Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Dwi Prasojo
Abstrak :
Infertilitas adalah suatu masalah ataupun keadaan yang komplek dan berhubungan dengan banyak hal. Didefinisikan sebagai keadaan tidak terjadinya kehamilan setelah >1 tahun melakukan hubungan seksual secara normal dan teratur, tidak ada usaha menunda dan atau mencegah kehamilan, serta tidak menggunakan salah satu metode kontrasepsi . Hal ini diderita oleh sekitar 10% - 15% pasangan usia reproduksi. Saat ini jumlah kasus maupun penderita infertilitas yang mencari pengobatan meningkat. Kehamilan tidak mungkin terjadi tanpa keberhasilan implantasi dan plasentasi. Implantasi merupakan proses yang kompleks dimana terjadi proses penggabungan embrio pada dinding endometrium. Selama siklus haid, endometrium mengalami berbagai perubahan yang diperlukan untuk implantasi embrio. Penelitian-penelitian menunjukkan implantasi blastokista terjadi pada hari ke-20 siklus haid pada siklus ideal 28 hari. Endometrium reseptif terhadap implantasi hanya dalam waktu yang sempit pada fase luteal, yang sering disebut sebagai jendela implantasi. Pada manusia, jendela implantasi hanya terjadi pada waktu yang terbatas, yaitu pada hari ke 6 sampai ke 10 setelah ovulasi. Agar proses implantasi berlangsung baik dibutuhkan suatu keadaan lingkungan endometrium yang optimal / resepfive, untuk menerima blastokista yang akan berimplantasi, dikenal sebagai jendela implantasi.5'7 Pada manusia, jendela implantasi hanya terjadi pada waktu yang terbatas yaitu pada hari ke 6 sampai ke 10 setelah ovulasi. Dalam dekade terakhir, dilakukan penelitian untuk mencari marker spesifik guna menilai reseptivitas endometrium. Banyak protein endometrium yang diusulkan menjadi marker ini. Beberapa peneliti memfokuskan integrin sebagai marker potensial, dan menemukan bahwa molekul integrin di epitel dan desidua mengalami perubahan pada saat implantasi. Integrin adalah kelompok molekul adhesi, berfungsi dalam pengikatan sel dan matriks ekstraseluler, merupakan glikoprotein heterodimer yang mengandung subunit a dan b. Saat ini telah ditemukan 22 molekul integrin yang berbeda, dan tersebar di seluruh tubuh. Integrin avb3 ditemukan pada banyak tipe sel, termasuk sel endotel. Reseptivitas endometrium, yaitu pada jendela implantasi (hari ke 20-24 siklus haid), ditandai dengan adanya integrin spesifik endometrium pada waktu tertentu. Penyakit Radang Panggul (PRP) adalah kelompok gangguan yang mengenai traktus genitalia atas wanita, yang diakibatkan karena penyebaran organisme ke atas dari serviks atau vagina menuju endometrium (endometritis), tuba falopii (salpingitis) dan struktur di sekitarnya (abses tubo-ovarium, peritonitis pelvik), sebagian besar penyebab mikroorganisme PRP ialah Chlamydia trachomatis, Nisseria gonorrhoeae atau kuman lain yaitu Bacterial vaginosis, Trichomonas, Escherichia coil, Bacteroides sp, Anaerobic cocci, Mycoplasma hominis, dan Ureaplasma urealyticum.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Abdul Rahman
Abstrak :
Fertile women farmers are risky of suffering decrease of cholinesterase activity due to pesticide exposure. This study aimed to analyze relation between pesticide exposure and the exposure agent to cholinesterase activity of fertile women workers at Kedunguter Village. This study used cross-sectional design on 94 fertile women farmers in 2015. Data was collected by observation, interview and cholinesterase test. Data analysis used chi-square test and analysis results showed a significant relation between pesticide types, working time, the use of gloves, hand-washing behavior to cholinesterase activity of fertile women farmers. Analysis results of this study showed that variable working time had the highest odds ratio (OR) score (OR = 14.072), so the variable working time is the most dominant variable in influencing cholinesterase enzyme. This study suggests that fertile women farmers should work not more than six hours per day.
Petani perempuan usia subur berisiko mengalami penurunan aktivitas kolinesterase akibat pajanan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pajanan pestisida dan perilaku pemajan terhadap aktivitas kolinesterase petani perempuan usia subur di Desa Kedunguter. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada 94 petani perempuan usia subur tahun 2015. Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara, dan uji kolinesterase. Analisis data menggunakan uji kai kuadrat dan hasil analisis menunjukkan hubungan signifikan antara jenis pestisida, waktu kerja, penggunaan sarung tangan, perilaku mencuci tangan terhadap aktivitas kolinesterase petani perempuan usia subur. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel waktu kerja memiliki nilai odds ratio (OR) tertinggi, yaitu OR = 14,072 sehingga waktu kerja merupakan variabel paling dominan dalam memengaruhi enzim kolinesterase. Penelitian ini menyarankan agar petani perempuan usia subur tidak bekerja lebih dari enam jam per hari.
Ponorogo: Universitas Darussalam Gontor, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library