Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanna J. Kasakeijan
Abstrak :
Diskriminasi terhadap kaum wanita kulit putih di Amerika Serikat sudah ada sejak beberapa ratus tahun lalu. Dengan adanya diskriminasi ini maka timbullah gerakan-gerakan feminisme yang menentangnya. Maka pada tahun 1848 konvensi feminis awal yang dilakukan oleh kaum wanita di Seneca Falls, New York, mengungkapkan Declaration of Sentiments yang mengatakan bahwa semua wanita diciptakan sama/identik dengan pria baik dalam hal kapasitas maupun tanggung jawabnya. Jika wanita dan pria itu serupa di mata Tuhan, maka tidak ada dasar lain untuk memperlakukan wanita sebagai individu yang berbeda dan lebih rendah dari pria. Masalah yang dibahas dalam tesis ini ialah diskriminasi terhadap wanita kulit putih eksekutif dalam upah dan kedudukan. Sekalipun seorang wanita kulit putih eksekutif melakukan tugas yang setara dengan pria eksekutif, upah yang diterima wanita akan lebih rendah dari yang diterima pria. Dalam hal kedudukan pun demikian pula. Lebih mudah bagi kaum pria untuk memperoleh posisi puncak dari pada kaum wanitanya. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan bahwa di Amerika Serikat yang terkenal sangat demokratis itu, masih ada diskriminasi terhadap wanita, juga wanita kulit putih. Lebih-lebih lagi diskriminasi ini teijadi terhadap wanita kulit putih eksekutif yang tergolong tinggi pendidikannya. Metode penulisan yang saya pakai sepenuhnya mengguuakan studi kepustakaan sebagai sumber utama, ditunjang oleh informasi yang saya peroleh melalui internet. Hasilnya ialah bahwa diskriminasi terhadap wanita kulit putih eksekutif itu memang ada, khususnya mengenai upah dan kedudukan mereka yang tidak setara dengan pria eksekutif untuk membuktikan adanya diskriminasi ini saya memberikan kasus-kasus dengan melampirkan tabelnya. Saya juga memperoleh jawaban bahwa sampai tahun 1990-an masih terjadi diskriminasi terhadap wanita kulit putih eksekutif dalam upah dan kedudukan, yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam cara mendidik dan membesarkan anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga Amerika serta sikap patriarki yang kuat dalam masyarakat Amerika yang menganggap kaum wanita sebagai subordinasi dari kaum pria. Juga saya menguraikan pola-pola yang digunakan dalam mendiskriminasikan wanita kulit putih eksekutif ini. Pada akhirnya saya memberikan kesimpulan, bahwa wanita kulit putih eksekutif masih menghadapi hambatan-hambatan yang mencegah mereka untuk memperoleh upah dan kedudukan yang setara dengan pria eksekutif.
Discrimination against white females in the United States started some hundred years ago. Due to discrimination, feminist movements appeared and tried to oppose it. The radical nature of the early feminist movement was revealed in the Declaration of Sentiments, which asserted that `all men and women are created equal'. Equal in their capacity as well as responsibility. If man and woman are equal in the eyes of God, there is no reason to treat one sex as different from and less equal than the other. The problem in this thesis is that discrimination against white female executives concerns pay and position. Even though a white female executive does an equal job as a male executive, the pay a female gets is lower than what the male executive receives. This is the same in position. It is much easier for a male to get a top position but this does not count for a female. My aim to write this thesis is to show that there is still discrimination against white women. Significantly this discrimination is against the white female executives who belong to the highly educated ones. The writing method I conduct is by using fully a literature study as a primary source, backed up with some information from the Internet. The result is that discrimination against white female executives really exists, mainly concerning pay and position. To prove these, I have stated some cases of discrimination in which I include a table showing inequality of pay and position between female and male executives. I also prove that discrimination happens due to the difference of the parents' attitude in the way of upbringing their son and daughter. Besides that the patriarchy is deeply embedded in the social culture of the United States. I also mention how the patterns of discrimination are. Finally in conclusion, I wrote that female executives still face barriers in their efforts to get equal pay and position.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T3505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jova Febrina
Abstrak :
[ABSTRAKbr Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kekerasan dalam pacaran antara perempuan remaja akhir yang memiliki stereotip gender dan tidak memiliki stereotip gender di JABODETABEK. Kekerasan dalam pacaran adalah penyerangan fisik atau perilaku melukai tubuh, termasuk kekerasan psikologis dan emosional, verbal atau tersirat, yang terjadi di situasi tertutup maupun umum, dimana perbedaan utama dengan kekerasan dalam rumah tangga adalah pada pasangan berpacaran tersebut tidak adanya ikatan darah atau hukum (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert, dalam Schnurr & Lohman, 2008). Sementara itu, stereotip gender merupakan kumpulan keyakinan dan budaya mengenai karakteristik, perilaku, dan kepribadian perempuan dan laki-laki (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Pengukuran kekerasan dalam pacaran menggunakan alat ukur The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) dan pengukuran stereotip gender menggunakan alat ukur Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981) yang telah diadaptasi oleh peneliti. Partisipan berjumlah 194 perempuan remaja akhir yang berusia 15-22 tahun di JABODETABEK. