Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delicia Salsabila
"Perilaku makan menyimpang adalah setiap gangguan yang ditandai oleh gangguan patologis sikap dan perilaku yang berkaitan dengan makanan. Telah diketahui bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai perubahan pada aktivitas harian dan gaya hidup yang dapat meningkatkan masalah berat dan bentuk tubuh serta berdampak negatif pada pola makan, pola tidur dan aktivitas fisik yang kemudian berdampak pada meningkatnya risiko dan gejala PMM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi faktor individu dan lingkungan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi FKM UI tahun 2023 saat dan setelah pandemi. Penelitian dilakukan secara daring selama bulan Mei-Juli 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi potong lintang dan metode purposive sampling digunakan untuk memperoleh 128 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik saat pandemi (p1) mauipun setelah pandemi (p2), terdapat perbedaan proporsi citra tubuh (p1=p2<0,001), riwayat diet (p1=p2<0,001), pengaruh keluarga (p1=p2<0,001), pengaruh teman (p1<0,001; p2=0,024), dan pengaruh media (p1<0,001; p2=0,012) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi FKM UI tahun 2023.

Eating disorder is any disorder characterized by pathological disturbances of attitudes and behavior related to food. It is known that the COVID-19 pandemic has caused various changes to daily activities and lifestyle which may increase weight and body shape problems and have a negative impact on diet, sleep patterns and physical activity which then have an impact on increasing the risk and symptoms of EDs. This study aims to measure proportion differences of individual and environmental factors towards eating disorder tendencies of female college students of FKM UI in 2023 during and after the pandemic. This research was conducted online from May to July 2023. The research design used was a cross-sectional study design and purposive sampling method was used to obtain 128 respondents. The results of this study show that both during the pandemic (p1) and after the pandemic (p2), there were differences in the proportion of body image (p1=p2<0.001), dietary history (p1=p2<0.001), family influence (p1=p2<0.001), peer influence (p1<0.001; p2=0.024), and media influence (p1<0.001; p2=0.012) towards eating disorder tendencies in FKM UI students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Muhamad Sety
"Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia hingga saat ini masih tinggi dimana tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi yang menempati urutan ke-5 (Depkes, 2001). Upaya eliminasi tetanus neonatorum (EN) di Indonesia terus dilakukan oleh Departemen Kesehatan baik dengan program jangka pendek dan menengah dengan sasaran wanita usia subur (WUS) maupun program jangka panjang dengan sasaran bayi, balita dan murid SD. Upaya akselerasi eliminasi tetanus neonatorum tersebut ditargetkan dapat menurunkan insiden tetanus neonatorum hingga < 1 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005.
Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2003, cakupan imunisasi TT bagi wanita usia subur di Indonesia masih dibawah UCI (<80%). Tanpa upaya akselerasi, diperkirakan Indonesia harus menunggu sampai tahun 2027 untuk dapat menghentikan imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin. Oleh karena itu pada tahun 2003 secara serempak seluruh Indonesia dilakukan imunisasi TT kepada seluruh wanita usia subur termasuk siswa SLTA, agar seluruh WUS memiliki status imunisasi TT minimal 172. Pelaksanaan akselerasi TN tersebut dilaksanakan dua putaran pada tahun 2003 hingga 2004. Berdasarkan hasil kegiatan putaran pertama pelaksanaan imunisasi TT siswi SLTA, Kabupaten Muna hanya dapat menjaring 40,5% dari total siswi yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan status imunisasi TT siswi SLTA di Kabupaten Muna tahun 2004. Desain penelitian adalah cross sectional, dengan sampel adalah siswa/siswi SLTA pada 18 kecamatan di Kabupaten Muna yang tergolong risiko tinggi TN. Kriteria sampel adalah siswi dengan status terdaftar dan terpilih sebagai sampel. Responden terdiri dari 730 orang. Variabel yang diteliti meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan ayah, sumber informasi, intensitas informasi, kebutuhan, peran teman sebaya, peran guru dan status imunisasi TT siswi SLTA.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi siswi SLTA yang belum memperoleh imunisasi TT sebanyak 47%, imunisasi TT satu kali 48,1% dan yang memperoleh imunisasi TT dua kali 4,9%. Variabel yang berhubungan bermakna dengan status imunisasi TT siswi SLTA (p<0,05) adalah kepercayaan (OR=5,83), intensitas informasi (OR:1,93), kebutuhan(OR=1,49), teman sebaya (0R=1,61). Sedangkan pengetahuan, sikap, tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan ayah, sumber informasi dan peran guru, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0,05). Faktor yang paling dominan mempengaruhi status imunisasi TT siswi SLTA adalah kepercayaan.
Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan cakupan imunisasi TT siswi SLTA hendaknya memperhatikan faktor kepercayaan masyarakat setempat, informasi yang berkembang, kebutuhan dan peran teman sebaya siswi. Meningkatkan kerja sama lintas sektor termasuk kepada guru dan tokoh masyarakat dalam menyebarluaskan informasi yang benar tentang kegunaan imunisasi TT. Kualitas shining perlu ditingkatkan untuk menjaring WUS termasuk siswi SLTA yang belum memperoleh imunisasi, menentukan status imunisasi dengan interval pemberian yang tepat guna efisiensi dan efektivitas anggaran sehingga dapat dihentikan imunisasi kepada ibu hamil dan calon pengantin sedini mungkin. Dukungan kebijakan dan anggaran dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan guna kelancaran pelaksanaan program akselerasi eliminasi TN di Kabupaten Muna. Perlunya kajian lebih lanjut pada skala nasional dengan disain penelitian yang lebih baik, misalnya kohor, sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap dengan bias yang lebih kecil.
Referensi: 56(1980 - 2003)

Factors Contributed to Tetanus Toxoid Immunization Status among Female Student at the Secondary School in Muna District, 2004Infant mortality rate is considerably still high in Indonesia where neonatorum tetanus as the fifth mayor cause of infant deaths in Indonesia (Ministry of Health, 2001). The Ministry of Health has been adopting various efforts to eliminate neonatorum tetanus in Indonesia to short and mid range target is child bearing age women (CBAW) and also long range target is infant, child under 5 years, and children elementary school. The Eliminate neonatorum tetanus targeted reducing of neonatal tetanus incidence rate down to bellow I per 1000 live births by the end of 2005.
Evaluate in 2003, immoriation coverage among child bearing age women in Indonesia is under universal child immunization (<80%). Without acceleration, forecasted have to wait for 2027 to discontinuing toxoid tetanus immunize for pregnant women and candidate bridge. Therefore in 2003, the tetanus toxoid immunization program ran concurently for child bearing age women inclusive of children elementary school, so that all TT immunization CBAW status is minimum TT2. The neonatorum tetanus acceleration program consisted of two times in 2003 till 2004. Result of program activity 1'h, Muna district can only net 40,5% from all female student.
The objective of this study is to identify the factors contributing to TT immunization status among female student at the secondary school in Muna district, 2004. The research design was cross sectional study and sample was all female student at the secondary school of 18 subdistrict high risk neonatorum tetanus in Muna district The sample criteria was registered and become sample. This survey included 730 female student The study factors were knowledge, attitude, believe, residence, mother educational level, father educational level, information source, information intensity, need for TT immunization, role of friend coeval, teacher role and TT immunization Stahis.
The objective of this study indicate that the female student proportion which not yet obtained to TT immunization are 47%, first TT immunization 48,1% and second Ti' immunization 4,9%. Several variables are having significant relationship with TT immunization female student at the secondary school status (p<0,05) are believe (OR=5,83), information intensity (ORA'.I,93), need for Ti' immunization (OR=1,49) and role of friend coeval (OR=1,61). Other variables such as knowledge, attitude, residence, mother educational level, father educational level, information source, and teacher role in this study do not show significant influence to TT immunization status (p>0,05). Factor most dominant influence to TT immunization status in this study is believe.
Thesis study recommends to increase TT immunization coverage, factors believe, information, need and role of friend coeval require to get attention. Increase to cooperation pass by quickly related sector to the right information about benefit TT immunization. Screening quality have to be improved to net CBAW included female student at the secondary school which not yet obtained to TT immunization, determining immunization status by the gift right interval to efficiency and effectiveness so that pregnant women and candidate bridge immunization can be earlier discontinued. Budget and policy support from local government very required to continuity of acceleration TN elimination program in Muna district. While researches are expected to conduct studies on this issue with national scale and better study methodology, such as conducting cohor to have more complete result and minimize study bias.
