Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Amalia Roza
"Tulisan ini mengangkat permasalahan standar kecantikan yang tidak dapat menyeimbangkan keberagaman kecantikan hingga membawa perempuan pada keadaan narsis dan melankolis sebagai penyebab rasa sakit, serta menarik tawaran terhadap ragam persepsi kecantikan. Hal itu yang disebut sebagai penyebab rasa sakit dalam feminine jouissance, perempuan memperoleh kebahagiaan semu yang akhirnya akan menghasilkan rasa sakit. Muncul banyak kekeliruan dalam memahami konsep kecantikan sehingga mewajarkan rasa sakit dalam memenuhi standar yang ada. Perempuan membutuhkan jalan keluar agar terbebas dari represi yang dialaminya. Penelusuran dalam tulisan ini menggunakan data yang dikumpulkan dari iklan-iklan, sejarah, dan mitos-mitos. Saya menggunakan pendekatan dari tawaran Luce Irigaray terkait subjektivitas feminin. Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu kajian literatur dan analisis filosofis menggunakan teori subjektivitas Luce Irigaray. Hasil dari tulisan ini menguatkan penggunaan subjektivitas feminin Luce Irigaray bahwa setiap perempuan harus dapat menjelaskan kecantikan yang ada pada dirinya dan terbuka dengan segala ragam kecantikan yang ada.

This paper raises the standard of beauty that cannot balance the diversity of beauty so as to bring women into a state of narcissism and melancholy as the cause of pain, and draws offers on various perceptions of beauty. This is what is called the cause of pain in feminine jouissance, women get a false happiness that will eventually produce pain. There are many mistakes in understanding the concept of beauty so that it is natural to feel pain in meeting existing standards. Women need a way out to be free from the repression they experience. The search in this paper uses data collected from advertisements, history, and myths. I use the approach of Luce Irigaray's offer of feminine subjectivity. The method used in this paper is literature review and philosophical analysis using Luce Irigaray's theory of subjectivity. The results of this paper reinforce the use of Luce Irigaray's feminine subjectivity that every woman must be able to explain the beauty that exists in herself and be open to all kinds of beauty that exist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Noladika
"Penelitian ini berupaya memberikan perspektif bare mengenai tubuh perempuan, melalui pembedahan kasus belly dance . 11211 ini dimulai ketika belly dance hadir sebagai suatu sent tari yang mendapat stigmatitasi negatif, karena kental akan sisi sensualitas tubuh perempuan. Foucault memaparkan bagaimana selama ini kuasa sangat merepresi individu sampai pada hat yang paling privat. Pendekonstruksian atas detinisi dan tcori tubuh perempuan, agar tubuh perempuan tidak berada dalam relasi Kuasa-Pengetahuan. Judith Butler melanjutkan Foucault, melalui term variabel yang cair tubuh perempuan tidak dapat dikunci dalam suatu finalitas pengertian. Kuasa tidak pernah memberikan suara dan tempat bagi hasrat perempuan, oleh karma itu kuasa selalu membungkam setiap bentuk hasrat perempuan, termasuk hasrat berseni dalam sebuah tarian. Helene Cixous dan Luce Irigaray, menjelaskan bagaimana perempuan membutuhkan tempat untuk mengekspresikan segala bentuk hasratnya. Space yang dibutuhkan perempuan, bisa tcrcapai melalui adanya jaminan dari demokrasi. Perempuan, sebagal subyck yang menu liki hak kewarganegaraan menuntut radikalisasi demokrasi. Tujuannya adalah agar hasrat dan tubuh perempuan dapat dilihat, dan disuarakan juga mendapatkan hak-hak sosio politis dan jaminan hokum publik sebagai pelindung utamanya. Demokrasi sebagai fasilitas yang dapat digunakan untuk mcrealisasikan hak-hak akan hasrat dan tubuh perempuan yang terlepas dari represi kuasa. Karena politik feminisme tidak selesai hanya pada dekonstruksi pemikiran, rnelainkan penerapan dalam dunia praksis

This research tries to make a new perspective about women's body, looking trough the belly dance case. It starts when belly dance is appear as a dancing art which is getting negative stigmatization, because of its side of sensuality. Foucault describes how relation of power can be repress the indivdual as far as privatest thing. The deconstruction to the definition and women's body theory so that the women's body is not in the relation of power-knowledge. Judith Butler continuing Foucault trough the `liquidity of variableterm so that women's body cannot be locked in the sense of finality. The Power has never been give the voice and place to the women's desire. So that the power is always silencing the every voice and place for women's desire that desire of art included. Helene Cixous and Luce Irigaray, describes how the women need a place to express every form of women's desire. Space that women needed, can be achieved only trough the guarantee of democracy. Women, as a subject who have a citizen rights strive for the radicalization of democracy. The purpose is that the desire and women's body can be looked, and voiced so that the rights of socio-political and public guarantee of law as the first barrier can he achieved. Democracy as the facility that can be used to realize the rights of the women's body and desire liberated from relation of power. Because of the feminism politic is unaccomplished just for the deconstruction of thinking, but rather to the application of the praxis world"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16050
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library