Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliffia Nuraini
"Pandangan tradisional tentang pembagian tugas domestik yang dibebankan kepada perempuan masih melekat di Indonesia. Meskipun perempuan sudah diberikan kebebasan untuk dapat berkarier di sektor publik, hal tersebut kemudian menimbulkan masalah yang menjadikan perempuan memikul peran ganda dalam kesehariannya, yakni peran domestik dan peran publik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami tantangan apa saja yang dihadapi oleh ibu bekerja selama masa pandemi Covid-19 yang mengharuskannya bekerja dari rumah secara mendalam. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode critical-phenomenology dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Partisipan berjumlah sepuluh orang ibu bekerja dari rumah yang bekerja pada perusahaan/lembaga di Indonesia yang berbeda, serta dengan latar belakang yang juga berbeda. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu bekerja memiliki tantangan pada sektor domestik, yakni pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak, dan suami yang tidak berperan. Dalam merespon tantangan domestik tersebut, ibu bekerja melakukan pekerjaan tersebut serta mengalihtugaskan kepada pihak lain, seperti keluarga juga pekerja rumah tangga. Temuan selanjutnya, ibu bekerja kesulitan menghadapi kedua peran karena batasan yang semakin kabur pada sektor publik, jam kerja selama bekerja dari rumah tidak tentu dan adanya tugas tambahan. Sehingga ibu bekerja cenderung melakukan kedua pekerjaan tersebut dengan tumpang-tindih, yang kemudian menyebabkan kelelahan yang berdampak pada stres kerja pada pekerjaan publik. Studi ini merekomendasikan bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang suportif, memberikan fasilitas jasa konseling, serta cuti ayah/cuti keluarga guna mengurangi dampak negatif yang dirasakan ibu bekerja pada pekerjaannya di sektor publik selama bekerja dari rumah.

The traditional view of the distribution of domestic tasks borne by women is still inherent in Indonesia. Even though women have been given the freedom to be able to have a career in the public sector, this then creates problems that make women assume a dual role in their daily lives, namely the domestic role and the public role. Therefore, this study aims to understand the challenges faced by working mothers during the Covid-19 pandemic which required them to work from home in depth. This research uses a qualitative approach with a critical - phenomenology method using semi-structured interviews. Ten participants worked from home at different companies/institutions in Indonesia, with diverse backgrounds. Data analysis using data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This research shows that working mothers have challenges in the domestic sector, namely house care, child care, and husbands who do not play a role. In responding to these domestic challenges, working mothers do the work and outsource it to other parties, such as families as well as domestic workers. Further findings, working mothers have difficulty dealing with both roles due to increasingly blurred boundaries in the public sector, working hours while working from home are uncertain and there are additional tasks. So working mothers tend to overlap the two jobs, which then causes fatigue which results in work stress in public works. This study recommends that companies create a supportive work environment, and provide counseling service facilities, as well as paternity/family leave to reduce the negative impact that working mothers feel on their work in the public sector while working from home."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Putri Khairunnisa
"Dengan jumlah pengguna media sosial yang besar, fenomena ulasan palsu daring bukanlah hal yang jarang terjadi di Indonesia. Namun, hal ini belum banyak dibahas secara akademis, terlepas dari kompleksitas isu dan beragamnya kerugian bagi korban. Menggunakan pendekatan kualitatif, studi ini bertujuan untuk memahami pengalaman perempuan yang ter-viktimisasi oleh ulasan produk kecantikan palsu di Twitter (X) melalui metode wawancara mendalam. Penelitian ini mengadopsi perspektif feminisme Marxis untuk turut mengeksplorasi penggunaan ulasan daring oleh industri kecantikan sebagai perantara teknologi yang mempromosikan standar feminitas guna menumbuhkan konsumerisme perempuan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ulasan palsu tergolong sebagai penipuan karena merupakan iklan yang menyesatkan. Standar kecantikan/feminitas yang termuat dalam ulasan palsu menuntut perempuan untuk terus-menerus mengonsumsi produk kecantikan, sehingga semakin rentan menjadi korban eksploitasi kapitalisme dan patriarki. Tidak hanya menyebabkan kerugian fisik, kesehatan, sosial, emosional, atau finansial, ulasan palsu juga dapat memengaruhi kepercayaan diri perempuan dan menjebak mereka dalam tanggung jawab atas kerja domestik digital yang tidak dibayar.

With a large number of social media users, the online fake reviews phenomenon is not uncommon in Indonesia. However, it has not been widely discussed academically, despite the complexity of the issue and the various losses for victims. By using a qualitative approach, this study aims to understand the experiences of women victimized by fake beauty product reviews on Twitter (X) through in-depth interviews. This research adopts a Marxist feminist perspective to also explore the beauty industry’s use of online reviews as a tool that promotes femininity standards to encourage consumerism on women. The findings of this research show that fake reviews are considered as fraud because they are misleading advertisements. The beauty/femininity standards contained in fake reviews demand continuous consumption of beauty products, making women more vulnerable to exploitation by capitalism and patriarchy. Not only do fake reviews cause physical, health, social, emotional, or financial harm, they can also affect women’s self-confidence and trap them in the responsibility of unpaid digital domestic labor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library