References : 56(1980 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Victor
"Defisiensi besi yang terdapat bersamaan dengan defisiensi mikronutrien lain seperti ribbflavin, lazim terjadi di negara berkembang. Remaja wanita termasuk salah satu golongan yang rentan terhadap defisiensi zat-zat gizi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa defisiensi riboflavin dapat mengganggu utilisasi dan absorpsi besi sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi atau memperberat keadaan anemia ini. Di Indonesia, kemungkinan terjadinya defisiensi riboflavin cukup besar karena konsumsi pangan hewani yang juga merupakan somber riboflavin yang baik, masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi defisiensi riboflavin, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya defisiensi ini antara lain tingkat ekonomi dan pola makan serta hubungan antara defisiensi riboflavin dengan anemia defisiensi besi. Untuk itu telah dilakukan pemeriksaan darah pada 107 remaja wanita untuk mengetahui koefisien aktivasi enzim glutation reduktase (EGRAC) yang dipakai sebagai parameter status riboflavin. Sedangkan untuk mengetahui adanya anemia defisiensi besi, dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan feritin serum. Untuk mengetahui hubungan antara defisiensi ribofalvin dengan faktor-faktor yang berkaitan tersebut dilakukan wawancara dan analisis diet.
Dari 107 remaja wanita yang diteliti, ditemukan prevalensi defisiensi riboflavin dan anemia defisiensi besi masing-masing sebesar 25,2% dan 24,3%. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p > 0,01) antara masukan protein dan riboflavin dengan status riboflavin. Ditemukan hubungan bermakna (p < 0,01) antara tingkat ekonomi dengan status riboflavin, demikian pula antara kualitas bahan makanan sumber riboflavin dengan status riboflavin dan anemia defisiensi besi. Ditemukan hubungan yang bermakna (p < 0,01) antara status riboflavin dengan anemia defisiensi besi dan didapat korelasi linear negatif yang bermakna (p < 0,01) antara EGRAC dengan feritin serum dengan koefisien korelasi (r) -0,595."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sali Susiana
"Penelitian ini mengkaji tentang peran jilbab sebagai identitas kelompok dalam proses pemakaian jilbab pada mahasiswa perempuan muslim Angkatan Tahun 2000 di Fakultas X Universitas Y di Jakarta. Kajian ini panting karena motivasi pemakaian jilbab seorang perempuan muslim ternyata tidak hanya disebabkan oleh kewajiban agama, melainkan oleh banyak hal. Dengan rnenggunakan perspektif Psikologi sebagai pendekatan, penelitian ini berusaha melihat motivasi berjilbab subjek melalui konsepkonsep seperti sikap, pengaruh kelompok dan significant others pada perilaku individu, serta pembentukan identitas diri pada subjek yang termasuk dalam kategori dewasa muda atau young adulthood.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran agama bukan merupakan faktor utama yang memotivasi mayoritas subjek untuk memulai berjilbab. Kebutuhan untuk berafiliasi dengan kelompok yang sebagian besar anggotanya berjilbab dan identifikasi dengan sesama teman lebih berperan dalam proses pemakaian jilbab yang dialami oleh subjek. Selain itu, ditemukan adanya kecenderungan untuk menjadikan Jilbab sebagai identitas kelompok di Fakultas X. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari tiga aktivitas keagamaan yang selalu berkaitan dengan masalah jilbab, balk secara langsung melalui jilbab Day maupun secara tidak langsung melalui SIDNI dan men taring.
Kecenderungan untuk menjadikan jilbab sebagai identitas kelompok yang terdapat di Fakultas X dalam perspektif Feminisme Radikal merupakan sebuah penindasan terhadap perempuan. Jilbab digunakan sebagai alat untuk rnengontrol seksualitas perempuan. Kontrol alas tubuh dan seksualitas perempuan ini didukung oleh konsep seksualitas dalam masyarakat muslim yang menganggap perempuan adalah film sehingga tubuhnya harus ditutup sedemikian rupa agar seksualitas mereka tidak terlihat.

This research is concerning the role of jilbab (veil) as a group identity within the process of wearing jilbab on female moslem students of year 2000's in the X Faculty of the Y University in Jakarta. This research is important because the motivation to start wearing jilbab for the majority of female moslem students is not only caused by religious obbligation, but also by other reasons. Using Psychologycal Perspective as an approach, this research tries to determine the wearing jilbab motivation through the concepts such as attitude, group and significant others that influences toward individual behaviour, as well as forming self-identity on subjects that categorized as young adulthood.
