Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Komang Ayu Pertiwi Pendet
"ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pemanfaatan tubuh perempuan pada iklan Jepang. Pemanfaatan tubuh perempuan dalam media bukanlah hal baru, tetapi yang baru dalam fenomena ini adalah memanfaatkan bagian tubuh perempuan sebagai tempat menempelkan iklan. Sebuah biro periklanan di Tokyo Jepang menjadikan bagian tubuh perempuan sebagai tempat pemasangan iklan. Fenomena ini di Jepang disebut zettai ryouiki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kulitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data menggunakan teknik studi kepustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menganalisis peran media periklanan menggunakan tubuh perempuan dalam beriklan dan perubahan nilai-nilai yang berlaku bagi perempuan sebagai pelaku zettai ryouiki terhadap fenomena zettai ryouiki. Bagian pertama dari penelitian ini berfokus pada peran media periklanan, Berdasarkan teori biopower dari Foucault bahwa media sebagai salah satu pelaku pemilik kontrol dalam mengontrol atau mengendalikan tubuh perempuan. Bagian kedua dari penelitian ini berfokus pada perubahan nilai-nilai yang berlaku bagi perempuan pelaku zettai ryouiki terhadap fenomena zettai ryouiki. Perempuan menampilkan diri dengan memperlihatkan bagian paha merupakan representasi seksualitas yang diciptakan dan dikonsumsi oleh hasrat keinginan diri sendiri untuk menambah kesan unik dan popularitas.

ABSTRACT
This research examine the problem how the use of female body parts in Japanese advertising. The use of female body parts in media is not new, but what is new with this phenomenon is the use of female body part as advertising. An advertising agency in Tokyo, Japan, has made female body part as an advertising media. This phenomenon in Japan is called zettai ryouiki. This research used research method of data collection through literature study technique. The purpose of this research is to identify, explore, and analyze the role of advertising media using the female body and the changing values that apply to young women related to the phenomenon of zettai ryouiki. The first part of this study focuses on the role of advertising media, based on Foucault's biopower theory where media is one of the owners that control or controlling the female body. The second part of the study focuses on changes in values that apply on women against the phenomenon of zettai ryouiki. Women present themselves by showing the thighs as representation of sexuality created and consumed by the desire of self unique impression and popularity. "
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T51014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Carrissaputri
"Movements advocating body positivity aim to subvert the stigma surrounding certain body types, including the stigma of the ‘fat’ body. Such movements are widespread across different regions around the world, and the messages they uphold are being brought up in many art and media forms. This research studies two films made in America, I Feel Pretty (2018), and Indonesia, Imperfect (2019), which focus on protagonists struggling with their body image. Looking into the narrative and cultural context, the writer conducts textual analysis to reveal the body politics that is portrayed in both films. Using Jeannine Gailey’s theory of hyper(in)visibility and Susan Bordo’s feminist body politics, this research found that even though the films attempt to show an extent of resistance and inclusivity, the ‘fat’ female bodies are portrayed in a paradoxical manner as they affirm fat stigmatization.

Gerakan sosial yang mendukung body positivity bertujuan untuk menghapus stigma yang melekat pada tubuh-tubuh tertentu, termasuk stigma pada tubuh ‘gemuk’. Gerakan tersebut tersebar di seluruh penjuru dunia, dan pesan yang diusungnya juga diangkat sebagai topik yang dibahas di media dan dalam karya seni. Penelitian ini menganalisis dua film yang dibuat di Amerika, I Feel Pretty (2018), dan Indonesia, Imperfect (2019), yang berfokus pada para protagonisnya yang memiliki masalah dengan citra tubuhnya. Dengan melihat pada narasi dan konteks budayanya, penulis melakukan analisis teks untuk mengungkap unsur politik tubuh yang digambarkan pada kedua film. Dengan menggunakan teori hyper(in)visibility Jeannine Gailey dan politik tubuh feminis Susan Bordo, penelitian ini menemukan bahwa walaupun film-film ini berusaha untuk menunjukkan sebuah cakupan bentuk perlawanan dan inklusivitas, tubuh ‘gemuk’ perempuan digambarkan secara paradoksal yang memperkukuh stigma gemuk."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifya Maheswari Putri W.
"Pandangan sosial, termasuk yang terdapat dalam media massa seperti buku dan film, sering menggambarkan bahwa menstruasi adalah sesuatu yang menjijikkan, berbahaya, dan bisa mengontaminasi. Banyak akademisi sudah menulis tentang representasi isu menstruasi dalam sastra atau membandingkan representasi tersebut dalam dua teks media berbeda. Namun, sejauh ini belum ada literatur yang membandingkan representasi isu menstruasi dalam dua karya sastra dengan genre, konteks sosiokultural, dan bahasa yang berbeda. Karena itu, penulis memilih dua teks sastra dengan aspek-aspek berbeda tersebut untuk membandingkan representasi menstruasi di dalamnya: “Darah,” cerpen horor feminis oleh Intan Paramaditha dan The Red Tent, novel fiksi sejarah oleh Anita Diamant. Artikel ini bertujuan membandingkan dua karya sastra berbeda yang menggambarkan menstruasi sebagai subjek yang menimbulkan reaksi ambivalen dari pihak-pihak yang mengalaminya serta masyarakat di sekitarnya. Melalui metode analisis tekstual dan teori abjection Julia Kristeva sebagai kerangka teori, artikel ini menyimpulkan bahwa menstruasi—sebagai fungsi biologis perempuan (female)—dapat dipandang dan diperlakukan dengan cara yang sangat berbeda, tergantung tempat, waktu, dan konteks sosiokulturalnya. Faktor-faktor ini kemudian memengaruhi bagamana seorang perempuan memaknai pengalaman menstruasinya.

Mainstream societal views as well as various media including books and movies often maintain that menstruation is disgusting, harmful, dangerous, and contaminating. Many scholars have written about the representation of menstruation in literature or compared the representation of menstruation in two similar media texts. However, there is little to no research yet on literature that compares the representation of menstruation in two literary works from different genres, sociocultural contexts, and languages. In order to fill that gap, the author chose “Darah,” a feminist horror short story by Intan Paramaditha, an Indonesian author, and The Red Tent, a historical fiction novel by Anita Diamant, an American author. This article aims to compare the two fictional literary works which represent menstruation as a subject that provokes ambivalent reactions from the persons experiencing it and the society surrounding it. Through close reading with the textual analysis method and applying Kristeva’s theory of abjection as a critical lens, this article finds that menstruation as a female biological function can be viewed and treated very differently in various times and places according to their respective sociocultural contexts, which directly affects how a woman perceives her experience of menstruation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library