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran yang signifikan antara perempuan remaja akhir yang memiliki stereotip gender dan tidak memiliki stereotip gender. Namun, ditemukan adanya rata-rata nilai kekerasan tertinggi pada responden yang memiliki stereotip gender (feminine). Berdasarkan hasil tersebut, perlu diadakan program-program intervensi dan edukasi kepada remaja agar mengenali dan dapat terhindar dari kekerasan dalam pacaran.;This research conducted to find the differences of dating violence between females in late adolescent with feminine, masculine, androgyny, and undifferentiated gender stereotype in JABODETABEK. Dating violence defined as physical assault or acts of bodily harm, including psychological and emotional abuse, verbal or implied, that take place in private or in social situations, which primarily differs from domestic violence in that the dating couple is not bound by blood or law (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert in Schnurr & Lohman, 2008) and gender stereotype defined as a set of beliefs and cultural characteristics, behavior, and personality in females and males (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Dating violence measured using an adaptation instrument, The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and gender stereotype measured using Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981). 194 females in late adolescent in JABODETABEK aged 15-22 were assessed. The result shows that dating violence and gender stereotype has no significant difference between females with gender stereotype and without gender stereotype. But the highest means score for dating violence found in females with stereotype gender (feminine). Based on these result, an intervention and education program for adolescent is necessary for any prevention against dating violence., This research conducted to find the differences of dating violence between females in late adolescent with feminine, masculine, androgyny, and undifferentiated gender stereotype in JABODETABEK. Dating violence defined as physical assault or acts of bodily harm, including psychological and emotional abuse, verbal or implied, that take place in private or in social situations, which primarily differs from domestic violence in that the dating couple is not bound by blood or law (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert in Schnurr & Lohman, 2008) and gender stereotype defined as a set of beliefs and cultural characteristics, behavior, and personality in females and males (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Dating violence measured using an adaptation instrument, The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and gender stereotype measured using Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981). 194 females in late adolescent in JABODETABEK aged 15-22 were assessed. The result shows that dating violence and gender stereotype has no significant difference between females with gender stereotype and without gender stereotype. But the highest means score for dating violence found in females with stereotype gender (feminine). Based on these result, an intervention and education program for adolescent is necessary for any prevention against dating violence.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Oktavini
Abstrak :
Penelitian ini dimotivasi oleh perhatian dari regulator dan akademisi mengenai tingkat keterbacaan laporan tahunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dari direksi wanita dan manajemen laba terhadap keterbacaan laporan tahunan dan mengkaji peran mediasi dari manajemen laba. Keterbacaan laporan tahunan akan dilihat dari perspektif manajemen menggunakan FOG Index pada laporan analisa dan diskusi manajemen, sampel pada penelitian ini yaitu laporan tahunan periode 2015-2018 yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran dari direksi wanita mengurangi tindakan manajemen laba maka hal ini mengkonfirmasi teori yang digunakan yaitu gender socialization theory bahwa terdapat perbedaan tingkah laku dan sikap baik pria maupun wanita pada tempat kerja karena wanita cenderung lebih hati-hati, menghindari resiko dan bersikap etis, sementara hubungan manajemen laba dan direksi wanita terhadap keterbacaan laporan tahunan tidak terbukti. Hal ini menyiratkan bahwa direksi wanita di Indonesia masih belum mampu memberikan pengaruh langsung terhadap keterbacaan laporan tahunan, hal ini dimungkinkan mengingat bahwa persentase direksi wanita yang masih relatif sedikit dibandingkan dengan pria pada perusahaan publik di Indonesia, sementara sampel yang digunakan pada penelitian ini terbatas pada persentase direksi wanita dan tidak mengkaji dari sisi keahlian yang dimiliki. ......This study was motivated by the concerns of regulators and academicians regarding the level of companies’ annual reports readability. The purpose of this study is to examine the influence of female directors and earnings management on the readability of the annual report while also examining the mediating role of earnings management. In particular, the readability of the company's annual report will be seen from the management perspective using the FOG index on annual report of companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2015-2018, (excluding the financial sector). This study concludes that the presence of female directors reduces earnings management practices undertaken by the compaies, this confirms with gender socialization theory that there are differences in the behavior and attitudes of both men and women at workspace as women tend to be more careful, risk averse and being more ethical, while the relationship between earnings management and female directors to the readability of the annual report is not proven. This implies that female directors in Indonesia have not been able to give a direct influence on the readability of the annual report, one possibility might be due to the composition of female directors which is still relatively small and the sample use in this study is limited to the presence of female directors by excluding their expertise.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library