The research shows that religious doctrins is not the main factor motivating the subjects to start wearing jilbab The need to affiliate with a group with most of its members are wearing jilbab and identification among friends also contribute to the process of wearing jilbab experienced by the subjects. Besides, there is also a tendancy to make jilbab as group identity in the X Faculty.
The tendancy can be seen from 3 religious activities that always related to finial) issue, both directly through Jilbab Day and indirectly through SIDNI and mentoring. The tendancy to make jilbab as a group identity in Radical Feminism Perspective is an oppression toward women. Jilbab-is used as a tool to control women sexuality. This control over women's body and sexuality is supported by the concept of sexuality in moslem society that considering women as fitno, therefore their body must be covered so that their sexuality is concealed.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Dominikus David Biondi
"Career indecision merupakan masalah yang cukup penting bagi kehidupan remaja saat ini. Jika hal ini terus berlanjut, maka remaja cenderung gagal dalam menentukan kariernya di masa depan. CDSE sebagai kapabilitas individu dalam pengambilan keputusan karier di masa depan, sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu parenting styles (eksternal) dan thinking styles (internal). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi siswa SMA mengenai parenting styles orang tua yang dimediasi oleh thinking styles terhadap tingkat CDSE ketika membuat keputusan karier. Selain itu juga, penelitian ini akan menganalisis perbedaan gender yang terjadi pada remaja laki-laki dan perempuan, sehingga didapatkan data yang faktual terkait isu gender terhadap CDSE siswa SMA.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif non-eksperimental dengan jenis cross-sectional. Subjek penelitian terdiri dari 617 orang siswa yang berasal dari tiga sekolah di Jakarta yang duduk di kelas 11 dan 12. Career Decision Self-Efficacy Scale - Short Form (CDSE-SF), Parental Authority Questionnaire (PAQ), Thinking Styles Inventory-Revised II (TSI-R2) menjadi alat ukur dalam penelitian ini. Teknik analisis data menggunakan Simple Mediation Model with Hayes's Model 4 dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 23 ­- PROCESS Macro.
Ditemukan bahwa CDSE pada siswa laki-laki secara signifikan dipengaruhi oleh parenting styles ayah otoriter dan ibu otoritatif, sedangkan pada siswa perempuan dipengaruhi oleh parenting styles ayah otoritatif dan ibu otoriter, serta secara signifikan juga dipengaruhi oleh thingking styles Tipe I dan Tipe II. Pengujian mediasi menemukan bahwa variabel thinking styles secara signifikan menengahi beberapa hubungan antara parenting styles ayah dan ibu terhadap CDSE. Namun, ada beberapa keterbatasan, di mana implikasi untuk penelitian lebih lanjut diberikan.

Career indecision has become a considerable issue among adolescents recently. Students would likely fail in determining their future career if this issue continued to occur. Career Decision Self-Efficacy (CDSE) as individual's capability in decision making related to future career was strongly influenced by parenting styles (external factor) and thinking styles (internal factor). This study aims to examine the effects of high school students' perceptions about their parents' parenting styles mediated by the thinking style on CDSE level in making various decisions related to their future career. In this study, the effects of gender between male and female adolescents was also analyzed in order to obtain factual data regarding gender-related issues toward high school students' CDSE level.
This study employed a non-experimental quantitative research using a cross-sectional design. The research subjects covered 617 students from three schools in Jakarta who were currently in their 11th and 12th grades. The data of this study were collected using Career Decision Self-Efficacy Scale - Short Form (CDSE-SF), Parental Authority Questionnaire (PAQ), Thinking Styles Inventory-Revised II (TSI-R2) as the research instruments. The obtained data were then analyzed using a Simple Mediation Model with Hayes' Model 4 using SPSS (Statistical Package for Social Science) 23 - PROCESS Macro.
The results of the data analysis indicated that male students' CDSE had been significantly influenced by the parenting style applied by authoritarian paternal and authoritative maternal. Meanwhile, the CDSE level of female students was influenced by the parenting styles applied by authoritative paternal and authoritarian maternal, besides it was also significantly influenced by thinking styles Type I and Type II. Based on the results of the mediation testing, thinking styles were found to significantly mediated the relationship between parenting styles applied by paternal and maternal towards CDSE level. However, this study suffered from several limitations that could be improved by future researchers. 
