US$ 3.065 juta dan pengeluaran operasional (OPEX) sebesar US$ 1.842 juta. Dengan model keekonomian yang dibangun berdasarkan aturan PSC Blok C, jika perhitungan keekonomian dilakukan dengan basis standalone maka hasilnya adalah proyek tidak layak untuk dijalankan. Namun dengan pendekatan basis total blok akan menghasilkan suatu proyek yang layak untuk dijalankan. PSC Blok C dibentuk dengan basis Blok bukan berdasarkan lapangan atau basis standalone. Kedua basis akan digunakan dalam perhitungan dan analisa. Analisa sensitivitas juga dilakukan untuk melihat dampak dari perubahan harga gas, angka CAPEX dan OPEX terhadap parameter keekonomian seperti NPV, IRR, PI dan PP. Analisa sensitivitas memperlihatkan bahwa perubahan harga gas akan memiliki dampak yang besar terhadap indikator keekonomian untuk NPV, IRR, PI dan PP.
In order to expedite the national Oil & Gas Production, the development of Gas Project in Indonesia has an important role to play. The increase of world oil price has become a burden to the State in the subsidy of fuel for vehicle consumption and also for electricity. On the other hand, economic growth and the reduction of unemployment give significant concern to the government. Therefore, the C Block which holds reserve not only of oil but also gas, of which the block is operated by EFG (an International Oil Company) for oil exploitation and PT XYZ (National Oil Company) for gas exploitation, particularly for the unitization of fields namely C Block and PQR block, has to be developed immediately in order to overcome the shortage in the national energy. The gas production will support the electricity industry in this case PT PLN and will also support fertilizer companies. Based on analysis, the capital expenditure needed for the Gas Development Project amounts to US$ 3,065 million and the operating expenditure amounts to US$ 1,842 million. With an economic model built based on C Block PSC term, if economic calculation is run on a standalone basis, the result would conclude not feasible and the project can not go further, but the total block approach would conclude that the project is feasible and can go further.The C Block PSC is constructed on a block basis rather than on field (Standalone) basis. Both basis will be used in the calculation and analysis. The sensitivity analysis is also being conducted to see the impact of change in Gas Price, CAPEX and OPEX value against economic parameters such as NPV, IRR, PI, PP The Sensitivity shows that the change in Gas Prices will mainly affect indicators for NPV, IRR, PI and PP as well.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Passat
Abstrak :
[Industri Geothermal di Indonesia merupakan Industri yang Emerging karena Regulasi Pemerintah yang tertuang dalam Perpres No. 5 tahun 2006 mengenai Kebijakan Energi Nasional. Terlepas dari itu dampak kenaikan harga minyak dunia, meningkatnya subsidi yang diberikan, ketergantungan terhadap BBM impor serta faktor-faktor lingkungan dan global turut memberikan peluang bagi industri ini untuk tumbuh. Kebijakan Energi Nasional itu sendiri mengisyaratkan peningkatan penggunaan Energy Mix yang berasal dari sumber-sumber yang terbaharukan termasuk didalamnya Panas Bumi (Geothermal). Dengan demikian diperlukan suatu studi kelayakan untuk menilai usaha dalam mengembangkan industri ini. Berdasarkan analisis, pengeluaran modal yang dibutuhkan adalah sebesar USD 304,450,0. Dengan rasio hutang terhadap modal adalah 70:30. Biaya modal adalah 10,9%, yang didefinisikan sebagai discount factor. Analisis NPV akhir sebesar USD 35.571.740 tanpa CDM Insentif dan USD 47.241.590 dengan CDM Insentif, kesimpulannya adalah bahwa pembangunan proyek panas bumi usaha ini layak dan diterima. Kenaikan NPV berkisar antara 15% sampai dengan 34%, peningkatan IRR berkisar antara 9% sampai dengan 24%, penurunan PP berkisar antara 14% sampai dengan 40%, dan peningkatan PI adalah 5%. Peningkatan nilai ekonomi ini dihasilkan oleh Pendapatan Carbon sebesar USD 6.927.000/y dari pengurangan emisi sejumlah 628.392 tC02/y. ......The development of geothermal industry in Indonesia represents the emerging phase, because of the impetus of government regulations which is decanted in President Decree No. 5 year 2006 about National Energy Policy. Increase of the world oil price, increase of fuel subsidy budget, dependence on import for fulfilling domestic fuel demand, and also global and environmental factors partake to give opportunity for this industry to grow. National Energy Policy itself beckoned to evolve the growth proportion of Energy Mix that coming from renewable resources. One of the potential renewable resources energy is Geothermal. Therefore it is necessary to exercise a feasibility study to assess the effort for developing this industry. Based on the analysis, the capital expenditure nedeed is amounting to USD 304,450,0. The debt to equity ratio will be 70:30. The Cost of Capital is 10.9%, which is defined as the discount factor. The final NPV analysis of USD 35,571,740 without and USD 47,241,590 with CDM Incentives, thus the geothermal business development project is feasible and accepted. The NPV increment is ranging from 15% up to 34%, the increment of IRR is ranging from 9% up to 24%, the decline of PP is ranging from 14% up to 40%, and the PI increment is 5%. The increment of economic value of the geothermal project business development is generated by the proceed of Carbon Revenue amounting to USD 6,927,000/y from the Certified Emission Reduction of 628,392 tC02/y. ;The development of geothermal industry in Indonesia represents the emerging phase, because of the impetus of government regulations which is decanted in President Decree No. 5 year 2006 about National Energy Policy. Increase of the world oil price, increase of fuel subsidy budget, dependence on import for fulfilling domestic fuel demand, and also global and environmental factors partake