Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Sekar Kinasih Asmaradhani
"
ABSTRAKArtikel ini membahas penulisan perempuan criture f minine dalam novel Saman karya Ayu Utami yang didasarkan pada konteks pemikiran feminis H l ne Cixous. Ia merupakan salah satu penggagas feminisme posmodern yang menganggap bahwa perempuan dapat mengekspresikan eksistensi dirinya melalui tulisan. Data primer dihimpun dari novel Saman berupa berbagai teks yang memiliki kaitan dengan pemikiran feminis posmodern. Data yang telah dikumpulkan akan ditinjau dari sudut pandang feminis posmodern yang disampaikan oleh H l ne Cixous. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa novel Saman memiliki ciri-ciri yang sama dengan gaya penulisan perempuan seperti yang dikemukakan oleh H l ne Cixous. Maka, dapat disimpulkan bahwa novel Saman adalah bentuk penulisan perempuan.?
ABSTRACTThis article focuses on feminine writing criture f minine in Ayu Utami rsquo s Saman based on the context of feminism by H l ne Cixous. As one of the initiators of the postmodern feminism, Cixous assumes that women can express their existence through writing. Variety of texts gathered from Saman, spesifically those contained postmodern feminism idea. Those primary datas are reviewed from the standpoint of postmodern feminism delivered by H l ne Cixous. The result shows that Saman has the same characteristics as the concept of feminine writing proposed by H l ne Cixous. Thus, it can be concluded that Saman is a form of feminine writing. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Raisa Meuthia
"Lirik lagu merupakan media untuk mengekspresikan pikiran dan emosi sang pencipta karya mengenai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat khususnya yang mengelilingi keberadaan mereka. Dalam hal ini, musik dapat menjadi suatu aksi perlawanan yang disampaikan sang pencipta lagu, yaitu misalnya mengenai kondisi perempuan di masyarakat yang masih kerap dipandang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan resistensi wacana patriarki berdasarkan pemikiran feminisme posmodern melalui metafora yang ditemukan di dalam lirik lagu “La Grenade” karya Clara Luciani. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan teknik studi literatur. Selanjutnya, lirik lagu dikaji dengan teori analisis komponen makna Leech (1981), teori metafora Ullmann (2007), dan pemikiran feminisme posmodern Tong (2018). Jenis metafora yang ditemukan dari hasil penelitian ini adalah metafora konkret ke abstrak dan metafora kehewanan. Makna metafora yang digunakan merupakan sebagai bentuk ekspresi keluh kesah sang penyanyi menjadi seorang perempuan di dalam masyarakat patriarki sehingga ia berusaha untuk melawannya. Hal ini ia lakukan dengan menggunakan dua kata oposisi metafora dalam kalimat yang sama agar dapat lebih mudah memperlihatkan sisi kelebihan dan kekuatan perempuan yang selama ini tidak terlihat oleh masyarakat. Ditemukan pula bahwa resistensi dirinya terhadap wacana patriarki sejalan dengan pemikiran feminisme posmodern di mana ia berhasil membangun identitas baru bagi dirinya sebagai seorang perempuan yang lepas dari pemikiran masyarakat patriarki atas pendefinisian perempuan.
The lyrics of a song are a medium for expressing the thoughts and emotions of the song’s creator about social issues that occur in society, particularly those surrounding their existence. In this case, music can serve as a form of resistance expressed by the song's creator, for example, regarding the condition of women in society who are still often viewed as inferior. This study aims to show resistance to patriarchal discourse based on postmodern feminist thought through the metaphors found in the lyrics of the song "La Grenade" by Clara Luciani. The research was conducted using a qualitative method and literary study techniques. The lyrics were then analyzed using Leech's (1981) theory of componential analysing of meaning, Ullmann's (2007) theory of metaphor, and Tong's (2018) postmodern feminism thought. The types of metaphor found from the results of this research are concrete to abstract metaphor and animal metaphor. The meaning of the metaphor used serves as a form of expression of the singer's complaints about being a woman in a patriarchal society, leading her to attempt to resist it. She does this by using two opposing metaphorical words in the same sentence in order to more easily show the strengths and powers of women that have not been seen by society. It was also found that her resistance to patriarchal discourse aligns with postmodern feminism thought, in which she successfully builds a new identity for herself as a woman free from patriarchal society's definition of womanhood."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fatma Yusuf Eko Suwarno
"Kesetaraan gender merupakan isu yang marak dan menjadi konsep yang perlu diupayakan. Film Hollywood dalam hal ini mempunyai pengaruh global dan menjadi media penyebaran wacana yang masif. HI memiliki karakter yang dikenal dengan nilai maskulin yang lebih dominan; konsep maupun teori yang dikembangkan dalam hal ini ikut melanggengkan stereotip gender yang dibakukan. Menggunakan pendekatan feminisme dan budaya populer di HI, tesis ini menganalisis kontribusi sutradara perempuan di Amerika Serikat yaitu Greta Gerwig dan menelaah bagaimana nilai-nilai feminisme dalam film Greta Gerwig berhubungan dengan diskursus gender HI mainstream. Analisis kontribusi dan nilai-nilai feminisme yang dihubungkan ke teori HI ini dianalisis melalui dimensi produksi, representasi, dan konsumsi. Melalui analisis ketiga dimensi tersebut, ditemukan bahwa Gerwig berkontribusi dalam menyebarkan nilai kesetaraan gender; lebih sensitif gender dalam produksinya dan mendapatkan penilaian penonton dan jangkauan yang luas. Kemudian melalui dimensi representasi menggunakan lensa feminisme posmodern dengan analisis film berjudul Lady Bird dan Little Women, ditemukan bahwa nilai-nilai feminisme di film tersebut menjadi kritik terhadap wacana gender di HI tradisional, di mana ia menggugat nilai-nilai maskulinitas yang hegemonik di HI. Hal ini menunjukkan bahwa film sebagai budaya populer dapat menjadi tempat untuk mempelajari bagaimana teori HI bekerja dan mendefinisikan ulang pengertian kita tentangnya.
Gender equality is an issue that continues to exist and is a concept that needs to be pursued. Hollywood films have global influence and is a massive medium for the dissemination of discourse. IR is known to embody a hypermasculine values which are more dominant; the concepts and theories contribute to the perpetuation of stereotypes and standardized gender roles, and the subordination of the feminine. Using the approach of feminism and popular culture in IR, this thesis analyzes the contribution of a female director in the U.S, namely Greta Gerwig and examines how feminist values in Greta Gerwig's film relate to mainstream IR gender discourse. The analysis of the contributions and values of feminism which is connected to the theory of IR is analyzed through the dimensions of production, representation, and consumption. Through the analysis of these three dimensions, it was found that Gerwig contributed in spreading gender equality; embody gender sensitivity in their productions and gain wide audience ratings and reach. Furthermore, through the dimensions of representation using the lens of postmodern feminism with an analysis of the film entitled Lady Bird and Little Women, it was found that the values of feminism in the film became a critique of gender discourse in traditional IR, where it challenged the hegemonic values of masculinity in IR. This shows that film as a popular culture can be a site to understand how IR theory works and redefine our understanding of it."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library