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Annisa
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh intervensi penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan tentang SADARI serta gambaran sikap dan praktik SADARI rutin mahasiswi S1 regular FKM UI angkatan 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi campuran yaitu one group pre-test post-test study dan one shot case study dengan sampel penelitian sebanyak 85 mahasiswi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pasca intervensi sebesar 1.9 kali lipat pada mahasiswi. Seluruh responden melakukan SADARI pasca intervensi dengan 95.3% mahasiswi yang melakukan SADARI rutin. Pengetahuan pasca intervensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komponen persepsi kesehatan (health beliefs), begitu juga komponen persepsi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik SADARI rutin, namun dapat dilihat tingkat pengaruhnya melalui nilai OR yang didapat.

The research was conducted to get the information about the effect of Breast Self-Examination socialization against increased knowledge about BSE. This research also presents the perception and the practice of BSE among the Public Health undergraduate female students in Universitas Indonesia class of 2013. This study used the mixed-model designs which are one group pre-test post-test study and one shot case study by taking 85 female students as sample data.
The results of the research showed that the knowledge has increased after the intervention for a 1.9-fold increase among the female sudents. The total of respondents that do the routine BSE after the intervention is 95.3% of 100% female students. The post-intervention knowledge did not significantly affect the health beliefs as the component of perception, as same as the practice of routine BSE, it also did not affect the health beliefs significantly, however the level of influence can be seen through the OR values as obtained.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Shabrina
"Tidak ada tempat yang aman bagi perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia untuk terhindar dari kekerasan seksual, bahkan dalam institusi pendidikan berbasis agama sekalipun. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat pengalaman perkosaan anak perempuan santriwati di Pondok Pesantren Tahfidz Madani Kota Bandung, bagaimana perkosaan tersebut bisa terjadi, faktor apa yang mendorong perkosaan tersebut, dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan anak perempuan sebagai korban. Lebih lanjut, skripsi ini menggunakan metode penelitian feminis dengan teori feminis radikal dan teknik analisis naratif feminis dalam menguraikan pembahasan kasus perkosaan terhadap anak perempuan santriwati melalui wawancara yang dilakukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perkosaan yang dialami oleh anak perempuan santriwati tidak terlepas dari supremasi laki-laki yang mengakar akibat budaya patriarki dalam setiap lapisan masyarakat. Hal tersebut membuat ketidaksetaraan gender dan ketidakseimbangan relasi kuasa semakin terlihat jelas. Relasi kuasa yang timpang, berlapis, dan interseksional antara pelaku dan korban kemudian menciptakan lingkungan di mana penyalahgunaan lebih mungkin terjadi dan berkontribusi pada kekerasan seksual anak, termasuk di institusi pendidikan berbasis islam seperti Pondok Pesantren Tahfidz Madani. Kasus perkosaan dengan posisi anak perempuan santriwati yang tersubordinasi oleh Herry Wirawan selaku tokoh agama sekaligus pemilik dan pengasuh di pondok pesantren tersebut menjadi bukti bahwa ketidakseimbangan relasi kuasa terealisasi dalam praktik kekerasan seksual di pesantren. Perkosaan yang dialami oleh anak perempuan santriwati tersebut membuat mereka mengalami viktimisasi berganda. Adapun dampak tersebut meliputi dampak psikologis, sosial, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada akhirnya perempuan, terutama anak perempuan, selalu berada pada posisi yang dirugikan dalam masyarakat.