to give opportunity for this industry to grow. National Energy Policy itself beckoned to evolve the growth proportion of Energy Mix that coming from renewable resources. One of the potential renewable resources energy is Geothermal. Therefore it is necessary to exercise a feasibility study to assess the effort for developing this industry. Based on the analysis, the capital expenditure nedeed is amounting to USD 304,450,0. The debt to equity ratio will be 70:30. The Cost of Capital is 10.9%, which is defined as the discount factor. The final NPV analysis of USD 35,571,740 without and USD 47,241,590 with CDM Incentives, thus the geothermal business development project is feasible and accepted. The NPV increment is ranging from 15% up to 34%, the increment of IRR is ranging from 9% up to 24%, the decline of PP is ranging from 14% up to 40%, and the PI increment is 5%. The increment of economic value of the geothermal project business development is generated by the proceed of Carbon Revenue amounting to USD 6,927,000/y from the Certified Emission Reduction of 628,392 tC02/y., The development of geothermal industry in Indonesia represents the emerging phase, because of the impetus of government regulations which is decanted in President Decree No. 5 year 2006 about National Energy Policy. Increase of the world oil price, increase of fuel subsidy budget, dependence on import for fulfilling domestic fuel demand, and also global and environmental factors partake to give opportunity for this industry to grow. National Energy Policy itself beckoned to evolve the growth proportion of Energy Mix that coming from renewable resources. One of the potential renewable resources energy is Geothermal. Therefore it is necessary to exercise a feasibility study to assess the effort for developing this industry. Based on the analysis, the capital expenditure nedeed is amounting to USD 304,450,0. The debt to equity ratio will be 70:30. The Cost of Capital is 10.9%, which is defined as the discount factor. The final NPV analysis of USD 35,571,740 without and USD 47,241,590 with CDM Incentives, thus the geothermal business development project is feasible and accepted. The NPV increment is ranging from 15% up to 34%, the increment of IRR is ranging from 9% up to 24%, the decline of PP is ranging from 14% up to 40%, and the PI increment is 5%. The increment of economic value of the geothermal project business development is generated by the proceed of Carbon Revenue amounting to USD 6,927,000/y from the Certified Emission Reduction of 628,392 tC02/y. ]
2011
T43918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Bastori
Abstrak :
Kebutuhan listrik nasional pada masa mendatang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan industri. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi alternatif dalam memenuhi kekurangan penyediaan listrik secara nasional. Oleh karena itu, kajian investasi dan skema pembiayaan PLTN menjadi cukup mendesak untuk dilakukan. Hasil analisa terhadap PLTN dan pembangkit konvensional dalam studi ini menunjukkan bahwa PLTN cukup kompetitif terhadap pembangkit batu bara dan gas. Biaya produksi listrik PLTN jenis AP600 sekitar S32,12 per MWh sedangkan pembangkit batu bara diantara $29 - $32 per MWh dan pembangkit gas sekitar 532,68 per MWh pada discount rate 8% tanpa pajak karbon. Resiko bisnis PLTN mencakup biaya pertanggungjawaban nuklir terhadap lingkungan, resiko mundurnya penyelesaian proyek, dan premi asuransi investasi. Biaya pertanggungjawaban nuklir meliputi biaya resiko kecelakaan nuklir, asuransi properti dan para pekerja. Ada dua skema pembiayaan yang ditinjau dalam studi ini yaitu skema tradisional (modal dan pinjaman) dan Build Operate Transfer (BOT). Dari beberapa skenario yang dikaji dalam tesis ini, hasilnya menunjukkan bahwa skema pembiayaan konsorsium dan BOT merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan bagi para pengambil kebijakan. Skema konsorsium cukup cocok bagi negara yang sudah berpengalaman dalam proyek PLTN dan skema BOT cocok bagi negara yang belum memiliki pengalaman dalam proyek PLTN.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Soraya
Abstrak :
Penelitian ini membahas implementasi kebijakan kompensasi PNS pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivism. Mengacu pada perspektif teoritis dan paradigma penelitian yang digunakan, maka sifat penelitian ini adalah penelitian desktiptif. Analis penelitian dengan menggunakan analisis kualitatif. Dalam penelitian ini melihat kesesuaian kebijakan kompensasi PNS yang seharusnya dengan kebijakan yang diterapkan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hasil penelitian ini bahwa implementasi kebijakan kompensasi PNS pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral belum mendasarkan pada pemberian gaji yang adil dan layak. Faktor yang paling berpengaruh terhadap implemntasi kebijakan kompensasi PNS tersebut yaitu pihak yang kepentingannya dipengaruhi, jenis manfaat yang diterima target grup, derajat perubahan yang diharapkan, sumber daya yang dikerahkan, serta kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat. Penelitian ini merekomendasikan bahwa Pemerintah perlu segera menetapkan peraturan teknis terkait kompensasi yang memenuhi unsur keadilan dan kelayakan, serta bagi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam melaksanakan kebijakan kompensasi PNS harus berdasarkan pada capaian kinerja, bobot pekerjaan, dan tanggung jawab pegawai sebagai dasar pemberian kompensasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan perlu meningkatkan koordinasi yang lebih intensif dan menumbuhkan komitmen dengan pihak-pihak terkait guna pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan kompensasi PNS Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu menjamin kesejahteraan pegawai agar dapat berjalan efektif. Kata kunci:Kompensai, pegawai negeri sipil, keadilan, kelayakan.