There is no safe place for women and girls around the world to avoid sexual violence, even in religious-based educational institutions. The purpose of writing this thesis is to look at the experience of rape of boarding female students at the Tahfidz Madani Islamic Boarding School in Bandung, how the rape happened, what factors prompted the rape, and how it impacted the lives of girls as victims. Furthermore, this thesis uses feminist research methods with radical feminist theory and feminist narrative analysis techniques in describing the discussion of rape cases against boarding female students through interviews conducted. The results of the analysis show that the rape experienced by boarding female students cannot be separated from male supremacy which is rooted as a result of patriarchal culture in every layer of society. This makes gender inequality and power relations imbalances even more obvious. Unequal, layered, and intersectional power relations between perpetrators and victims then create an environment where abuse is more likely to occur and contribute to child sexual violence, including in Islamic-based educational institutions such as the Tahfidz Madani Islamic Boarding School. The rape case in the position of a boarding female student who was subordinated to Herry Wirawan as a religious figure as well as the owner and caregiver is proof that an imbalance of power relations is realized in the practice of sexual violence in Islamic boarding schools. The rape that was experienced by boarding female students made them experience double victimization. These impacts include psychological, social, and unwanted pregnancies. This shows that in the end women, especially girls, are always at a disadvantage in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Zahrah
"Perilaku penurunan berat badan merupakan perilaku yang sering dilakukan oleh remaja perempuan. Perilaku penurunan berat badan, terlebih jika dilakukan dengan cara yang tidak sehat, dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan atau psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku penurunan berat badan pada siswi SMAN 81 Jakarta, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku penurunan berat badan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 157 siswi kelas X dan XI. Variabel dependen yang diteliti adalah perilaku penurunan berat badan. Variabel independen yang diteliti yaitu citra tubuh, pengetahuan gizi, pengaruh keluarga, teman sebaya, dan media sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dipantau secara daring pada bulan April 2021. Hasil penelitian menunjukkan 63,1% responden melakukan penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir. Didapatkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara citra tubuh, pengaruh keluarga, dan pengaruh tekanan media sosial dengan perilaku penurunan berat badan. Faktor dominan dari kejadian perilaku penurunan berat badan adalah media sosial. Sehingga disarankan pemberian edukasi gizi pada remaja dan orang tua mengenai pengetahuan perilaku penurunan berat badan, serta promosi gizi melalui media sosial.

Weight Reduction Behaviors (WRBs) are common behaviors among adolescent girls. WRBs, especially using unhealthy practices, can result in various negative health and psychological impact. The aim of this study is to determine the prevalence of WRBs among female students at SMAN 81 Jakarta, and the factors related to it. This study used quantitive method with cross-sectional design and conducted on 157 female students in grade X and XI. The dependent variable studied was weight loss behavior. The independent variables studied were body image, nutritional knowledge, influence of family, peers, and social media. Data was collected through filling out a questionnaire that was monitored online in April 2021. The results showed that 63.1% of respondents had lost weight in the last 6 months. It was found that there was a significant relationship between body image, family influence, and the social media pressure influence with WRBs. The dominant factor among variables is social media. Therefore, the author suggests nutrition education to adolescent girls and parents about weight reduction behavior and intervention through social media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyah Az-Zahra
"Tingginya angka kejadian anemia pada remaja putri, tentu berhubungan dengan perilaku konsumsi tablet tambah darah (TTD). Di Provinsi DKI Jakarta, angka prevalensi anemia sebesar 23% dan proporsi remaja putri (10-19 tahun) yang mengonsumsi TTD dari sekolah sesuai anjuran hanya sebesar 1,8%. Prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 40,63% di Jakarta Timur, sebesar 37,85% di Kecamatan Duren Sawit, dan sebesar 70,68% di Kelurahan Malaka Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku konsumsi TTD pada siswi SMA Negeri 103 Jakarta tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada 90 siswi yang dipilih secara acak dengan menggunakan metode simple random sampling dan dilakukan pada bulan Januari-Juni tahun 2024 dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswi SMA Negeri 103 Jakarta memiliki perilaku tidak patuh dalam mengonsumsi TTD (76,2%). Hasil uji bivariat didapatkan hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi (pengetahuan (p-value = 0,000), sikap (p-value = 0,027), dan efek samping TTD (p-value = 0,011)) dan faktor penguat (dukungan teman sebaya (p-value = 0,02) dan dukungan keluarga (p-value = 0,023)) dengan perilaku konsumsi TTD pada siswi SMA Negeri 103 Jakarta. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan terkait pentingnya konsumsi TTD pada siswi, termasuk edukasi kesehatan dengan metode peer-group (grup antar teman sebaya) dan sosialisasi kepada orang tua atau wali siswi terkait manfaat dan keamanan mengonsumsi TTD, serta pentingnya memberikan dukungan kepada siswi untuk meningkatkan kepatuhan siswi dalam mengonsumsi TTD.

The high incidence of anemia among female adolescents is certainly related to the consumption behavior of iron supplements. In DKI Jakarta Province, the prevalence rate of anemia is 23% and the proportion of female adolescents (10-19 years old) who consume iron supplements from school as recommended is only 1,8%. The prevalence of anemia among female adolescents was 40,63% in East Jakarta, 37,85% in Duren Sawit Subdistrict, and 70,68% in Malaka Jaya Village. This study aims to determine the determinants of iron supplement consumption behavior among female students at SMA Negeri 103 Jakarta in 2024. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design. The study was conducted on 90 female students who were randomly selected using the simple random sampling method and conducted in January-June 2024 using a questionnaire. The results showed that most of the female students of SMA Negeri 103 Jakarta had non-adherent behavior in taking iron supplements (76,2%). The results of the bivariate test showed a significant relationship between predisposing factors (knowledge (p-value = 0,000), attitude (p-value = 0,027), and side effects of iron supplement (p-value = 0,011)) and reinforcing factors (peer support (p-value = 0,02) and family support (p-value = 0,023)) with the consumption behavior of iron supplement among female students at SMA Negeri 103 Jakarta. Therefore, it is necessary to conduct counseling related to the importance of consuming iron supplements in female students, including health education using the peer-group method and socialization to parents or guardians of female students regarding the benefits and safety of taking iron supplements, as well as the importance of providing support to female students to increase their compliance in taking iron supplements."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Yenny
"Dewasa ini anak perempuan cenderung mendapat menstruasi pada usia yang lebih muda. Dengan semakin dininya mendapat menstruasi akan memberi konsekuensi menyiapkan mereka tentang pengetahuan yang adekuat terkait dengan menstruasi dan implikasinya juga harus lebih dini.
Banyak faktor yang dianggap berhubungan dengan pengetahuan tentang menstruasi pada siswi kelas IV, V dan VI SD yang pada umumnya usianya antara 9 - 13 tahun dan sedang berada pada tahap usia sekolah dan masa remaja awal yang memiliki tahap berpikir operasional konkrit dan operasional formal. Faktor tersebut diantaranya adalah dari dirinya yaitu usia dan paparan informasi dari keluarga dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai faktor apa saja yang berhubungan secara bermakna dan faktor yang paling bermakna terhadap pengetahuan tentang menstruasi pada siswi kelas IV, V dan VI SDN di Keeamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur.
Disain penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional) dengan populasi adalah siswi kelas IV, V dan VI dari 88 SDN. Sampel diambil dengan metoda gugus bertahap dan acak sederhana dengan besar sampel 441, dihitung menggunakan rumus estimasi proporsi. Pengumpulan data dengan cara survey dengan menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan Chi-Square dan Multiple Regressi Logistic.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang menstruasi masih rendah yakni hanya 45,1% responden yang memiliki pengetahuan baik (di atas atau sama dengan nilai rata-rata). Faktor yang berhubungan secara signifikan pada a = 0,05 adalah usia anak, pendidikan ibu dan keterpaparan informasi dan faktor yang paling dominan adalah pendidikan ibu dengan Odd Ratio : 3,847.
Berdasarkan hasil penelitian ini perlu adanya pendidikan seksualitas terutama menyangkut menstruasi dengan segala implikasinya dilakukan secara tepat dan komprehensif baik oleh orang tua maupun oleh pendidik.

The Relation Factors with Menstruation Concerning at 4,5,and 6`h Class Female Student Country Elementary School in Cakung District, Municipality of East Jakarta, 2000-2001's Academic Year At the present time, girls usually get menstruation at the age of early teenage. The earlier menstruation they have the early preparation of adequate information about menstruation and implication of it should be delivered.
There are many factors that assumed having relation in menstruation knowledge to the 4, 5,and 6th class female student of elementary school generally in age ranch between 9-13 years old where they were in the school and in first adolescent era whom which have the concrete and formal thinking phase. One of factors upon mentioned is their-own-self, namely age and explanation of the information from their family and environment.
This research purposed to obtain the information concerning what the related significant factors, and what the most significant factors can be used in menstruation knowledge for the 4,5, and 6th class female student of Country Elementary School in Cakung District, East Jakarta Municipality.
This research design is cross sectional by the sample are 4,5,61 female student population from 88 Country Elementary Schools. The sample has taken through cluster in stage and simply random methods with used the 441 samples, and has accounted by the proportion estimate formula in used. Data collection did in survey manner with use the questioner. Whereas, for the Statistic analyzing has been accounted by the formula of Chi-Square and Multiple Regression Logistic.
The study results is to expression that the menstruation knowledge is still lower than expected, where only 45,1 % of the respondents who having good knowledge in this context (upper and or equal than average point). The factor which related significantly on cx = 0,05 are daughter years old, mother educational, transparency of the information, and the most dominant variable, is the mother educational which is shown on Odd Ratio = 3,847.
Based on this study feels needed an sexuality education primarily concerning in menstruation included all of its implication, which have to in accurate and comprehensive handling, both by the parents and the educators.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library