This Research analyze about the implementation of civil service policy compensation at Ministry of Energy and Mineral Resources. Paradigm used in this research can be classified in the post positivism. Referring to the theoretical perspevtives and research paradigms are used, the nature of this research is descriptive research. Analysis of studies using qualitative analysis. In this study look for the suitability civil service policy compensation with the policy applied to the Ministry of Energy and Mineral Resources. The result of this research are that the implementation of civil servant compensation policy in the Ministry of Energy and Mineral Resources has not been based on equity and feasibility salary. The most influential factors for the implementation of the civil servant 39 s compensation policy are those whose interests are affected, the type of benefits the group received, the expected degree of change, the resources mobilized, and the powers, interests and strategies of the actors involved. This research recommend the Government define the technical policy immediately to meet of equity and feasibility, and for The Ministry of Energy and Mineral Resources have to implement the compensation policy based on employee performance, job load and responsibility. Ministry of Energy and Mineral Resources also should improve coordination intensively and increase the commitment with all parties to ensure the achievement of compensation goals which is the welfare of employees in order that the policy can run effectively. Keywords Compensation, civil service, fairness, feasibility.
2017
T47945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orilia, Lawrence
New York: John Wiley & Sons, 1972
658.05 ORI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siewert, Sam
Dulles: Virginia Mercury Learning and Information, 2016
006.22 SIE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Donald Harny
Abstrak :
Sebagian besar lahan tanah milik Perum Pegadaian yang ada saat ini, hanya dimanfaatkan untuk usaha gadai. Padahal jika dilihat dari letaknya, cukup banyak lokasi tanah yang berada pada daerah strategis (pusat kota dan sentra bisnis), sehingga sangat memungkinkan untuk dapat dikelola lebih optimal lagi melalui diversifikasi usaha properti yang dapat menjadi suatu central business unit menguntungkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan dana yang dimiliki untuk menjadikan eksistensi lahan-lahan tersebut sebagai profit centre. Mengantisipasi permasalahan diatas, upaya yang dapat ditempuh adalah melakukan kerjasama investasi dengan pihak lain yang mau menanamkan modalnya dalam bisnis properti. Namun karena biaya investasi yang dibutuhkan cukup besar dan pengembaliannya pun membutuhkan waktu lama, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam menentukan jenis investasi properti apa yang cocok untuk diterapkan pada lokasi tertentu serta bagaimana bentuk kerjasama serta pola pendanaan investasinya. Dalam penelitian ini, dilakukan kajian mengenai rekayasa pendanaan model project finance untuk menilai kelayakan jenis investasi properti, pada salah satu lahan strategis milik Pegadaian, yang terletak di jalan D.I. Panjaitan Kav. 50/42 Jakarta timur. Kajian ini dimaksudkan dalam rangka optimalisasi pemanfataan lahan, melalui kerjasama investasi properti sistem BOT. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pola pendanaan yang optimum melalui rekayasa pendanaan model project finance, yang dapat lebih mendorong kelayakan suatu jenis investasi proyek properti terpilih. Berdasarkan hasil penelitian, jenis investasi yang terpilih pada lokasi tersebut adalah mixed use antara rumah sakit dan universitas, yang menghasilkan NPV=53.043.172.085,50 dan IRR = 16%. Setelah dilakukan rekayasa pendanaan model project finance, dengan dua pilihan konsesi yaitu 25 tahun dan 30 tahun, terlihat bahwa nilai NPV dan IRR yang paling optimum untuk masa konsesi 25 tahun adalah skenario pendanaan dengan komposisi equity/loan 30:70 yang menghasilkan NPV sebesar Rp. 143.635.472.388,16 dengan ERR 22%. Sedangkan untuk masa konsesi 30 tahun, terlihat bahwa skenario pola pendanaan yang paling optimum adalah komposisi 30% equity-70 % loan, dimana nilai NPV nya = 149.419.362.840,16 dan IRR = 22%. Kedua skenario ini menghasilkan nilai NPV dan IRR lebih besar dari pada baseline cashflow, yang merupakan tujuan dari penelitian.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>